Anda di halaman 1dari 45

Defisiensi Mineral Pada Anak

Khalidinah iriansyah
10542024810
DEFINISI
 Defisiensi adalah suatu keadaan atau kondisi
yang ditandai oleh jumlah yang kurang dari
normal. (kamus kedokteran dorlan, edisi 31 hal. 562)

Mineral adalah zat anorganik yang merupakan


unsur esensial untuk pemeliharaan fungsi
tubuh. ( kamus kedokteran dorlan, edisi 31 hal. 1359)
Macam-macam Mineral

makromineral mikromineral
Natrium (Na) Besi (Fe)
Kalsium (Ca) Iodium (I)
Fospor (P) Zink (Zn)
Kalium (K) Kobalt
Magnesium (Mg) Tembaga (Cu)
MAKROMINERAL
Def. Natrium (Na)
Defisiensi natrium adalah kurangnya
kadar natrium yang dapat
menyebabkan hiponatremia.

Hiponatremia: menurunnya
kadar natrium plasma < 130
mEq/dl.
Peranan natrium dalam tubuh

Menjaga tekanan
osmotik vaskuler dan sel

Menjaga status asam basa

Untuk metabolisme sel


 Kebutuhan natrium dalam tubuh
• Anak-anak : 3 gram garam per hari
• Dewasa : 6 gram garam sehari

Hiponatremia dapat terjadi pada :


• Penderita gagal ginjal
• Penderita gagal jantung
• Penderita sirosis hati
• Addison’s disease
• Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik
Hormone (SIADH)
Addison’s disease
 Definisi
Addison adalah gangguan autoimun langka yang
terjadi saat kelenjar adrenal gagal memproduksi
hormon steroid dalam jumlah yang cukup.
 Etiologi
Sindrom Autoimun Poliglandular (Autoimmune
Polyglandular Syndrom/APS)
Infeksi (Tuberculosis, jamur, HIV)
Tumor metastasi
Tanda dan gejala
• Lemas dan lesuh,
• Anorexia
• Berat badan turun
• Hiperpigmentasi kulit
• Menjadi mudah marah
 Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium : Tes darah, Tes ACTH,
• Radiologi : MRI, CT-Scan

 Pengobatan
• Pemberian kortikosteroid secara oral
• Pemberian kortikosteroid melalui suntikan untuk
penderita yang mengalami gejala muntah-
muntah.
Def. Kalsium

Defisiensi kalsium adalah tidak cukupnya


asupan kalsium yang menyebabkan
gangguan otot, masa tulang
Peranan kalsium dalam tubuh
Membantu membentuk tulang
dan gigi

Mengatur transmisi impuls sel


otot dan syaraf

Mengatur kontraktilitas otot


termaksud otot pembuluh darah
Kebutuhan kalsium dalam tubuh
• 1-3 tahun: 700 mg per hari
• 4-8 tahun: 1,000 mg per hari
• 9-18 tahun: 1,300 mg per hari
• 19-50 tahun: 1,000 mg per hari
• 51-70 tahun: 1,200 mg per hari untuk wanita;
1,000 mg per hari untuk pria
• di atas 71 tahun: 1,200 mg per hari
 Gejala defisiensi kalsium
• Pertumbuhan terganggu
• Malformasi tulang
• Gejala berupa manifestasi osteoporosis dan
gejala hipokalsemi

 Jika terjadi def. kalsium dapat mengakibatkan


• Rakitis
• Osteomalasia
• Osteoporosis
Rakitis
 Definisi
Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak
yang umumnya disebabkan oleh kekurangan vitamin D
dan kalsium.
 Epidemiolgi
anak-anak dalam kelompok etnis minoritas di kota-kota
besar seperti di Inggris dan menyerang pada usia 6 bulan
sampai 3 tahun dan jarang terjadi pada bayi baru lahir.
Dapat juga terjadi pada orang dewasa (oesteomalasia).
 Etiologi
Kekurangan vitamin D dan kalsium
 Tanda dan gejala
• Pada bayi, dapat dijumpai keadaan kejang, kaku,
pertumbuhan fisik yang lambat,kelemahan, dan
gagal tumbuh.
• Pada anak yang sudah mulai berjalan, dapat
dijumpai keadaan seperti deformitas dari tulang
terutama bagian kaki seperti genu varum
(bengkoknya lutut kearah luar sepertimembentuk
busur panah) atau genu vakgum (bertemunya
kedua lutut jika kaki diluruskan, lutut bengkok
kearah dalam).
 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: pemeriksaan darah
Radiologi: X-ray
Rontgen dan CT-Scan
 Pengobatan
• Memperbanyak konsumsi makanan atau minuman yang
kaya akan kedua zat tersebut.
• Menjemur di bawah sinar matahari pagi (sebelum jam 10
pagi) secara rutin, yaitu sekitar 10-15 menit setiap hari.
• Mengonsumsi suplemen vitamin D dan kalsium jika asupan
dari makanan kurang.
Def. Kalium

kadar kalium dalam aliran


darah berada di bawah batas
normal
Peranan kalium dalam tubuh
Membantu Sistem
Saraf Lebih Optimal

Menyeimbangkan
Kadar Air

Meningkatkan
Kesehatan Tulang
Gejala defisiensi kalium
• Cepat Lelah dan Merasa Lemah
• Otot sering kram
• Diare
• Jantung berdebar
Kebutuhan kalium dalam tubuh
• Bayi usia 0-6 bulan membutuhkan 500 mg.
• Bayi usia 7-11 bulan membutuhkan 700 mg.
• Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 3000 mg.
• Anak usia 4-6 tahun membutuhkan 3800 mg.
• Anak usia 7-9 tahun membutuhkan 4500 mg.
• Perempuan usia 10-15 tahun membutuhkan 4500 mg.
• Perempuan usia 16-80 tahun ke atas membutuhkan
4700 mg.
• Laki-laki usia 10-12 tahun membutuhkan 4500 mg.
• Laki-laki usia 13-80 tahun ke atas membutuhkan 4700
mg.
Kebutuhan fospor dalam tubuh
• 100 mg per hari untuk bayi usia 0-6 bulan.
• 275 mg per hari untuk bayi usia 7-12 bulan.
• 460 mg per hari untuk anak-anak usia 1-3 tahun.
• 500 mg per hari untuk anak-anak usia 4-8 tahun.
• 250 mg per hari untuk anak-anak usia 9-18 tahun.
• 700 mg per hari untuk usia 19 tahun ke atas.
• 250 mg per hari untuk wanita hamil dan
menyusui usia 18 tahun ke bawah.
• 700 mg per hari untuk wanita hamil dan
menyusui usia 19 tahun ke atas.
Jika terjadi def. kalium dapat mengakibatkan
• Hipokalemia
• Diabetes
• Diare
• Penyakit ginjal kronis
Jika terjadi def. fospor dapat mengakibatkan
• Diare
Diare
 Definisi
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi
cair sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24
jam).
 Epidemiologi
paling sering terjadi hampir setiap orang
 Etiologi
Infeksi dari bakteri salmonella dan E colli, dan kadar
kalium dalam darah sangat rendah
Tanda dan gejala
• Keinginan buang air besar terus menerus dan
encer
• Rasa kram dan tekanan pada bagian perut.
• Rasa sakit pada perut dan terasa seperti tekanan
yang sangat kuat.
• Tubuh terasa lelah dan tidak nyaman seperti
demam, kembung dan mual.
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan Tinja
• Pemeriksaan faal ginjal
• Pemeriksaan elektrolit

Pengobatan
• Oralit
• Pemberian obat Antidiare
MIKROMINERAL
Def. besi (fe) dan peranan dalam tubuh

Unsur hemoglobin, mioglobin, dan beberapa enzim


oksidatif

Terdapat dalam semua sel tubuh, tetapi di simpan


sebagai feritin di dalam hati, limfa, dan sumsung
tulang terutama dalam jaringan reticulo
endotelial
Kebutuh fe dalam tubuh:
• Bayi 3-5mg
• Balita 8-9mg
• Anak sekolah 10mg

Jika terjadi def. besi (fe) dapat mengakibatkan


• Anemia
Anemia def. besi
Definisi
Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi
zat besi yang mengakibatkan penurunan jumlah sel
darah merah.
etiologi
• Pengadaan zat besi yang tidak cukup
• Absorbsi kurang
• Kehilangan darah
• Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk
pertumbuhan, terutama pada bayi lahir kurang bulan
dan pada saat akil balik.
Tanda dan gejala
• pucat yang berlangsung lama (kronis)
• lemas, mudah lelah
• gangguan prestasi belajar
• menurunnya daya tahan tubuh terhadap
infeksi dan gangguan perilaku.
Pemeriksaan penunjang
• Tes darah
• Tingkat sel darah merah di bawah normal
• Volume sel darah merah yang lebih kecil
• Tingkat hemoglobin di bawah normal
• Tingkat feritin di bawah normal

Pengobatan
• Dapat diberikan secara oral berupa besi elemental dengan dosis 3 mg/kgBB
sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah makan dibagi dalam 2 dosis.
• Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal
• Pemberian vitamin C 2X50 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi.
• Pemberian asam folat 2X 5-10 mg/hari untuk meningkatkan aktifitas eritropoiesis
• Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi (teh, susu murni, kuning telur,
serat) dan obat seperti antasida dan kloramfenikol.
• Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi (efek samping pemberian
preparat besi).
Def. iodium

Gangguan akibat kekurangan


yodium adalah rangkaian efek
kekurangan yodium pada
tumbuh kembang manusia.
Kebutuhan iodium perhari menurut WHO
• Anak prasekolah 0-59 bulan → 900mg
• Anak SD 6-12 tahun → 120mg
• Dewasa >12 tahun →150mg
• Wanita haml dan menyusui → 200mg
Jika terjadi def. iodium dapat mengakibatkan
• Gondok
• Kretin
KRETINISME
Definisi
Kretinisme
adalah penyakit hipotiroidisme bawaan yang
dapat menyebabkan keterbelakangan
mental dan kelainan pertumbuhan pada anak
Etiologi
kekurangan yodium selama masaa kehamilan
hingga tiga tahun pertama kehidupan bayi.
 Manifestasi klinis
• Tubuhnya pendek
• Rambut kusam
• Kulit kering, kasar
• Gangguan pencernaan
• Otot-otot lembek
• Gangguan pendengaran dan bicara
• Lidah besar dan lebar
• Pangkal hidung datar
 Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium Pemeriksaan darah yang mengukur kadar
hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH
• USG atau CT ScanTiroid menunjukkan ada tidaknya goiter
• X-ray foto tengkorakMenunjukkan kerusakan hipotalamus
atau hipofisis anterior
 Pengobatan
• Pemberian makanan yang adekuat dengan cukup protein
dan kalori
• Kecukupan vitamin dan mineral
• Pemberian hormon tiroid mulai dosis kecil
Def. Tembaga
Peranan tembaga dalam tubuh

Sebagai Antioksidan

Mengatur Pigmen pada Mata, Kulit dan


Rambut

Menurunkan Kolestrol dan Tekanan Darah


Tinggi
Kebutuhan tembaga dalam tubuh
• Bayi usia 0-6 bulan membutuhkan 200 mcg.
• Bayi usia 7-11 bulan membutuhkan 220 mcg.
• Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 340 mcg.
• Anak usia 4-6 tahun membutuhkan 440 mcg.
• Anak usia 7-9 tahun membutuhkan 570 mcg.
• Perempuan usia 10-12 tahun membutuhkan 700 mcg.
• Perempuan usia 13-15 tahun membutuhkan 800 mcg.
• Perempuan usia 16-18 tahun membutuhkan 890 mcg.
• Perempuan usia 19-80 tahun ke atas membutuhkan 900 mcg.
• Perempuan hamil membutuhkan sekitar 1000 mcg.
• Perempuan menyusui membutuhkan sekitar 1300 mcg.
• Laki-laki usia 10-12 tahun membutuhkan 700 mcg.
• Laki-laki usia 13-15 tahun membutuhkan 800 mcg.
• Laki-laki usia 16-18 tahun membutuhkan 890 mcg.
• Laki-laki usia 19-80 tahun ke atas membutuhkan 900 mcg.
Gejala defisiensi tembaga
• rambut yang sangat kusut
• keterbelakangan mental
• kadar tembaga yang rendah dalam darah
• kegagalan sintesa enzim yang memerlukan
tembaga.
Jika terjadi def. tembaga dapat mengakibatkan
• Sindroma Menkes
Menkes Sindrome (Kinky Hair Syndrome)

 Definisi
kelainan genetik yang diturunkan, yang timbul dari
kelainan gen ATP7A.
 Epidemiologi
terjadi pada sekitar 1 setiap kasus 50000-100000
Kelahiran. Paling sering mempengaruhi laki-laki.
Sebagian besar anak-anak, lahir dengan sindrom
Menkes memiliki harapan hidup 3 untuk 5 tahun.
 Etiologi
Kekurangan tembaga
 Tanda dan gejala
• Pendek
• Gemuk
• pipi kemerahan
• Rambut kusut
• Kejang
 Pemeriksaan penunjang
• X-ray tengkorak dan kerangka, untuk mendeteksi
kelainan pada pembentukan tulang;
• Tes darah, untuk mengukur isinya tembaga.
 Pengobatan

Bayi
• Usia 0-6 bulan: 200 mcg atau 30 mcg/kg berat badan setiap hari.
• Usia 7-12 bulan: 220 mcg atau 24 mcg/kg berat badan setiap hari.

Anak-anak
• Usia 1-3 tahun: 340 mcg per hari, maksimal 1 mg per hari.
• Usia 4-8 tahun: 440 mcg per hari, maksimal 3 mg per hari.
• Usia 9-13 tahun: 700 mcg per hari, maksimal 5 mg per hari.
• Usia 14-18 tahun: 890 mcg per hari, maksimal 8 mg per hari.
REFERENSI
o Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR, Kronenberg HM. 2011. Williams Textbok of Endocrinology 12th edition. Philadelphia : Elseview Saunders
o Griffing GT. 2015. Addison Disease. [Online] Diakses 7 Desember 2015 [Dari : http://emedicine.medscape.com/article/116467]
o Michels A. Michels N. Addison Disease : Early Detection and Treatment Principles. 2014. Am Fam Physician 89(7); 563-568
o Betterle C. Greggio NA. Volpato M. Autoimmune Polyglandular Syndrome Type 1. 2013. The Journal of Clinnical Endcorinology and Metabolism. 83:4
1049-1055
o Rickets vs. abuse: a national and international epidemic Kathy A. Keller & Patrick D. Barnes Received: 4 November 2007 / Revised: 28 July 2008 /
Accepted: 18 August 2008
• Wilson L.M, ‘Keseimbangan Cairan dan Elektrolit serta Penilaiannya’ dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi ke-4, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995, hh. 283- 301
• Guyton A.C and Hall J.E, dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-11, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008, hh. 307-400
• Kee J.L,‘Uji Laboratorium’ dalam: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Edisi ke-6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2003, hh.
1-484. 18. Reilly R.F and Perazella M.A, In: Lange AcidBase Fluids and Electrolytes, McGraw Hill Companies Inc.USA, 2007, pp. 21-170. 19. Priest G,
Smith B and Heitz, ’9180 Electrolyte Analyzer Operator’s Manual’ 1st Ed, AVL Scientifi Corporation, USA, 1996, pp. 1-120
• http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak
• Depkes RI (1996) Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan masyarakat, Pedoman Operasional Penangguklangan Anemia Gizi di Indonesia, Jakarta
• Joko Suharno, Ny. Yoyoh K. Husaini, Uhum. L. Siagian (1988), Suatu Studi Kompilasi Informasi dalam Menunjang kesejahteraan Nasional, dan
Pengembangan Program, Puslitbang Gizi, Bogor.
• Ilmu kesehatan Anak I, FKUI, Jakarta
• Rahyaningsih (1995), Balita dan Faktor Gambaran Anemia pada Anak-faktor yang Berhubungan di dua Kabupaten Bogor tahun 1992, thesis, FKM UI,
Depok.
• Robert E. Olson, dkk (1988), Mineral, pengetahuan Gizi Mutakhir, PT Gramedia, Jakarta
• Solihin pudjiadi (1993), Ilmu Gizi Klinis, FK UI, Jakarta
• Behr et al. (1992) melihat kejadian resistensi hormon tiroid berhubungan mutasi pada dua regio triiodothyronin(T3) binding domain dari hTRβ (codon
310-347 dan 417-453).
• Departemen Kesehatan RI. Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia. Jakarta: Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, 2005. Hal 1-15

Anda mungkin juga menyukai