Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

SELULITIS

Mardylla Nur Fitriany


Preceptor : dr. M. Faisal Lutfi, Sp. M
Latar Belakang

Selulitis orbita merupakan salah satu inflamasi orbital akut. Infeksi selulitis
orbita adalah suatu kegawat darurat dan membutuhkan penanganan
segera. Keterlambatan pengobatan akan mengakibatkan progresifitas dari
infeksi. Komplikasi yang terjadi antara lain kebutaan, kelumpuhan saraf
kranial, abses otak, dan bahkan dapat terjadi kematian.

Selulitis preseptal merupakan suatu inflamasi yg bila ditangani dgn tepat


dpt sembuh dgn sempurna tanpa menimbulkan kerugian dalam
penglihatan, tetapi bila penangan terlambat / tidak tepat, inflamasi selulitis
preseptal dapat menjalar ke retroseptal shg dapat menyebabkan selulitis
orbital yg mempunyai komplikasi yg cukup membahayakan, karena
letaknya yg berdekatan dgn otak, shg dpt menyebabkan meningitis.
Definisi

Selulitis Perseptal didefinisikan sbg suatu inflamasi & infeksi yg terjadi pada
kelopak mata & struktur periorbital anterior sampai ke septum orbital. Dari
septum ke struktur orbital posterior tidak terinfeksi tetapi dapat terjadi inflamasi
sekunder. Infeksi bacterial pada orbita/ jaringan periorbital terjadi melalui 3 jalan :
langsung menyebar dari sinusitis yg merupakan penyebab terbesar, inokulasi
langsung setelah adanya trauma & infeksi kulit, serta penyebaran bakteri dari
otitis media dan pneumonia.

Selulitis orbita adalah infeksi aktif jaringan lunakorbita yang terletak posterior dari
septum orbita. Lebihdari 90% kasus selulitis orbita terjadi akibat kasus sekunder
karena sinusitis bakterial akut atau kronis. Gambaran klinisnya antara lain
demam (lebih dari 75% kasus disertai lekositosis), proptosis, kemosis, hambatan
pergerakan bola mata dan nyeri pergerakan bola mata.
Anatomi
Anatomi
Epidemiologi

• Predileksi jenis kelamin tidak mempengaruhi selulitis orbita terjadi


lebih sering pada musim dingin karena terkait erat dengan sinus
paranasal dan infeksi saluran pernapasan atas.

• Predileksi terjadinya selulitis preseptal tidak dipengaruhi ras atau


gender pada dewasa. Rerata usia antara 7-12 tahun. Kondisi ini
lebih sering terjadi pada musim dingin dikarenakan meningkatnya
risiko terjadinya sinusitis.
Etiologi
Selulitis Perseptal

Trauma Palpebra Infeksi kulit Penyebaran infeksi


• Organisme yang paling ekstraokular dari traktus
sering adalah S. • Pada impetigo (karena pernafasan atas
aureus, dan S. S. aureus, S. atau telinga tengah
pyogenes. Organisme pyogenes grup A);
yang lebih jarang erysipelas (karena S. • paling sering
adalah anaerob dan pyogenes grup A); atau ditemukan adalah H.
polimikrobal. ruam kulit akibat virus influenzae dan S.
(HSV, HZV) pneumoniae
Selulitis Orbital

Penyebaran infeksi dari


Infeksi Eksogen organ stuktur sekitar Infeksi Endogen
bola mata
• Cedera penetrasi • Infeksi sinusitis • Infeksi metastasis dari
terutama bila dikaitkan paranasal, gigi,wajah, abses payudara, nifas
dengan retensi benda kelopak mata, rongga sepsis, trombo flebitis
asing intraorbital, dan intrakranial dan kaki dan septikemia.
tindakan operasi struktur intraorbital. Ini Staphylococcus
seperti eviserasi, adalah jalur yang aureus, Streptococcus
enukleasi, paling sering pyogenes dan
dacryocystectomy dan penyebab dari infeksi Haemophilus
orbitotomy orbital influenzae
Patofisiologi
• Kakunya struktur tulang orbita menyebabkan lubang anterior menjadi satu-
satunya tempat ekspansi. Setiap penambahan isi orbita yang terjadi di samping
atau belakang bola mata akan mendorong organ tersebut ke depan, hal ini
disebut dengan proptosis. Penonjolan bola mata adalah tanda utama penyakit
orbita.

• Pada perubahan posisi bola mata, terutama apabila terjadi dengan cepat,
mungkin timbul interferensi mekanis terhadap gerakan bola mata yang cukup
untuk membatasi pergerakan mata dan diplopia. Dapat timbul nyeri akibat
ekspansi cepat, peradangan, atau infiltrasi pada saraf sensoris.

• enyebab utama selulitis adalah infeksi bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan orbita
dan periorbita berasal dari 3 sumber primer yaitu penyebaran langsung dari
sinusitis atau dakriosistitis, trauma atau infeksi kulit, dan penyebaran bakteremia
Klasifikasi

1. Inflamasi orbita akut 2. Inflamasi orbita kronik


a.Selulitis preseptal a.Inflamasi spesifik
b.Selulitis orbita dan abses intraorbital i. Tuberkulosis
c.Osteoperiostitis orbita ii. Sifilis
d.Tromboflebitis orbita iii. Actinomikosis
e.Tenonitis iv.Mukormikosis
f. Trombosis sinus kavernosus v.Infestasi parasit
b.Inflamasi non spesifik
i.Penyakit inflamasi orbital idiopatik
ii.Sindroma tolosa hunt
iii.Periostitis orbital kronik
Faktor Resiko

Penyakit yang mungkin di derita sebelum terjadinya selulitis preseptal dan


orbita, antara lain :
• 1.Sinusitis
• 2.Hordeolum
• 3.Kalazion
• 4.Bug bites
• 5.Lesi akibat trauma
• 6.Lesi akibat bedah di dekat kelopak mata
• 7.Dakriosistitis
Manifestasi Klinis
Tanda yang muncul antara lain:
1.Keadaan umum pasien baik, dapat disertai demam ringan
2.Edema palpebral ( dapat disertai ptosis)
3.Skin tenderness
4.Eritema
5.Perabaan hangat
6.Kemosis dapat menyertai
7.Foul-smelling discharge, crepitus, atau nekrosis dapat mengindikasikan organisme anaerob
8.Infeksi Hemophilus biasanya non purulent, dengan perubahan warna ungu kebiruan pada kelopak mata
9.Erysipelas

• Gejala utama yang didapatkan pada selulitis orbita berupa pembengkakan pada mata yang biasa
bersifat unilateral dan nyeri hebat yang meningkat dengan pergerakan bola mata atau adanya tekanan.
Gejala yang lain yang bisa didapat antara lain demam, mual, muntah,dan kadang-kadang kehilangan
penglihatan.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda selulitis orbita yang didapatkan pada pemeriksaan fisis dan
oftalmologi adalah :

1. Adanya pembengkakan yang menutup bola mata dengan karakteristik


kekerasan seperti papan dan kemerahan
2. Adanya chemosis konjungtiva, yang menonjoldan menjadi kering atau
nekrotik.
3. Bola mataproptosis.
4. Gerakan bola mata terbatas
5. Pemeriksaan fundus dapat menunjukkan adanya kongesti vena retina dan
tanda-tanda papillitis atau edema papil.
6. Penurunan visus, gangguan pengelihatan warna.
Pemeriksaan Penunjang

1.Kultur bakteri dari usap nasal dan konjungitva dan spesimen darah
2.Pemeriksaan darah perifer lengkap
3.X-Ray PNS untuk mendeteksi adanya sinusitis terkait
4.USG orbital untuk mendeteksi adanya abses intraorbital
5.CT scan dan MRI untuk:
a.Membedakan selulitits preseptal dan post septal
b.Mendeteksi abses subperiosteal dan abses orbital
c.Mendeteksi ekstensi intrakranial
d.Menentukan kapan dan darimana dilakukan drainase abses orbital
6.Punksi lumbal bila terdapat tanda- tanda keterlibatan meningel dan serebral.
Penatalaksanaan
1.Terapi local dengan mengaplikasikan kompres hangat
2.Pemberian antibiotic ointment topical yang broad spectrum
3.Berikan obat antibiotic dengan follow up per hari untuk pengobatan 7-10 hari, bila tidak adanya perbaikan dalam 2 hari
pemberian antibiotic oral, dilakukan CT-scan dan antibiotic intravena. Obat yang dapat diberikan antara lain:
a.Dicloxacillin 250 mg p.i q6 jam
b.Azithromycin 500 mg p.o q hari
4.Untuk keluhan yang sedang sampai berat, atau bila ditemukan pasien dengan penampakan yang toksik, pasien
imunokompromise, anak usia dibawah 5 tahun, sebaiknya pasien di rawat inap, dan diberikan antibiotic intravena seperti:
a.Cefuroxime 1 g IV q 8 jam
b.Ampicillin/sulbactam 1.5-3 g IV q 6 jam
5.Berikan chloramphenicol bila dicurigai organisme anaerob atau H. influenzae
6.Pada penyebab dengan trauma diberikan vaksin tetanus
7.Dilakukan eksplorasi dan debrideman bila terdapat abses.
8.Intervensi beda dengan Indikasi meliputi unresponsivenes terhadap antibiotik, penurunan visus dan adanya abses orbital
atau subperiosteal. Intervensi bedah berupa drainase abses dan sinus terkait, FESS (Functional endoscopic sinus surgery)
Prognosis

Dengan pengenalan dan penanganan yang tepat, prognosis untuk


sembuh total tanpa komplikasi sangat baik. Selulitis orbital dapat
berlanjut menjadi abses orbital dan menyebar secara posterior
menyebabkan trombosis sinus kavernosus. Penyebaran sistemik
dapat menyebabkan meningitis dan sepsis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai