Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN

KESEIMBANGAN
Oleh: Sari Azzahro Said
2013730176/29.23.1214.2013
Dokter Pembimbing: dr. Eka Dian Safitri, Sp. THT-KL
Uji Romberg

Pasien diminta berdiri, lengan


dilipat didada, mata ditutup.
Dapat dipertajam dengan
memposisikan kaki tandem
depan belakang, lengan dilipat
didada, mata tertutup. Pada
orang normal dapat berdiri >30
detik.
Stepping Test

Berjalan ditempat 50 langkah bila


tempat berubah melebihi jarak 1
meter dan badan berputar lebih
dari 30 derajat berarti terdapat
gangguan keseimbangan.
Pemeriksaan Fungsi Serebelum: Past Pointing Test

Merentangkan tangan diangkat tinggi,


kemudian telunjuk menyentuh telunjuk
yang lain dengan mata tertutup. Tes jari
hidung, dilakukan dalam posisi duduk
pasien diminta menunjuk hidung dengan
jari dalam keadaan terbuka dan tertutup.
Posturografi

Menilai secara objektif fdan


kuantitatif kemampuan
keseimbangan postural
seseorang.

Teknik pemeriksaan posturografi:


pasien diminta berdiri tenang
dengan tumit sejajar diatas alat
mata memandang ke satu titik
dimuka, kemudian dilakukan
perekaman pada empat kondisi,
masing-masing selama 60 detik.
PEMERIKSAAN
NISTAGMUS
Tes kalori bitermal

 Dianjurkan oleh Dick and Hallpike. Cara ini memakai 2 macam air yaitu dingin dan panas/
Suhu air dingin adalah 30C, air panas adalag 44C. Volume air yang dialirkan ke dalam
liang telinga masing-masing 250ml dalam 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama
nistagmus yang timbul. Setelah liang kiri diperiksa dengan air dingin, liang telinga kanan
dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga kanan. Pada
tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin atau air panas) pasien
diistirahatkan selama 5 menit (untuk menghilangkan pusingnya).

 Dihitung selisih waktu nistagmus kiri dan kanan. Bila selisi <40 detik maka berarti kedua
fungsi vestibular seimbang. Bila selisih >40detik maka berarti yang mempunyai waktu
nistagmus lebih mengalami paresis kanal.
Tes nistagmus spontan

 Nylen memberikan kriteria dalam menentukan kuatnya nistagmus ini. Bila nistagmus
spontan ini hanya timbul ketika mata melirik searah dengan nistagmusnya, maka kekuatan
nistagmus itu sama dengan Nylen-1. Bila nistagmus timbul sewaktu mata melihat ke depan
= Nylen-2. Bila nistagmus tetap ada meskipun mata melirik berlawanan arah dengan arah
nistagmus = Nylen-.3.

 Bila terdapat nistagmus spontan, maka harus dilakukan tes hiperventilasi (pasien
mengambil nafas cepat dan dalam selama 1 menit dan sejak mulai setengah menit
terakhir direkam. Bila terdapat perbedaan 7 derajat perdetik maka berarti tes hiperventilasi
positif. Tes valsava caranya adalah dengan menahan nafas selama 30 detik dan sejak
mulai menahan nafas itu direkam dan interpretasi sama dengan hiperventilasi.
Tes nistagmus posisi

Dengan tes posisi ini dapat diketahui


kelainan sentral atau perifer. Pada
kelainan perifer akan ditemukan masa
laten dan terdapat kelelahan dan vertigo
biasanya terasa berat. Pada kelainan
sentral, tidak ada masa laten, tidak ada
kelelahan dan vertigo ringan saja.

Nistagmus posisi yang berasal dari perifer


dapat dibedakan dengan nistagmus yang
disebabkan oleh debris (nistagmus
paroksismal tipe jinak) atau oleh kelainan
servikal, atau keduanya (kombinasi).
 Tes nistagmus posisi dengan bantuan elektronistagmografi menjadi sederhana. Pada
pemeriksan kita hanya memerlukan dua posisi yaitu HL/HR dan BL/BR. Posisi HL
adalah tidur terlentang dengan leher diputar sehingga posisi kepala dengan telinga kiri
ada dibawah atau bila HR maka dilakukan hal yang sama sehingga telinga kanan
berada dibawah. Posisi BL adalah tidur miring ke kiri dengan leher tetap lurus dan
posisi BR adalah tidur miring ke kanan.
 Pada posisi HL mungkin terjadi dua macam rangsangan, yaitu rangsangan yang berasal
dari debris (kotoran yang menempel pada kupula kss) = nistagmus debris dan nistagmus
lain mungkin disebabkan oleh putaran servikal = nistagmus servikal (NS).

 Dalam perhitungan:

 Misal HL = a derajat perdetik ; BL = b derajat perdetik

 Maka A = NS + ND ; ND = sama dengan harga ; BL = besarnya sama dengan B derajat


perdetik.

 Jadi, NS = A – B derajat perdetik.


Kelainan Perifer atau Sentral?

Tanda yang kita Kelainan sentral Kelainan perifer


ketahui
Nistagmus spontan Vertikal Horizontal rotatoir
Nistagmus posisi Tidak ada kelelahan Ada kelelahan
Nistagmus kalori Normal/Preponderan Paresis
ce
Kelainan perifer dapat ditentukan dengan pemeriksaan
khusus misalnya tes gliserin, tes fistula dan tes posisi.

 Tes gliserin khusus untuk mengetahui adanya hidrops endolimfa pada penyakit
Meniere. Cara melakukannya adalah pasien diberikan minuman minuman kalori dan
audiogram. Kemudian setelah 2 jam dilakukan kembali tes kalori dan audiogram dan
hasilnya dibandingkan dengan hasil pemeriksaan yang pertama. Bila ada perbedaan
yang bermakna, maka terbukti adanya hidrops endolimfa. Perbedaan bermakna bila
pada hasil E.N.G perbedaan 7 derajat perdetik lebih baik. Pada audigram pervedaan
bermakna bila selisih 10dB lebih baik.
 Tes fistula untuk mengetahui adanya hubungan (fistel) antara telinga tengah dengan
telinga dalam. Caranya ialah dengan memberikan tekanan udara pada liang telinga
tengah/ Bila terjadi nistagmus setelah diberikan tekanan = terdapat fistel.

 Tes nistagmus posisi, dapat untuk menentukan adanya debris atau adanya pengaruh
putaran leher.
JAZAKUMULLAH
KHAIRAN KATSIRON

Anda mungkin juga menyukai