Anda di halaman 1dari 57

Endodontik

Pembimbing: drg Anna Muryani,


Sp. KG
Syania Artha Rovynia 160110110060
Gerry Sandy K 160110110062
Leong Kai Xin 160110113014
Sara Stefany 160110110064
Dea Ayu Nastiti 160110110065
Lilian Tang Tung Lian 160110113015
Az Zahra Nur M. 160110110068
Loo Shu Wen 160110113017
Nabila Shery Larasati 160110110069
Low Heng Ci 160110113018
1
Penyakit Pulpa

Pulpitis Pulpitis
Pulpa Normal Nekrosis Pulpa
Reversibel Irreversibel
Tidak ada Sakit saat Sakit Tidak ada
gejala terkena spontan dan gejala
Vitalitas (+) iritasi dan intermiten Vitalitas (-)
menghilang Tetapi sakit
saat iritasi saat iritan
dihilangkan dihilangkan
Vitalitas (+) Vitalitas (+)

2
Penyakit Periapikal
Vitalitas Perkusi Tekan Palpasi Mobiity Radiografi
Normal + - - - - DBN
Periodontitis - + + - + Pelebaran
Apikalis Ligamen
Simptomatik Periodontal
Periodontitis - - - - + Lesi
Apikalis radiolusen
Asimptomatik diapikal
Abses Apikalis - + + + + Pelebaran
Akut ligamen dan
lesi
radiolusen
Abses Apikalis - + + + + lesi
Kronis radiolusen

3
ANATOMI SISTEM SALURAN AKAR

4
ANATOMI APIKAL AKAR

Apical
Constriction (AC)

Cementodentinal
Junction (CDJ)

Apical Foramina
(AF)
5
Isthmus
Hubungan antara saluran akar yang
sempit, ribbon-shaped

6
PREPARASI AKSES KAVITAS

7
TUJUAN
PREPARASI AKSES KAVITAS
Mempertahankan
menghilangkan seluruh menghilangkan seluruh
struktur gigi yang masih
karies atap kamar pulpa
baik

menghilangkan seluruh
jaringan pulpa pada
menentukan letak mencapai straight line
daerah koronal baik
seluruh orifis kanal access
yang vital maupun
nekrosis

mencapai margin
restorasi yang baik
8
PEDOMAN
PREPARASI AKSES KAVITAS
Visualisasi radiografi periapikal
Anatomi Internal Palpasi gingiva

Anterior: permukaan lingual


Preparasi Akses Posterior: permukaan oklusal
Kavitas Agar straight line access

Tidak masuk ke sal. Akar


Seluruh karies Mempermudah cleaning+shaping
harus diambil Penentuan orifis mudah

Evaluasi Anatomi Terdapat berbagai macam law of orifice


Orifis
9
Law of Centrality Law of Concentricity Law of the CEJ

First Law of Symetry Second Law of Symetry Law of Color Change

First Law of Orifice Second Law of Orifice Third Law of Orifice 10


Location Location Location
Struktur gigi yang tidak Agar kuat menahan daya kunyah
didunkung dihilangkan

Dinding akses kavitas Anterior: permukaan lingual


harus straight line Posterior: permukaan oklusal
access Agar straight line access

Orifis harus ditemukan


semua dan dibuat flare

Pembesar dan
Pencahayaan adekuat

Dinding kavitas tapered


+ jarak yang baik untuk Jarak tambalan sementara = 3,5 mm
coronal seal 11
ARMAMENTARIUM
PREPARASI AKSES KAVITAS

Pembesar dan
Handpiece
pencahayaan

Bur Ultrasonic

Endo explorer,
Endo spoon,
Operative explorer

12
Bur
Bur karbida bundar Bur round end cutting
Bur karbida fisur Bur diamond bundar
tapered diamond

Bur safety tip tapered


diamond bur Transmetal bur
Mueler dan LN bur
safety tip tapered Gates Glidden bur
carbide bur

13
PREPARASI AKSES KAVITAS GIGI ANTERIOR

Hilangkan
seluruh
karies dan
restorasi

Initial
external
outline
form

Penetrasi
ke atap
kamar
Buang
pulpa
seluruh
atap kamar
pulpa 14
Initial external outline form pada masing-masing gigi

Rahang Atas Rahang Bawah

Insisiv sentral Insisiv lateral Caninus

Insisiv sentral
dan Insisiv lateral Caninus

15
Periksa
seluruh
orifis

Hilangkan
lingual
shoulder +
flaring
orifis

Periksa
straight line Penghalusan
access margin
restorasi

Inspeksi
visual

16
Tahapan
Preparasi Akses
Kavitas Gigi
Anterior

17
PREPARASI AKSES KAVITAS GIGI POSTERIOR

Hilangkan
seluruh
karies dan Penetrasi awal:
restorasi Tegak lurus
oklusal

Initial
external
outline
form

Penetrasi
ke atap
kamar
Buang
pulpa
seluruh
atap kamar
pulpa 18
Initial external outline form pada masing-masing gigi
Premolar RA Premolar RB P1 RB
Titik penetrasi awal: Titik penetrasi Outline form:
awal:

Mahkota
miring ke
lingual
Outline form:
P1 RA P2 RA
P2 RB
Titik penetrasi awal: Outline form:

19
Initial external outline form pada masing-masing gigi
Molar RA Molar RB
Titik penetrasi awal: Titik penetrasi awal:

Outline form:
Outline form:
M1 RA M2 RA M2 RB
M1 RB

20
Periksa
seluruh
orifis

Hilangkan
cervical
dentin bulge
+ flaring orifis

Periksa
straight line Penghalusan
access margin
restorasi

Inspeksi
visual

21
Tahapan
Preparasi
Akses
Kavitas
Gigi
Posterior

22
CHALLENGING ACCESS PREPARATIONS
Gigi Dengan Mahkota
Yang Kecil Atau
Tanpa Mahkota

Gigi Rotasi
Tantangan
preparasi
akses
Gigi Berjejal

Gigi-Gigi Yang Gigi Dengan


Mendapat Restorasi Saluran
Besar (Termasuk Full Terkalsifikasi
Veneer Crown)
23
ERRORS IN ACCESS CAVITY
PREPARATION

Penempatan akses yang tidak baik


Perluasan akses kavitas bagian distal Perluasaan pada akses kavitas dapat
dan perluasan mesial yang tidak
yang tidak baik melemahkan struktur mahkota
sesuai

Kegagalan dalam membuang atap tanduk pulpa salah diartikan sebagai


Debris yang masuk dalam kanal orifis kamar pulpa saluran orifis

24
ERRORS IN ACCESS CAVITY
PREPARATION

Pembuangan jaringan Pembukaan yang tidak


Perforsi labial Perforasi furkasi
yang terlalu banyak baik

Perforasi pada bagian Patahnya bur atau jarum


Salah gigi
mesial gigi
25
Instrumen Endodontik
Instrumen utk debriding / extirpasi
Barbed broach

Instrumen utk Cleaning dan shaping


Reamers

26
File
a) K-Files

b) Hedstroem File (H-file)

c) C-file d) Protaper file

27
28
Instrumen utk filling
Spreader

Plugger

Lentulo
29
Teknik Preparasi Saluran Akar

30
Tujuan
membuat saluran menjadi bentuk preparasi
meninggalkan sebanyak mungkin dentin
radikulermencegah fraktur vertikal

31
Step Back

Preparasi diawali dari apeks


ke koronal

panjang kerja menurun bertahap


tetapi ukuran instrumen file
meningkat

panjang kerja menurun


0,5mm atau 1mm per tahap

32
33
Crown Down
melakukan koronal flaring terlebih dahulu
tentukan panjang kerja setelah prosedur

Masukkan instrumen
Jarum dengan
jarum ketiga dst
ukuran lebih
ukuran menurun
kecilsaluran
besar ke
akar lebih panjang kerja
saluran
dalam tercapai
akar

34
Tentukan NO
WL 25Ro:
WL
sementa No 35 sementara
ra & 2/3 tentuka
koronal n WL

35
Pengukuran Panjang Kerja
(UPK)
Tujuan
menentukan panjang (jarak dari apeks) yg
dipreparasi dan diobturasi
Panjang kerja
jarak dari titik referensi pada bagian mahkota
sampai titik yang teridentifikasi pada bagian
apikal akar
Titik Referensi
Gigi anterior: insisal
Gigi posterior: tonjolan gigi.
Radiografi
1.Mengukur panjang gigi estimasi pada radiograf
diagnostik/ preoperatif, yaitu dari foramen apikal
sampai ke titik referensi.
2. File/ reamer dipakai untuk UPK diberi stopper.
3.Masukkan instrumen tadi ke dalam saluran akar hingga
stopper terletak pada titik referensinya.
4.Buat radiograf
5.Ukur selisih instrumen dengan foramen apikalis pada
radiograf. Selisih ini ditambahkan panjang instrumen
yang masuk saluran akar. Angka ini merupakan
panjang gigi
6.Dari perhitungan di atas didapatkan: Panjang kerja =
panjang gigi 1 mm
Panjang kerja ini yang akan digunakan untuk preparasi
saluran akar.
Grossmans Classification
Electronic Apex Locator
1. Memperkirakan panjang kerja dari radiograf
diagnostik/ pre-operatif
2. Memilih file yang pas dalam saluran
3. File dimasukkan sebagian dalam saluran sebelum
ditempelkan pada penjepit file
4. Gerak file maju mundur (osilasi) pada saat
perlahan-lahan masuk menuju apeks
5. Pada saat file menuju apeks, posisi file terlihat di
layar unit menunjukkan file masih di dalam
saluran atau menembus
6. Ulangi berkali-kali gerakan tersebut untuk
memastikan posisi dan panjang benar
Faktor Pengaman utk Pengurangan Panjang Kerja

<35 tahun dgn apeks sehat: 0,5 mm

>35tahun dgn apeks sehat: 1mm.

Ada resorpsi tulang, tapi tidak ada resorpsi akar: 1,5

mm

Ada resorpsi tulang serta akar: 2 mm.


Larutan Irigasi
membunuh bakteri
melarutkan jaringan nekrotik
melumasi saluran
menghilangkan smear layer
tidak mengiritasi jaringan sehat

41
Bahan Irigasi
NaOCl Chlorexidine

memiliki aktivitas broadspectrum memiliki substantivitas & efek


antimikroba terhadap m.o antimikroba yg lama
endodontik Berikatan dgn hidroxyapatite
Enterococcus, Actinomyces, dan bakteri gram (-) dan gram(+)
Candida

Konsentrasi 0,5-6% 2%

(+) - disinfeksi - <<toksik


- melarutkan jaringan organik - Irigasi akhir

(-) - kekuatan dentin menurun (-) melarutkan jar pulpa


- Toksik

42
Chelator
MTAD EDTA
kandungan doxycycline, asam sitrat, dan deterjen Ethylenediamine Tetra-
surfaceactive Acetic Acid
membersihkan smear layer membersihkan smear layer
Lebih efektif pada 1/3 apikal mencegah penyumbatan
dibanding EDTA+NaOCl apikal
membentuk kalsium
kompleks stabil dengan
dentin, mud, smear layer,
dan deposit kalsifikasi

kekurangan munculnya strain resisten dari bakteri Tidak membersihkan jar.


>> mengikis dentin organik
Tdk membersihkan jar. Organik
Sbg final irrigants tidak sedestruktif
EDTA pada struktur gigi

43
Bahan Disinfeksi Ruang Pulpa
NaOCL Chlorhexidi MTAD EDTA H2O2 Formaldehi Ca(OH)2
ne d

Melarutkan Berikatan Menarik Radikal Menguap Hidrolisis


jaringan dengan protein bebas dan lipid pada
nekrotik, permukaan pernmuka hidroksi melepas lipopoli
jaringan pulpa bakteri an bakteri (OH) kan uap sakarida
Mekanisme

vital, lap luar menghan anti bakteri


komponen dinding sel berikatan curkan mikroba bakteri
organik, dentin, rusak dengan ion protein disinfeksi mati
dan biofil perme logam DNA pulpa respon
abel selapu sel inflamasi
presipitasi bakteri host
plasma bakteri menurun
mati
Paling umum Mampu Toksik,
Penting

digunakan berpenetra tidak lagi


Poin

si ke disarankan
tubulus
dentin
44
Alat Irigasi
Jarum Suntikan
Jarak irigasi= 1-1.5mm apikal terhadap
ujung jarum
Diameter ratio jarum dengan apikal=1:3
Kebersihan tergantung: Volume cairan dan
kelajuan cairan yang cukup

45
Teknik Pembersihan Kanal
Tujuan
Penghapusan jaringan keras dan lunak
Antimikrobial efek dlm kanal akar
Inaktivasi bakteri lipopolisakarida

46
Manajemen Smear Layer
Smear layer adalah dentin shavings, cell debris &
pulp remnants di kanal akar stlh penggunaan
instrumen
Dgn instrumen debris dikeluarkan dgn arah
apikokoronal
Menghalang mikroorgansim masuk ke pulpa dari
dentinal tubules
penetrasi sealer pada tubuli dentin
Paling efektif: NaOCl (30detik) & EDTA
(60detik) 47
Medikasi Intrakanal
TKF

Formalin (mumifying); trikesol (antiseptik)


Duration of action : 3 days

CHKM

Chlorphenol (antiseptik); Kamfer (prolong efek dgn


vasocontriction); menthol (kurang iritasi)
Sterilsasi
Duration of action: 3 days

Eugenol

Antiseptik, analgesic, hemostasis


48
Calcium hydroxide

High pH
Leaching action on necrotic pulp tissue
Mechanism:
Supress enzymatic activity;
Disrupt cell membrane;
Inhibit DNA replication;
inactivate LPS activity

Euparal

Pengganti arsen
Devitalisasi pulpa
kurang iritasi
49
OBTURASI PADA SALURAN AKAR YANG
TELAH DI PREPARASI DAN
DIBERSIHKAN
Bahan obturasi (guttap)
Bahan Sealer (ZnOE, CaOH2, Resin, GI)
Teknik kondensasi lateral+ penempatan sealer

50
Bahan Sealer
ZnOE Ca(OH)2 Resin AH26 Glass Ionomer
Cement
Efektif sebagai Mampu Aliran baik, Menyebabkan
bahan melepas ion dapat lebih sedikit iritasi
antimikroba hidroksil, PH mengunci ke jaringan,
tinggi, kohesi dinding dentin, toksisitas
rendah toksik jika rendah
digunakan
pada awal
preparasi

51
Penempatan Sealer
Beberapa metode: master cone, lentulo spiral,
file, dan reamer, dan ultrasonic.
Pemadatan lateral > baik vertikal : distribusi
lebih baik pd koronal

52
Bahan Obturasi
Gutta Percha
paling umum digunakan.
Penggunaan :
disinfeksi (NaOCl) direndam dalam etil alkohol
untuk membuang NaOCl yang
terkristalisasiobturasi
Toksisitas rendah
Membutuhkan sealer untuk menempel

53
Length of tooth in radiograph: 25mm
Length of instrument in radiograph: 22mm
Actual LOI: 21mm

Panjang gigi = 25 x 21 / 22
= 23.8

54
Lateral Compaction
Metode paling umum
kontrol panjang kerja
Kerugian :
- mungkin dapat isi canal irreguler spt warm vertical
compaction/thermoplastic teknik.
- memproduksi massa homogenous
Master & aksesori cone terpisah (space bisa tertutup dgn sealer)
1. Dipilih master cone yg memiliki diamter konsisten dgn diameter
kanal pd panjang kerja.
2. Master cone dihitung & tergenggam dgn forcep sesuai dgn
panjang yg dihitung
3. Titik referensi pd cone jepitan cone.
4. Cone diletakkan pada kanal ukuran ada resitensi pd
displacement (tug back)
5. Penempatan master cone dikonfirmasi dengan radiografi.
55
6. Kanal teririgasikeringkan dgn paper point.
7. Sealer diaplikasikan dan spreader disesuaikan sampai
masuk 1-2 mm dari panjang kerja.
8. Point aksesori dipilih sampai sesuai ukurannya dengan
spreader.
9. Setelah penempatan, spreader dilepaskan dengan rotating
back & forth.
10. Cone aksesori ditempatkan dalam ruangan yang disiapkan
oleh instrumen.
11. Proses diulang sampai spreader tidak lagi masuk lebih 1/3
koronal dari kanal
12. GP yg ekses di potong dgn instrument panas
13. Coronal mass dikompact dgn plugger yg sesuai. (light
pressure m.cegah fraktur akar)

56
57

Anda mungkin juga menyukai