IAN DAVIES
The Sage Handbook of Education
For Citizenship and Democracy Chapter 29
PEMBAHASAN IAN DAVIES
?
Membahas teori dan penelitian yang dilakukan Crick
FOKUS CRICK
Perlu ditekankan bahwa akar dari laporan Crick yang menekankan melek
politik belum diperkuat dengan upaya agar subjek pembahasan dijadikan
sebagai bagian dari Kurikulum Nasional (QCA/DfEE, 2000).
Pada saat itu, komunitas terfokus pada agenda politik penguasa.
Penguasaan konsepsi sangat minim karena terbatasnya pemahaman politik;
sarana yang profesional bisa mulai mengembangkan ide mendasar dalam
penemuan cara mengajar yang menarik tetapi dalam konteks kontroversial
Pendidikan politik diperebutkan oleh pendidikan IPS dan dikelola secara
sentral oleh guru sehingga bukannya memperjelas, tapi menambah
kebingungan dan pengabaian lebih lanjut dari politik.
Disini Crick (2000) melihat pendidikan kewarganegaraan hanya sebagai
konjungsi sederhana politik dan ilmu sosial adalah politik yang cerdas.
POIN KETIGA
Apa yang dibutuhkan pada saat ini dalam pengembangan literasi politik secara
praktis, terorganisir, dan sistematis.
Crick memandang bahwa pendidikan politik harus dilakukan secara
menyenangkan
Adapun konsep dasar yang dipandang perlu dalam membentuk literasi politik
masyarakat adalah:
a) rasionalitas didasarkan pada apresiasi kritis realitas sosial dan politik;
b) toleransi dalam konteks demokrasi pluralistik;
c) partisipasi yang timbul dari penerimaan seseorang akan topik sospol;
d) tanggung jawab, penghargaan hak-hak orang lain, dan hak sendiri.
Lebih lanjut, guru harus mempu mendorong siswa dalam hal:
a) keterbukaan pikiran dan mobilisasi
b) pengetahuan dan pemahaman, baik dengan jalan diskusi terbuka atau
penggunaan bahasa yang pesuasif.
ANGKA LITERASI
POLITIK DI INDONESIA
???
Jangankan MELEK POLITIK, angka MELEK HURUF pada orang dewasa
di Indonesia menurut data UNESCO (2012) sebesar 65.5%.
35.5% orang dewasa di Indonesia masih BUTA.
Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara yang diteliti
PERSOALAN DATA!
1955 1971 1977 1982 1987 1992 1997 1999 2004 2009 2014
PERSENTASE
91.4 96.6 96.5 96.5 96.4 95.1 93.6 92.6 84.1 70.9 75,1
PARTISIPAN
PERSENTASE
8.6 3.4 3.5 3.5 3.6 4.9 6.3 7.3 15.9 29.1 24.9
GOLPUT
Gun Gun Heryanto dalam buku Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi
(2012) mengatakan bahwa rasio attentive public (publik yang berperhatian) di
sebuah negara jarang melampaui angka 15% walau statistik mencatat bahwa
tingkat partisipasi politik di beberapa negara seperti India, Tanzania, Nigeria,
Mexico, Brazil mencapai 64,5%
MODEL PENDIDIKAN POLITIK
1. Pendidikan Kewarganegaraan
2. Partai Politik
3. Media/Pers
4. Non Government Organisation/LSM
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN