Anda di halaman 1dari 56

IN TER A K S I

O B AT A N TI K A N K ER
D A N A N TIV IR U S

Noni Cahyana

Tinjauan um um
Obat antikanker adalah senyawa

kemoterapeutik yang digunakan untuk


pengobatan tumor / kanker.
Tujuan utama kemoterapi kanker adalah

merusak secara selektif sel tumor yang


berbahaya tanpa mengganggu sel normal.
Obat antikanker sering disebut juga

sebagai sitotoksik, sitostatik atau


antineoplasma.
Obat antikanker dibagi menjadi : senyawa

pengalkilasi, antimetabolit, antikanker


produk alam, hormon, dan golongan lainlain.

Terapipengobatan kanker
Pembedahan, terutama untuk

tumor padat yang terlokalisasi.


Radiasi, pengobatan penunjang
sesudah pembedahan.
Kemoterapi, pengobatan tumor
yang tidak terlokalisasi.
Endokrinoterapi, penggunaan
hormon tertentu untuk
pengobatan tumor pada organ
yang poliferasinya tergantung
hormon.
Imunoterapi, berperan penting
dalam pencegahan
mikrometastasis.

Karsinogenesis
INISIASI
PROMOSI
PROGRESI

METASTASIS

Mutasi

Menghambat
Kematian Sel
Siklus sel

Apoptosis
gagal

Sel memperbaiki
diri

??

Apoptosis
Perbaikan
Kompleks
gagal

Cyclin-cdk

??

Fragmen
Fragmen
sel

p5
3
7

Kemopreventif
CH3

Penyebab
Kanker
Suppressing
agent

DMBA

Blocking
agent

CH3

Inisiasi

Sel normal

Metabolism progresi
promosi

Transformed
cell

e di HEPAR

Transformed
cell

METABOLIT REAKTIF

Kanker

M ekanism e kerja obat antikanker


antagonis purin /
pirimidin
antagonis asam
folat
Purin /
Nukleoti
Pirimidin
da
steroi
d

DNA

Enzim
RNA
massenger
Ribosom

alkaloid
Vinca

senyawa
pengalkilasi /
Mitomisin C

RNA
transfer
asam
amino

daktinomi
sin

K EM O TER A P I
Ialah pengobatan kanker
menggunakan obat-obatan:
Kimia
Hormon
Anti hormon

Rina Yuniarti, S.Farm, Apt_Farmakologi

D asar Kem oterapi


1. Terapikausal/etiologi/patogenesis
Karena etiologi/kausa kanker belum jelas

maka terapi kausal adalah terapi


petogenesis
Menurut patogenesisnya kelainan pada
kanker disebabkan oleh proliferasi
(perkembangbiakan) abnormal sel
kanker ditempat asal dan ditempat
penyebaran (metastase)

Rina Yuniarti, S.Farm, Apt_Farmakologi

Proliferasi Kanker
Proliferase sel kanker adalah
melalui proses MITOSIS
Fase persiapan pengumpulan
bahan-bahan dasar DNA (G1)
Fase fase sintesa DNA (S)
Fase Pembelahan (M) : Profase,
Anafase, Metafase, Telofase.

Rina Yuniarti, S.Farm, Apt_Farmakologi

Obat-Obat Anti Proliferasi


Obat untuk menghambat
perkembangbiakan sel kanker disebut
SITOSTATIKA
Obat Sitostatika
Yang bekerja pada fase M (antimikotik)
Vincristin
Vinblastin

Yang bekerja pada fase S ( antimetabolit )


5-FU (fluorurasil)
Metotreksat (MTX)
6-merkaptopurin
cytocin

Rina Yuniarti, S.Farm, Apt_Farmakologi

Obat Sitostatika
Yang bekerja pada molekul DNA ( Alkylating
Agent )
Cyclofosfamide (endoxan)
Chlorambucil

Golongan yang membentuk ikatan

kompleks dengan molekul DNA


( antibiotik )
Daunorubicin
Mytomycin C
Adriamycin

Yang belum jelas titik tangkapnya kerjanya.


Procarbazine
Cisplatin

Rina Yuniarti, S.Farm, Apt_Farmakologi

Hormon
Hormon dapat mempengaruhi
pertumbuhan sel kanker yang
hormon sensitif yaitu sel kanker
yang mempunyai reseptor hormon
yang bersangkutan dengan
memblok reseptor hormon
(kompetitif inhibitor)
Misalkan:
Tamoxipen
Aminoglutitimide
Fugerel
Rina Yuniarti, S.Farm, Apt_Farmakologi

ANTI VIRUS

Pengembangan obat anti virus untuk


pencegahan atau pengobatan belum mencapai
hasil seperti yang diinginkan , karena obat anti
virus yang dapat menghambat atau membunuh
virus juga akan merusak sel hospes dimana virus
itu berada.
Siklus replikasi virus yang di anggap sangat mirip
dengan metabolisme normal manusia
menyebabkan setiap usaha untuk menekan
reproduksi virus juga dapat membahayakan sel
yang terinfeksi.

ANTIVIR
US

VIRUS

ANTIVIRU
S

parasit intrasel yang tidak bisa


bereplikasi sendiri, tetapi harus
menggunakan sel inang.

Sebuah agen yang


membunuh virus dengan
menekan kemampuan
untuk replikasi,
menghambat kemampuan
untuk menggandakan dan
memperbanyak diri

Ukuran : sangat kecil (20-300 nm)


50 x lebih kecil dari bakteri
Tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, digunakan mikroskop
elektron
Virus hanya mempunyai DNA dan RNA
Mampu meperbanyak diri, tetapi hanya dalam sel hidup (host)
Dalam Host, dapat bersifat mematikan atau inaktif
Menggunakan DNA atau RNA nya sendiri untuk menginstruksikan
sel host membuat salinan2 baru
Virus bukan sel
Komponen virus sangat simpel
Tidak mampu mensintesis protein dan membentuk ATP
17

Virus

Klasifi
kasiO bat Antivirus
1. Antinonretrovirus
Antivirus untuk herpes
Antivirus untuk influenza
Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI )
Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI )
Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)
Protease inhibitor (PI)
Viral entry inhibitor

Viral entry inhibitor


Anti-nonretrovirus

Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)


Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
Protease inhibitor (PI)

20

PEN G G U N A A N K LIN IS O B AT A N TIV IR U S


Tujuan utama terapi antivirus pada pasien
imunokompeten adalah menurunkan
tingkat keparahan penyakit dan
komplikasinya , serta menurunkan
kecepatan transmisi virus .
Sedangkan pada pasien dengan infeksi
virus kronik , tujuan terapi antivirus adalah
mencegah kerusakan oleh virus ke organ
viseral , terutama hati , paru, saluran
cerna dan sistem saraf pusat.

B eberapa halyang perlu dipertim bangkan


dalam penggunaan obat antivirus:

Lama terapi
Pemberian terapi tunggal atau

kombinasi
Interaksi obat
Kemungkinan terjadinya resistensi

Pemilihan obat anti


virus

1. Infeksi HIV atau AIDS


Pengobatan anti-virus pada dasarnya menyerang virus HIV di salah
satu dari dua tempat berikut :
i. menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat;
ii. mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.
Perawatan lain termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami,
supaya bisa melawan HIV. Ini disebut 'modulasi kekebalan.
Gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, karena sistem
kekebalan alami tubuh melawan HIV. Obat-obat anti-virus terutama
diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kurang
terhadap virus.

Obat anti virus untuk HIV atau AIDS terbagi 4

Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide


Penghambat Nukleosida pengubah

transcriptase seperti Didanosine,


Lamivudine, Stavudine, Zidovudine
Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
Penghambat Non-Nukleosida pengubah

Transciptase seperti Nevirapine

2. Infeksi virus Herpes


1. Infeksi HSV 1 : Asiklovir memberikan hasil yang

baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis,


pemberi an asiklovir iv dapat meningkatkan
survival rate.
Untuk HSV 1 yang menimbulkan keratokonjungtivitis, dapat diberikan anti virus lokal pada
mata seperti idoksuridin 0.1%.
2. Infeksi HSV 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan
herpes genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis
dapat diobati dengan asiklovir yang menghasilkan
penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat.
Bentuk herpes genitalis rekuren tidak dapat
dihambat oleh obat asilkovir. Pemberian oral
memberikan efek sedang. Topikal tidak efektif

3. Infeksi virus Varicella-zoster (VZV)


Gejala pada anak-anak biasanya ringan
dan tidak membutuhkan obat anti virus.
Ada kalanya penyakit memberat, tertutama
pada pasien yang disertai defisiensi
imunologis. Untuk ini diberikan asiklovir
atau vidarabin secara I v selama 5-7 hari.
4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena CMV pada pasien AIDS
diberi gansiklovir, tetapi obat ini
menimbulkan banyak efek samping .

5.Hepatitis
Untuk infeksi hepatitis B kronis
dapat digunakan anti virus Entecavir
Untuk infeksi kronis aktif hepatitis C
dapat diterapi dengan interferon-a. .

Interaksi Obat Kanker dan Antiviral

Bahasan interaksi obat Kanker dan


Antiviral dengan obat lain dibatasi

yang tingkat signifikansinya 1 dan 2


karena efek yang ditimbulkan dari
interaksi dengan tingkat signifikansi
1 dan 2 memiliki pengaruh cukup
besar pada terapi.

Beberapa indikator yang diperhatikan dalam interaksi ini antara

lain:
Signifikansi, Rating signifikansi bernilaikan angka 1 sampai 5.

Semakin besar angka signifikansinya, maka perbedaan efek yang


dihasilkan semakin kecil
Onset, merupakan kecepatan proses interaksi terjadi. Onset

interaksi dibedakan menjadi dua kategori yaitu cepat jika


efeknya dapat dirasakan dalam 24 jam atau dikategorikan
tertunda jika efek baru dirasakan dalam beberapa hari atau
minggu
Keparahan, merupakan tingkat keparahan interaksi obat jika obat

dikombinasikan dengan zat lain. Ada tiga tingkat keparahan yaitu


cepat (mayor) jika efek mengancam nyawa atau dapat
menyebabkan cacat, sedang (Moderate) jika efek interaksi
hanya menurunkan status klinis pasien, dan lambat (minor) jika
hanya memberikan efek ringan

Dokumentasi, merupakan pembuktian adanya penelitian atau

kejadian interaksi yang dilakukan dalam suatu percobaan. Ada


5 golongan dokumentasi yaitu:
Established, artinya bahwa sudah interaksi telah terbukti dan

dilakukan dalam uji terkontrol


Probable, artinya interaksi sangat mungkin terjadi tetapi belum

ada pembuktian sacara klinis


Suspected, artinya adanya praduga bahwa ada kemungkinan

terjadi interaksi
Possible, artinya bisa terjadi tetapi data penunjang terbatas
Unlikely, artinya kejadian interaksi diragukan dapat terjadi

karena tidak ada bukti penunjang

Efek, merupakan uraian efek klinis yang

ditimbulkan akibat adnaya interaksi obat


Mekanisme, merupakan uraian singkat
bagaimana mekanisme terjadinya interaksi
obat
Manajemen, merupakan uraian mengenai cara
mencegah, atau mengobati efek yang terjadi
akibat adanya interaksi obat
Diskusi, merupakan tinjauan singkat dari
penelitian yang digunkan untuk
mendokumentasikan interaksi
(Tatro, 2009).

INTERAKSI OBAT KANKER

N
o
1

In teraksi O b at
A n tin eop lastic
A g en ts
Bleom ycin*(
eg,
Blenoxane)
Carboplatin*
Carm ustine*
(eg, BiCN U )
Cisplatin*
M ethotrexat
e*(eg,
Trexall)
Vinblastine*
(eg, Velban)

Efek

H yd an toin konsentrasi
s
serum
fenitoin
Fosphenyto m enurun ,
m engakibatin
(Cerebyx) kan hilangnya
Phenytoin* efek
(eg,
terapeutik
D ilantin)

M ekan ism e

S ig n if i
ka
n si K lin ik

M an ag em en t

Absorbsi
m enurun
atau
m etabolism e
fenitoinm enin
gkat

1
D elayed
M oderate
Suspected

M em onitor
kadar serum
fenitoin dan
penyesuaian
dosis fenitoin yg
tepat . IV
fenitoin m ungkin
berguna

N
o
2

In teraksi O b at

Efek

M ekan ism e

A n tiD ig oxin
n eop lastic
A g en ts
Bleom ycin*
(eg,
Blenoxane)
C arm ustine*
(eg, BiC N U )
C yclophosph
am ide* (eg,
C ytoxan)
C ytarabine* D igoxin*
(eg, Cytosar- (eg,
U)
Lanoxin)
D oxorubicin* xin
(eg,
Adriam ycin)
M ethotrexate
* (eg,
Rheum atrex)
Vincristine*
(eg, O ncovin)

kadar serum
digoxin dapat
berkurang dan
efek obat
kem ungkinan
akan m enurun .

perubahan
obat di
m ukosa usus
m ungkin
terlibat dalam
berkurangnya
absorbsi
digoxin diG I

S ig n if i
k an
si K lin ik
1
D elayed
M oderate
Suspected

M an ag em en t

M em antau
keadaan
pasien
terhadap tandatanda
berkurangnya
efek farm akologis
( m isalnya , gagal
jantung
m em buruk
,
kehilangan
kontrol
ventrikel
)
.
M eningkatkan
dosis digoxin jika
diperlukan

No Interaksi Obat
3

Cyclosporine

Efek
Carbamaz level
epine
siklosporin

C yclosporine* C arbam aze


(eg, N eoral) pine* (eg,
Tegretol)

menurun ,
menghasilkan
penurunan
efek
farmakologis

Mekanisme

Signifikansi Management
Klinik

C arbam azepin
1
e dapat
D elayed
m enginduksi
M oderate
enzim
Suspected
m ikrosom al
m etabolism e
siklosporin di
hati .

M em antau
keadaan pasien
terhadap tandatanda
berkurangnya
efek farm akologis
( m isalnya , gagal
jantung
m em buruk
,
kehilangan
kontrol ventrikel )
. M eningkatkan
dosis digoxin jika
diperlukan

N
o

In teraksi O b at

Efek

Peningkatan efek Pengham bata


Thiopurine
A llop u rin olfarm akologis dan n xanthine
s
toksisitas dari
Thiopurines
secara oral
terjadibila
pem berian
bersam aan
Azathioprine*
(eg, Im uran) Allopurinol* allopurinol
.
M ercaptopurin (eg,
e* (eg,
Zyloprim )
Purinethol)

M ekan ism e

oxidase oleh
allopurinol
m engurangi
M ercaptopurin
e, diubah
m enjadi6 thiouric acid.1
tidak aktif .
allopurinol
m engham bat
fi
rst-pass
m etabolism e
m ercaptopurin
e oral.

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
1
D elayed
M oderate
Suspected

dosis Thiopurines
dikurangi ketika
Allopurinol
diberikan
.
Disarankan
bahwa
dosis
thiopurine
awal
dikurangi menjadi
25 % atau 33 %
dari dosis awal .
fungsi
hematologi
diawasi
secara
ketat

N
o

In teraksi O b at

M eth otrexat P rob en eci Kadar plasm a


m etotreksat ,
e
d
efek terapi, dan
toksisitas dapat
m eningkat.

M ethotrexate*
(eg,
Probenecid*
Rheum atrex))

Efek

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

Probenesid
1
dapat
Rapid
m engganggu
M ayor
ekskresiginjal Probable
m ethotrexate
.

Penurunan dosis
m etotreksat dan
leucovorin
(
m isalnya
,
W ellcovorin
)
M em onitor
konsentrasi
m etotreksat
serum
;
m enyesuaikan
dosis
sesuai
kebutuhan

N
o

In teraksi O b at

Efek

terjadi
M eth otrexat
S alicylates peningkatan efek
e
toksik dari
Aspirin* (eg,m ethotrexate
Bayer)
Bism uth
Subsalicylat
e (eg,
PeptoBism ol)
C holine
M agnesium
Salicylate*
(eg,
M ethotrexate*
Tricosal)
(eg,
M agnesium
Rheum atrex))
Salicylate
(eg,D oan's)
Salsalate
(eg,
Salsitab)
Sodium
Salicylate*
Sodium
Thiosalicyla
te (eg,
Thiocyl)

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

Salisilat dapat
1
m enurunkan
Rapid
klirens
M ayor
m etotreksat di Suspected
ginjaldan
pengikatan
plasm a
protein

Penurunan dosis
m etotreksat.
Pertim bangkan
pem antauan
kadar
m etotreksat
plasm a untuk

N
o
7

In teraksi O b at

Efek

M eth otrexat Trim eth op rTrim ethoprim


dapat
e
im
m eningkatkan
risiko
m etotreksat
yaitu
m enginduksi
Trim ethopri
depresisum sum
m * (eg,
Proloprim ) tulang dan
M ethotrexate*
Trim ethopri anem ia
(eg,
m egaloblastik .
mRheum atrex))
Sulfam etho
xazole (eg,
Septra)

M ekan ism e

S ig n if i
k an
si K lin ik

M an ag em en t

M etotreksat
dan
trim etoprim
adalah
antagonis
folat dan
m ungkin
m em ilikiefek
sinergis pada
m etabolism e
folat

1
D elay
M ayor
Suspected

Jika
kom binasi
obat ini tidak
dapat dihindari ,
m em onitor
tanda-tanda
toksisitas
hem atologi
pasien.
Leucovorin
kalsium m ungkin
diperlukan untuk
m engobati
anem ia
m egaloblastik
dan neutropenia
akibat
kekurangan asam
folat .

N
o

In teraksi O b at

Efek

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

M eth otrexat
N S A ID s
e

Peningkatan
toksisitas
m ethotrexate
( M TX ) .

klirens ginjal
berkurang

1
D elay
M ayor
Suspected

D iclofenac*
(eg,
Voltaren)
Etodolac
(eg, Lodine)
Fenoprofen
(eg, N alfon)
Flurbiprofen
M ethotrexate*
* (eg,
(eg,
Ansaid)
Rheum atrex))
Ibuprofen*
(eg, M otrin)
Indom ethaci
n* (eg,
Indocin)
Ketoprofen*
(eg,
O ruvail)

Pertim bangkan
pem berian
leucovorin
saat
m em berikan
bersam a N SAID
dan M TX pada
dosis
antineoplastik
.
M em antau
gangguan ginjal
yang
bisa
m enyebabkan
rentan terhadap
toksisitas M TX ,
tanda-tanda
toksisitas M TX ,
2,3 dan tingkat
M TX
jika
diindikasikan .

N
o

In teraksi O b at

konsentrasi
M eth otrexat
P en icillin s Serum
e
M etotreksat
( M TX ) m ungkin
Am oxicillin* m eningkat ,
(eg, Am oxil)m eningkatkan
Am picillin
risiko toksisitas
(eg,
Principen)
Carbenicillin
(G eocillin)
D icloxacillin
M ethotrexate*
O xacillin*
(eg,
Penicillin G
Rheum atrex))
(eg,
Pfi
zerpen)
Penicillin V
(eg,
Veetids)
Piperacillin*
Ticarcillin
(Ticar)

Efek

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

pengham bata
1
n kom petitif
D elay
sekresiM TX di
M ayor
tubulus ginjal. Suspected

M em antau
toksisitas pasien
terhadap
M TX
dan
m engukur
konsentrasi M TX
dua
kali
sem inggu selam a
setidaknya
2
m inggu pertam a .
D osis dan durasi
leucovorin
m ungkin
perlu
ditingkatkan .

N
o
10

In teraksi O b at

Efek

M ekan ism e

aditif ototoxicity. Tidak


diketahui.

C isp latin

Loop
D iu retics

Cisplatin*

Bum etanide
* (eg,
Bum ex)
Ethacrynic
Acid*(Edecri
n)
Furosem ide
*(eg, Lasix)
Torsem ide
(eg,
D em adex)

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
2
Rapid
M oderat
Suspected

H indarikom binasi
ini jika m ungkin .
Jika
diperlukan
kom binasi
dengan diuretik
pada pengobatan
cisplatin ,lakukan
tes pendengaran
untuk
m endeteksi
gangguan
pendengaran dini

Resum e
No. Jenis Interaksi
1
Absorbsi obat
menurun

Contoh Interaksi Obat


Anti- Hydantoins
neoplastic - Digoxin
Agents

Cyclosporin Carbamazepi
e
ne

menginduksi
enzim
mikrosomal
metabolisme
menghambat
first-pass
metabolisme
mengganggu
ekskresi ginjal/
Klirens

Azatioprin

Allopurinol

Methotrexa - Probenecid
te
- Salicylates
- NSAIDs
- Penisillin

Efek
konsentrasi obat di
plasma menurun ,
mengakibat-kan
hilangnya efek
terapeutik
kadar dalam serum
dapat berkurang dan
efek obat kemungkinan
akan menurun
Peningkatan efek
farmakologis dan
toksisitas
Kadar obat dalam
plasma, efek terapi ,
dan toksisitas dapat
meningkat.

INTERAKSI OBAT ANTIVIRAL

N
o

In teraksi O b at

Efek

P rotease
In h ib itors

Aktivitas
IN H IBITO R
1
antivirus dari PI PRO TO N PU M P D elayed
tertentu dapat dapat
M ayor
dikurangi
. m enurunkan
Suspected
kadar
kelarutan
PI
saquinavir
tertentu
,
plasm a
dapat m engurangi
ditingkatkan .
absorbsi
di
G I.

Atazanavir*
(Reyataz)
Indinavir*
(Crixivan)
N elfi
n avir*
(Viracept)
Saquinavir*
(Invirase)

P roton
Pum p
In h ib itors
Esom epraz
ole*
(N exium )
Lansopraz
ole*
(Prevacid)
O m eprazol
e* (eg,
Prilosec)
Pantoprazo
le* (eg,
Protonix)
Rabeprazol
e*
(Aciphex)

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
M em onitor pasien
terhadap
penurunan
aktivitas antivirus
jika indinavir atau
nelfi
n avir
dan
IN H IBITO R
PRO TO N
PU M P
yang
dipakai
bersam aan
.
M em onitor efek
sam ping
saquinavir
.
M enyesuaikan
dosis PI yang
diperlukan .

N
o

In teraksi O b at

P rotease
In h ib itors

Efek

M ekan ism e

S ild en af i
l konsentrasi
Pengham bata
plasm a
n
Sildenafi
l
m etabolism e
Am prenavir* Sildenafi
l*
Sildenafi
l

(eg,Viagra) m ungkin
m eningkat
, ( CYP3A4 ) .
Indinavir*
m engakibatkan
(Crixivan)
N elfi
n avir
hipotensi berat
(Viracept)
dan fatal.
Ritonavir*
(N orvir)
Saquinavir*
(Invirase)

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
1
Rapid
M ayor
Probable

M engelola
Sildenafi
l dengan
sangat hati-hati
dan m engurangi
dosis
untuk
pasien
yang
m em akai PI .
Pada pasien yang
m em akai
RITO N AVIR1

N
o

In teraksi O b at

Efek

P rotease
In h ib itors

konsentrasi
Kem ungkinan
1
plasm a O PIO ID pengham bata
D elayed
analgesik dapat n
M oderat
m eningkat dan m etabolism e Suspected
t
yang O PIO ID
berkepanjangan analgesik
, m eningkatkan ( CYP3A4 ) di
risiko
efek dinding usus
sam ping
dan hati..
( m isalnya
,
depresi
pernafasan )

O p ioid
A n alg esic
s
Am prenavir* Alfentanil

(eg,
Indinavir*
Alfenta)
(Crixivan)
Buprenorp
N elfi
n avir
hine* (eg,
(Viracept)
Buprenex)
Ritonavir*
Fentanyl*
(N orvir)
(eg,
Saquinavir* Sublim aze)
(Invirase)
Sufentanil
(eg,
Sufenta)

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
M em onitor fungsi
pernafasan
selam a
pem berian
analgesik O PIO ID
pada pasien yg
m enerim a PI. Jika
O PIO ID analgesik
diberikan
terus
m enerus
,
m ungkin
perlu
untuk
m engurangi dosis
O PIO ID analgesik.

N
o

In teraksi O b at

Efek

P rotease
In h ib itors

M ungkin sedasi Pengham bata


1
berat
dan n
D elayed
depresi
m etabolism e
M oderat
pernafasan .
hepatik
Suspected
( CYP3A4 )
benzodiazepin
yang
m engalam i
m etabolism e
oksidatif .

B en zod ia
zep in es
(O x.)
Am prenavir* Alprazolam

* (eg,
Indinavir*
Xanax)
(Crixivan)
Chlordiaze
N elfi
n avir
poxide (eg,
(Viracept)
Librium )
Ritonavir*
Clonazepa
(N orvir)
m (eg,
Saquinavir* Klonopin)
(Invirase)
Clorazepat
e* (eg,
Tranxene)
D iazepam *
(eg,
Valium )

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
Benzodiazepin
tertentu
kontraindikasi
pada pasien yang
m em akai PI .
M idazolam
dan
triazolam
kontraindikasi
pada pasien yang
m em akai
ATAZAN AVIR1
atau darunavir

N
o

In teraksi O b at

Z id ovu d in e

Efek

M ekan ism e

G an ciclov Toksisitas
Tidak
ir
hem atologi
diketahui.
m engancam
Am prenavir* Alprazolam
jiw a
dapat

* (eg,
terjadi..
Indinavir*
Xanax)
(Crixivan)
Chlordiaze
N elfi
n avir
poxide (eg,
(Viracept)
Librium )
Ritonavir*
Clonazepa
(N orvir)
m (eg,
Saquinavir* Klonopin)
(Invirase)
Clorazepat
e* (eg,
Tranxene)
D iazepam *
(eg,
Valium )

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
1
D elayed
M ayor
Probable

H indari
pem berian
bersam aan
gansiklovir
dan
AZT . Foskarnet
(
Foscavir
)
m ungkin m enjadi
alternatif
yang
cocok
untuk
gansiklovir dalam
m engobati
cytom egalovirus
(CM V )

N
o

In teraksi O b at

N elf i
n avir
N elfi
n avir*
(Viracept)

Efek

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

R ifam ycin AU C
ritonavir Fluoxetine dan
1
s
dapat
ritonavir
D elayed
ditingkatkan
. m ungkin
M ayor
Rifabutin*
m engham bat Probable
(M ycobutin sindrom
serotonin
m etabolism e (
)
Rifam pin* ( m isalnya , C N S CYP2D 6 ) satu
(eg,
iritabilitas
, sam a lain .
Rifadin)
peningkatan
Rifapentin tonus
otot ,
e (Priftin)
m ioklonus
,
perubahan
kesadaran
)
dapat terjadi.

M em onitor efek
sam ping
.
sindrom
serotonin
m em erlukan
perhatian m edis
segera
,
term asuk
penarikan
fl
u oxetine
dan
peraw atan
suportif

N
o

In teraksi O b at

R iton avir
Ritonavir*
(N orvir)

Flu oxetin
e

Efek

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

Rifam ycins
kem ungkinan
1
dapat
peningkatan
D elayed
m enurunkan
m etabolism e (
M ayor
Fluoxetine*
konsentrasi
CYP3A4
) Probable
(eg,
nelfi
navir serum nelfi
n avir
Prozac)
,
m engurangi disebabkan
efek
oleh
farm akologis .
rifam ycins .

RIFAM PIN
dan
nelfi
n avir
tidak
boleh
diberikan
together.1
D isarankan
bahw a
dosis
rifabutin
dikurangim enjadi
satu - setengah
dosis biasa ketika
diberikan
bersam a
N ELFIN AVIR.1

N
o

In teraksi O b at

N N RT
In h ib itors
Efavirenz*
(Sustiva)
N evirapine*

Flu oxetin
e

Efek

M ekan ism e

Efek M ETAD O N m etabolism e


dapat berkurang hepatik
..
m eningkat
M ethadone
M ETAD O N
* (eg,
( CYP3A4 ) ..
D olophine)

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik
1
D elayed
M oderat
Probable

M engantisipasi
peningkatan
dosis M ETAD O N
ketika
m em ulai
pengobatan
dengan
IN H IBITO R N N RT .
M em onitor tandatanda overdosis
M ETAD O N

N
o

In teraksi O b at

A cyclovir

Efek

M ekan ism e

S ig n if i
k an M an ag em en t
si K lin ik

P rob en eci Probenesid


Probenesid
2
d
dapat
dapat
Rapid
m eningkatkan
m engham bat
M inor
Acyclovir*
Probenecid
konsentrasi
sekresi
Suspected
(eg, Zovirax) *
serum asiklovir , tubular ginjal
Valaciclovir*
m eningkatkan
acyclovir .
(Valtrex)
efek terapi dan
efek sam ping.

D osis
asiklovir
dan
valasiklovir
m ungkin
perlu
dikurangi
jika
toksisitas
asiklovir
berkem bang

Resum e
No.
Jenis Interaksi
1
Absorbsi obat
menurun

Interaksi Obat
Protease
Proton Pump
Inhibitors
Inhibitors

Protease
Inhibitors

Penghambatan
metabolisme

Nelfinavir
Fluoxetine

mengganggu
ekskresi ginjal/
Klirens

Acyclovir

Efek
konsentrasi obat di
plasma menurun ,
mengakibatkan
hilangnya efek
terapeutik
konsentrasi obat
dalam plasma akan
meningkat

- Sildenafil
- Opioid
Analgesics
Benzodiazepin
es
Rifamycins
- Ritonavir
- NNRT
Inhibitors
Probenecid
Kadar obat dalam
plasma, efek terapi ,
dan toksisitas dapat
meningkat.

TERIM A KASIH

Anda mungkin juga menyukai