Anda di halaman 1dari 16

STUDI KASUS SAMSUNG

NOTE 7
Kelompok 1
Anggota Kelompok:
 Yuda Alun P (140910202001)
 Ratih Putri (140910202002)
 Nova Novita (140910202003)
 Tiara Gusti A (140910202004)
 Feralldi Insan (140910202005)
 Ana setyani (140910202006)
 Caraka Ragil (120910202043)
 M. Miftahul (120910202061)
PENDAHULUAN
Perusahaan merupakan suatu organisasi atau
lembaga yang Didirikan untuk mencapai suatu
tujuan. Semakin berkembangnya dunia bisnis di
bidang barang maupun jasa, maka dari itu para
pembisnis mencari peluang bisnis yang kiranya
menghasilkan keuntungan secara optimal akan suatu
produk yang diciptakannya. Disamping itu
perusahaan harus dapat menerapkan langkah –
langkah dan strategi yang efektif dan efisien, baik
dalam penggunaan modal maupun target dalam
perencanaan operasional perusahaan sehingga
proyek yang dijalankan mampu memberikan
kepuasan bagi para konsumen.
Para pembuat keputusan harus dapat mengambil
keputusan yang tepat terkait dengan tujuan yang
ingin dicapai perusahaannya secara efektif dan
efisien dengan mengombinasikan antara teori
ekonomi dengan ilmu pengambilan keputusan,
inilah yang disebut dengan ekonomi manajerial.
Dalam pengambilan keputusan, harus disertai
sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Dalam
mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat
beberapa tindakan yang harus dipilih sebagai
keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa
alternatif tindakan perlu diukur manfaat atau
biaya yang dihasilkannya.
STUDI KASUS
Samsung resmi meluncurkan ponsel flagship
keduanya di pertengahan Agustus 2016, yaitu
Galaxy Note 7. Tetapi pada akhir Agustus 2016,
mulai muncul laporan dari para pemilik awal
Galaxy Note 7 yang mendapati perangkatnya tiba-
tiba terbakar tanpa sebab yang jelas. Ponsel
terbakar sudah banyak terjadi sebelumnya
sehingga sekilas tak ada yang istimewa dari kasus
Galaxy Note 7. Tapi kejadian serupa kembali
bermunculan dalam waktu singkat, di berbagai
negara. Dalam hitungan hari setelah terbakar di
Korea Selatan, seorang warga China mengalami
hal yang sama.
Di saat yang bersamaan, Samsung mengumumkan
penundaan pengiriman Galaxy Note 7 ke beberapa
wilayah pasar seperti Eropa dan Asia. Alasannya,
perlu dilakukan uji tambahan untuk “memastikan
kualitas produk”. Untuk mengurangi terjadinya
permasalahan, pihak Samsung menemukan cara
untuk mencegah lebih banyak lagi korban Galaxy
Note 7 yang baterainya meledak atau terbakar.
Solusi dari Samsung berupa update firmware yaitu
membatasi kapasitas baterai yang bisa diisi ulang,
dari semula 100 persen menjadi 60 persen saja.
Kemungkinan, batas 60 persen itu ditetapkan
Samsung sebagai batas aman daya baterai agar tidak
terjadi korsleting yang menimbulkan percikan api.
Daya tersebut diyakini Samsung cukup bagi
pengguna yang terpaksa harus menggunakan
perangkatnya untuk kebutuhan tertentu.
Penyebab meledaknya perangkat tersebut lantaran
kesalahan perancangan. Desain yang dibuat
Samsung tidak memberi cukup ruang untuk baterai
Note 7. Kurangnya ruang ini menyebabkan baterai
tertekan sampai level yang tidak aman. Tetapi
karena banyak korban yang bermunculan, Samsung
memutuskan untuk menghentikan produksi Galaxy
Note 7 untuk selamanya pada bulan Oktober 2016.
Hal ini dilakukan demi keamanan konsumen.
Perusahaan asal Korea Selatan itu menghimbau
kepada seluruh toko ritel untuk berhenti menjual
smartphone yang kerap meledak tersebut, karena
menurut pihak Samsung prioritas utama adalah
keamanan konsumen. Samsung memang
menghentikan seluruh persoalan Galaxy Note 7
untuk bisa menjaga nama baik brand-nya.
ANALISIS
Dari case katak dapat disimpulkan bahwa
dalam mengambil suatu keputusan perlu
mempertimbangkan terlebih dahulu semua
alternatif yang ada. Telaga yang ditinggali oleh
dua ekor katak mengalami kekeringan. Untuk
bertahan hidup maka katak harus mencari solusi
atas masalah kekeringan tersebut. Pertama salah
satu katak memiliki alternatif untuk tinggal di
sumur yang ada di depan mata. Akan tetapi jika
mereka tinggal disumur, sumur tersebut akan
memungkinkan terjadi kekeringan kembali,
sedangkan sumur tersebut sangat dalam
sehingga mereka tidak akan bisa keluar jika
nantinya sumur mengalami kekeringan.
Kemudian katak kedua mengusulkan untuk
mencari sumber air lain yang memiliki resiko
lebih sedikit dan dapat digunakan untuk
bertahan hidup dalam jangka panjang, meski
belum diketahui dimana keberadaannya.
Akhirnya kedua katak tersebut memutuskan
untuk mencari sumber air lain. Dengan
keyakinan, keoptimisan, dan pengambilan
keputusan yang penuh pertimbangan, kedua
katak tersebut akhirnya menemukan telaga
yang indah dan dapat digunakan untuk
bertahan hidup dalam jangka waktu yang
lama.
Sama halnya dengan case yang kami pilih
yakni produk Samsung Note 7 yang
mengalami kegagalan baterai yang menjadi
permasalah perusahaan. Perusahaan
mengambil keputusan dengan 2 tindakan
sebagai solusi. Perusahaan mengalami
ancaman daur hidup perusahaan dengan
image produk terbaru yang baru dirilis.
Image yang buruk menyerang perusahaan
Samsung sebab rilis smartphone belum
sampai satu tahun. Hal ini menjadi
penghambat bisnis samsung.
Kesalahan vital yang dialami samsung ini menjadi
perdebatan bagi perusahaan karena menyangkut
kepercayaan konsumen dan berpengaruh terhadap
pembeli potensial lainnya. Seperti kondisi case
katak yang telah kami simpulkan, katak mengalami
ancaman hidup yakni kekeringan, katak mengambil
tindakan untuk mengatasinya. Dalam case katak
ada 2 tindakan yang mereka alami. Katak memiliki
pilihan terhadap resiko dalam mengatasi ancaman
yang mereka hadapi pula. Pilihan untuk bertahan
dan tidak melakukan apa-apa maka risiko akan
mati. Sama seperti case samsung jika dibiarkan
produk itu tersebar di pasaran maka image samsung
akan mengalami penurunan hingga mengancam
kerugian bahkan ancaman perusahaan terhenti
produksinya.
Namun case katak dan case samsung memiliki tindakan
yang benar yakni mencari alternatif atau solusi dengan
berbagai pertimbangan. Pengambilan keputusan yang katak
dan samsung lakukan memiliki kemiripan. Dalam mencari
solusi pada case samsung melakukan tindakan yang
pertama memilih memperbaiki baterai dengan menarik
produk yang telah di beredar dan solusi tersebut dikatakan
sudah akan dirilis pada 20 September 2016. Update
firmware ini dikatakan akan membatasi kapasitas baterai
yang bisa diisi ulang, dari semula 100 persen menjadi 60
persen saja. Kemungkinan, batas 60 persen itu ditetapkan
Samsung sebagai batas aman daya baterai agar tidak terjadi
korsleting yang menimbulkan percikan api.
Dengan batasan itu, daya baterai yang dimiliki Galaxy Note
7 akan menjadi 2.100 mAh saja, dari kapasitas sebenarnya
3.500 mAh. Daya tersebut diyakini Samsung cukup bagi
pengguna yang terpaksa harus menggunakan perangkatnya
untuk kebutuhan tertentu. Namun kondisi ini tidak justru
mengurangi namun tetap saja terjadi kebakaran sesuai
keluhan konsumen karena mengalami kegagalan. Tindakan
yang kedua yakni Samsung memutuskan untuk
menghentikan produksi Galaxy Note 7 untuk selamanya
pada bulan Oktober 2016. Hal ini dilakukan demi keamanan
konsumen. Perusahaan asal Korea Selatan itu menghimbau
kepada seluruh toko ritel untuk berhenti menjual
smartphone yang kerap meledak tersebut, karena menurut
pihak Samsung prioritas utama adalah keamanan konsumen.
Samsung memang menghentikan seluruh persoalan Galaxy
Note 7 untuk bisa menjaga nama baik brand-nya. Kondisi
ini mencerminkan adanya proses ekonomi manajerial pada
perusahaan. Dengan peristiwa ini samsung melalui proses
pengambilan keputusan yang tepat.
KESIMPULAN
Dari paper tersebut bahwa dalam menetapkan suatu
tindakan untuk jangka panjang perlulah suatu pertimbangan
dan keputusan yang matang. Segala alternatif yang ada
perlu dipertimbangkan bersama-sama untuk tetap bertahan.
Seperti halnya pada cas katak yang memilih dan
mempertimbangkan segala alternatif untuk tetap bertahan
hidup, dan pada pihak Samsung yang memiliki pula segala
alternatif untuk tetap bisa menjaga nama baik brand-nya.
Alternatif pertama yang dilakukan pihak Samsung yaitu
update firmware untuk membatasi kapasitas baterai yang
bisa diisi ulang, dari semula 100 persen menjadi 60 persen
saja.
Dan alternatif yang kedua pihak Samsung memutuskan
untuk menghentikan produksi Galaxy Note 7 untuk
selamanya. Dan pihak Samsung memutuskan untuk
menghentikan produk Galaxy Note 7 dan menariknya dari
peredaran pada bulan Oktober 2016. Hal tersebut dilakukan
karena prioritas yang utama adalah keamanan pelanggan
dan pihak Samsung ingin menjaga nama baik brand-nya.

Anda mungkin juga menyukai