Anda di halaman 1dari 35

GEOLOGI GUNUNG IJEN

Oleh Kelompok 8

Choirul Risman
Dhianaufal
Iqbal Lail
Raihan Zidan
Yosua Sigit
KETERANGAN UMUM

NAMA GUNUNGAPI : G. Ijen


NAMA LAIN : Gunung Kawah Ijen
LOKASI
a. LOKASI ADMINISTRASI : Kabupaten
Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur
b. LOKASI GEOGRAFI : 8°03' 30
Lintang Selatan dan 114°14' 30" Bujur
Timur.
KETINGGIAN : Tepi kawah 2386 m dpl
dan Danau Kawah 2145 m dpl
KOTA TERDEKAT : 33 km dari
Banyuwangi TIPE GUNUNGAPI : Strato
SUMBERDAYA GUNUNGAPI

a. Sublimat belerang  untuk industri kimia.


Lapangan solfatara terletak di sebelah tenggara
danau Kawah Ijen.
b. Sumber mataair panas  bertipe asam sulfat
khlorida dengan suhu 70 °C dan pH sekitar 2, 6 dan
bertipe bikarbonat dengan suhu sekitar 45 °
c. Air Danau Kawah Ijen  reaktor multi komponen.
Penelitian BPPTK : tiap 1 liter air kawah Ijen yang
direksikan dengan kapur tohor secara stokiometri
menghasilkan 100 gram gipsum.
d. Lapangan Gipsum/anhidrit  sebagai sumber
kalsium. Proses penguapan/pemanasan di
permukaan gipsum membentuk anhidrit.
e. Batuan vulkanik  batu apung.
f. Objek Wisata dan studi vulkanologi.
WISATA

• G. Ijen merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa


Timur
• Di Puncak G. Ijen terdapat danau kawah dengan airnya yang
berwarna hijau toska dan ber-pH sangat asam.
• Lapangan solfatara G. Kawah Ijen yang selalu melepaskan gas
vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas
yang kadang menyengat
KARAKTER LETUSAN

• Letusan yang pernah terjadi  freatik dan magmatik.


• Letusan freatik lebih sering terjadi  berdanau kawah
• Dari sejarah kegiatannya, sejak tahun 1991 letusan freatik
terjadi setiap satu sampai 3 tahun sekali.
• Sedangkan tahun 1917 sampai 1991 periode letusan tercatat 6
sampai 16 tahun sekali.
• Letusan besar yang menelan korban manusia adalah pada
tahun 1817.
MORFOLOGI

G. Ijen dibagi menjadi tiga satuan morfologi Reksowirogo (1971), yaitu :


• Tanah Tinggi Ijen  terdiri dari puncak-puncak gunung, dataran dan
bukit-bukit. Terdapat gunungapi yang masih aktif maupun yang sudah
padam.
• Daerah sekitar Lereng  daerah pengikisan.
• Daerah dataran  daerah pengendapan. Terdiri dari pesawahan,
perkampungan, tegalan, perkebunan, kota dan sungai.
LITOLOGI
STRUKTUR GEOLOGI
KOMPLEKS SOLFATARA

Komplek solfatara G. Ijen terdapat di


sebelah tenggara dan merupakan bagian
dari dinding danau itu sendiri. Batuan yang
terdapat di areal solfatara sudah teraltrasi
secara intensif yang didominasi warna
putih sampai kuning. Suhu gas solfatara
yang diukur dengan thermokopel pada
bulan Agustus 2001 mencapai 200 – 202
°C.
RESISTIFITAS
DEFORMASI
Geokimia G. Ijen

Pada saat ini aktivitas vulkanik G. Ijen yang tampak


di permukaan adalah berupa komplek solfatara
dengan suhu mencapai 200°C, air danau kawah yang
sangat asam dan mata air panas Sibenteng yang
muncul dekat solfatara sebagai bagian dari
manifestasi panasbumi. Geokimia G. Ijen meliputi :
gas , air dan batuan.
Komposisi Kimia Batuan
Sebagian batuan beku ada yang sudah
terubah menjadi batuan ubahan/
altrasi. Proses altrasi yang paling
intensif terjadi di areal solfatara karena
adanya pengaruh gas solfatara bersuhu
tinggi. Di G. Ijen juga dijumpai batu
apung dan belerang mrica sering
terdapat di permukaan air danau Kawah
Ijen.
Pembentukan Gypsum
Pembentukan gypsum di hulu K. Banyupait (bawah
Dam K. Ijen terjadi mulai dari jarak 25 m dari dam
sampai pada jarak sekitar 2 km dari dam. Komposisi
kimia gypsum (dalam satuan % berat) dari sekitar
12 contoh sangat bervariasi seperti di bawah ini :
Kedalaman
Danau Kawah Ijen
Topografi puncak danau kawah Ijen.
Garis A-B dan CD menunjukan lintasan
pengambilan data menggunakan echo
shonder. Tanda P menunjukan lokasi di
banyupait tempat keluarnya sulfur dan
mata air panas.
Peta Kedalaman
Danau Kawah
Ijen
Peta
Kedalaman
Danau Kawah
Ijen
Geokimia Air

Geokimia air di G. Ijen dapat


meliputi air danau kawah dan
hulu Kali Banyupait, mataair
panas serta mataair dingin.
Kimia Gas
Analisis di laboratorium terdiri dari gas tidak
terlarut dan gas terlarut. Gas terlarut dianalisis
dengan metode konvensional, volumetri dan
gravimetri, yaitu: H2, O2+Ar, N2 ,CH4, CO, CO2,
H2S, NH3, HCl, dan SO2, serta gas tidak
terlarut dianalisis dengan menggunakan alat
Kromatografi Gas., yaitu : H2, O2+Ar, N2 ,CH4
dan CO. Hasil Analisis Kimia Gas pada Solfatara
Gunungapi Ijen,Tahun 2008.
Mitigasi Bahaya Gunungapi

• Visual
Suhu udara, curah hujan, arah angin, bau gas belerang, tinggi
& warna hembusan asap kawah.

• Instrumental
Seismograf Analog PS-2
Jenis gempa yang terekam: tektonik, vulkanik, hembusan, dan
tremor.
Analisis spectral Gempa Vulkanik Dalam (VA) = 3,5Hz
Vulkanik Dangkal (VB) = 2,3 – 2,9 Hz
Bahaya Erupsi Kawah Ijen

• Aliran Piroklastik
• Jatuhan Piroklastik
• Aliran Lava
• Lahar Letusan
• Lahar
Tempat yang dapat
dijadikan geosite

Pemandangan air danau yang


berwarna
kehijauan akibat suspense gas
belerang yang khas berpadu
dengan dinding kawah
serta asap putih dari proses
sublimasi belerang
Belerang yang dihasilkan dari
hasil sublimasi
gas-gas belerang yang terdapat
dalam lapangan solfatara yang
bersuhu sekitar 200
°C (Badan Geologi 2014)
Air danau berwarna hijau
muda berpadu dengan uap air
tipis dan kadang-kadang
terdapat gelembung-
gelembung kecil terutama
dekat solfatara serta asap
solfatara
berwarna putih tipis
kekuningan.
Batuan yang terdapat
di areal solfatara sudah
teraltrasi secara
intensif yang
didominasi warna putih
sampai kuning (Badan
Geologi, 2014).
Api biru atau blue fire
merupakan munculnya
kobaran api berwarna biru
yang menyala-nyala di atas
penambangan belerang.
Air kawah merembes melalui
celah yang terletak di bawah
DAM kawah ijen dan keluar
membentuk sungai kecil yang
merupakan hulu sungai
Banyupahit. Sungai tersebut
bercampur dengan sungai
berair jernih dengan pH 1,62
(Hasil pengukuran Badan Geologi
tahun 2008)
Referensi

Abidin H.Z., dkk., 2007, Karasteristik Deformasi Gunungapi Ijen dalam


Periode 2002-2005 Hasil Estimasi metode Survey GPS.
Brosur “Cagar Alam/Taman Wisata, Kawah Ijen” Balai Taman Nasional
Alas Purwo, Banyuwangi.
Kaswanda, O., Wikartadipura, S. Djuhara, A.,Martono, A. dan Sumpena,
AD.,1993, Peta daerah bahaya Gunungapi Ijen, Jawa Timur. Direktorat
Vulkanologi, Bandung.
Kusumadinata, K., Hadian R., Hamidi, S., dan Reksowirogo, L., D., 1979,
“DataDasar Gunungapi Indonesia”, Direktorat Vulkanologi, Direktorat Jenderal
Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, RI
Hari Rizka Y. P., 2017, Pengembangan Wisata Alam di Taman Wisata
Alam Kawah Ijen. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan. IPB

Anda mungkin juga menyukai