Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting


disekitar masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian
seseorangterutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita
penyakit diare ataugastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat
dari penyakit diare banyak faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene
perorangan, keadaan gizi,faktor sosial ekonomi, menentukan serangan penyakit
diare, walaupun banyak kasusdiare yang mengalami dehidrasi namun banyak
yang meninggal bila tidak dilakukantindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat
pada umumnya selalu menganggap suatuhal penyakit diare adalah sepele,
sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang
mengalami kematian.
Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus segera ditangani
karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik
dan mengalamikematian. Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang
dapat mengakibatkankematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang
berkaitan dengan diare belumsepenuhnya ditanggulangi secara memadai, namun
berbagai peran untuk mencegah kematian yang berupa komplikasi dan masalah
lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi, dalam mencegah
penyakit diare dengan memberikan pendidikankesehatan kepada semua warga
masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran keluarga dan warga
sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit gastroenteritis karena
dari keluargalah pola hidup seseorang terbentuk.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu

1. Bagaimana anatomi fisiologi dari gastroenteritis dehidrasi ?


2. Bagaimana epidemiologi dari gastroenteritis dehidrasi ?
3. Apa definisi dari gastroenteritis dehidrasi ?
4. Apa etiologi dari gastroenteritis dehidrasi ?
5. Bagaimana patofisiologi dan WOC dari gastroenteritis dehidrasi ?
6. Bagaimana tanda dan gejala dari gastroenteritis ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari gastroenteritis dehidrasi ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari gastroenteritis dehidrasi ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari gastroenteritis dehidrasi ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu

1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari gastroenteritis dehidrasi.


2. Untuk mengetahui epidemiologi dari gastroenteritis dehidrasi.
3. Untuk mengetahui dari definisi dari gastroenteritis dehidrasi.
4. Untuk mengetahui etiologi dari gastroenteritis dehidrasi
5. Untuk mengetahui dari patofisiologi dan WOC gastroenteritis dehidrasi.
6. Untu mengetahui tanda dan gejala dari gastroenteritis dehidrasi.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari gastroenteritis dehidrasi.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gastroenteritis dehidrasi.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari gastroenteritis dehidrasi.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Kasus
Nn. Alice 27 th, karyawan pada perusahaan garment yang mengharuskan
bekerja dengan target tertentu sehingga setiap hari di buru-buru tugas. Ia adalah
karyawan baru yang bertugas bagai Quality Control (QC) dengan 60 pegawai yang
pekerjaannya harus di periksa kualitasnya. Semua pegawainya adalah perempuan
dan rata-rata berkerja lebih dari 4 tahun.
Nn. Alice pernah mengeluh nyeri seperti terbakar pada area epigastrium yang
dirasakan lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan kadang-kadang
muntah. Ia juga sering mengeluh perutnya kembung dan disertai BAB berlebih.
Selama ini ia juga sering kali menggunakan aspirin saat ia merasa tidak enak
badan. Tadi pagi sekitar jam 9.05 saat ia berada di kantor tiba-tiba ia merasa sakit
hebat pada perut dan BAB 5x (BAB sejak 2 hari yang lalu. Dengan frekuensi 5x
per hari) dan lemas seperti akan pingsan. Nn. Alice segera dibawa ke unit gawat
darurat Rs. Mutiara untuk mendapat pertolongan. Hasil pemeriksaan didapatkan
turgor kulit turun TD 90/60 mmHg, Nadi 100x/menit, Suhu 38 OC, RR 24x/menit,
mata cowong pemeriksaan BJ Plasma 1,0023.

B. STEP 1
1. Epigastrium : bagian dari dinding perut diatas pusar
2. Aspirin : sejenis obat turunan dari isilasilat yang sering digunakan sebagai
senyawa analgesik atau penahan rasa sakit, antipiretik atau terhadap demam
dan antiinflamasi atau peradangan
3. Turgor kulit : elastisitas kulit (untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi)
normal bila dicubit kurang dari 3 detik sudah kembali ke bentuk semula (kulit
tangan)
4. Bj plasma : pemeriksaan pada plasma, ringan BJnya adalah 1.025-1.028 jika
sedang 1.028-1.032 jika berat 1.032-1.040 (untuk mengetahui derajat
dehidrasi) BJ plasma normal 1,025-1,029
5. Mata cowong : matanya cekung dan merupakan tanda-tanda dehidrasi
6. Garment : perusahaan tekstil

3
C. STEP 2
1. Nyeri terbakar pada area epigastrium dan dirasakan nyerinya setelah makan
disertai perasaan mual dan muntah
2. Sering mengeluh perutnya kembung dan disertai BAB
3. Seringkali menggunakan aspirin saat ia tidak enak badan
4. Sekitar jam 9 ia merasa sakit hebat pada perut dan BAB 5x (BAB sejak 2hr
yang lalu dengan frek 5x/hr) dan lemas seperti akan pingsan
5. Turgor kulit turun, TD 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, suhu 38c, RR
24x/menit, mata cowong, pemeriksaan BJ plasma 1.0023
6. Setiap hari dia diburu tugas dipekerjaannya

D. STEP 3

1. Mengapa nyeri terbakar pada area epigastrium dan dirasakan nyerinya setelah
makan disertai perasaan mual dan muntah ?
2. Mengapa sering mengeluh perutnya kembung dan disertai BAB ?
3. Mengapa harus menggunakan aspirin ?
4. Mengapa Sekitar jam 9 ia merasa sakit hebat pada perut dan BAB 5x (BAB
sejak 2hr yang lalu dengan frek 5x/hr) dan lemas seperti akan pingsan ?
5. Mengapa Turgor kulit turun, TD 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, suhu 38c,
RR 24x/menit, mata cowong, pemeriksaan BJ plasma 1.0023 ?
6. Apa hubungan penyakitnya dengan pekerjaan klien ?
7. Apakah ada pemeriksaan lain selain BJ plasma ?
8. Apa ada obat lain untuk menghilangkan nyeri selain aspirin ?

E. STEP 4

1. Karena sering mengonsumsi obat aspirin sehingga menyebabkan penurunan


prostaglandin yang seharusnya melindungi mukosa lambung. Mual dan
muntahnya disebabkan oleh peningkatan asam lambungnya
Aspirin – penurunan prostaglandin – terjadi iritasi mukosa lambung –
peningkatan sekresi mukosa berupa HCO3 berikatan dengan HCL + NaCO3
(asam lambung) – menyebabkan rasa mual dan muntah
2. Asam lambung meningkat sehingga menyebabkan perutnya kembung dan
BAB yang lebih dari 5x mengakibatkan nutrisi dan cairan terganggu sehingga

4
menimbulkan mal absorbsi sehingga cairan dan elektrolitnya tertarik ke
rongga usus
3. Karena aspirin termasuk obat analgesik atau penahan rasa sakit atau nyeri
4. Bisa menyebabkan gangguan nutrisi dan cairan sehingga menyebabkan
terjadinya mal absorbsi yang merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi
sehingga terjadi tekanan osmotik meningkat terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke rongga usus sehingga terjadi BAB lebih dari 5x atau diare
5. Karena BAB yang berlebih tubuh mengalami dehidrasi sehingga turgor
kulitnya menurun
6. Karena px kerja dipabrik dan diburu dengan tugas, akhirnya kebiasaan bekerja
kerasnya menimbulkan pola makan yang tidak teratur seperti telat makan
7. Selain BJ plasma juga dapat dilakukan pemeriksaan analisa lambung sekresi
seperti hambatan HCL atau peningkatan HCL bisa juga dengan pemeriksaan
endoskopi yaitu jika terdapat luka pada mukosa lambung
8. Selain obat aspirin ada obat lain seperti ibuprofen

F. STEP 5

1. Anatomi dan fisiologi


2. Epidemiologi
3. Definisi
4. Etiologi
5. Patofisiologi dan WOC
6. Tanda dan gejala
7. Pemeriksaan diagnosis
8. Penatalaksanaan medis
9. Asuhan Keperawatan.

5
BAB 3

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi

Anatomi fisiologi dari saluran gastrointestinal berjalan dari mulut melalui


esofagus, lambung dan usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga
torakal, anterior terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan
jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10
inchi) menjadi distensi bila makanan melewatinya. Bagian sisa dari saluran
gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal. Lambung ditempatkan
dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat di bawah
diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi dengan
kapasitas kira-kira ± 1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat bagian
anatomis, kardia, fundus, korpus dan pilorus.

Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang
jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi
dan absorbsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum.
Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan
duodenum. Ini disebut sekum pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang
berfungsi untuk mengontrol isi usus ke dalam usus besar, dan mencegah refluks
bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks veriformis. Usus
besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen transversum
yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden pada sisi
kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elektrolit yang sudah
hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri dua bagian. Kolon
sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang
sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml
air perhari sedangkan usus halus mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas absorbsi
usus besar adalah 2000 ml perhari. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya adalah
karena adanya kiriman yang berlebihan dari ileum maka akan terjadi diare.
Rektum berlanjut pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang
membentuk baik sfingter internal dan eksternal.

Traktus gastrointestinal jika terinfeksi akan melakukan mekanisme


pengeluaran cairan yang banyak ke dalam lumen dan gerakan motilitas yang

6
meningkat untuk membersihkan lumen usus dari patogen. Hal ini menyebabkan
terjadinya diare, karena banyak cairan ekstrasel yang keluar maka pasien
memerlukan terapi cairan dan elektrolit sebagai terapi suportif, juga terapi
antimikroba, dan terapi nonspesifik lain

B. Epidemiologi  

Amerika Serikat Penyakit diare pada anak-anak menyebabkan kunjungan ke


dokter 3 juta, 220.000 rawat inap (10% dari semua anak yang memerlukan rawat
inap), dan 400 kematian per tahun. Rata-rata, Amerika Utara anak muda dari 5
tahun memiliki 2 episode gastroenteritis per tahun. Diare dengan dehidrasi
berikutnya selama hampir 4 juta kematian per tahun pada bayi dan anak-anak.
Mayoritas dari kematian ini terjadi di negara berkembang.
Di indonesia Sekitar separuh orang dewasa dan remaja di Indonesia
mengalami dehidrasi ringan atau kekurangan air tubuh pada tingkat ringan.
Demikian diungkapkan Prof Dr Ir Hardiansyah MS, Ketua Umum Pergizi Pangan
Indonesia, dalam ceramahnya saat Simposium Persatuan Dokter Gizi Medik
Indonesia (PDGMI) "Hydration and Health" di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu
(21/3/2010). Angka ini diperoleh dari hasil penelitian The Indonesian Hydration
Study (Thirst) yang dilakukan melalui  pemeriksaan urine di laboratorium terhadap
1.200 sampel di wilayah Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makassar, dan
Malino. Selain itu, penelitian yang dilakukan secara kolaboratif oleh tiga
perguruan tinggi, yakni FEMA IPB, FKM UNAIR, dan FKM UNHAS, ini juga
mencatat bahwa kejadian dehidrasi ringan  pada remaja lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa. Selain itu, kejadian dehidrasi ringan pada daerah dataran
rendah yang panas lebih tinggi dibandingkan daerah dataran tinggi yang sejuk

C. Definisi Gastroenteritis Dehidrasi


Gatroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan
diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu
atau mencerna toksin. (Tucker, 1998).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolik yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolik. (Cecily, Betz; 2002).

7
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja
yang encer atau cair (Suriadi&Yuliani, 2001).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen
(Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare
yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan
Mayers,1995 ).
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh
mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di
seluruh permukaan bumi.
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan
output melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang
hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
Dehidrasi dapat terjadi karena kekuarangan air ( watter deflection ), kekurangan
natrium ( sodium deflection ), serta kekurangan air dan natrium secara bersama-
sama ( prescilla, 2009 )
Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani
puasa mengalmai atau beresikMI mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau
intra vaskuler (Lynda Jual Carpenito, 2000).
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar
lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati,
2003).Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai
dengan output yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang
(Drs. Syaifuddin, 1992).
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan
natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994)
Kekurangan cairan dalam tubuh bisa dibagi menjadi 3 bagian yang umum kita
kenal yaitu:
1. Dehidrasi Ringan. Yaitu kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula.
Tanda ciri dehidrasi yang masuk dalam kategori ini bisa kita kenali dengan
gejala-gejala semacam mulut dan bibir kering serta lengket, turgor kulit
normal, denyut jantung meningkat, tenggorokan kering, sakit kepala. Pada
anak atau bayi tanda cirinya bisa dikenali dengan bayi menjadi rewel dan juga
bayi menangis, mata terlihat cekung, meningkatnya rasa haus.

8
2. Dehidrasi Sedang. Kehilangan cairan 5% dari berat badan semula. Ciri
dehidrasi sedang terlihat dengan orang yang mengantuk, pusing, otot lemah,
mata kering, haus, produksi urin sedikit dan mulai berwarna kuning tua, silau
melihat sinar, suhu tubuh meningkat (demam).

3. Dehidrasi Berat. Kehilangan cairan 8% dari berat badan semula. Gejala orang
mengalami dehidrasi berat adalah sebagai berikut : urine berwarna kuning
gelap sampai oranye tua, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, kondisi
fisik sangat lemah, lidah bengkak, nadi cepat (takikardia), elastisitas hilang,
mata cekung, menggigil, penurunan fungsi ginjal, kulit kering, terkadang bisa
sampai terjadi pingsan.

Sedangkan klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis:

1. Dehidrasi Isotonik. Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan
elektrolit sehingga kepekatannya tetap   normal, maka jenis dehidrasi ini
biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF.

2. Dehidrasi Hipotonik. Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF


melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat.
Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke
ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel.

3. Dehidrasi Hipertonik. Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF


melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun,
mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF.

Dalam dunia medis dan kesehatan klasifikasi tingkatan dehidrasi terbagi


menjadi:

1. Dehidrasi Isotonik. Hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.
Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145
mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
2. Dehidrasi Hipotonik. Hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air.
Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang
dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter.
3. Dehidrasi Hipertonik. Yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih
banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai

9
dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan
peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).

D. Etiologi

1. Penyebab utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit (jamur,


cacing, protozoa). Gastroenteritis akan ditandai dengan muntah dan diare
yang dpata menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium dan
kalium yang akhirnya menimbulkan program asidosis metabolic dan dapat
juga terjadi cairan atau dehidrasi (Setiati, 2009).

2. Faktor resiko gastroenteritis dengan dehidrasi dibedakan menjadi empat


faktor, yaitu : faktor biologi, faktor lingkungan,faktor pelayanan kesehatan,
dan faktor perilaku. Faktor yang paling berperan dalam mempengaruhi
terjadinya gastroenteritis dengandehidrasi adalah faktor perilaku. Akar-akar
permasalahan karena minimnya pengetahuananggota masyarakat terutama
ibu tentang gastroenteritis. Sedangkan akar masalah utama adalah Faktor
perilaku dalam kasus gaetroeneteritis dengan dehidrasi, minimnya
pengetahuan anggota masyarakat terutama ibu tentang gastroenteritis
sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada
penderita gastroenteritis misalnya cara memberikan danmembuat oralit
yang tepat, dan mereka juga tidak mengetahui tanda-tanda dehidrasi
sehinggamengalami ketarlambatan dalam membawa berobat atau tidak
jarang dibawa berobat setelahmengalami dehidrasi berat. Oleh karena itu,
perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah
tersebut dengan jalan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
gastroenteritis dengan dehidrasi. (Adisasmito, 2007).

3. Faktor Predisposisi (Mansjoer Arief, 2000)


1) Faktor Infeksi
a. Infeksi internal : Infeksi saluran pernaan makanan, yang
merupakan penyebab utama gastroenteritis pada anak meliputi
infeksi internal sebagai berikut :
 Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella,
capylobactor, versinia aoromonas dan sebagainya.
 Infeksi virus : entero virus.
 Infeksi parasit : cacing.

10
b. Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan seperti tonsillitis,
bronkopneumonia dan lainnya.

2) Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida ( intoleransi laktosa, maltose,
dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa)
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein

3) Faktor makanan : makanan basi, beracun, dan alergi terhadap


makanan.

4) Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

E. Patofisiologi

Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu factor infeksi (bakteri, virus,
parasit), factor malabsobsi dan factor makanan dan factor fisiologis.

Diare karena infeksi seperti bakteri, berawal dari makanan/minuman yang


masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung. Yang
kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun jumlah bakteri terlalu
banyak maka ada beberapa yang lolos sampai ke duodenum dan berkembang baik.
Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, organ tubuh yang sering diserang adalah
usus. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan
mencairkan lapisan lender yang menutupi permukaan usus, sehingga bakteri
menegeluarkan toksin yang merangsang sekresi cairan-cairan usus dibagian kripta
vili dan menghambat absorbsi cairan. Sebagai akibat dari keadaan ini volume
cairan di dalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan diding usus
mengemnbung dan tenaga dan sebagian diding usus akan mengadakan kontraksi
sehingga terjadi hipermortilitas untuk mengalirkan cairan di usus besar. Apabila
jumlah cairan tersebut melebihi kapasitas absorbs usus maka akan terjadi diare.

Diare yang disebabkan karena mal absorbsi akan menyebabkan makanan


autau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meninggi sehinga terjadipergeseran air dan elektrolit keadaan rongga

11
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
sehingga timbul diare.

Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena


akan menggangu motilitas usus. Iritasi mukosa usus menyebabkan hiperperistaltik
sehingga mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltic menurun akan mengakibatkan
bakteri akan tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Adanya iritasi mukosa ususu dan peningkatan volume cairan dirongga usus
menyebabkan klien mengeluh perut terasa sakit. Selain karena 2 hal itu, nyeri
perut / kram timbul Karena metabolisme KH oleh baktri diusus yang
menghasilkan gas H2 dan CO2 yang menimbulkan kembung dan flatis berlebihan.
Biasanya pada keadaan ini klien akan merasa mual bahkan muntah dan nafsu
makan menurun. Karena terjadi ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit.

Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan klien


jatuh pada keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun bisa menjadi cekung (pada bayi). Selaput lender
bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Bila keadaan ini terus berlanjut dan
klien tidak mau makan maka akan menimbulkan angguan nutrisi sehingga klien
lemas.

Dehidrasi dan reaksi inflamasi pada mukosa usus menyebabkan peningkatan


suhu tubuh klien.

Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan membuat cairan
ektraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain itu air tubuh juga kehilangan
Na, K dan ion karbohidrat. Bila keadaan ini berlanjut terus maka volume darah
juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi, perfusi jaringan terganggu
dan akhirnya dapat menyebabkan syok hipovolemik dengan gejala denyut jantung
menjadi cepat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, klien sangant lemah
kesadaran menurun.

Selain itu, akibat lain dari kehilangan cairan ekstra sel yang berlebihan, tubuh
kan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan tampak pucat dengan
pernapasan yang cepat (pernapasan kusmaul).

Factor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena factor psikologis


(stress, marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenal di bawah pengendalian

12
system pernapasan simpatis untuk merangsang pengeluaran hormone yang
kerjanya mengatur metabolisme tubuh. Sehingga bila terjadi stress maka
metabolism akan terjadi peneingkatan dalam bentuk peningkatan mortalitas usus.

(Ngastiyah, 2005; Syafiuddin, 1999

WOC

13
F. Tanda dan gejala

Menurut Nursalam (2005), tanda dan gejala d Gatroentritis berdasarkan


klasifikasi Gatroentritis sebagai berikut:
Tabel: 2.1 Tanda dan gejala Gatroentritis

Tanda/gejala yang tampak Klasifikasi


Terdapat dua atau lebih tanda-tanda Gastroentritis dengan dehidrasi berat
berikut:
1. Letargis atau tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum atau malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya sagat
lambat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda Gastroentritis dengan dehidrasi
berikut: ringan/sedang
1. Gelisah, rewel, atau mudah marah
2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tidak ada tanda-tanda untuk Gastroentritis tanpa dehidrasi
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan/sedang
Gatroentritis selama 14 hari atau lebih Gastroentritis presisten berat
disertai dengan dehidrasi
Gatroentritis selama 14 hari atau lebih Gastroentritis presisten
tanpa disertai tanda dehidrasi
Terdapat darah dalam tinja (berak Disentri
bercampur darah)

G. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :


1.     Pemeriksaan Tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis.
b) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest,
bila diduga terdapat intoleransi gula.

14
c) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah
a) pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium
dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asam basa.
b) Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

4. Pemeriksaan BJ Plasma
Dehidrasi ringan BJ 1,0025-1,0028. Dehidrasi sedang 1,0028-1,0032. Dan
dehidrasi berat 1,0032-1,0040.

H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Pemberian cairan
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan oralit, NaCl dan Na, HCO, K
dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/L dapat dibuat sendiri (
mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang di diberi
gula dan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
sebelum dibawa ke rumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih
lanjut.
2) Cairan parenteral
Mengenai beberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung
dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung
tersedianya cairan setempat. Pada umumnya cairan RL ( Ringer
Laktat ) diberikan tergantung berat/ ringan dehidrasi, yang

15
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
a) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/oral kemudian 125
ml/kg/hari
b) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/oral kemudian 125 ml/kg
BB/hari
c) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/kg BB
oralit/oral

b. Diatetik : Pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan


tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu
diperhatikan :
1) Memberikan ASI
2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.

c. Obat-obatan
1) Obat anti sekresi
2) Obat anti spasmolitik
3) Obat antibiotik

2. Keperawatan
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena
faktor mal absorbsi), tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan
perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi (selalu tersedia disinfektan
dan air bersih) serta tempat pakaian kotor sendiri.
Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi,
gangguan rasa aman dan nyaman. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit.

16
I. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
I. Data Umum
Nama : Nn. Alice
Ruang : Hero
No. Registrasi : 00
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Alamat :-
Pekerjaan : Karyawan swasta
Golongan darah :-
Diagnosa medis : Gastroenteritis Dehidrasi

II. Data Dasar


1. Keluhan Utama :
Mengeluh nyeri seperti terbakar pada area epigastrium yang dirasakan
lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan kadang-kadang
muntah. Ia juga sering mengeluh perutnya kembung dan disertai BAB
berlebih. Selama ini ia juga sering kali menggunakan aspirin saat ia merasa
tidak enak badan.

2. Riwayat penyakit sekarang:


Gastroenteritis Dehidrasi.

3. Riwayat kesehatan dahulu:


Tidak ada.

4. Riwayat kesehatan keluarga:


Tidak ada.

III. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Nn. A cemas dan composmentris.

17
Tanda-tanda vital, TB dan BB : Suhu : 38,oC, Nadi= 100x/menit,
TD=90/60, RR= 24x/menit.
Body Systems :
- Pernafasan (B1: Breathing)
Hidung : Hidung simetris, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Trakea : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
Suara nafas tambahan : Tidak ada wheezing, ronchi,
rales dan crackles.
Bentuk dada : Simetris, suara nafas sonor dan
tidak ada kelainan dada.

- Cardiovaskuler (B2: Bleeding)


Suara jantung :Normal,tidak ada kelainan
cardiovaskuler.
Edema : Tidak ada oedema.

- Persyarafan (B3 : Brain)


Composmentris.
Kepala dan wajah :
Mata : Sklera putih, conjungtiva pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran tyroid.
Persepsi sensori :
Pendengaran :Kiri dan kanan tidak ada
kelainan (normal).
Penciuman : Tidak ada kelainan (normal).
Pengecapan : Tidak ada kelainan, bisa
merasakan semua rasa manis,
asin dan pahit.
Penglihatan : Kiri dan kanan tidak ada
kelainan (normal).
Perabaan : Tidak ada kelainan.

- Perkemihan-Eliminasi Urin (B4: Bladder)


Produksi urine : 600 ml.
Frekuensi : 5x/hari.

18
Warna : Lebih pekat..

- Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)


Mulut dan tenggorokan : Mukosa bibir kering.
Abdomen
I = Klien gelisah, dada simetris.
P= Hypertympani.
P=Nyeri tekan epigastrum.
A= Peristaltik 5-12x/menit
BAB : 5x/ hari.

- Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)


Kemampuan pergerakan sendi : Bebas dan tidak ada kelainan
sendi.
Extremitas : Bagian atas dan bawah tidak
ada kelainan.
Kulit : Warna kulit kepucatan, turgor
cukup, akral hangat.

- Sistem Endokrin
Terapi hormone : Tidak ada terapi hormone.
Riwayat perkembangan fisik :Kekeringan kulit, kelemahan

- Sistem Reproduksi
Perempuan : Bentuk kelamin normal,
payudara simetris.

POLA AKTIVITAS ( Di Rumah dan RS )


- Makan :
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 3x 3x
Rendah lemak dan
Jenis menu Semua makanan
serat
Porsi 1 porsi habis ½ porsi
Yang disukai Semua disukai Disukai
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada

19
Pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
Lain-lain - -

- Minum :
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 10x 5x
Jenis minuman Air putih biasa, es Air putih biasa
Jumlah (Lt/gelas) 1 liter ½ liter
Yang disukai Semua disukai Disukai
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
Lain-lain - -

- Kebersihan diri :
Rumah Rumah Sakit
Mandi 2x -
Keramas Setiap hari -
Sikat gigi 2x setiap mandi -
Memotong kuku 1 minggu sekali -
Ganti pakaian Sehari 2x -
Lain-lain - -

- Istirahat dan Aktivitas :


Istirahat Tidur
Rumah Rumah Sakit
Lama : - Lama : 2 jam
Tidur Siang
Jam : - Jam : 13.00-15.00
Lama : 6 jam Lama : 8 jam
Tidur Malam
Jam: 22.00-04.00 Jam : 21.00-05.00
Sering terbangun
karena nyeri pada
Gangguan tidur -
perut bagian kanan
atas

20
Aktivitas
Rumah Rumah Sakit
Lama : 8 jam Lama : -
Aktivitas sehari-hari
Jam : 06.00-14.00 Jam : -
Memasak,
Pasien hanya
Jenis aktivitas membersihkan rumah
berbaring tidur
dan mengasuh cucu
Tingkat Semua aktivitas
Di bantu
ketergantungan dilakukan sendiri

PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
Sosial/Interaksi :
- Hubungan dengan klien : Tidak kenal.
- Dukungan keluarga : Aktif.
- Dukungan kelompok/masyarakat : Aktif.
- Reaksi saat interaksi : Kooperatif.
- Konflik yang terjadi terhadap : Tidak ada.

Spritual :
- Konsep tentang penguasaan kehidupan : Allah SWT.
- Sumber kekuatan saat sakit : Allah SWT.
- Ritual agama yang diharapkan saat ini : Baca kitab suci.
- Sarana ritual agama : Lewat ibadah.
- Upaya kesehatan yang bertentangan agama : Tidak ada.
- Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong : Ya.
- Keyakinan penyakit dapat disembuhkan : Ya.
- Persepsi terhadap penyebab penyakit : Cobaan/peringatan

IV. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)


1. Status kesehatan umum : Nyeri epigastrium.
Keadaan/ penampilan umum : mual, muntah, lemah dan hampir
pingsan.
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
a. TD : 90/60mmHg

21
b. N : 100x/menit
c. Suhu : 38ºC
d. RR : 24x/menit

2. Pemeriksaan fisik (B1-B6)


a. B1 (breathing) : Normal yaitu 24x/menit
b. B2 (Bleeding) : Tekanan darah rendah 90/60 mmHg (normal 120/80
mmHg)
c. B3 (Brain) : Compos mentis
d. B4 (Bladder) : eliminasi alvi BB dengan frekuensi 5x/hr
e. B5 (Bowel) : Nyeri epigastrium.
f. B6 (Bone) : tidak ada fraktur tulang

3. Pemeriksaan Head to Toe


a. Kepala : tidak ada nyeri, kepala simetris
b. Mata : Mata cowong
c. Mulut : lidah bersih, gusi tidak berdarah
d. Hidung : tidak ada polip
e. Abdomen : Nyeri epigastrium
f. Kulit : Turgor kulit turun (Normal >3 detik)

4. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium : BJ Plasma 1,0023

5. Terapi
Oral : aspirin

ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
.

1. DS : - pasien Gangguan rasa nyaman. Nyeri pada


mengatakan nyeri epigastrium
seperti terbakar pada
epigastrium

DO : - terlihat nyeri

22
pada epigastrium

2. DS : - Perubahan nutrisi kurang Perasaan tidak


dari kebutuhan. enak dan
DO : - Lemas dan
anoreksia.
seperti akan pingsan

3. DS : - pasien Kurang volume cairan Peningkatan


mengatakan BAB absorpsi dinding
5x/hari usus atau
pengeluaran
DO : - klien terlihat
cairan yang
sering buar air besar
berlebihan
dengan frekuensi
5x/hari

4. DS : - Hipertermia Proses inflamasi


pada usus.
DO : - suhu 380C

5. DS :-klien mengatakan Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik


lemas dan seperti akan
pingsan

DO :- klien terlihat
lemas

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan peradangan pada
epigastrium.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses peradangan pada usus.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang
berlebihan.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan
menurun.

23
INTERVENSI

No. Tujuan & kriteria hasil Intervensi (NIC) Rasional


DX (NOC)

1. Tujuan : 1. Kaji karakteristik nyeri 1. Untuk


dan skala nyeri. memenuhi
Dalam waktu 2 x 24
2. Kaji factor yang dapat kebutuhan
jam, pasien tidak
menurunkan/meningka pasien dalam
mengalami nyeri
tkan nyeri mengurangi
Kriteria hasil : 3. Berikan obat yang pasien.
dianjurkan. 2. Untuk
a. Pasien
4. Ajarkan pasien teknik mengkaji
mengatakan
pengendalian nyeri kembali yang
nyeri hilang /
alternative, seperti kontinu
berkurang (skala
hipnotis diri, umpan memungkinkan
0-3)
balik biologis, dan modifikasi
b. Pasien dapat
relaksasi. rencana
melaporkan
perawatan yang
kesejahteraan
perlu.
fisik dan
3. Untuk
psikologis.
mengurangi
nyeri.
4. Untuk
mengurangi
ketergantungan
terhadap
analgesic.
1. Tujuan : 1. Monitor suhu minimal 1. Untuk
tiap 2 jam sekali. meyakinkan
Dalam waktu 2x24 jam,
2. Monitor TD, N, RR. perbandingan
Pasien tidak mengalami
3. Monitor warna dan data yang
menunjukkan
suhu kulit. akurat.
peningkatkan suhu
4. Tingkatkan intake 2. Peningkatan
badan secara
cairan dan nutrisi. denyut nadi,
berlebihan. Suhu badan
5. Ajarkan pada pasien penurunan
pasien normal 36-37ºC.
cara untuk mencegah tekanan vena
keletihan akibat sentral, dan

24
Kriteria hasil : panas. penurunan
tekanan darah
a. Suhu tubuh dalam
dapat
rentang normal
mengindikasika
b. Nadi dan RR
n hipovolemia,
dalam rentang
yang mengarah
normal
pada penurunan
c. Tidak ada
perfusi
perubahan warna
jaringan. Kulit
kulit dan tidak ada
yang dingin,
pusing, merasa
pucat dan burik
nyaman.
dapat
diindikasikan
penurunan
perfusi
jaringan.
Peningkatan
frekuensi
pernafasan
berkompensasi
pada hipoksia
jaringan.
3. Peningkatan
denyut nadi,
penurunan
tekanan vena
sentral, dan
penurunan
tekanan darah
dapat
mengindikasika
n hipovolemia,
yang mengarah
pada penurunan
perfusi
jaringan. Kulit
yang dingin,

25
pucat dan burik
dapat
diindikasikan
penurunan
perfusi
jaringan.
Peningkatan
frekuensi
pernafasan
berkompensasi
pada hipoksia
jaringan.
4. Tindakan itu
menghindari
kehilangan air,
natrium
klorida, dan
kalium yang
berlebihan.
Tindakan
tersebut
meningkatkan
kenyamanan
dan
menurunkan
temperature
tubuh.
3. Tujuan : 1. Monitor BAB (volume, 1. Indikator berat
warna, frekuensi, ringannya penyakit
Dalam waktu 2 x 24
konsistensi) ada dan menentukan
jam, volume cairan
lendir/pus/nanah. intervensi
dapat terpenuhi dengan
2. Monitor pengeluaran selanjutnya
kriteria hasil :
urine (volome, darah, berat 2. Urine yang
a. cairan dan
jenis). sedikit atau tidak
elektrolit
3. Timbang berat badan ada merupakan
terpenuhi
perhari. indikasi adanya
b. berat badan

26
tidak mengalami 5. Kaji status hidrasi dehidrasi.
penurunan 6. Monitor serum 3. Berat badan
c. diare elektrolit. menunjukkan
berhenti ,feses status kecukupan
normal cairan tubuh.
d. turgor kulit 5. Terapi yang
normal tidak adekuat
mengakibatkan
dehidrasi tidak
teratasi atau justru
terjadi overload
6. Deteksi dini
adanya asidosis
atau ketidak
seimbangan
elektrolit
4. Tujuan : 1. Kaji derajat Untuk
kelemahan, mengetahui
Dalam waktu 2x24 jam,
perhatikan tingkat
setelah dilakukan
ketidakmampuan kemampuan
tindakan keperawatan
untuk berpartisipasi klien dalam
aktifitas sehari-hari
dalam aktifitas sehari- melakukan
kembali normal dan
hari. aktifitas.
mengharapkan
2. Berikan lingkungan 2. pasien
penurunan rasa letih.
tenang dan nyaman termotivasi
Kriteria hasil : untuk
melakukan
a. Melaporkan
aktivitas
kemampuan untuk
melakukan aktifitas
seharai-hari.

5. Tujuan : 1. Berikan makanan 1. Untuk


yang terpilih meningkatkan
Dalam waktu 2x24 jam,
2. Kaji kemampuan nafsu makan
Diharapkan kebutuhan
klien untuk pasien.
nutrisi pasien terpenuhi.
mendapatkan nutrisi 2. Untuk

27
Kriteria hasil : yang dibutuhkan mengkaji zat
3. Berikan makanan gizi yang
b. Adanya
sedikit tapi sering dikonsumsi dan
peningkatan BB
4. Berikan makanan suplemen yang
sesuai tujuan
selagi hangat dan diperlukan.
c. BB ideal sesuai
dalam bentuk 3. Untuk
tinggi badan
menarik. menurunkan
d. Mampu
5. Monitor jumlah diare dan
mengidentifikasi
nutrisi dan kandungan meningkatkan
kebutuhan nutrisi
kalori. absorpsi.
e. Tidak ada tanda-
4. Untuk
tanda malnutrisi.
meningkatkan
Skala :
nafsu makan
a. Selalu dilakukan pasien.
b. Sering dilakukan. 5. Untuk
c. Kadang-kadang mengkaji zat
dilakukan gizi yang
d. Jarang dilakukan. dikonsumsi dan
e. Tidak pernah suplemen yang
diperlukan.

IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/ No.DX Tindakan yang Hasil Tanda
Jam dilakukan tangan

Senin, 15 1 1. Kaji 1. Pasien


Desember karakteristik menjelaskan
Pukul nyeri dan skala kadar dan
07.00 nyeri. karakteristik
2. Kaji factor yang nyeri.
dapat 2. Pasien
menurunkan/me mengungkapka
ningkatkan n rasa nyaman
nyeri berkurangnya
3. Berikan obat nyeri.
yang 3. Pasien merasa

28
dianjurkan. nyaman.
4. Ajarkan pasien 4. Pasien mencoba
teknik metode non
pengendalian farmakologis
nyeri untuk
alternative, mengurangi
seperti hipnotis nyeri.
diri, umpan
balik biologis,
dan relaksasi.
Senin, 15 2 1. Monitor suhu 1. Suhu tetap
Desember minimal tiap 2 normal.
Pukul jam sekali. 2. Suhu tetap
07.30 2. Monitor TD, N, normal.
RR. 3. Suhu tetap
3. Monitor warna normal.
dan suhu kulit. 4. Keseimbangan
4. Tingkatkan cairan tetap
intake cairan dan stabil.
nutrisi. Pasien
5. Ajarkan pada menyatakan
pasien cara untuk peningkatan
mencegah kenyamanannya
keletihan akibat .
panas. 5. Mampu untuk
mencegah
keletihan
Senin, 15 3 1. Monitor BAB 1. Klien
Desember (volume, warna, menjelaskan jika
Pukul frekuensi, frekuensi BAB
08.30 konsistensi) ada 5x/hr
lendir/pus/nanah. 2. Urine sedikit
2. Monitor berkurang
pengeluaran urine 3. BB pasien
(volome, darah, menurun sejak
berat jenis). sakit
3. Timbang berat 4. Ada tanda-

29
badan perhari. tanda
4. Kaji status hidrasi dehidrasi
5. Monitor serum yang
elektrolit. dialami
pasien
5. Elektrolit
pasien
berkurang
akibat
dehidrasi
Senin, 15 4 1. Kaji derajat 1. Mengatakan
Desember kelemahan, masih dalam
Pukul perhatikan kondisi lemah
09.00 ketidakmampuan untuk
untuk merlakukan
berpartisipasi aktivitas sehari-
dalam aktifitas hari.
sehari-hari. 2. Pasien merasa
2. Berikan lenih nyaman
lingkungan dan tenang
tenang dan
nyaman
Senin, 15 5 1. Berikan makanan 1. Pasien
Desember yang terpilih mengonsumsi
Pukul 2. Kaji kemampuan cukup kalori
09.30 klien untuk setiap hari.
mendapatkan 2. Pasien
nutrisi yang mengonsumsi
dibutuhkan cukup kalori
3. Berikan makanan setiap hari.
sedikit tapi sering 3. Pasien
4. Berikan makanan mengkonsumsi
selagi hangat dan makanan
dalam bentuk sesuai
menarik. kebutuhan
5. Monitor jumlah 4. Pasien terlihat
nutrisi dan menikmati

30
kandungan makanannya.
kalori.

EVALUASI

Hari/Tgl/Jam Perkembangan Tanda tangan

Rabu/18/07.00 S : Klien sudah tidak mengeluh nyeri


epigastrium

O : Nyerinya hilang

A : Tujuan teratasi

P : Dihentikan

Rabu/18/07.30 S : Klien sudah tidak demam lagi

O : Suhu 36 ºC

A : Tujuan Teratasi

P : Di hentikan

Rabu/18/08.00 S : Klien tidak mengalami diare lagi

O : Masih terjadi perut kembung

A : Teratasi sebagian

P : Di lanjutkan

Rabu/18/08.30 S : Klien merasa masih lemah

O : Pasien terlihat lemah melakukan


aktifitas

A : Teratasi sebagian

P : Di lanjutkan

Rabu/18/09.00 S : Klien tidak mual dan muntah lagi

31
O : Tidak terjadi distensi

A : Tujuan teratasi

P : Dihentikan

BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan

32
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolik yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolik. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang
disebabkan output melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.
Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan
elektrolit.
Penyebab utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit (jamur,
cacing, protozoa). Gastroenteritis akan ditandai dengan muntah dan diare yang
dpata menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium dan kalium yang
akhirnya menimbulkan program asidosis metabolic dan dapat juga terjadi cairan
atau dehidrasi.
Tanda dan gejala mula mula pasien gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang, kemudian timbul diare dan tinja cair lalu dapat timbul
gejala muntah.
Pemeriksaan diagnostic bisa dengan pemeriksaan feses, pemeriksaan darah,
pemeriksaan elektrolit tubuh dan pemeriksaan BJ plasma.
Penatalaksanaan medis bisa dengan pemberian cairan, pengobatan diabetic
dan obat-obatan.

B. SARAN
Diharapkan agar para pembaca dapat mengerti dan memahami tentang
penyakit ini “Gastroenteritis Dehidrasi”. Juga para pembaca bisa menerapkan
asuhan keperawatan tentang Gastroenteritis Dehidrasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabeth J. , 2002, Patofisiologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

33
Tierney Lawrence M., McPhee Stephen J., Papadakis Maxine A., 2002. Diagnosa
dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : SalembaMedika

Wilkinson Judith M., Ahern Nancy R. 2012. Diagnosis Keperawatan.


Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC

34

Anda mungkin juga menyukai