Obat Anti Jamur
Obat Anti Jamur
1.Terbinafine
2.Itraconazole,
3.Fluconazole
4.Griseofulvin
Mempunyai gugus tertiary allylamine
(komponen penting untuk aktivitas anti jamur)
Tes infeksi jamur (+) KOH, kultur, histologi
Pemeriksaan fungsi hati & fungsi ginjal
(jangan diberikan pada pasien
dengan gangguan fungsi hati & ginjal)
Diperlukan monitoring fungsi hati & ginjal
(setelah 6 minggu terapi dengan terbinafine)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis terbinafine
pada kondisi khusus
Anak- anak:
Pada terapi tinea kapitis, kultur jamur sangat
membantu dalam menetapkan lama &
keberhasilan terapi
Respon yang sangat bervariasi
terhadap berbagai anti jamur
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis terbinafine
pada kondisi khusus
Anak- anak:
Aman digunakan pada anak-anak
yang menderita onychomycosis
Dosis berdasarkan berat badan
untuk tinea kapitis (3 – 6 mg /kg BB / hari)
Dewasa:
Lebih efektif dibanding itraconazole
Untuk terapi onychomycosis
pada kuku tangan & kaki
yang disebabkan dermatofit
Dewasa:
Untuk infeksi tinea korporis / tinea kruris &
dermatitis seborheik:
terbinafine 250 mg / hari (6 minggu terapi)
Keberhasilan klinis (100 %) & bebas jamur
Dewasa:
Untuk infeksi tinea versicolor,
terbinafine oral tidak efektif
Aplikasi larutan terbinafine 1 %, krim / gel,
secara topikal 2 X / hari keberhasilan klinis
yang baik
Geriatrik (Lansia):
Penggunaan dosis = dosis dewasa,
untuk terapi onychomycosis
ditoleransi dengan baik
Zain-Hamid,
Zain-Hamid, R;
R; Departemen
Departemen Farmakologi
Farmakologi &
& Terapeutik
Terapeutik FK-USU.
FK-USU.
Interaksi obat: terbinafine
Klirens terbinafine dalam plasma
(kadar terbinafine plasma )
Obat yang menghambat aktifitas enzim
sitokrom P 450 Cimetidine
Zain-Hamid,
Zain-Hamid, R; Departemen
R; Departemen Farmakologi
Farmakologi & TerapeutikFK-USU.
& Terapeutik FK-USU.
Kontra indikasi terbinafine
Indikasi lain:
Onychomycosis oleh Candida sp
Tinea korporis & sub-tipenya
Tinea kruris
Tinea pedis
Tinea kapitis
Anak- anak:
Pada terapi tinea kapitis
Lazim diberikan dalam bentuk kapsul
bersama makanan / minuman yang asam
cyclodextrin yang terdapat
pada larutan itraconazole diare
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis itraconazole
pada kondisi khusus
Anak- anak:
Bila tidak dapat menelan kapsul
bersama dengan makanan
Berikan dalam bentuk cairan dengan rasa enak
Pilihan yang baik
Orofarengeal & esofageal candidiasis
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis itraconazole
pada kondisi khusus
Dewasa:
Untuk onychomycosis jari tangan (2 bulan) &
onychomycosis jari kaki (3 bulan)
(‘pulsed therapy’)
Satu regimen terapi :
200 mg 2 X/hari selama 1 minggu dalam 1 bulan
keberhasilan ’pulsed therapy’ ‘continuous therapy’
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis itraconazole
pada kondisi khusus
Geriatrik (Lansia):
Perlu perhatian terhadap interaksi obat,
bila digunakan bersama obat lain
Zain-Hamid,
Zain-Hamid, R; Departemen
R; Departemen Farmakologi
Farmakologi & TerapeutikFK-USU.
& Terapeutik FK-USU.
Interaksi obat: itraconazole
Absorpsi itraconazole
Diberikan bersama:
antasida, ‘H2 – blockers’,
‘proton pump inhibitors’
Anak- anak:
Untuk infeksi tinea kapitis
(6 mg / kg BB/ hari, selama 20 hari
atau 5 mg/kg BB/ hari selama 30 hari)
Anak- anak:
Untuk infeksi Mycoplasma canis
pengobatan lebih lama
Dewasa:
Kandidiasis vaginal:
(150 mg, dosis tunggal);
150 mg 1 X / minggu selama 6 bulan;
‘Recurrent vulvovaginal candidiasis’
(waktu pengobatan yang lebih lama)
Tinea pedis
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis fluconazole
pada kondisi khusus
Dewasa:
Tinea pedis:
(150 mg, 3-4 minggu)
75 % ‘mycologic cure rate’ (4 minggu)
Onychomycosis
(150 mg fluconazole selama 24 minggu,
lebih inferior dari 250 mg terbinafine / hari
selama 12 minggu)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis fluconazole
pada kondisi khusus
Dewasa:
Pityriasis versicolor:
(400 mg fluconazole dosis tunggal
keberhasilan klinik lebih baik &
kekambuhan yang lebih rendah dibandingkan
400 mg itraconazole dosis tunggal)
Dinilai dengan pemeriksaan KOH &
kultur jamur setelah 8 minggu pengobatan
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis fluconazole
pada kondisi khusus
Geriatrik (Lansia):
Fluconazole ditoleransi dengan baik
Perlu penyesuaian dosis,
pada lansia dengan gangguan fungsi ginjal
Fluconazole menghambat
enzim CYP 3A4 & CYP 2C9
(tergantung dosis yang digunakan)
Kadar obat dalam plasma
(obat yang dimetabolisme
oleh enzim CYP 3A4 & CYP 2C9)
Monitoring ketat
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Kontra indikasi fluconazole
Penggunaan bersamaan
dengan terfenadine & cisapride
Obat-obat yang dimetabolisme
oleh enzim CYP 3A4 & CYP 2C9)
Mengganggu pembentukan
‘microtubule mitotic spindle’
Anak- anak:
Pilihan pertama infeksi tinea kapitis
Dewasa:
Onychomycosis
pada kuku jari tangan (6 bulan) &
kuku jari kaki ( 12 bulan)
Terapi sering diperpanjang
keberhasilan terapi rendah & kekambuhan
Geriatrik (Lansia):
Tidak dijumpai peningkatan e.s.o
pada penggunaan griseofulvin
Pasien ‘immunocompromised’:
Kandidiasis & aspergilosis >>>>
Penggunaan >> fluconazole untuk profilaksis:
pada pasien AIDS, transplantasi,
proses keganasan hematologik
kepekaaan kandidiasis terhadap fluconazole
Transplantasi organ infeksi jamur >>>
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis anti jamur
pada kondisi khusus
Pasien ‘immunocompromised’:
Larutan itraconazole memberi kemungkinan
interaksi obat >>>>
Kepatuhan penggunaan itraconazole ,
karena e.s.o nausea & diare
Untuk infeksi jamur yang resisten:
Anti jamur golongan echinocandin bekerja
khas pada sintesis 1,3- D-glucan
(dinding sel jamur)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Aplikasi klinis anti jamur
pada kondisi khusus
Pasien ‘immunocompromised’:
Untuk infeksi jamur yang resisten
terhadap anti jamur yang lazim digunakan:
Anti jamur golongan echinocandin
bekerja pada sintesis 1,3- D-glucan
(dinding sel jamur)
Ketersediaan hayatinya (oral) <<< i.v
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.