Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

Rachma Novriesya Mayzura (2011730081)


Pembimbing: Dr. Rizqa Haerani, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK RSIJ SUKAPURA


STASE KULIT KELAMIN
Pendahuluan
• Bakterial vaginosis (BV) 

Sindrom klinis polymicrobial akibat penggantian


hidrogen peroksida yang normal yang memproduksi
spesies Lactobacillus di vagina dengan konsentrasi
tinggi bakteri anaerob (misalnya, Prevotella dan
Mobiluncus spesies), Gardnerella vaginalis,
Ureaplasma, Mycoplasma, dan bakteri anaerob
lainnya  BV merupakan penyebab umum
keputihan
• Pedoman CDC 2015  metronidazol adalah obat pilihan
untuk BV, Derivat ke-5 dari nitroimidazoles, dengan paruh
waktu 7,9-8,8 jam. Angka kesembuhan sekitar 84% tapi
penggunaan jangka panjang pada pasien tindak lanjut
menunjukkan tingkat kekambuhan 70%.
• Nitroimidazoles baru  tinidazol dan ornidazole secara
struktural mirip dengan metronidazole, waktu paruh 14-
14,7 jam, 14,1-16,8 jam untuk tinidazol dan ornidazole
dan ditoleransi baik, dosis penggunaan lebih simpel.
Waktu paruh yang lebih lama dikatakan memiliki kontrol
yang adekuat atas bakteri pathogen. Tingkat kesembuhan
dari kedua obat sekitar 96-97%.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
efikasi dan keamanan metronidazole tunggal dosis,
tinidazole, ornidazole, pada pasien vaginosis bakteri,
untuk menilai faktor risiko untuk pengembangan vaginosis
bakteri.
Material and Methods
• Departemen obstetri dan ginekologi, RS.
Lokasi Vanivilas, dekat Bangalore perguruan tinggi
medis dan lembaga penelitian, Bengaluru

Waktu • Masa studi adalah Desember 2015 hingga


Mei 2016.

• Randomized Control Trial dengan uji Chi

Metode square
• Uji prospektif, komparatif, studi terbuka,
kasus vaginosis bakterial
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

• Pasien tidak bersedia berpartisipasi


• Teridentifikasi jamur atau trichomonads
• Usia minimal 18 tahun,
pada pemeriksaan mikroskopis cairan
• Memberikan informed consent
vagina
• Uji kehamilan negatif
• Terdapat lesi yang disebabkan virus
• Mampu mengikuti protokol penelitian, herpes simpleks atau human
• Bersedia tidak coitus untuk hari 1-10 papillomavirus pada pemeriksaan gross,
studi • Pengobatan neoplasia serviks
• Bersedia tidak menyemprot air dengan • Riwayat hipersensitivitas terhadap
semprotan (douche) atau pengobatan derivate 5-Nitroimidazole,
menggunakan produk intravaginal, agen antijamur
termasuk tampon, obat-obatan
• Menggunakan klindamisin dalam waktu
• Bersedia menghindari minum alkohol 14 hari dari awal penelitian, atau dengan
dari 24 jam sebelum hingga 72 jam obat yang diteliti dalam waktu 30 hari dari
setelah minum obat dari penelitian awal penelitian,
• Status premenopause. • Sedang menyusui atau menstruasi pada
saat diagnosis.
• METODE

• Vaginosis bakteri didiagnosis dengan kriteria Amsel di kedua kelompok yang

memiliki gejala dan tanpa gejala. Kriteria Amsel terdiri dari empat faktor:

• Vaginal discharge (keputihan) Homogen, susu atau krim

• pH sekresi di atas 4,5

• Bau amis dengan atau tanpa penambahan 10% KOH

• Kehadiran sel petunjuk/ clue sel pada pemeriksaan mikroskopis

DIAGNOSIS : Terdapat 3 dari 4 kriteria

• Terdapat 120 pasien dibagi menjadi 3 kelompok yang sama masing-masing

40 pasien setiap kasus. Setiap kelompok menerima metronidazole 2 g,

tinidazole 2 g dan ornidazole 1,5 g, sebagai dosis tunggal.

• Di follow up pada akhir minggu ke 1 dan minggu ke 4


Hasil
Hasil
Hasil
Pembahasan
• Bakteri vaginosis (BV)  etiologi tidak diketahui, ditandai
dengan hilangnya atau pengurangan lactobacilli dan
peningkatan jumlah anaerob dan batang Gram-negatif. Gejala
umum adalah keputihan berbau busuk. Pengobatan BV  obat
antimikroba terhadap agen anaerob tanpa mempengaruhi flora
normal vagina.
• Dalam penelitian ini, mayoritas (70%) dari perempuan dari
kelompok sosial ekonomi rendah dan menggunakan douching
(75%) dengan 30% tidak memiliki pendidikan dasar. 40% dari
perempuan menggunakan alat kontrasepsi intrauterine.
• Semua faktor ini dapat berkontribusi pada kekambuhan BV
karena ada bukti bahwa kejadian BV meningkat di kalangan
wanita yang, menggunakan alat kontrasepsi intrauterine,
menggunakan douche secara rutin untuk kebersihan, memiliki
banyak pasangan seks.
Pembahasan
• Menurut pedoman CDC, metronidazol adalah obat pilihan
untuk vaginosis bakteri. Namun, sering terjadi efek samping
dan ini dapat menyebabkan kepatuhan terhadap 7 hari
pengobatan dan mengakibatkan kegagalan pengobatan.
• Obat lain dari kelas nitroimidazole telah dieksplorasi sebagai
alternatif metronidazole untuk pengobatan BV. Paruh
metronidazole adalah 7,9-8,8 jam. Tinidazol dan ornidazole
dapat menjadi alternatif yang lebih baik karena mereka
memiliki paruh waktu lebih lama yakni masing-masing 14-14,7
jam dan 14,1-16,8 jam. Paruh obat penting karena paruh obat
memiliki kontrol yang lebih baik atas bakteri patogen.
Pembahasan
• Efek samping secara keseluruhan, adalah rasa tidak enak
(30,3%), diare (36,4%), sakit kepala (18,2%) dan mual (15,1%).
Efek samping yang paling umum dalam kelompok tinidazole
adalah nafsu makan yang buruk (40%) dan pada kelompok
ornidazole adalah diare (45,5%). Tidak ada efek samping yang
serius dilaporkan dengan salah satu obat-obatan. Semua tiga
obat ditoleransi dengan baik.
• Tingkat kesembuhan baik tinidazol dan ornidazole terbukti
signifikan lebih baik daripada metronidazol dalam keberhasilan
(p <0,05), yang bisa disebabkan waktu paruh yang lama pada
tinidazol dan ornidazole dibandingkan dengan metronidazol.
Keterbatasan Penelitian
• Faktor risiko dan efek samping dan untuk prilaku yang berisiko
mungkin masih ada yang belum dilaporkan
• Selanjutnya, karena ada bukti kuat dalam literatur bahwa BV
dikaitkan dengan IMS termasuk studi HIV lebih lanjut
diperlukan untuk memahami peran potensial skrining dan
pengobatan BV dalam program pencegahan IMS / HIV.
Kesimpulan
• Ketika diberikan tinidazole dan ornidazole dosis tunggal
memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dari
metronidazole dalam pengobatan vaginosis bakteri.
Ketiga obat ditoleransi dengan baik tanpa efek samping
berarti dengan salah satu obat-obatan

Anda mungkin juga menyukai