Anda di halaman 1dari 65

SMF Ilmu Penyakit Dalam

FKU UNJANI
 Di masa kini makin sering terjadi masalah
keracunan, mulai dari kecelakaan wisata,
kecelakaan kerja atau kecelakaan rumah tangga,
usaha bunuh diri, pembunuhan perorangan
bahkan pembunuhan masal
 .Penanggulangan cukup rumit
 Faktor penyebab:
1. kurangnya informasi tentang zat penyebab
keracunan karena korban tidak sadar
2. enggan bicara
3. faktor ketersediaan antidotum racun yang
belum semuanya tersedia, serta terkadang
antidotumnya sendiri merupakan bahan toksik
 Kecepatan dan ketepatan penanganan intoksikasi
penting,mencegah komplikasi dan kematian
 Kenyataannya sulit karena penyebab sukar
diketahui dan banyak organ yang rusak
 Setiap keadaan kelainan multisistem dengan
penyebab tidak jelas harus dicurigai keracunan
→penurunan kesadaran mendadak, sesak napas
tiba-tiba, pasien psikiatri dgn manifestasi berat,
anak remaja dgn sakit dada
 karena itu penatalaksanaan keracunan
seringkali bersifat simptomatis dan suportif
 Narkotika, psikotropika, zat adiktif
 Narkotika,narke (terbius tidak merasakan apa
apa), narcissus (tumbuhan yg mempunyai
bunga yg dapat menjadi orang tidak sadar)
 Narkotika: zat-zat atau obat baik dari alam,
sintetis ataupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan (UU 22/1997)
Psikotropika:
Zat atau obat baik alamiah ataupun sintetis
bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan sarf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku (UU no 5,1997)
Zat adiktif:
Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika
yang penggunaanya dapat menimbulkan
ketergantungan dan kerugian bagi dirinya sendiri
atau masyarakat sekelilingnya seperti alkohol,
nikotin, kafein dan sebagainya
Narkotika
 Heroin(diasetilmorfin)
narkotika golongan I sama dengan kokain dan
ganja
 Diambil dari kata hero artinya pahlawan
 Obat semisintetis dengan kerja analgetis yang 2
kali lebih kuat tetapi mengakibatkan adiksi yg
cepat
 Pertama kali digunakan untuk penekan dan
melegakan batuk (antitusif) dan penghilang
rasa sakit, menekan aktifitas depresi,
membesarkan pembuluh darah dan
melancarkan pencernaan
 Efek samping: ketergantungan fisik dan
psikis, euphoria, badan terasa sakit,mual dan
muntah, mengantuk, konstipasi, kejang
saluran empedu, sukar buang air kecil dan
gagal nafas
Kokain/cocain
 Alkaloid Erythroxylon coca di Bolivia dan
Peru
 Nama lain: cake, snow, gold dust, lady
 Dijual dalam bentuk serbuk
 Merupakan obat perangsang seperti
psikostimulansia amfetamin tetapi lebih kuat
 Memacu jantung, meningkatkan tekanan
darah dan suhu badan, menghambat lapar,
menurunkan perasaan letih dan kebutuhan
tidur
 Kadar rendah menghambat penyaluran
impuls(anastesi lokal), konsentrasi tinggi
merangsang impuls-impuls
 Dihisap melalui hidung menimbulkan
euphoria tetapi disusul oleh deprasi berat
 Kelebihan dosis menimbulkan eksitasi,
kesadaran berkabut, pernafasan yang tidak
teratur, tremor, pupil melebar, nadi
bertambah cepat, suhu naik, cemas dan
ketakutan dan henti nafas
Ganja/Kanabis
 Berasal dari tanaman kanabis,familiCanabis
Sativa, Canabis Indica, Canabis America
 Nama umum:marijuana, grass, pot, weed, tea,
Mary Jane,Hashis
 Mengandung 0,3% minyak atsiri, zat terpentin
utama tetrahidrokanabinol (THC),
mempunyai daya kerja menekan kegiatan
otak dan memberi perasaan nyaman
 Efek pertama euphoria, disusul ngantuk dan
tidur, mulut kering, konyungtiva merah, pupil
melebar
 Efek medis:analgetik, antikonvulsan dan
hipnotik
 Bentuk yg biasa dipakai berupa tanaman yg
sudah dikeringkan, dihisap seperti tembakau
Candu
 Getah tanaman Pavaper Somniferum didapat
dengan menyadap (menggores) buah yang
hampir masak, getah yg keluar berwarna
putih dinamakan Lates
 Getah putih dibiarkan mengering, coklat
kehitaman disebut candu mentah /kasar
 Penggunaan: anlgetik, edeme paru akut,
batuk, diare, premedikasi dan mengurangi
rasa cemas
 Mengandung ±20 alkaloid dibagi 2 kelompok:
1. Kelompok fenantren yg disebut analgesik
opioid, mempunyai sifat seperti opium dan
morphine
2. Kelompok isokinolin yg berkhasiat berlainan
seperi papaverin, narkotin, noskapin narsein
 Putus obat:gugup, cemas, gelisah, pupil,
mengecil, sering menguap, mata dan hidung
berair, badan panas dingin dan berkeringat,
respirasi dan tekanan darah meningkat, diare
Morphine/morfin
 Narkotika golongan II(UU no 22/1997)
 Hasil olahan opium/candu mentah, alkaloid
utama opium
 Efek: stimulasi SSP, seperti miosis, mual,
muntah-muntah, eksitasi dan konvulsi,
obstipasi, retensi kemih dan vasodilatasi di
kulit, analgetik pada nyeri hebat dan akut
paca bedah, infark jantung, kanker, dapat
menekan pusat pernafasan, mulut kering,
euphoria
Codein
 Narkotika golongan III, garam/turunan candu
 Efek lebih lemah dari heroin, ketrgantungan
rendah, analgetik 6 kali lebih lemah dari
morfin
 Sebagai obat batuk dan analgetik
dikombinasi dengan parasetamol/asetosal
Amfetamin
 Stimulan seprti kokain, kafein, nikotin
 Meningkatkan daya tahan, menghilangkan
rasa letih, kantuk dan lapar, meningkatkan
kewaspadaan, tekanan darah, nadi
 Penggunaan Klinik:
Dahulu: depresi ringan, parkinsonisme,
skizofren, penyakit meniere, buta malam dan
hipotensi
Sekarang:narkolepsi, gangguan hiperkinetik
pada anak dan obesitas
Ectasy
 Di buat dari bahan dasar amfetamin
 1914 sebagai obat penekan nafsu makan, 1970
sebagai psikotropika, 1985 di larang di USA
 Party drug atau dance drug

 Daya kerja agak singkat (4-6 jam), mempunyai


efek serotonergik dan dopaminergik pada SSP
 Pengobatan intoksikasi:cuci lambung, pemberian
chlorpromazine dan alfa/betablocker iv
Shabu
 Julukan terhadap metamfetamin, stimulan paling
kuat dari turunan amfetamin, kristal [utih mirip
bumbu penyedap masakan, tidak berbau, mudah
larut dalam air dan alkohol dan menyengat
 Nama lain: meth,speed, ubas, sabu-sabu, SS,
mecin
 Efek: merasa kekuatan fisik meningkat,
kewaspadaan meningkat, menambah daya
konsentrasi, rasa gembira, bersosialisasi
meningkat, insomnia , nafsu makan turun
 Barbiturat dan turunannya
Obat penenang, dosis rendah sebagai obat
tidur, overdosis menyebabkan hambatan
pernafasan, koma dan kematian
 Benzodiazepim dan turunannya
obat tidur, penenang, premedikasi
pembedahan
 Metakualon
dosis besar menyebabkan koma dan kejang
1. Asam lisegik
2. Fenetilamin(meskalin)
3. Indolalkilamin
4. Atropine
5. Derivat opioid (nalorfin, siklazosin)
1. Alkohol
2. Inhalansia dan solvent (perekat,hair spray,
deodoran, pelumas mesin, bahan pe,bersih)
3. Kafein
4. Nikotin
1. Golongan opiat (morpin, petidin, heroin,
kodein)
2. Golongan sedatif (narkotika, barbiturat,
benzodiazepin, meprobamat, etanol)

Tanda dan Gejala


 Koma, depresi napas, miosis, bradikardia,
hipotensi, hipotermi, edema paru, bising
usus menurun, hiporefleksi, kejang
1. Penatalaksanaan kegawatan
2. Penilaian klinis
3. Dekontaminasi racun
4. Pemberian antidotum
5. Terapi suportif
6. Observasi dan konsultasi
7. rehabilitasi
 Walaupun tidak dijumpai kegawatan, tetapi
harus diperlakukan seperti kegawatan
 A (airway)→ bebaskan jalan napas dari
sumbatan
 B (breathing)→ jaga saluran pernapasan, bila
perlu alat respirator
 C (circulation)→ tekanan darah dan volume
cairan harus dipertahankan
 Diagnosis etiologi hampir sebagain besar
sulit ditegakan
 Penilaian dan pemeriksaan klinis yg cermat
memberi arah kepada diagnosis etiologi
1. Kumpulkan informasi selengkapnya tentang
seluruh obat yang digunakan termasuk obat
yg sering dipai
2. Kumpulkan informasi dari anggota
keluarga, teman, orang-orang yg
berhubungan dengan pasien
3. Tanyakan dan simpan (untuk pemeriksaan
toksikologis)sisa obat, muntahan yang
masih ada
4. Tanyakan riwyat alergi obat atau riwayat
syok anafilaktik
 Tanda vital (Kesadaran, tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu)
 ukuran pupil, keringat, air liur atau tanda
lain yang bisa membantu mencari etiologi
 Pemeriksaan penunjang berdasarkan skala
prioritas
 Dekontaminasi kulit→zat atau bahan kimia yg
diserap melalui kulit (air, tdk larutan asam
atau basa)
 Dekontaminasi saluran cerna→bahan yang
tertelan (arang aktif, pencahar, obat
perangsang muntah,kumbah lambung,
hemodialisa)
 Tidak semua keracunan ada penawarnya
 Prinsip utama adalah mengatasi sesuai
dengan besar masalah, apalagi antidotum
belum tentu tersedia setiap saat
Jenis obat Dosis Fatal (g) Dosis Pengobatan (mg)
Kodein 0,8 60
Dekstrometorfan 0,5 60-120/hari
Heroin 0,2 4
Loperamid (imodium) 0,5
Meperidin (petidin) 1 100
Morfin 0,2 10
Nalokson (narcan) 0,4-10 mg
Opium (papaver 0,3
somniferum)
Pentazocain 0,3
 Minum obat heroin→hidrolisis di hati (6-10
menit→6 monoacetyl morphine→ Mo3
monoglukoronide dan Mo 6
monoglukoronide (terdeteksi di urin)
 Kelompok opiat mempunyai kemampuan
menstimulasi SSP melalui reseptornya melalui
efek sedasi dan depresi napas
 Kematian umum terjadi karena apne atau
aspirasi cairan lambung atau edema paru
nonkardiogenik
 Reaksi toksisitas tergantung rute pemberian,
efek toleransi (pemakai kronik), lama kerja
dan waktu paruh
 Mu1 (Ҵ1) :analgesik, euphoria, hipotermia
 Mu 2(Ҵ2): depresi napas, miosis,euforia,
kontraksi usus ↓, ketergantungan fisik
 Kappa (K):spinal analgetik, depresi napas,
miosis, hipotermia
 Delta (δ): deprsi napas, euphoria, halusinasi,
vasomotor stimulasi
 Gamma (Υ): inhibisi otot polos, spinal
analgetik
Jenis Obat Lama waktu dapat dideteksi
Amfetamin 2 hari
Barbiturat 1 hari (kerja pendek)
3 minggu (kerja sedang)
Benzodiazepin 3 hari
Kokain 2-4 hari
Kodein 2 hari
Heroin 1-2 hari
Methadon 3 hari
Morfin 2-5 hari
 Penurunan kesadaran sampai koma
 Depresi pernapasan
 Pupil miosis (sering kali pin-point), dilatasi bila
anoksia berat
 Hipotensi/hipertensi
 Nadi lemah
 Spasme saluran cerna dan bilier
 Edema paru
 Kejang
 Hipertermi/hipotermi
 Aritmia
 bronkospasme
 Hb rutin serial
 Glukosa, ureum ,kreatinin
 Elektrolit
 EKG
 Thorak photo
 Urin narkoba
 Analisa gas darah
 Bebaskan jalan napas, berikan Oksigen, bila perlu
ventilator
 Pasang infus, NaCl 0,9%/Ringer lactat
 Antidotum nalokson
Tanpa hipoventilasi: 0,4 mg iv, dgn hipoventilasi
1-2 mg iv, tdk ada respon dalam 5 mnt berikan
1-2 mg iv dosis maksimal 10 mg sampai
perbaikan kesadaran, pernapasan, dilatasi pupul
 Untuk pemeliharaan berikan 1 ampul dalam
D5%/NaCl 500 cc dalam 4-6 jam
 Simpan sampel urin
 Jangan dicoba untuk muntah (pada intoksikasi
oral)
Tabel 1: Sindroma toksik

Alkohol Asetaminofen
Sensorium tertekan, bau pada pernapasan, Anoreksia ringan, mual, muntah, ikterus
asidosis metabolik (celah anion). celah tertunda, gaga[ ginjal.
osmolar. Barbiturat
Amfetamin Nistagmus, hipotensi, hipotermia. Prognosis
Psikosis toksik, hipertermia, 'flushing', tergantung atas tekanan darah sistolik
peningkatan tekanan darah, dilatasi pupil, sewaktu dirumah-sakitkan don pH darah.
halusinasi, kejang, takikardia, rabdomiolkhs. Bensin
Antiboku (otilan glikol) Bau tegas, batuk, infiltrat paru.
Gagal ginial, kristal dalarn urina, celah anion Besi
don osmolar, eksitasi susunan saraf pusat Diare berdarah, koma, materi radiopak
awal, tetapi pernerilkwan mata normal. dalam usus (terlihat pada film sinar X),
Antidepresan triseklik hitung leukosit tinggi, hiperglikemia.
Korria, konvulsi, gangguan hantaran, QRS Botulisme
mernaniang. Disfagia, disartria, ptosis, oftalmoplegia,
Arsen kelemahan otot. Masa inkubasi 12-36 jam.
Dini: bau bawang putih pada pernapasan, Bromida
muntah, diare berdarah masif, air mata Peningkatan pigmentasi, akne, demensia,
seperti terbakar. Lambat: alopesia, garis psikosis, hiperkloremia.
pada kuku, neuropati, peningkatan
pigmentasi kulit. Gas arsin: hemolisis.
Digitalis Kloral hidrat
Gangguan penglihatan, delirium, EKG abnormal, mual, peningkatan kadar kalium Bau seperti buah per, aritmia jantung, tablat radiopak (terlihat pada
serum, fungsi ginjal normal. film sinar X).
Etkiorvinol (Placidyl) Klonidin
Koma dalam, bau aromatik pedas, nadi lambat, penurunan tekanan darah, aspirat Miosis, penurunan tekanan darah, penurunan nadi, tanpa respon
lambung merah muda. terhadap nalokson.
Fenotiazin Kokain
Hipotensi sikap, hipotermia, miosis, tremor, materi radiopak pada film abdomen, Bau amandel pahit, konvulsi, kama, EKG abnormal.
peningkatan interval QT. Litium
Fensilklidin (PCP) Tremor, keiang, poliuria, toksisitas ginial dan susunan saraf pusat
Koma dengan mata terouka, hiperakusis, sentakan mioklonik, nistagmus vertikal, tertunda, korna lama.
tingkah laku kasar. LSD
Fosgen Halusinasi, dilatasi pupil, hipeitensi.
Riwayat terpapar ke plastik yang terbakar; edema paru. Morkuri
Glutetimid (Doriden) Gagal ginial akut, tremor, salivasi, gingivitis, kolitis, eretisme
Dilatasi pupil, korna, depresi pernapasan memanjang. (serangan tangisan, tingkah laku tak rasional), sindroma nefrotik.
Heroin Metadon
Koma, penurunan tekanan darah, bradikardia, hipoventilasi, miesis, tanda jarum, Miosis, korna, nadi lambat, penurunan tekanan darah dan
respon cepat terhadap nalokson. pernapasan, respon sepintas terhadap antagonis narkotika.
Hidrogen suffida Metakualon (Chmiude)
Bau telur busuk, kehilangan indera penghidu, kolaps mendadak den kematian. Hiperrefleksia, spasme tonik-kionik
Hidrokarbon Metil alkohol (Metanol)
Pneumonia, tinitus, fibrilasi ventrikel, bau unik. Pernapasan cepat, gejala penglihatan, celah osmolar, asidosis
Isoniazlid metaboNk parah (celah anion).
Koma, kejang, asidosis parah. Metilen klorida
Isopropil alkohol Riwayat terpapar pengelupasan cat; konfusi, peningkatan kadar
Gastritis, asetonemlia dengan normoglikernia, celah osmolar. karbon monoksida.
Jamur Metilfenidat (Ritalin)
Mual dan muntah parah 8 jam setelah dimakan; gagal hati dan ginjal tertunda Eosinofilia. 'wheezing', vena dengan parut, abses.
dengan Amanita phalloides. Nitrogen dioksida
Kadmium Riwayat terpapar silo atau gua; edema paru tertunda, pneumonitis
Rasa logam, edema paru tertunda; penyakit paru dan ginjal lanjut. kimia kronika.
Karbon monoksida Organofosfat atau karbamat
Koma, asidosis metabolik, PaO2 normal, perdarahan retina. Miosis pupil, kejang abdomen, salivasi, lakrimasi.hiperhidrosis,
urinasi, peningkatan sekresi bronkus, fasikulasi otot, bradikardia.
Parakuat
Rasa terbakar pada orofaring, nyeri kepala, muntah, f ibrosis paru
tertunda, dan kematian.
Propoloifon (Dervon)
Keiang, miosis, respon terbatas terhadap nalokson,
 Digitalis  Kloral hidrat
 Gangguan penglihatan, delirium, EKG abnormal,  Bau seperti buah per, aritmia jantung, tablat
mual, peningkatan kadar kalium serum, fungsi radiopak (terlihat pada film sinar X).
ginjal normal. 
 Klonidin
  Miosis, penurunan tekanan darah, penurunan nadi,
 Etkiorvinol (Placidyl) tanpa respon terhadap nalokson.

 Koma dalam, bau aromatik pedas, nadi lambat,  Kokain
penurunan tekanan darah, aspirat lambung merah  Bau amandel pahit, konvulsi, kama, EKG abnormal.
muda. 
  Litium
 Fenotiazin  Tremor, keiang, poliuria, toksisitas ginial dan
susunan saraf pusat tertunda, korna lama.
 Hipotensi sikap, hipotermia, miosis, tremor, materi 
radiopak pada film abdomen, peningkatan interval  LSD
QT.  Halusinasi, dilatasi pupil, hipeitensi.
 
 Fensilklidin (PCP)  Morkuri
 Gagal ginial akut, tremor, salivasi, gingivitis,
 Koma dengan mata terouka, hiperakusis, sentakan kolitis, eretisme (serangan tangisan, tingkah laku
mioklonik, nistagmus vertikal, tingkah laku kasar. tak rasional), sindroma nefrotik.

 Fosgen
 Riwayat terpapar ke plastik yang terbakar; edema
paru.
 Glutetimid (Doriden)  Metadon
 Dilatasi pupil, korna, depresi pernapasan memanjang.  Miosis, korna, nadi lambat, penurunan tekanan darah dan pernapasan,

respon sepintas terhadap antagonis narkotika.

 Heroin  Metakualon (Chmiude)
 Koma, penurunan tekanan darah, bradikardia, hipoventilasi, miesis, tanda jarum, respon  Hiperrefleksia, spasme tonik-kionik
cepat terhadap nalokson. 
  Metil alkohol (Metanol)
 Hidrogen suffida  Pernapasan cepat, gejala penglihatan, celah osmolar, asidosis
 Bau telur busuk, kehilangan indera penghidu, kolaps mendadak den kematian.
metaboNk parah (celah anion).

  Metilen klorida
 Hidrokarbon  Riwayat terpapar pengelupasan cat; konfusi, peningkatan
 Pneumonia, tinitus, fibrilasi ventrikel, bau unik. kadar karbon monoksida.


 Metilfenidat (Ritalin)
 Isoniazlid  Eosinofilia. 'wheezing', vena dengan parut, abses.
 Koma, kejang, asidosis parah. 
 Nitrogen dioksida
Riwayat terpapar silo atau gua; edema paru tertunda,


 Isopropil alkohol pneumonitis kimia kronika.
 Gastritis, asetonemlia dengan normoglikernia, celah osmolar. 
  Organofosfat atau karbamat
Jamur
 Miosis pupil, kejang abdomen, salivasi,
lakrimasi.hiperhidrosis, urinasi, peningkatan sekresi bronkus,

 Mual dan muntah parah 8 jam setelah dimakan; gagal hati dan ginjal tertunda dengan
Amanita phalloides.
fasikulasi otot, bradikardia.

  Parakuat
 Kadmium  Rasa terbakar pada orofaring, nyeri kepala, muntah, f
 Rasa logam, edema paru tertunda; penyakit paru dan ginjal lanjut. ibrosis paru tertunda, dan kematian.


 Propoloifon (Dervon)
 Karbon monoksida  Keiang, miosis, respon terbatas terhadap nalokson,
 Koma, asidosis metabolik, PaO2 normal, perdarahan retina.
 Salisilat  Talium (racun tikus)
 Hiperventilasi, muntah, dernam,  Alopesia, distres gastrointestinalis,
perdarahan, asidosis, tinitus. neuropati sensorik dan motorik,
pemeriksaan hernatologi normal.
 
 Sianida  Teofilin
 Bau amandel pahit, kejang, koma, E KG  Distres gastrointestinalis, kejang,
abnormal. hipotensi, takikardia, hipokalemia.


 Timah hitam
 Striknin  Nyeri abdomen, peningkatan
 Kaku kuduk, status epileptikus, tekanan darah, kejang, kele mahan otot,
hiperakusis. rasa logarn, anoreksia, ensefalopati,
neuro pati motorik tertunda, perubahan

samar dalam fungsi ginjal dan reproduktif.
 Tanaman beracun 
 Keluarga 'nightshade', 'jimsonweed'  Vacor (racun tikus)
 Ketoasidosis, hipotensi
 Halusinasi, dilatasi pupil, 
keiang (mengandung alkaloid seperti  Vanadium
atropin).  Lidah hijau, iritasi paru parah.
1. saluran pernapasan (‘airway') harus dibersihkan
dari muntahan atau penyumbat lain, kemudian
bila diperlukan dipasang pipa endotrakeal atau
mayo jika diperlukan. Bagi banyak pasien
penempatan posisi sederhana dalam posisi
dakubitus lateral mencukupi untuk
menggerakkan lidah flasid keluar dari saluran
pernapasan.
2. Kecukupan pernapasan ('breathing') harus
dinilai dengan observasi dan dengan mengukur
gas darah arteri (bila ada). Pasien insufisiensi
pernapasan harus diintubasi dan diventilasi
secara mekanis.
3. Kecukupan sirkulasi ('circulation') harus
dinilai dengan mengukur kecepatan nadi,
tekanan darah, pengeluaran urine dan
evaluasi perfusi perifer. Jalur intravena harus
dipasang dan darah diambil untuk
pemeriksaan sesuai kebutuhan.
Anamnesis:
 Untuk membantu penegakan diagnosis maka
diperlukan autoanamnesis dan alloanmnesis
yang cukup cermat serta diperlukan bukti-
bukti yang diperoleh di tempat kejadian.
 Meliputi waktu, rute, lama dan lingkungan
sekitar tempat kejadian, nama dan jumlah
obat, zat kimia dan seberapa berat gejala
yang ditemukan.Selain itu ditanyakan pula
masalah psikiatri, status ekonomi, hubungan
sosial dan riwayat pengobatan.
Tanda vital
 Evaluasi tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu badan)
 Hipertensi dan takikardia khas pada amfetamin, kokain,
fensiklidin (PCP), nikotin dan obat antimuskarinik. Hipotensi dan
bradikardia merupakan gambaran khas kelebihan dosis
narkotika, klonidin, hipnotik sedativa dan penyekat beta.
 Takikardia dan hipotensi lazim terjadi dengan antidepresan
trisiklik, fenotiazin dan teofilin.
 Pernapasan cepat khas bagi amfetamin dan simpatomimetik lain,
salisilat, karbon monoksida dan toksin lain vang menimbulkan
asidosis metabolik. Hipertermia mungkin karena
simpatomimetik, antikolinergik, salisilat dan obat yang
menimbulkan kejang atau kekakuan otot. Hipotermia dapat
disebabkan oleh narkotika, fenotiazin dan obat sedativa,
terutama bila disertai pemaparan ke lingkungan dingin.
Mata
Mata merupakan sumber bermantaat bagi
keterangan toksikoiogi. Konstriksi pupil (miosis)
merupakan khas narkotika, klonidin, fenotiazin,
insektisida organofosfat dan penghambat
kolinesterase lain serta kornea dalam karena
obat sedativa. Dilatasi pupil (midriasis) lazim
dengan arnfetamin, kokain, LSD dan atropin serta
obat antimuskarinik lain. Nistagntus horizontal
khas keracunan fenitoin, alkohol, barbiturat dan
obat sedativa lain. Adanya nistagmus horizontal
dan vertikal patognonionik bagi keracunan
fensikhdin (PCP). Ptosis dan oftalmoplegia
merupakan gambaran botulisme.
Mulut
 Mulut bisa memperlihatkan tanda luka bakar
karena senyawa kaustik, atau jelaga akibat
inhalasi asap. Bau khas alkohol, pelarut
hidrokarbon, paraldehid atau amonia
mungkin bisa dikemukakan.
 Keracunan karena sianida dapat
dibedakan oleh beberapa pemeriksa sebagai
bau seperti amandel pahit. Arsen dan
organofosfat telah dilaporkan menghasilkan
bau bawang putih.
Kulit
Sering kulit tampak 'flushing', panas dan
kering pada keracunan atropin atau
antimuskarinik lain. Keringat berlebihan
terjadi dengan organofosfat, nikotin, dan
obat simpatomimetik. Sianosis bisa
disebabkan oleh hipoksema atau
methemoglobinemia. Ikterus bisa
menggambarkan nekrosis hati karena
asetaminofen atau keracunan Amanita loides.
 Abdomen-Pemeriksaan abdomen mungkin
menunjukkan kelainan usus, yang khas
keracunan antimuskarinik, narkotika dan obat
sedativa. Bunyi usus hiperaktif, kejang perut
dan diare lazim pada keracunan organofosfat,
besi, arsen, dan teofilin
Susunan saraf
 Penting pemeriksaan neurologi teliti. Kejang fokal
atau defisit motorik menggambarkan lesi struktural
(seperti perdarahan intrakranial karena trauma)
ketimbang ensefalopati toksik atau metabolik.
Nistagmus, disartria dan ataksia khas bagi keracunan
fenitoin, alkohol, barbiturat dan sedativa lain.
Rigiditas dan hiperaktivitas otot lazim dengan obat
metakualon, haloperidol, fensiklidin (PCP) dan obat
simpatomimetik. Kejang sering disebabkan okh
kelebihan dosis antidepresan trisiklik, teofilin,
isoniazid dan fenotiazin. Korna flasid tanpa refleks
dan bahkan EEG isoelektrik mungkin terRhat pada
korna dalam karena obat narkotika dan hipnotik
sedativa serta mungidn menyerupai kematian otak.
Patofisiologi
 Efek utama bahan-bahan organofosfat dan karbamat
adalah menghambat enzim asetilkolinesterase.
Tanda-tanda dan keluhan disebabkan hambatan
enzim ini dan penunpukan asetilkolin. Beberapa
bahan kelompok ini mempunyai aktifitas kolergik
secara langsung. Perubahan tingkah laku dan fungsi
kognitif disebabkan kontak dengan konsentrasi
tinggi dengan bahan-bahan ini.
 Beberapa contoh bahan-bahan organofosfat:
diazinon, diklorvos, malathion, parathion dan
triclorfon. Contoh bahan-bahan karbamat: Aldicarb,
aminocarb, carbaryl, dimetan, dimetilan, pirolan dan
xectran.
Kulit
 Pakaian yang terkontaminasi harus dibuka
seluruhnya dan diamankan untuk analisis.
Penetrasi toksin per kutan sukar diteliti,
tetapi harus diantisipasi. Pencucian yang
dengan air dan sabun yang banyak harus
dilakukan
 Emesis. Jika saluran pernapasan dilindungi oleh refleks muntah,
tidak terdapat ulserasi membrana mukosa dan pasien tidak
menderita kejang, maka induksi emesis dengan pemberian sirup
ipekak peroral, 30 mL untuk orang dewasa atau 10- 15 mL (da-
lam sari buah) bagi anak-anak, yang diselang setiap setelah 15
menit jika diperlukan. (Ekstrak cairan ipekak harus dihindari
karena toksisitas jantungnya.)
 Penggunaan ipekak di rumah, sebagai alkaloid seperti emetin,
telah dibuktikan aman dan efektif serta harus merupakan bagian
terapi anak di rumah pada kegawat-daruratan keracunan. Ipekak
efektif bila obat antiemetik telah diminum dalarn dosis
berlebihan. Apomorfin jauh lebih toksik daripada ipekak, teruta-
ma pada anak, karena efek emetiknya yang menetap dan depresi
susunan saraf pusat yang disebabkannya.
 Kontraindikasi emesis: kesadaran turun, kejang, apneu, paparan
> 4 jam, keracunan zat korosif
 Bilas lambung – Pada orang dewasa, jika saluran
pernapasan dilindungi oleh pipa endotrakea,
maka bisa dilakukan bilas lambung. Biannya bilas
lambung tidak berhasil pada anak, karena
keperluan menggunakan pipa berkaliber kecil;
pada orang dewasa harus digunakan pipa
sebesar mungkin. Larutan pembilas (biasanya
0,9% 'saline') harus pada suhu badan untuk
mencegah hipotermia.Bilas lambung dilakukan
bila keracunan dibawah 4 jam.Bilas lambung
tidak dilakukan pada keadaan penurunan
kesadran, keracunan > 4 jam, dugaan yang di
minum zat-zat korosif, hidrokarbon, petroleum
dsetilat
 Katarsis – Pemberian obat katartik akan mempercepat
pembuangan toksin dari traktus gastrointestinalis
dan mengurangi absorpsi, walaupun tidak ada
penelitian terkelola yang dilakukan. Dokter anak telah
melaporkan penernuan kesduruhan tablet -terutama
yang bersalut enterik dalam tinja setelah pemberian
obat katartik. Aka juga diberikan arang, maka
tindakan ini menandai tinja dengan arang, sehingga
waktu lintas gastrointestinahs total dapat di-
perldrakan. Sorbitol (70%) merupakan obat katartik
yang lebih disukai jika tidak ada payah jantung.
Magnesium sulfat bisa digunakan jika fungsi ginjal
terganggu. Obat katartik dengan dasar minyak tidak
bermanfaat dan mungkin merugikan.
 Arang aktif – Pemberian arang aktif merupakan tindakan
dekontaminasi yang bermanfaat jika diberikan dalam jumlah
yang mencukupi karena ia mengikat banyak toksin. Terbaik
memberikannya dalam perbandingan sekurang-kurangnya 10: 1
arang terhadap dosis toksik yang diperkirakan. Dianggap bahwa
arang tidak mengikat sianida, besi atau alkohol. Urnumnya arang
kurang digunakan dan diberikan dalam dosis yang tak
mencukupi. Arang tidak boleh diberikan secara serentak
bersama ipekak karena ia mengikat ipekak. . Peneliitian
belakangan ini menggambarkan bahwa pemberian arang
berturutan setiap 4 jam bisa bermanfaat dalam memperpendek
koma pada keracunan hipnotik sedativa, terutama pada kasus
kelebihan dosis fenobarbital.
 Kontraindikasi: paparan > 1 jam, ileus/obstruksi GIT, zat
korosif dan zat hidrokarbon

Tabel 2:Dosis biasa katartik pada dekontaminasi.

Magnesium sitrat (10%) Orang dewasa: 150-250 mL


(magnesium = 1,6 meq/mL) Anak-anak: 1-2mL/kg
Magnesium sulfat (10%) Orang dewasa: 150-250 mL
(magnesium = 0,8 meqlm L) Anak-anak: 1-2mL/kg
Natrium sulfat (10%) Orang dewasa: 150-250 mL
(natriurn = 1,4 meq/mL) Anak-anak: 1-2mL/kg
Sorbitol (70%) Orang dewasa: 100-150mL
Anak-anak: 1-2mL/kg
Susu magnesia Dewasa: 15-60 mL
Anak-anak: 0,1-0,2 mL/kg
Tabel 3: Antidotum, spesifik.
Antidotum Racun Komentar

Asetilsistein Asetaminofen Hasil terbaik iika diberikan < 8 jam . Ikuti tes fungsi hati dan kadar
(Mucomyst) darah asetaminofen. Sedikit tokstsitas yang diketahui. Dosis: 140 mg/kg
per oral sebagai dosis pembebanan, kemudian 70 mg/kg peroral setiap 4
jam sebanyak 17 dosis pada kasus parah. Asetilsistein intravena telah
berhasil digunakan di Eropa dan sekarang dalam uji coba di AS.

Atropin Anti kol inesterase, organofosfat, Dosis 1-2 mg (bagi anak-anak 0,05 mg/kg) diberikan IV sampai geiala
fisostigmin, atropinisme timbul (takikardia, dilatasi pupil, ileus). Dosis bisa diutang
tiap 10-15 menit sampai tercapai atropinisasi (mata midriasis, tidak ada
hipersalivasi), max 50 mg/hari
Chelator' logam Merkuri Cepat diekskresikan oleh ginjal, Efek samping: kehilangan pengecapan,
,N-Asetil-D, L-Pe sindrorna nefrotik, defisiensi logam dalam jumlah sangat kecil.
nisilamin
Deferoksamin Garam besi (dosis toksik 60-70 mg/kg; dosis Jika keracunan parah, berikan 15 mg/kg liam IV setelah darah diambil
(Desferal) fetal 60-180 mg/kg). Nilai keparahannya untuk perneriksaan besi serum dan kapasitas peagikatan besi. Dosis
dengan hitung leukosit, peningkatan gula maksimum: 80 mg/kg/hari. Urina akan menjadi merah anggur. 100 mg
darah, muntah Parah dan diare, depresi deferoksamin mengikat 8,5 mg besi.
susunan saraf pusalserta film polos abdomen.

Dimekaprol Arsen, emas merkuri. Berikan 3-5 mg/kg setiap 4 jam 1M selama 2 hari, kemudian 2,5-3
(BAL) mg/kg setiap 6 jam selama 7 hari. Bila arsen urina turun di bawah 50
g/24 jam, antidotum bisa dihentikan. Setelah 5 hari penghentian semua
'chelation', ulangi pemeriksaan arsen urina. Tidak efektif untuk gas
arsin. Efek samping: peningkatan tekanan darah, terbakarnya bibir.
Coba menjaga pH urina alkali.
Etanol Metanol, etilen glikol. Terapi etanol dimulai sebelum diagnosis laboratorium dikonfirmasi.
Dosis pembebanan dihitung, sehingga memberikan kadar darah
sekurang-kurangnya 100 mg/dL (42 9170 kg pada orang dewasa).
Fisostigmin ‘Diusulkan’ untuk obat anti kolinergik Dosis orang dewasa 1 mg IV pelan-pelan (biasanya mula-mula 0,5 rng).
salisilat antimuskarinik. Bisa menyebabkan bradikardi, miosis, fasikulasi, salivasi, lakrimasi,
peningkatan sekresi bronkus, urinasi atau diare. Dosis awal maksimum:
4 mg untuk orang dewasa dan 2 mg untuk anak-anak. Efeknya
sementara (30-60 menit) dan dosis efektif terendah mungkin diulangi
bila gejala kambuh. Siapkan atropin untuk melawan kelebihan efek.
Bisa timbul perangsangan susunan saraf pusat yang memuncak dengan
kejang.
Kalsium dinatrium Timah hitam. Berikan 50-75 mg/kg/hari IM atau IV dalam 3-6
etilendiamin dosis terbagi sampai 5 hari pada kasus ensefalopati
tetraasetat timah hitam. Ubah dosis pada gagal ginial.
(CaEDTA) Toksisitas: kehabisan seng dan defisiensi B6. Hindari
terapi oral.

Nalokson Obat narkotika, Propoksifen, Antagonis narkotika spesifik; 0,4 mg (1 mO bisa


(Narean) pentazosin, difenoksilat. diberikan dengan suntikan IV, IM atau subkutis dan
diutangi setiap 2-3 menit selama 2 atau 3 dosis.
Dosis lebih besar mungkin diperlukan untuk menghi-
langkan efek kelebihan dosis propoksiten.

Penisilamin Tembaga, timah hitam, emas. Berikan 1 g per oral tiap hari dalarn 4 dosis terbaqi
sebelum makan.

Pralidoksim Anti kolinesterase, organofosfat Dosis orang dewasa 1 g IV yang bisa diulangi setiap
(2-PAM) 8-12 jam sesuai keperluan. Dosis anak-anak
mendekati 250 mg. Manfaat pada keracunan
karbamat bersifat kontroversial.

Anda mungkin juga menyukai