Anda di halaman 1dari 26

Anemia Gravis

Syarafina Awanis / 20100310179

Bagian Ilmu Penyakit Dalam


RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
 Nama : Tn.
 Usia : thn
 Alamat :
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Nomer CM :
 Tanggal masuk : 29 september 2015
 Diagnosis masuk : Anemia
 Diagnosis keluar : Anemia Gravis

Identitas Pasien
 Keluhan utama : Lemas
 Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan lemas
dan pucat makin dirasakan memberat sejak
± 1 minggu SMRS. Lemas (+), letih (+), lesu
(+), pusing (+), mual (-), muntah (-) BAK
(+) normal tidak ada keluhan, BAB (+)
normal tidak ada keluhan, riwayat trasfusi
(+), sebelumnya pasien pernah dirawat di RS
dengan keluhan serupa dengan diagnosis
anemia.

Anamesis
 Sistem serebrospinal : keadaan sadar
penuh (compos mentis).
 Sistem kardiovaskular : tidak ada nyeri dada
(-) tidak berdebar - debar (-)
 Sistem respiratori : sesak (-), batuk (-)
dan pilek (-).
 Sistem gastointestinal : mual(-), flatus (+),
muntah (-), BAB (+) tidak ada keluhan .
 Sistem urogenital : BAK (+) tidak ada
keluhan.

Anamesis Sistem
 Sistem intergumentum : tidak ada
bentol-bentol kemerahan di badan, kaki
dan tangan serta tidak terasa gatal.
 Sistem musculoskeletal : tidak nyeri, tidak
ada deformitas dan fraktur.
 Sistem kejiwaan : sadar penuh

Anamesis Sistem
Keadaan Umum : Tampak pucat
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Tekanan darah : 128/69
Respirasi : 20 kpm, tipe
thorakoabdomen
Nadi : 84 kpm, teraba kuat
dan teratur
Suhu : 36,60C

Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
 Kulit
 Warna : coklat sawo matang
 Sianosis : (+)
 Ikterik : (-)
 Turgor : baik, kembali cepat
 Hipopigmentasi : (-)
 Hiperpigmentasi : (-)

Pemeriksaan Fisik
 Kepala
 Bentuk : mesochepal, simetris,
tidak ada deformitas,
 Rambut : dominan hitam
 Facial : tampak pucat
 Mata : conjungtiva anemis (+),
sclera ikterik (-/-), mata merah (-/-),
isokor pupil kanan & kiri, reflex cahaya
(+), edema palpebra (-).

Pemeriksaan Fisik
 Telinga : pendengaran baik, tidak ada
cairan yang keluar.
 Hidung : tidak ada deformitas, secret (-),
inflamasi (-), nafas cuping hidung (+),
epistaksis (-).
 Mulut : bibir tampak pucat dan kering,
stomatitis (-), lidah kotor (-), lidah putih(-
), atrofi papil lidah (-).

Pemeriksaan Fisik
 Leher
 Bentuk : simetris
 Massa : (-)
 JVP : (-)
 Pembesaran kelenjar limfonodi (-).

Pemeriksaan Fisik
 Thorax
 Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak
ada retraksi, penggembanggan paru (+) iktus
kordis (-), petekie (-).
 Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri
seimbang, tidak ada pembesaran limfonodi
aksilla dekstra dan sinistra, tidak teraba iktus
kordis.
 Perkusi : Sonor (+) pada paru kanan kiri,
 Auskultasi :Suara dalam vesikuler, ronkhi (-),
wheezing(-). Suara jantung S1<S2 reguler
murni, murmur (-), gallop (-).

Pemeriksaan Fisik
 Abdomen
 Inspeksi : Kembung(-), tidak ada benjolan dan
tanda-tanda radang.
 Auskultasi : Bunyi usus (+) .
 Perkusi : timpani (+) dan tidak ditemukan
redup/pekak pada kuadran kanan atas.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada epigastric,
tidak ada nyeri tekan pada seluruh lapang abdomen,
pada palpasi hepar & lien tidak teraba

 Ekstermitas
 Ekstermitas superior dan inferior tidak ditemukan
edem, akral dingin (-), nyeri sendi (-).

Pemeriksaan Fisik
Laboratorium Hasil 8/9/2015 GDS 134

HB 2,8 UREUM 21,5

AL 6,3 HBSAg negative

AE 11,50

HT 11

MCV 55

MCH 14

MCHC 26

GODA B

CREA 0,92

SGOT 16,0

SGPT 9,0

Laboratorium
 Anemia adalah berkurangnya jumlah sel
darah merah, hemoglobion, dan volume
packed red blood cell (hematokrit) hingga
nilai di bawah normal.
 anemia didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer

Definisi
 1. hipersekresi ACTH -> hiperplasia zona
fasikulata dan retikulasi korteks adrenal ->
hipersekresi glukokortikoid
 2. peninggian kadar adrenokortikotropik dan
glukokortikoid dalam darah
 3. yang termasuk sindrom ini :
 a. Adena hipofisis (cushing’s disease)
 - Sel-sel kortikotropik spontan mensekresi
hormon ACTH secara berlebihan -> hiperplasi
adrenal bilateral -> hipersekresi glukokortikoid
 b. Sindroma ACTH ektopik
 - sindrom cushing yang penyebab primernya
tumor jaringan non endokrin yang mensekresi
secara berlebihan ACTH atau zat yang
mempunyai aktivitas sepeti ACTH

Klasifikasi dan Etiologi


1.Kehilangan sel darah merah
a. Pendarahan
b. Hemolisis yang berlebihan
2.Kekurangan zat gizi seperti Fe, asam
folat, dan vitamin B12

Klasifikasi dan Etiologi


Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
1. Penurunan kinerja fisik
2. Gangguan neurologik (syaraf)
3. Anorexia
4. Perubahan prilaku
5. Pica
6. Perkembangan kognitif yang abnormal pada
anak
7. Gangguan pertumbuhan , gangguan fungsi
epitel, dan berkurangnya keasaman
lambung.

Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
 Transplatasi sel darah merah
 Antibiotik untuk mencegah infeksi
 Suplemen folat untuk merangsang
pembentukan sel darah merah. Obati
penyebab pendarahan abnormal bila ada.

Penatalaksanaan
 Pemeriksaan laboratorium : kadar HB, jumlah
eritrosit, leukosit,hitung jenis, hematokrit
(nilai mutlak MCV, MCHC, MCH) gambaran
apusan darah tepi.
 Retikulosit, jumlah trombosit
 Bone marrow puction (BMP)
 Kadar besi serum
 Resistensi eritrosit
 Hb patologis, Hb ekroforesis, tes koagulasi
darah
 Bilirubin direk/indirek, tes comb

Pemeriksaan penunjang
• Ganguan perkembangan fisik dan
mental
• Penyakit kardiovaskular
• Hipoksia anemik

Komplikasi
Prognosis
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai