Anda di halaman 1dari 16

Timpani

Nama Kelompok 4 :
1. Fadeli Bermani
2. Asman Ramadhan D.
3. Dwiva Monika
4. Ayu Andira
5. Hanni Aninaidu
6. Pandu Putra Anugrah B.
7. Martiana Safitri
8. M.Taufiqqurahman
9. Nanda Fitria
10. Pani Noveliani L.
11. Rahmat Aulia
Kelas : 04
TYMPANI
Perut kembung atau timpani adalah suatu keadaan
mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang berlebihan.
Hal ini terjadi ketika esophagus mengalami sumbatan sehingga
menghambat pengeluaran gas. Produksi gas yang cepat (CO2
dan CH4) sebagai hasil akhir fermentasi akan memicu terjadinya
kembung.
Gambaran Sapi Normal
Sapi yang mengalami
Timpani

Gambaran
Lambung
Sapi Normal
Skema Terjadinya Timpani
Penyebab Tympani
1. Penyebab primer, akibat fermentasi makanan yang
berlebihan dan hewan tidak mampu mengeluarkan gas, terjadi
akumulasi gelembung gas.

2. Penyebab sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah


esophagus oleh benda asing, stenosis atau tekanan dari
perluasan jalan keluar esophagus.

3. Faktor individu
a. Ternak dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang
baik cenderung mudahmengalami kembung.
b. Susunan dan derajat keasaman (Ph) air liur.
4. Faktor pakan:
a. Pemberian leguminosa, Centrocema dan alfafa secara
berlebihan. Pemberian rumput terlalu muda yang banyak
mengandung air dan berprotein tinggi secara berlebihan
atau karena tidak dilayukan.
b. Pemberian makanan konsentrat yang terlalu banyak.
c. Adanya sumbatan pada kerongkongan.
d. Merumput pada lahan yang baru dipupuk, memakan racun
dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan
keluarnya gas dari perut.
e. Terlalu banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun.
f. Pergantian jenis makanan tertentu yang menyebabkan
produksi gas berlebihan.
Gejala Klinis
1. Ternak nampak resah.
2. Ada rasa sakit.
3. Sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar) di banding
normalnya.
4. Bila perut ditepuk-tepuk mirip suara drum.
5. Tekanan intra rumen mengakibatkan :
Pembesaran rumen/abdomen Tek. rongga perut dan dada

Sapi
Mati
Kesulitan bernapas
Lanjutan..
6. Hewan tampak gelisah
7. Berbaring pada posisi bagian kanan bawah.
8. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi
9. Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang
menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati
kematian.
10. Angka kematian dapat mencapai 90% jika tidak tertolong
11. Ternak cenderung menendang dengan kaki belakang.
Diagnosa
Untuk mendiagnosa Timpani bisa dilakukan beberapa cara :
1. Berdasarkan gejala klinis
Adanya pembesaran lambung di daerah fossa paralumbalis.
2. Pemeriksaan abdomen (Inspeksi, Auskultasi, Palpasi, Perkusi)
 Inspeksi dengan mengamati perubahan-perubahan pada bagian abdomennya. Hal
yang mudah dikenali adalah adanya pembesaran abdomen sebelah kiri. namun pada
penderita timpani abdomen sebelah kirinya akan lebih besar dari normal dan terasa
keras.
 auskultasi, dengan cara menekankan stetoskop pada bagian fossa paralumbalis. Pada
ruminansia penderita Timpani saat dilakukan auskultasi tidak terdengar adanya kontraksi
dari rumen ataupun suara gemericik (gurgling) seperti halnya pada ruminansia normal.
 Palpasi dilakukan dengan cara menekankan kepalan tangan ke daerah fossa
paralumbalis. Saat ditekan inilah akan terasa bahwa abdomen penderita timpani
terasa sangat keras dan tegang yang disebabkan penimbunan gas pada bagian
rumennya sehingga menekan rongga abdomen untuk lebih membesar.
 Perkusi dilakukan dengan menepuk pada bagian abomen kiri, apabila timpani
biasanya terdengar suara seperti drum.
Lanjutan..
3. Catatan pemberian pakan dan penggembalaan.
4. Memasukkan Stomach Tube ke dalam rumen.
Cara yang terakhir ini berfungsi untuk membedakan apakah hewan
menderita bloat atau timpani. Jika saat Stomach Tube sudah dimasukkan
ke dalam rumen dan yang keluar adalah isi rumen dengan konsistensi
berbusa maka bisa dipastikan bahwa hewan tersebut menderita
Timpani.
Salah Satu Cara Diagnosa
Diagnosa Banding
a. Peritonitis atau infeksi pada rongga abdominal
b. Water belly atau pecahnya kandung kemih
c. Bunting tua
d. Akumulasi cairan abnormal dalam uterus selama kebuntingan
e. Displacement abomasum kiri atau kanan
f. Intestinal volvulus (twisted intestines)
g. Ascites (akumulasi cairan di dalam rongga peritoneal) atau
pneumoperitoneum (akumulasi udara di dalam rongga
peritoneal).
Prognosa
Ramalan kelanjutan penyakit biasanya tidak menguntungkan
penderita atau dapat mengakibatkan kematian jika lambat
dilakukan pertolongan ataupun bersifat fausta-infausta.
Pengobatan
1. Pertolongan pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat
yang lebih tinggi, mulut dibuka dan sepotong kayu dimasukkan
melintang pada kedua ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan disamping
kepala sampai ke belakang tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat
segera keluar.
2. Ternak diberi minyak goreng 100-200 ml atau lebih, minyak kayu putih
atau minyak atsiri lainnya diberikan melalui mulut maupun dicampur air
hangat.
3. Memberikan obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone),
dosis sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang
untuk kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air,
kemudian diminumkan. Wonder Athympanicum, dosis: sapi/ kerbau: 20 –
50 gram, sedang untuk kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air
secukupnya, kemudian diminumkan.
4. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran
gas dengan cara menusuk perut ternak sebelah kiri dengan trocoar dan
cannula.
Pencegahan
1. Pemberian pakan sesuai aturan, misalnya komposisi rumput dan
leguminosa yang benar.
2. Hijauan yang akan diberikan hendaknya dilayukan terlebih dahulu.
3. Jika ada ternak yang kembung, upayakan untuk tetap berdiri atau
bergerak.
4. Selama musim hujan sebaiknya ternak diberi pakan kasar sebelum
dilepas di padang penggembalaan yang basah.
5. Ternak jangan digembalakan terlalu pagi ketika rumput masih basah
dan hindari memberi ternak dengan rumput atau daun-daun muda
dan tanaman leguminosa (kacang-kacangan).
6. Jangan membiarkan ternak terlalu lapar
7. Jangan memberikan makanan yang sudah rusak/busuk/berjamur
8. Hindari pemberian rumput/ hijauan yang terlalu banyak, lebih baik
memberikan sedikit demi sedikit tetapi sering kali.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai