Anda di halaman 1dari 30

TONSILLITIS (SKENARIO 4)

KELOMPOK 2.1
FARMASI
Definisi
DEFINISI
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil
KLASIFIKASI
(amandel) yang dapat menyerang semua golongan
umur.
ETIOLOGI Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut
bagian belakang (di puncak tenggorokan). Tonsil
PATOFIOLOGI
berfungsi membantu menyaring bakteri dan
MANIFESTASI mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan
KLINIS
terhadap infeksi. Tonsil bisa 'dikalahkan' oleh infeksi
PENATALAKSANA
AN bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan
meradang, menyebabkan tonsilitis.
DEFINISI

KLASIFIKASI

ETIOLOGI

PATOFIOLOGI

MANIFESTASI
KLINIS
PENATALAKSANA
AN
• T0 = Tonsil berada di
dalam fossa tonsil atau
telah diangkat
• T1 = bila besarnya 1/4
jarak arkus anterior dan
uvula
• T2 = bila besarnya 2/4
jarak arkus anterior dan
uvula
• T3 = bila besarnya 3/4
jarak arkus anterior dan
uvula
• T4 = bila besarnya
mencapai arkus anterior
atau lebih
Sreptokokus
DEFINISI
Beta
Hemolitikus
KLASIFIKASI

ETIOLOGI Streptokokus
Pyogenesis
PATOFIOLOGI Etiologi
Streptokokus
MANIFESTASI
KLINIS Viridans
PENATALAKSANA
AN
Virus Influenza
DEFINISI

KLASIFIKASI

ETIOLOGI

PATOFIOLOGI

MANIFESTASI
KLINIS
PENATALAKSANA
AN
Manifestasi Klinis
DEFINISI • Penderita biasanya mengeluh sakit menelan, lesu seluruh tubuh,
nyeri sendi, dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari Nervus IX.
KLASIFIKASI • Suhu tubuh sering mencapai 40°C, terutama pada anak.
• Tonsil tampak bengkak, merah, dengan detritus berupa folikel atau
ETIOLOGI membran. Pada anak, membran pad tonsil mungkin juga disebabkan
oleh tonsilitis difteri.
PATOFIOLOGI • Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis.
MANIFESTASI • pada tonsilitis kronik hipertrofi, tonsil membesar dengan
KLINIS permukaan tidak rata, kripta lebar berisi detritus. Tonsil melekat ke
PENATALAKSANA
jaringan sekitarnya. Pada bentuk atrofi, tonsil kecil seperti
AN terpendam dalam fosa tonsilaris.
• Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala dan
muntah.
DEFINISI
Penatalaksanaan
• Tirah baring
KLASIFIKASI
• Analgesik
ETIOLOGI
• Antibiotik
Obat kumur atau obat isap dengan
PATOFIOLOGI

MANIFESTASI
KLINIS desinfektan
PENATALAKSANA
AN
STUDI KASUS
S-O-A-P
Seorang laki laki berusia 19 tahun periksa ke poli THT RS
UMM dengan keluhan nyeri telan hebat, nyeri dirasakan
menjalar ke dua telinga sejak 2 hari ini dan bertambah berat
dan demam, pasien juga mengeluh ‘foetor ex ore’, ‘ plummy
voice’ dan liur keluar secara berlebihan. sebelumnya
tenggorok terasa kering, ‘serik’ dan panas. Keluhan ini baru
dirasakan yang pertama kalinya. Sesak dan parau tidak
dikeluhkan hanya batuk dirasakan kadang kadang saja tetapi
tidak berat. Keluhan lain tidak ada. Kesadaran compos mentis,
T 110/70 mmHg, N 80 x/min, RR 24 x suhu 38oC
Mr.X (19 th)
• Keluhan:
SUBJEKTIF Nyeri telan hebat, nyeri dirasakan menjalar ke dua
telinga sejak 2 hari ini dan bertambah berat
OBJEKTIF Demam
‘Foetor ex ore’
ASSASMENT ‘Plummy voice’ dan liur keluar berlebihan
Sebelumnya tenggorok terasa kering, ‘serik’ dan
PLAN panas
Keluhan ini baru dirasakan yang pertama kalinya.
batuk kadang kadang tidak berat
• Diagnosis: Tonsilitis, faringitis
Pemeriksaan Hasil

SUBJEKTIF
Sesak dan Tidak, batuk kadang-kadang
parau tetapi tidak berat.
OBJEKTIF
Kesadaran Compos mentis
TD 110/70 mmHg
ASSASMENT

PLAN
Nadi 80 x/min
RR 24 x
Suhu 38°C
Obat Rute Dosis Komentar
Amoxicillin PO 125 mg/5 ml, sehari tiga kali
tiap
SUBJEKTIF
Corsona PO Tablet 500 mcg, 1-4
(Dexamethaso tab/hari dalam dosis
OBJEKTIF
ne) terbagi
ASSASMENT
Axalan PO Ibuprofen 200 mg+pct 325
mg, 1-2 tab 3x/hari
PLAN
Betadine PO 1 %, Kumur-kumur selama
gargle 30 detik.
Ulangi tiap 2-4 jam.
KIE
• Makan teratur dan bergizi
• Perbanyak konsumsi air (hangat)
• Berkumur dengan larutan garam unruk mengatasi ketidaknyamanan
tenggorokan
• Istirahat yang cukup
• Hindari minuman beralkohol, makanan pedas, asap rokok
• Makan makanan yang halus/yang mudah ditelan (bubur)
• Memakai masker untuk menghindari penularan ke orang lain
• Gelas minuman dan perkakas rumah tangga untuk makan tidak
dipakai bersama dan sebaiknya dicuci dengan menggunakan air
panas dan bersabun
• Sikat gigi yang telah lama sebaiknya diganti untuk
menghindari infeksi berulang
• Pasien sering mencuci tangan untuk mencegah
penyebaran infeksi pada orang lain

Bakteri dan virus penyebab Tonsilitis dapat dengan mudah


menyebar dari satu penderita ke orang lain (Edgren, 2002).
ANTIBIOTIK
Amoxicillin Amoxicillin and Clindamycin
Clavulanic Acid
Indikasi Pengobatan telinga, hidung, Pengobatan infeksi yang disebabkan Treatment of serious infections
tenggorokan, kulit dan struktur oleh strain yang rentan dari caused by susceptible strains of
kulit, saluran pernapasan bagian mikroorganisme. specific microorganisms; treatment
bawah, infeksi gonore, akut yang of acne vulgaris (topical use);
disebabkan organisme tertentu. treatment of bacterial vaginosis
(A to Z) (vaginal use).

MK Amoksisilin menghambat Asam klavulanat memiliki afinitas Suppresses bacterial protein


langkah transpeptidasi akhir tinggi untuk mengikat β-laktamase synthesis (A to Z).
sintesis peptidoglikan di dinding tertentu yang umumnya
sel bakteri dengan mengikat 1 menginaktivasi amoksisilin dan
atau lebih dari protein penisilin- menghidrolisa cincin β-laktam nya.
mengikat (PBP), sehingga karena banyak bakteri biasanya
menghambat dinding sel resisten terhadap amoksisilin dan
biosintesis mengakibatkan lisis penisilin dan sefalosporin lainnya.
bakteri. (MIMS)
Amoxicillin Amoxicillin and Clavulanic Acid Clindamycin
farmakokine Absorption: Cepat dan benar- Absorption : Cepat dan baik diserap dari saluran Absorption : Oral: Rapid (90%)
tik benar diserap dari saluran pencernaan. Distribution: High
pencernaan. Bioavailabilitas: Sekitar 70%. concentrations in bone and
Puncak konsentrasi plasma: 1-2 Protein plasma : 25 % urine; no significant levels in
jam. Waktu puncak konsentrasi plasma: w / dalam 1- CSF, even with inflamed
Distribusi: Tersebar luas dalam 2,5 jam. meninges; crosses placenta;
jaringan tubuh dan cairan. Distribusi: Ini melintasi penghalang plasenta; enters breast milk
Melewati plasenta dan memasuki memasuki ASI (jumlah kecil); mudah Metabolism: Hepatic
ASI (jumlah kecil). mendistribusikan ke jaringan tubuh yang paling Bioavailability: Topical: <1%
Protein plasma : 17% - 20%. dan cairan. Amoksisilin: Mudah mendistribusikan Half-life elimination: Adults: 1.6-
Metabolisme: mengalami kecuali ke cairan serebrospinal. 5.3 hours (average: 2-3 hours)
metabolisme hepatik parsial dan Volume distribusi: Approx 0,3-0,4 L / kg Time to peak, serum: Oral:
dikonversi ke penicilloic asam. (amoksisilin); kira-kira 0,2 L / kg (asam Within 60 minutes; I.M.: 1-3
Ekskresi: Via urine 60%, dan klavulanat). hours
tinja. Paruh plasma: 1-1,5 Jam. Protein plasma mengikat: Approx 18% Excretion: Urine (10%) and
(amoksisilin); kira-kira 25% (asam klavulanat). feces (~4%) as active drug and
Ekskresi: Via urine (amoksisilin: Approx 50-70%; metabolites
asam klavulanat: Approx 25-40%) sebagai obat
tidak berubah selama 6 jam. Berarti paruh
eliminasi: Approx 1 jam.
Amoxicillin Amoxicillin and Clavulanic Clindamycin
Acid
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap penisilin, amoksisilin / klavulanat terkait Hypersensitivity to clindamycin,
sefalosporin, atau imipenem. Tidak kolestasis jaundice atau penyakit hati. lincomycin, or any component of the
digunakan untuk Mengobati pneumonia formulation
berat, empiema, bakteremia,
perikarditis, meningitis, dan purulen atau
septic arthritis selama tahap akut.
Farmakoekono AMOXICILLIN 500 MG, Rp4500/strip) CLANEKSI , Amoxiksisilin 500mg, asam Clindamycin OGB Dexa, 150mg @kapsul Rp
klavulanat 125 mg, mg, Dus berisi 5 strip 617, 300mg Rp 6.843/strip
mi @ 6 kaplet Rp 59.280/strip
Route / Dosis Telinga, hidung, tenggorokan, kulit dan struktur Akut sinusitis bakteri: 125 mg asam Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam,
kulit, GU infeksi saluran klavulanat dan 500 mg amoxicillin infeksi lebih serius 300-450 mg tiap 6
PO infeksi ringan sampai sedang : 500 mg tiap 3dd1 (DIH) jam
12 jam atau 250 mg q 8 jam
Infeksi berat: 875 mg tiap 12 jam atau 500 mg
q 8 jam. (A to Z)
Telinga, hidung, tenggorokan, saluran
urogenital, atau struktur kulit / infeksi kulit:
Ringan sampai sedang: Oral: 500 mg setiap 12
jam atau 250 mg setiap 8 jam
Parah: Oral: 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg
setiap 8 jam (DIH)
Amoxicillin Amoxicillin and Clindamycin
Clavulanic Acid
Kontrasepsi oral: Dapat Allopurinol: Dapat meningkatkan Erythromycin: Lincosamide Antibiotics
Interaksi mengurangi efektivitas kejadian ruam. Kontrasepsi oral: may diminish the therapeutic effect of
kontrasepsi oral. Dapat mengurangi efektivitas Erythromycin. Risk X: Avoid combination
kontrasepsi oral. Probenesid: Kaolin: May decrease the absorption of
Tetrasiklin: Dapat merusak Dapat meningkatkan dan Lincosamide Antibiotics. Risk D: Consider
efek bakterisida amoksisilin. memperpanjang kadar therapy modification
amoksisilin. Tetrasiklin: Dapat Neuromuscular-Blocking Agents:
mengurangi efektivitas Lincosamide Antibiotics may enhance
antibakteri amoksisilin. the neuromuscular-blocking effect of
Neuromuscular-Blocking Agents. Risk C:
Monitor therapy
Typhoid Vaccine: Antibiotics may
diminish the therapeutic effect of
Typhoid Vaccine. Only the live attenuated
Ty21a strain is affected. Risk D: Consider
therapy modification
ANALGESIK+
ANTIPIRETIK
PARASETAMOL IBUPROFEN

Rumus Kimia

Relief of mild-to-moderate pain; Untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang


treatment of fever. Unlabeled dan nyeri setelah operasi
Indikasi use(s): Pain and fever prophylaxis
after vaccination.(A toZ)

Inhibits prostaglandins in CNS but Senyawa ini bekerja melalui penghambatan


lacks anti-inflammatory effects in enzim siklo-oksigenase pada biosintesis
MK periphery; reduces fever through prostaglandin, sehingga konversi asam
direct action on hypothalamic arakidonat menjadi PG-G2 terganggu.
heat-regulating center (A to Z)

ADULTS: PO 60 mg q 4 to 6 hr or Mild-to-Moderate Pain


120 mg sustained-release q 12 hr. ADULTS: PO 400 mg q 4 to 6 hr prn.
Dosis
Not to exceed 240 mg/day (A to Z)
KORTIKOSTEROID
Prednisolon Dexamethasone
Rumus
kimia

C21H28O5 = 360.4 C22H29FO5 = 392.5


Indikasi Inflamasi Inflamasi
MK Intermediate-acting glukokortikoid yang menekan Sintetik glukokortikoid long-acting yang menekan
pembentukan, pelepasan dan aktivitas mediator pembentukan, pelepasan dan aktivitas mediator
endogen peradangan termasuk prostaglandin, kinins, endogen peradangan termasuk prostaglandin, kinin,
histamin, enzim liposomal dan sistem komplemen. Juga histamin, enzim liposomal dan melengkapi sistem.
memodifikasi respon kekebalan tubuh. Juga memodifikasi respon kekebalan tubuh.
Dosis DEWASA: PO 5-60 mg / hari (prednisolon, prednisolon Dosis: PO 0.75 to 9 mg/day.
sodium fosfat). IM 4-60 mg / hari (prednisolon asetat).
IV / IM 4-60 mg / hari (prednisolon sodium fosfat).
Prednisolon dexamethason
Onset of Action - Asetate: cepat
Durasi 18-36 jam 72 jam
Metabolisme Di metabolisme di hati, tetapi juga d Hepatik
metabolisme di beberapa jaringan, mjd
bentuk inaktif
Eliminasi Primarily urine (as glucuronides, dalam waktu 24 jam terekskresi 65%
sulfates, and unconjugated dari dosis mll urin dan feses
metabolites)
KI Hipersensitif kortiko; infeksi krn virus Hipersensitif kortiko; infeksi fungi,
atau jamur, herpes simplex keratitis cerebral malaria; TBC pd mata; herpes
akut simplex mata
Protein binding 65% - 91% 77%
t1/2 2 sampai 4 jam 190 menit
Prednisolon Dexamethasone
IO Risk C: Monitor therapy Acetylcholinesterase Risk C: Monitor therapy Acetylcholinesterase Inhibitors,
Inhibitors, Aminoglutethimide, Amphotericin B, Aminoglutethimide, Amphotericin B, Antidiabetic Agents,
Antidiabetic Agents, Antifungal Agents, Antifungal Agents, Barbiturates, Calcitriol, Calcium
Barbiturates, Calcitriol, Calcium Channel Channel Blockers (Nondihydropyridine), Corticorelin,
Blockers (Nondihydropyridine), Corticorelin, CycloSPORINE, NSAID (COX-2 Inhibitor), Warfarin
CycloSPORINE, NSAID (COX-2 Inhibitor), Risk D: Consider therapy modification
Warfarin Antacids, Aprepitant, capsofungin, Echinacea,
Risk D: Consider therapy modification Fosaprepitant, lenalidomide, Macrolide Antibiotics,
Antacids, Aprepitant, Echinacea, maraviroc, Neuromuscular-Blocking Agents
Fosaprepitant, Macrolide Antibiotics, (Nondepolarizing), sorafenib, thalidomide,
Neuromuscular-Blocking Agents Risk X: Avoid combination
(Nondepolarizing) Natalizumab, nilotinib, nisoldipine, ranolazine,
Risk X: Avoid combination Vaccines (Live)Warfarin
Natalizumab
Vaccines (Live)Warfarin
Prednisolon Dexamethasone
ES Penggunaan jangka panjang sediaan tetes Penggunaan jangka panjang sediaan tetes mata yang
mata yang mengandung kortikosteroid telah mengandung kortikosteroid telah menyebabkan peningkatan
menyebabkan peningkatan tekanan intra tekanan intra okular-dan mengurangi fungsi visual
okular-dan mengurangi fungsi visual
Farmako Corsona (tablet 500 mcg Rp 2.112/strip
ekonomi
OBAT KUMUR
Betadine Gargle
Komposisi Povidone Iodine USP 1% w/v (setara dengan 0.1%
w/v iodine).
Indikasi Untuk pengobatan infeksi akut mukosa mulut dan faring,
misalnya radang gusi dan luka pada mukosa mulut.
Untuk kebersihan mulut sebelum, selama dan setelah
operasi gigi dan mulut.
Dosis Dewasa dan anak lebih dari 6 tahun
a. Larutkan atau encerkan dengan volume yang sama
dengan air.
b. Kumur atau bilas hingga 10 ml selama 30 detik tanpa
ditelan.
c. Ulangi sampai 4 kali sehari, sampai 14 hari berturut-
turut, atau seperti yang dianjurkan dokter

Anda mungkin juga menyukai