Anda di halaman 1dari 31

PERAN ENTOMOLOGI DALAM

KEDOKTERAN FORENSIK

Pembimbing : dr. R.P Uva Utomo, SpKF, MHkes.

Residen Pembimbing : dr. Elisa Rompas,MKes

Disusun oleh :
Lanny Ardianny Omorfi (UKRIDA)
Rani Fitria Anggraini (UKRIDA)
Galang Bagaskara (TRISAKTI)
Yanna Rizkia (TRISAKTI)
Fatullah Distra Sudirman (UNIB)
Lia Andini Sulistianingrum (UNIB)
Latar Belakang
PENEMUAN MAYAT KESULITAN
YANG TELAH PENENTUAN WAKTU
MEMBUSUK KEMATIAN

PERTAMA KALI
ABAD KE-13

BERKEMBANG
ABAD KE-19
ENTOMOLOGI
FORENSIK
APA ITU
ENTOMOLOGI
FORENSIK ??

STORE-
URBAN PRODUCT

MEDIKOLEGAL/
MEDIKOKRIMINAL

ENTOMO-
TOKSIKOLOGI
Kegunaan Entomologi Forensik
• Memperkirakan Interval Postmortem
• Menentukan Waktu Kematian
• Menentukan lokasi mayat
• Menentukan sebab kematian
Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Serangga

Karakteristik spesies
Iklim dan cuaca
Tipe makanan
Obat-obatan dan racun
PEMBUSUKAN
Proses degradasi jaringan
Decomposition/
karena autolisis dan kerja
putrefaction
bakteri

Tahap pembusukan :
 Autolisis
 Putrefaction
 Diagenesi
Lima kondisi Postmortem

Fresh
Bloated
Decay stage
Post Decay
Skeletanisasi
Epidemiologi Serangga
• Penelitian Manado Sunny Wangko dkk  Pada 4
babi regional selama 15 hari.
Diptera dan Coleoptera  serangga tersering
Chrysomya megacephala, C. rufifacies, dan
Hemetia illucens  indikator untuk menentukan
post mortem interval.

• Malaysia  Chrysomya megacephala,


Chrysomya rufifacies, Chrysomya villeneuvi,
Chrysoma nigripes, Sarcophagidae,
Synthesiomyia.
 Caliphoridae (Blow flies)
 Chrysomya
Ordo Diphtera
 Calitroga/ Cochliomya
(Lalat)
 Lucilia
 Calliphora
 Sarcophagidae (fresh
flies)
 Muscidae

Ordo Coleoptera
(Kumbang)  Silphidae
(kumbang bangkai)
 Staphylinidae
(kumbang pengelana)
Ordo Diptera (Lalat)

Calliphoridae (blow flies)

Sarcophagidae (Fresh Flies))

Muscidae (house flies)


Siklus Hidup Lalat
Siklus Hidup Lalat
Kumbang (ordo Coleoptera)

Silphidae (Kumbang Bangkai)

Staphylinidae (kumbang pengelana)


Siklus hidup Kumbang
Prosedur Pemeriksaan
• Pemberian Label Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengemasan Spesimen
Pemberian Label Spesimen
• Area tubuh / tanah.
• Tanggal dan waktu pengumpulan
• Nama kolektor
• Fase hidup serangga
Pengambilan Spesimen
Ten Basic Rules for Collection
1. Ambil foto close-up dari semua lokasi artropoda diambil.
2. No blitz
3. Sertakan alat ukur untuk menjelaskan ukuran larva / bentuk
serangga.
4. Kumpulkan ± 1 sendok makan penuh sertangga dari min 3
lokasi berbeda dan serangga dari tubuh mayat, letakkan pada 3
wadah bertutup bening.
5. Jangan masukkan serangga ke isopropyl atau
formalin, sebagai gantinya ethanol 98% bagi setengah
jumlah serangga yang dikumpulkan.
6. Matikan serangga dengan air panas sebelum meletakkannya
dalam ethanol.

7. Masukkan setengah jumlah spesimen pada pendingin.

8. Lengkapi wadah sampel dengan label berisi informasi


tanggal, inisial, waktu dan lokasi.

9. Konsultasikan dengan entomology forensik yang


berpengalaman untuk setiap pertanyaan yang timbul saat
pengumpulan sampel dan pemrosesannya.

10. Identifikasi dan analisa harus dilakukan dengan bantuan


entomolog
Faktor yang mempengaruhi pengambilan
spesimen

• Habitat
• Jenazah
• Posisi Jenazah
• Keadaan yang tidak umum
Pengemasan Spesimen
• Dibawa segera  pertahanan kontinuitas
• Kotak banyak udara
• Posisi tegak
Pengawetan Sampel
• Membunuh larva dengan air panas ,
disimpan dalam etanol 80%

• Otot larva kontraksi  larva lurus & tidak


melengkung  memudahkan identifikasi
Larva
Penentuan Waktu Kematian
• Perkiraan waktu kematian  hal penting
• Perkiraan saat kematian  tidak dapat 1
metode saja  lebih baik gabungan dari 2
atau lebih.
• Beberapa metode yang lazim digunakan :
– pengukuran penurunan suhu tubuh
– interpretasi lebam mayat
– interpretasi kaku mayat
– interpretasi proses dekomposisi
– interpretasi aktivitas serangga
• Serangga yang tertarik pada mayat dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:
– spesies nekrofagus  memakan jaringan
tubuh mayat,
– kelompok predator  memakan serangga
nekrofagus.
– Kelompok parasit (kelompok omnivora) 
memakan jaringan tubuh mayat dan juga
memakan serangga yang lain.
• Kelompok spesies nekrofagus  kelompok
spesies yang paling penting dalam
membantu membuat perkiraan saat
kematian
• Lalat  paling umum
Telur lalat  dalam orificium tubuh atau pada
luka terbuka  perubahan bentuk luka /
hancurnya daerah sekitar luka.
• Bila mayat tidak dipindahkan dan hanya telur
yang ditemukan, maka diasumsikan waktu
kematian berkisar 1 - 2 hari (variatif)
• Telur menetas  larva  pupa (waktu : 6-10
hari)  lalat dewasa (12 - 18 hari).
Kesimpulan
• Entomologi forensik  ilmu yang mempelajari
tentang serangga yang dihubungkan dengan
mayat dalam usaha untuk menentukan waktu
kematian.
• Pembusukan terdiri dari beberapa tahap ya itu,
fresh, bloating, decay,post decay dan terakhir
remaining.
• Larva lalat dapat dijumpai setelah
pembentukan dari gas-gas pembusukan yang
nyata, kira-kira 36-48 jam pasca kematian.

Anda mungkin juga menyukai