Anda di halaman 1dari 77

KINETIKA INAKTIFASI BAKTERI

MO terpapar dengan suhu tinggi, radiasi atau


desinfektan : sel terluka/rusak , komponen sel
yang penting mengalami kerusakan dan bakteri
dapat mati karena kehilangan kemampuan
reproduksi
Intensitas penyebab kematian bakteri konstan :
kurva survival akan linear.

Faktor lingkungan : temperatur, pH, water redoks


dsb. Berpengaruh pada kehidupan MO
Intensitas lebih besar, D lebih kecil
KONSEP STATISTIK DARI STERILISASI

Secara statistika pembunuhan sel


mengikuti kinetika orde I :

Laju kematian (death rates) :


dN/dt = - k. No
log Nt = -k.t Nt = jumlah MO setelah waktu t
No 2,303 No = Jumlah MO awal
K = Tetapan /koefisien
log Nt = - t
Laju Pembinasaan (slope)
No D
Harga D (D values )

D = Decimal Reduction Time *


Adalah waktu yang diperlukan untuk
membinasakan suatu jenis m.o. hidup menjadi
sepersepuluh bagiannya ( terbunuh 90% )
D = 2.303 / k

Harga D tergantung dari :


- Jenis M.O
- Suhu
- Lingkungan
TDT (Thermal death time) : waktu yang
diperlukan untuk reduksi MO sampai
didapatkan MO sisa = n decimal dari
populasi.

TDT = n D
Pada sterilisasi radiasi , nilai D bukan
waktu tapi dosis, jadi : decimal reduction
dose

D disebut :
Laju kematian konstan
Konstanta laju kematian
Sensitifitas MO terhadap suhu
CONTOH :

Suatu suspensi mengandung:


- Bakteri A : 3x105 cfu ( D=1,5 menit)
- Bakteri B : 8x10 6 cfu ( D =0,8 menit)
(masing-masing pada suhu 1210 C.

Hitunglah waktu yang diperlukan pemanasan


pada suhu 1210 C agar diperoleh hasil akhir :
bakteri tersisa yang masih hidup = 1/100 cfu
JAWAB :

Bakteri A t= 1,5 x log 3.105 / 10-2

Bakteri B t= 0,8 x log 8.106 / 10-2


CONTOH :

Tentukan nilai D 250 dari suatu mikroorganisme


jika ternyata setelah dipanaskan 10 menit pada
suhu 2500 , spora yang bertahan hidup tinggal
30 cfu
Diketahui mikroorganisme awal = 5x106 cfu

JAWAB :
log Nt/No = - t/D
Parameter Z
Adalah kenaikan suhu yang dapat menurunkan
harga D sampai 1/10
Harga Z=18 F berarti kenaikan suhu 18 F
menyebabkan kematian spora m.o. 10X lebih
cepat
Bila waktu yang diperlukan untuk proses
sterilisasi pada suhu tertentu telah diketahui
dengan menggunakan nilai Z, waktu yang
diperlukan untuk memperoleh efek sterilisasi
yang setara pada suhu lain dapat dihitung
CONTOH :

Diketahui bahwa C. Botulinum mempunyai D21 =


0,25 menit dan Z = 100 C

Bila bakteri tersebut dipanaskan pada suhu 1310


C maka nilai D akan berubah menjadi 0,025
menit
Parameter F
(Equivalent sterlization time ,1210C)
Lama pemanasan ( menit ) pada suhu tertentu
untuk memperoleh efektivitas pembunuhan m.o.
yang sama dengan pemanasan pada suhu 121 C
(2500 F)

Fo = waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi


pada suhu 121 C ( sebagai pembanding sterilisasi
panas basah) atau 170o C (sebagai pembanding
sterilisasi panas kering) . F0 sterilisasi uap = 8 men
F0 = Ft X 10 ( T 121 )/z

Ft = daya bunuh pada suhu t


T = suhu selain 1210 C
Contoh :

Sterilisasi sediaan Injeksi obat X pada suhu 1210


C membutuhkan waktu 8 menit
Akan tetapi proses sterilisasi tersebut
menyebabkan kerusakan bahan obat X
Berapa waktu yang dibutuhkan bila suhunya
dirubah menjadi 141 0 C
F0 = Ft x 10 ( t 121 ) / z

F0 = F141 x 10 ( 141 121 ) / z


8 = F141 x 10 ( 20 ) /10
8 = F141 x 10 2
F141 = 8 / 100 menit = 0,08 menit
= 0,08 x 60 detik = 4,8 detik
Catatan :
Z untuk spora bakteri = 100 150 C
Z untuk bakteri bukan pembentuk spora = 40 60 C
Nilai Z biasanya dipilih = 10
JAMINAN STERILITAS

Level Sterilitas adalah : probabilitas ditemukannya unit


yang tidak steril dalam satu populasi produk obat

Level Sterilitas tersebut dikenal dengan :


Sterility Assurance Level = SAL
SAL = log 10 dari PNSU (Probability of Non Sterile
Unit)
Jadi, bila PNSU = 10-6 maka SAL = 6
Tujuan akhir sterilisasi = SAL
SAL = 6 : PNSU=10-6 atau Nt = 10-6
Dari 1.000.000 unit sediaan, terdapat 1 unit
sediaan yang tidak steril.
Dasar perhitungan menggunakan data harga
D
Pencapaian nilai SAL tergantung pada :

1. Populasi mula-mula m.o. (Bioburden)


2. Resistensi terhadap sterilan
3. Jangka waktu kontak dengan sterilan selama
proses sterilisasi
HAL-HAL YANG DIPENGARUHI
BIOBURDEN

1. Pencapaian SAL
2. Angka partikel
3. Angka Endotoksin
4. Waktu sterilisasi
Contoh :

Sediaan injeksi mengandung 10 10 cfu/ml bakteri


tertentu ( D 1210 C = 1 min )
Sediaan tsb. disterilkan pada suhu 1210 C selama
10 menit. Apakah hasil sterilisasi tersebut
Memenuhi SAL ?

log Nt = - t
No D

log Nt = - 1010
10 12 1

Nt = 102
Sterilisasi dengan pendekatan Overkill

Asusmi Worst Cases


- Bioburden = 106 cfu
- D 121 = 1 menit
- Fo = 12 menit
METODE STERILISASI
DEFINISI
Sterilisasi
Proses fisika atau kimia yang secara sempurna
merusak atau memindahkan semua
mikroorganisme hidup, termasuk spora.

Desinfeksi
Proses membunuh atau pemindahan
mikroorganisme yang berbahaya

Desinfektan
Produk yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada permukaan atau objek
yang mati atau permukaan.Desinfektan tidak
dapat mematikan spora tetapi menghambat
pertumbuhan spora.
Antiseptik
Produk yang merusak atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang ada di
dalam maupun pada jaringan hidup.

Aseptik
Keadaan dimana tidak ada mikroorganisme
patogen.
Faktor Lingkungan yang mempengaruhi
sterilisasi panas:

1.Keasaman (pH): membantu sterilisasi.


2. Bahan organik (gula, protein dan lemak)
konsentrasi tinggi meningkatkan resistensi
mikroorganisme.
3. Water Activity : perbandingan tekanan uap air
dari larutan dan tekanan uap air dari pelarut
(aw = p/po). Kepekaan MO berbeda
4. Potensial Redoks ( kemampuan mengoksidasi
/elektron aseptor : kemampuan mereduksi/
elektron donor)
METODE STERILISASI

1. Inaktivasi M.O Pada Akhir Proses


Produksi (Na Sterilisasi)
- Sterilisasi Panas
- Sterilisasi Gas
- Sterilisasi Radiasi

2. Pemisahan M.O Sebelum Filling


3. Pencampuran Aseptik
STERILISASI PANAS :

A. Sterilisasi Panas Basah

B. Sterilisasi Panas Kering


A. STERILISASI PANAS BASAH

Mekanisme :
Koagulasi protein,
Denaturasi protein .
CARA STERILISASI BASAH

1. Pendidihan dalam air tanpa zat antimikroba


2.Pendidihan dengan zat anti mikroba.
3.Pemanasan Bertahap (tindalisasi)
4.Pemanasan pada suhu < 1000 C
5. Pemanasan dengan uap air 1 atm.
6. Pemanasan dengan uap air jenuh tekanan
tinggi (> 1 atm).
1. PENDIDIHAN TANPA ZAT ANTIMIKROBA

Pada 100C
Vegetatif : Mati dalam beberapa menit
Spora : Mati dalam 1 jam atau lebih
Jaminan Sterilitas : Kurang
Penggunaan :
- Alat kedokteran (alat suntik, jarum, alat
bedah).
- Alat kedokteran gigi.
Waktu sterilisasi dihitung mulai saat air
mendidih
2. PENDIDIHAN DENGAN ZAT ANTIMIKROBA

Aktivitas antimikroba naik dengan naiknya suhu


Syarat anti mikroba :
Tidak toksis bagi pasien
Tidak OTT
Stabil dan aktif pada berbagai pH
Stabil selama pemanasan dan penyimpanan
Keuntungan
- Suhu relatif rendah (98 - 100C)
- Alat sederhana

Kerugian :
- Clostridium perfringens dan Clostridium
botulinum tetap hidup meskipun direbus
selama beberapa jam
3. Pemanasan bertahap (Tindalisasi)
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau
bahan kimia tahan terhadap uap 1000C
Dilakukan dengan cara memanaskan pada
suhu 100 0 C selama 15-30 menit. Selajutnya
dibiarkan > 8 jam dan dipanaskan lagi pada
suhu 100 0 C. Diulang 3 kali
Waktu inkubasi diantara dua proses
pemanasan sengaja diadakan supaya spora
dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif
sehingga mudah dibunuh pada pemanasan
berikutnya
4. Pemanasan suhu < 100C (Pasteurisasi)

- Flash pasteurization:
Suhu dinaikan dengan cepat ke 71 oC,
dipertahankan 15 detik, cepat didinginkan.

-Batch pasterization:
dipanaskan 63-66 oC selama 30 menit.
Untuk mematikan bentuk spora, Pasteurisasi
dilakukan bertahap :

Cara : 70 - 80C - 1 jam,


Dinginkan 30C - 24 jam, 3 hari berturut-
turut

60 - 65C - 1 jam,
Dinginkan 30C - 24 jam, 5 hari berturut-
turut
5. PEMANASAN DENGAN UAP AIR 1 ATM
(UAP AIR MENGALIR)

Daya pembunuhan M.O besar dalam waktu singkat


dan suhu relatif rendah karena :
Kapasitas kalor besar
Pemindahan kalor cepat

Alat : Steamer

Kegunaan : Obat / alat tak tahan panas tinggi


6. PEMANASAN DENGAN UAP AIR
JENUH TEKANAN TINGGI (> 1 atm)

Sterilisasi dipengaruhi oleh suhu dan waktu


- Suhu tinggi dicapai dengan tekanan yang
tinggi (tekanan > 1 atm, air mendidih >
100C).
- Perlu sterilisator dengan dinding kuat.
- Jaminan sterilisasi paling tinggi merupakan
pilihan pertama selama dimungkinkan baik
dari sudut stabilitas sediaan / alat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STERILISASI UAP

1. Suhu
2. Waktu
3. Kontak
4. Kelembaban
1. Suhu
Titik didih akan meningkat dengan
meningkatnya tekanan sehingga peningkatan
tekanan akan meningkatkan suhu uap air.

Tabel tekanan uap air pada berbagai suhu


SUHU TEKANAN
SATURASI SATURASI

F C Atm

250,0 121,1 2

275,0 135,0 3
2. Waktu

Tabel waktu yang dibutuhkan untuk


membunuh satu juta spora Bacillus
stearothermophillus ( D 250F = 2 menit)
SUHU
WAKTU (MENIT)
F C

240 115,6 42,6

250 121,1 12,0

275 135,0 0,5


3. Kontak :

Kontak Uap dan M.O harus maksimal

Uap yang kontak dengan M.O yang pada awal


proses suhunya lebih dingin akan terjadi
kondensasi.

1 g uap 100C 1 g air 100C + 536 kalori


1g udara 100C 1 g udara 99 + 0,237 kalori
4. Kelembaban

Uap air harus jenuh (RH 100 %)


Bila uap dalam keadaan jenuh (saturasi)
mengenai obyek dingin supersaturasi
kondensasi
Fase siklus sterilisasi uap :

1.Tahap Pengusiran
2.Tahap Pemanasan
3.Tahap Keseimbangan
4.Tahap Pembinasaan
5.Tahap Jatuh
6.Tahap Pendinginan
SUMBER UAP :

1. Pada skala kecil :


Uap air diperoleh dari air yang mendidih dalam
sterilisator tersebut uap air jenuh basah = wet
saturated steam (ada tetes-tetes air).

2. Pada skala besar :


Uap air dialirkan melalui pipa dari boiler yang terpisah
uap air jenuh kering.
= dry saturated steam. (tidak ada tetes-tetes air).
EFEKTIVITAS UAP AIR JENUH :

1. Membentuk kondensat :
- Melepas kalor yang tinggi dan kelembaban
(air) diperlukan untuk koagulasi protein M.O

Hubungan suhu koagulasi albumin telur dengan % air


% AIR SUHU KOAGULASI
50 56C
25 77C
18 80 - 90C
6 145C
0 160C - 170C
2. Pada saat kondensasi terjadi kontraksi
volume
Pada 121C : 865 ml uap 1 ml air terjadi
tekanan negatif uap air mengisi daerah
yang tekanannya negatif penetrasi
cepat.

3. Jumlah kalor tinggi


Ada 2 kalor :
1. Panas sensibel : 417 kj / kg (fase tetap)
2. Panas laten : 2258 kj / k (fase berubah)
Pelepasan energi termal (panas laten) yang
sangat besar

- Pada suhu 1210C, uap air mempunyai entalpi


sebesar 2706 joules per gram masa

- Pada saat terjadi perubahan fase, misalnya pada


saat kondensasi terjadi pelepasan entalpi 2198
joules per gram kondensat
Superheated Steam
Adalah uap air murni (tanpa air sebagai sumber uap
air) yang dipanaskan sehingga suhu lebih tinggi dari
pada suhu uap air jenuh, tetapi tekanan lebih rendah
Sterilisasi Tidak Optimal karena tekanan rendah,
penetrasi uap air juga rendah

Wet Steam
Adalah uap ar dengan kondensat yang cukup besar
Penetrasi Uap Air berkurang dan Bahan yang
disterilkan basah
Dua tipe sterilisator uap :

1. Tipe gravitasi : pengeluaran udara berdasarkan


gaya gravitasi

2. Tipe prevakum, dimana udara dikeluarkan dari


sterilisator oleh pompa vakum.
Untuk bahan/alat yang tidak tahan tekanan
tinggi

Disterilkan dengan Otoklaf :

1. Uap Jenuh di bawah tekanan


2. Superheated Water
3. Steam-Air Mixture
1. Otoklaf Uap Jenuh Di Bawah Tekanan
- Portable Autoclave ( Bench Sterilizer)
Otoklav paling sederhana
Tidak memiliki jaket pemanas
Air sebagai sumber uap berada di bagian
dasar dari otoklaf
Mempunyai klep pengatur tekanan
- Transportable steam sterilizer
2. Otoklaf Superheated Water Spray
Air pada suhu tinggi disemprotkan dari atas
pada bahan yang disterilkan
Keuntungan :
1. Keseragaman suhu bagus
2. Pendinginan mudah, dengan menyemprotkan
air steril dingin
Kerugian :
1. Ada sisa air
2. Pengeringan sulit
3. Wadah tidak boleh menyerap dan berinteraksi
dengan air
3. Otoklaf Steam Air Mixture
Air dan udara disemprokan dari bagian
bawah otoklaf
Pendinginan :
Cara pendinginan tergantung jenis barang yang disterilkan.
a) Wadah berisi cairan :
- Pendinginan pelan dan lama karena kapasitas panas
besar.
- Bila sterilisator dibuka dalam keadaan panas tinggi
wadah bisa meledak.
- Disemprot kabut (air) 50 100 Mm.
b) Barang yang porous :
- Setelah sterilisasi basah harus segera dikeringkan.
- Oven : awas gosong !!
suhu rendah
hasil tak memuaskan
- Pompa vakum : Hasil bagus, air berbentuk uap dan air
terkondensi bisa hilang.
STERILISASI PANAS BASAH

PENUNJUK TEKANAN

AUTOKLAF
AUTOKLAF
AUTOKLAF DI INDUSTRI
Parameter kritis :
Adalah parameter yang yang secara mutlak dapat
menjamin tercapainya PNSU=10 -6.
1. Dwell time limits: batas minimum dan maksimum untuk
proses
2. Dwell temperature: suhu puncak sterilisasi, atau rata rata
rata suhu sterilisasi .
3. Fo dapat digunakan sebagai parameter kritis hanya bila
hubungan antara suhu dan waktu telah ditetapkan.
4. Secondary ( noncritical) parameters adalah : tekanan
pada chamber , jumlah air , sterilizing water time above
defined temperature limits, and perbedaan tekanan
resirkulasi pompa air
Rubber stopper Sterilization
(Close system)- Class III
Sterile Preparation ( Dry Heat Oven, Autoclave,
EOG Sterilizer and VHP Sterilizer ) Class III
Vial feeding (Class IV)
Vial washing and Sterilization
(Close system)- Class III
Filling process
(Close system)- Class I & II
Alcaping process
Class II
In Process Control (IPC)
Class IV
Vial out side washer

Korocon Inspect
Class IV
Visual inspect
Class IV
Packaging process
(Class IV)
Packaging process
Class IV
SPESIFIKASI UAP UNTUK PROSES
STERILISASI (=AIR UNTUK INJEKSI)

1. BERSIH
2. TIDAK BERWARNA
3. TIDAK BERBAU
4. KANDUNGAN PADATAN TOTAL < 10 PPM
5. PH = 5,0 7,0
6. TIDAK MENGANDUNG CL- , SO4= , CA 2+ , NH4
+ , LOGAM BERAT DAN SENYAWA ORGANIK

TERTENTU
7. BEBAS PIROGEN
Aplikasi Sterilisasi panas basah :

1.Sediaan Farmasi :
a. Injeksi Volume Kecil
b. Injeksi Volume Besar
c. Sediaan Obat Mata
d. Larutan Irigasi
e. Suspensi
f. Emulsi
2. Wadah :
a. Plastik
b. Gelas
c. Karet

3. Bahan Lain :
a. Membran filter
b. Media Kultur

Anda mungkin juga menyukai