Anda di halaman 1dari 12

Isu-isu Strategis dan Kebijakan

Promosi Kesehatan di Sekolah


Menengah Atas (SMA)

Uly auliya (G1D115007)


Anggia safitri (G1D115013)
Gentha sulaiman rusydi (G1D115025)
Yuhana nopita (G1D115055)
Mutiara regina (G1D115058)
Richard aprialdy S (G1D115067)
Isu-isu Strategis Promosi Kesehatan di Sekolah
Menengah Atas (SMA)
PHBS di Tatanan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Beberapa kegiatan peserta didik dalam rangka menerapkan PHBS disekolah antara lain :
1. Mengkonsumsi Jajan Sehat di warung/kantin sekolah.
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat di sekolah.
4. Mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik secara teratur di sekolah akan
meningkatkan kebugaran peserta didik.
5. Memberantas jentik nyamuk disekolah secara rutin agar seluruh masyarakat
sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti
demam berdarah, malaria, kaki gajah dan Cikungunya.
6. Tidak merokok di sekolah, karena merokok berbahaya bagi kesehatan antara lain
dapat menyebabkan penyakit paru-paru, jantung, kanker dan merusak gigi serta
menyebabkan bau mulut tidak sedap. Menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap 6 bulan sekali, untuk memantau tingkat pertumbuhan peserta
didik.
7. Membuang sampah pada tempatnya, untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah
karena sampah adalah sarang kuman penyakit.
Masalah Kesehatan Reproduksi Siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA)

Masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan


reproduksi yang dihadapi oleh kelompok usia remaja saat ini,
salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah perilaku
seksual remaja. Perkembangan perilaku seksual
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain perkembangan
psikis, fisik, proses belajar dan sosio kultura. Beberapa
aktivitas seksual yang sering dijumpai pada remaja yaitu
sentuhan seksual, membangkitkan gairah seksual, seks oral,
seks anal, masturbasi dan hubungan heteroseksual
(Pangkahila, 2004).
Perilaku Merokok Siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA)

Salah satu alasan orang merokok adalah mendapatkan


kenikmatan sesaat dan sering tidak memperdulikan akibat yang
ditimbulkan. Indonesia adalah negara pengkonsumsi rokok
keempat terbesar di dunia setelah China, Rusia dan Amerika.
Data sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi
perokok usia remaja dilaporkan mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi mencapai hingga
12.9% remaja terutama pada kelompok umur 15-19 tahun.
Peningkatan paling tinggi terjadi pada kelompok remaja laki-
laki yaitu sebesar 24,6% dan pada remaja perempuan
meningkat sebanyak 0,6%. Tingginya angka konsumsi rokok
merupakan permasalahan nasional yang perlu di antisipasi.
Alasan siswa sekolah menengah atas (SMA) merokok
adalah bahwa dengan merokoklah akan mendapatkan
teman yang lebih banyak. Selain banyak teman sebagian
kecil juga menyatakan bahwa dengan merokok akan
memberikan kenikmatan, menghilangkan stress sesaat,
dan lebih terlihat keren. Namun ada juga yang
berpendapat bahwa merokok adalah hal yang lumrah
dilakukan karena sudah terbiasa melihat orang merokok
dimana-mana.
 Penyalahgunaan Narkoba dan Konsumsi Alkohol di Kalangan
Siswa SMA

Penyebab seseorang pertama kali (Para remaja dalam rentang usia tersebut
umumnya sedang menempuh pendidikan SMP dan SMA) menyalahgunakan
narkoba hampir dipastikan karena rasa ingin tahu yang sangat besar,
penjelajahan, petualangan, ingin menunjukkan keberanian, ingin ambil
risiko, nekat. Masa remaja juga dikenal dengan masa labil, mudah
terpengaruh, mudah meniru, tanpa memikirkan akibat di masa datang, BNN
(2003). Menurut Landau (dalam Afiatin, 2004b) penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba pada remaja yaitu: gaya hidup keluarga, predisposisi
pada alkohol, tekanan kelompok teman sebaya, kekacauan remaja, dan
masalah-masalah psikologis dan emosional yang serius.
Kebijakan Promosi Kesehatan di Sekolah Menengah
Atas (SMA)

Kebijakan Sekolah Sehat merupakan suatu pedoman yang


dirumuskan secara jelas dan rinci, yang dapat mempengaruhi
kegiatan-kegiatan di sekolah dan pengalokasian sumber daya
dalam rangka promosi kesehatan bagi siswa, guru, karyawan
sekolah, keluarga serta masyarakat secara luas. Kebijakan ini
dapat membantu mengarahkan sekolah untuk melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan promosi
kesehatan.
Beberapa kegiatan lainnya yang direkomendasikan adalah sebagai berikut.
1) Pembuatan lagu-lagu dengan topik-topik kesehatan untuk memperkuat
terbentuknya perilaku sehat.
2) Film-film kesehatan dapat diputar pada saat pertemuan.
3) Pembentukan perpustakaan yang berisi buku, majalah atau buletin tentang
kesehatan.
4) Penyebaran informasi melalui majalah dinding (mading) secara periodik.
5) Peringatan Hari Kesehatan Dunia (7 April), hari tanpa tembakau ( 31 Mei),
Hari AIDS sedunia (1 Desember), dan sebagainya.
6) Diskusi tentang kesehatan yang diselenggarakan di sekolah.
7) Kegiatan Skrining Kesehatan.
8) Kegiatan yang diselenggarakan melalui organisasi orang tua.
9) Program Quiz kesehatan.
 Beberapa Rekomendasi Kebijakan untuk Penyalahgunaan
Narkoba di Sekolah

1. Program penanggulangan penyalahgunaan narkoba diproritaskan pada


pemberantasan peredaran minuman keras ilegal. Hal ini mengingat jenis
narkoba yang paling banyak disalahgunakan oleh pelajar adalah jenis
minuman keras.
2. Program penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar
perlu dilakukan sejak dini, terutama pada saat bersekolah di SMP.
3. Program penanggulangan penyalahgunaan narkoba di sekolah perlu
berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak di luar sekolah,
terutama intitusi keluarga. Hal ini mengingat bahwa alasan penyebab
penyalahgunaan narkoba terutama bersumber dari keluarga. Selain itu
sumber diperolehnya narkoba lebih banyak berasal dari teman/penjual di
luar lingkungan sekolah.
4. Program penanggulangan penyalahgunaan narkoba di sekolah
ditanggapi dengan positif oleh para pelajar. Hal ini merupakan
suatu sumber daya yang potensial dalam pengembangan program
berbasis sekolah untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba,
baik yang bersifat pencegahan maupun penyembuhan. Peran kepala
sekolah, guru bimbingan dan konseling, guru wali, dan seluruh
komponen yang ada di sekolah perlu dioptimalkan dan terintegrasi.
5. Program penanggulangan penyalahgunaan narkoba perlu
melibatkan peran aktif para pelajar, baik dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program, termasuk sebagai agen
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai