• Perlindungan
• Regulasi Suhu
• Persepsi Sensorik
• Sekresi
• Pembentukan Vitamin D
Obat dapat dihantarkan melalui:
• Topikal
• Sistemik
• Intralesi
• Penetrasinya dan cara pemakaiannya
• Temperature dari kulit
• Sifat-sifat dari obatnya
• Pengaruh dari sifat dasar salep
• Lama pemakaian
• Kondisi atau keadaan kulit
ANTIBIOTIK
• Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios (hidup )
• Dinding sel.
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan
tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat
pecah
Ex: Kelompok penisilin dan sefalosporin.
• Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permeabel. Hasilnya, zat-
zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Ex: Polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol
(mikonazol dan ketokonazol).
• Protein Sel.
Sintesanya terganggu, misalnya: kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, makrolida.
ANTI VIRUS
• Virus : parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi sendiri,
tetapi harus menggunakan sel inang.
• Antivirus : Sebuah agen yang membunuh virus dengan
menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat
kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri
1. Antinonretrovirus
Antivirus untuk herpes
Antivirus untuk influenza
Antivirus untuk HBV dan HCV
2. Antiretrovirus
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI )
Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI )
Non –nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
Protease inhibitor (PI)
Viral entry inhibitor
A. Antivirus untuk herpes
Obat – obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya
merupakan antimetabolit yang mengalami bioaktivasi melalui
enzim kinase sel hospes atau virus untuk membentuk senyawa
yang dapat menghambat DNA polimerase virus .
.
1. Asiklovir
• Mekanisme Kerja
Dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3 tahap fosforilase,
yang akan menghambat DNA polimerase virus.
• Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik ( termasuk
keratitis herpetik , herpetik ensefalitis, herpes genitalia,herpes
neonataldan herpes labialis ) dan infeksi VZV ( varisela dan herpes
zoster ).
• Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada umumnya dapat
ditoleransi dengan baik.
• Indikasi
Efekif utk terapi infeksi yang disebabkan oleh HSV, VZV dan
sebagai profilaksis terhadap penyakit yang disebabkan CMV.
• Efek samping
sama dengan asiklovir
Contoh: Amantadin dan Rimantadin
• Mekanisme Kerja
Merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus , suatu kanal
ion transmembran yang diaktivasi oleh pH
• Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .
Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson
Dosis: 2 x 100 mg
• Efek samping
Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung dosis .
Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan berkonsentrasi,
insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan koma.
1.Lamivudin
Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin . Lamivudin
bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA , secara kompetitif
menghambat polimerase virus ( reverse transcriptase , RT ) .
• Indikasi
Infeksi HBV ( wild –type dan precore variants )
• Efek samping
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik .
Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan mual.
2. ADEFOVIR
• Indikasi
Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten tehadap
lamivudin.
• Efek Samping
Umumnya adefovir 10 mg /hari dapat ditoleransi dengan baik.
A. Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV ,
dengan menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan ,
tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.
• Mekanisme Kerja
bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.
• Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak boleh
dikombinasikan dengan lamivudin dan abakavir
• Efek Samping
mual, muntah , flatulens , diare
• NNRTI merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim RT dengan
cara berikatan di tempat yang dekat dengan tempat aktif enzim dan
menginduksi perubahan konformasi pada situs aktif ini.
1. NEVIRAPIN
• Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non – subtrat HIV -1 RT
• Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya , terutama NRTI
• Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual, dan peningkatan enzim
hati.
2. DELAVIRDIN
• Mekanisme kerja : sama dengan nevirapin
• Indikasi
infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV lainnya
terutama NRTI
• Efek Samping
ruam, peningkatan tes fungsi hati .
Pernah di laporkan menyebabkan neutropenia
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversibel
dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas virus dan
penglepasan poliprotein virus .Ini menyebabkan terhambatnya
penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga menghambat maturasi virus , maka sel akan
menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen.
Sistemik
• Utk penyakit dermatologis yg parah
• Utk penyakit yg akut yg hanya berlangsung sementara
• Utk dermatosis yg mengancam jiwa
Meliputi senyawa alami & turunan sintetik retinoid yg
menunjukkan aktivitas vit A
Fungsi:
• Penglihatan
• Pengaturan proliferasi & diferensiasi sel
• Pertumbuhan tulang
• Pertahanan imun
• Supresi tumor
• Generasi I
• Retinol
• Tretinoin
• Isotretinoin
• Alitretinoin
• Generai II
• Etretinat, dan metabolitnya asitretin
• Generasi III
• Arotinoid
• Tazaroten
• Beksaroten
• Tindakan Umum Pengobatan Pruritus
• Mandi air hangat
• Sabun tanpa pewangi
• Sabun lembut
• Dikeringkan dg ditepuk-tepuk
• Mendinginkan kulit
• Pelembab
• Krim emolien
Topikal Sistemik
Antihistamin Antihistamin
Krim dan salep emolien Doksepin
Mentol Steroid
Kamfor
Fenol
Pramoksin
Doksepin
Kapsaisin
• Peradangan kulit yg umumnya muncul sejak bayi & kanak, dpt
terus berlangsung hingga dewasa
• Tujuan pengobatan:
• Hidrasi kulit rendam air hangat, krim emolien
• Mengurangi kolonisasi bakteri
• Mengendalikan rasa gatal antihistmin oral
• Mengurangi radang glukokortikoid topikal
• Menghilangkan faktor yg memperparah
• Ditandai dg hiperproliferasi epidermis yg menutupi radang
dermis diperantarai-imun
• Obat sistemik yg digunakan:
• Metotreksat, asitretin, siklosporin & mikofenolat mofetil
• Obat topikal yg digunakan:
• Steroid topikal, analog vit D (kalsipotrien), antralin, retinoid topikal
tazaroten, belangkin
• Fotokemoterapi
• PUVA: Psoralen dan UVA
• Mrpkn penyakit pd unit pilosebasea
• Penyumbatan folikel
• Akumulasi sebum
• Pertumbuhan Propionibacterium acnes
• Peradangan
• Retinoid
• Menormalkan pematangan epitel folikel
• Mengurangi peradangan
• Meningkatkan penetrasi obat topikal lain
• Ex: tretinoin, adapalen (turunan asam naftoat), tazaroten
• Antimikroba
• Eritromisin, klidamisin, benzoil peroksida, dll
• Retinoid
• Isotretinoin,
• Dosis lazim: 1mg/kg/hr selama4-5bln
• Antibakteri
• Tetrasiklin, eritromisin, metronidazol, kotrimoxazol
• Hormon
• Utk akne yg muncul ketika dewasa, di leher, garis rahang, muka bagian
bawah
• Spironolakton antagonis reseptor-aldosteron, kerja: antiandrogenik
• Siproteron asetat antagonis reseptor-androgen
• Infeksi bakteri
• Antibiotik sistemik
• Tetrasiklin, doksisiklin, eritromisin, minosiklin, klindamisin, kotrimoxazole
• Antibiotik topikal
• Eritromisin, klndamisin, benzoil peroksida, metronidazole, zink
bacitrasin, mupirosin
• Infeksi Virus
• Asiklovir
• Famsiklovir
• Valasiklovir
Kondisi Terapi Topikal Terapi Oral
Tinea corporis lokal Azol, alilamin -
Tinea corporis tersebat - Griseofulvin, terbinafin,
itrakonazol, flukonazol