Anda di halaman 1dari 14

Didakus W.N.

Janis
 Cacing gastroinstestinal
 Predileksi: cacing dewasa didalam usus halus sedangkan
larva cacing bermigrasi didalam organ visceral
 Kelas nematoda yang paling banyak menyebabkan kerugian
 Menginfeksi anjing, kucing, sapi dan manusia (zoonosis)
 Menginfeksi hewan semua umur tetapi lebih rentan pada
hewan muda
 Toxocara sp (Toxocara canis, Toxocara cati, Toxocara
vitolorum)
 Visceral larva migrans oleh larva cacing pada hewan
 Cacing dewasa dalam saluran gastointestinal pada hewan
 Visceral larva migrans dan ocular larva migrans pada
manusia
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
SubKelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Subordo : Ascaridina
Superfamily : Ascaridoidea
Family : Toxocaridae
Genus : Toxocara
Spesies : Toxocara canis
Telur cacing:
Kulit tebal , 90 x 75 μm, agak bulat, Coklat muda,
Terdapat bintik-bintik halus.
Cacing dewasa:
Menghasilkan telur 200.000 perhariPanjang jantan 10 cm,
betina 18 cm, berwarna putih, sayap servikal panjang sempit dan
berbentuk pisau, ekor cacing jantan seperti jari menunjuk
sedangkan betina bentuk bulat runcing.
 Secara global, toxocarosis ditemukan di banyak negara dan
tingkat prevalensi dapat mencapai setinggi 40% atau lebih di
seluruh dunia.
 Menurut WHO (2010), prevalensi ascariasis pada manusia di
seluruh dunia adalah 55,83%, toxocariasis 16,67%, giardiasis
12,5%, strongyloidiasis 5,83% dan enterobiasis 3,33%.
 Di Jakarta prevalensi toxocariasis pada anjing 38,3% dan
pada kucing 26%.
 Di NTT kasus toxocarosis sudah sering terjadi namun belum
diketahui dengan jelas prevalensi dari penyakit ini
 Langsung
 Intra-uterus
 Trans-mamaria
 Inang paratenik
 Pasca melahirkan
 Lemas, ekspresi muka tampak sayu, mata berair, dan mukosa
mata maupun mulutnya tampak pucat, diare, kontipasi dan
muntah, batuk, dispnoea dan peradangan pada paru-paru,
pneumonia, penurunan berat badan.
 Toxocariasis pada manusia, berdasarkan gejala klinisnya
dapat diklasifikasikan menjadi visceral toxocariasis dan
ocular toxocariasis karena disebabkan adanya migrasi larva
dalam perut dan migrasi larva pada mata. Disamping itu,
larva dapat mencapai otak dan dapat menimbulkan gangguan
yang sangat berat pada anak-anak maupun pada orang
dewasa. Kebutaan kemungkinan bisa juga terjadi pada
manusia apabila tidak cepat ditangani.
 Larva menyebabkan lesi pada organ yang dilaluinya
 Cacing dewasa mengambil nutrisi dalam usus halus
 Pada manusia terjadi visceral larva migrans dan ocular larva
migrans
Jaringan tampak anemis dan hidremis. Hati tampak pucat,
membesar dengan beberapa bagian mengalami perdarahan titik
atau ekimosa. Begitu juga dengan paru-paru tampak pucat.
Jantung membesar, pucat, dengan kemungkinan terjadinva
hidroperikard. Saluran pencernaan pucat dengan di beberapa
tempat terjadi perdarahan titik. Rongga perut berisi cairan
transudat. Cacing dewasa ditemukan dalam lumen usus. Mukosa
usus mengalami radang eosinofilik yang bersifat fokal.
 Berdasarkan gejala klinis
 Pemeriksaan feses: natif, pengendapan, pengapungan.
 Menghitung derajat infeksi dapat menggunakan metode Mc
Master
 Diagnosa pasca kematian dilakukan dengan melihat cacing
didalam mukosa usus.
 Uji serologi dapat menggunakan ELISA
Pencegahan:
Pembersihan kandang dan lingkungan, hewan tidak dibiarkan
berkeliaran
Pengobatan:
Pyrantel pamoat, mebendazole, ivermectin

Anda mungkin juga menyukai