Anda di halaman 1dari 73

PRESENTASI KASUS

NY. MST 40 TAHUN G2P1A0 HAMIL 36-37 MINGGU INPARTU


KALA I FASE LATEN DENGAN PEB JTH PRESKEP
PEMBIMBING: dr. H. IVAN SUSANTO, Sp.OG.

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA | RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG | 2018
ANGGOTA KELOMPOK

Laode M. Sufi Azalia Talitha Fania Rizkyani, Nurul Rizki


Malik Ado, S.Ked. Zahra, S.Ked. S.Ked. Syafarina, S.Ked.
(04054821719108) (04084821820062) (04054821719100) (04054821719107)

Nyayu Aisyah, Rahma Putri Utami, Risti Maulani Sindih, Syahnas Masterina,
S.Ked. S.Ked. S.Ked. S.Ked.
(04054821719101) (04054821719105) (04054821719099) (04054821719106)
OUTLINE

01 PENDAHULUAN

02 STATUS PASIEN

03 TINJAUAN PUSTAKA

04 ANALISIS KASUS
PENDAHULUAN
PREEKLAMPSIA
Masalah yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, salah satu dari tiga penyebab utama kematian ibu

30% 25% 12%


WHO
Negara berkembang 7X ↑↑
(Perdarahan) (HIPERTENSI) (Infeksi)

Prevalensi 1.8 – 18%

SDKI 2012
 AKI Indonesia 359 /100.000 kelahiran hidup RSUD Kayaagung
Insiden di Indonesia
Pasien MRS dengan
 Kenaikan AKI yang signifikan 128.273/tahun (5,3%)
Preeklampsia setiap
228 >> 359 kematian ibu/100.000 kelahiran hidup harinya.

Prediksi Biro Sensus Kependudukan Amerika 2015


 Kehamilan berisiko 15-20 % dari seluruh kehamilan

Kualitas Penanganan preeklampsia di Indonesia masih beragam akibat belum adanya teori yang mampu
menjelaskan penyakit ini secara jelas dan kurangnya kesiapan sarana dan prasarana.

Laporan kasus ini memberikan informasi dan menjadi referensi dalam penatalaksaan kasus preeklampsia
STATUS
PASIEN
IDENTIFIKASI

Nama : Ny. MST


Umur : 40 Tahun
Alamat : Rantau panjang
Suku Bangsa : Melayu, Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 19 Juni 2018 pukul 15.00 WIB
No. RM : 00.95.63
ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS TGL 19 JUNI 2018, PUKUL 15.00 WIB

KELUHAN UTAMA
Mau melahirkan dengan darah tinggi

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Pasien datang kiriman dari bidan dan didiagnosa hamil dengan darah
tinggi, perut mulas menjalar ke pinggang  8 jam SMRS (+) yang di-
rasakan semakin sering dan kuat. Keluar darah lendir (+), keluar air-air
(-), riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), darah tinggi hamil ini (+),
riwayat darah tinggi hamil sebelumnya (-), riwayat tekanan darah tinggi
dalam keluarga (-). Keluhan sakit kepala hebat (-), mual muntah (-),
pandangan mata kabur (-), nyeri ulu hati (-), penurunan kesadaran (-),
bengkak di kaki dan seluruh tubuh (-). Pasien mengaku hamil cukup
bulan dan gerakan janin masih dirasakan.
RIWAYAT SOSIO EKONOMI DAN GIZI
Status ekonomi dan status gizi cukup

RIWAYAT REPRODUKSI
Menarche usia 15 tahun, siklus haid teratur + 28 hari, lamanya + 5 hari.
HPHT 5 Oktober 2017.

RIWAYAT PERKAWINAN
Menikah, 1 kali, lamanya 10 bulan

RIWAYAT PERSALINAN
Tahun 2010 | Bidan | Aterm | Spontan | Laki-laki | BB 3200 gram | Sehat
Hamil ini
RIWAYAT PENGOBATAN
Riwayat pengobatan disangkal

RIWAYAT PENGUNAAN KB
Riwayat penggunaan kontrasepsi disangkal.
PEMERISAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK TGL 19 JUNI 2018, PUKUL 15.15 WIB

KEADAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 84 x/m, reguler, isi dan tegangan cukup
Laju nafas : 20 x/m, irama reguler
Suhu : 36,4 0C

DATA ANTROPOMETRI
Berat Badan : 49 kg
Tinggi Badan : 151 cm
Status Gizi : IMT 21,5 kg/m2 (normal)
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN SPESIFIK

KEPALA
Bentuk : Normosefali, simetris, warna rambut hitam, tidak
mudah dicabut
Mata : Edema palpebra (-), konjungtiva palpebra pucat (-)
sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, RC (+/+).
Hidung :Tampak luar tidak ada kelainan, septum deviasi (-),
kavum nasi lapang, sekret (-), epistaksis (-).
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), gusi berdarah (-), atrofi
papil (-), tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)

LEHER
JVP (5-2) cmH2O), pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN SPESIFIK

THORAKS
Inspeksi : Simetris, venektasi (-), retraksi (-), scar (-)

PULMO

Inspeksi : Statis dan dinamis, simetris kanan = kiri


Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN SPESIFIK

COR

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat


Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan II reguler, HR = 84 x/menit, reguler,
murmur (-), gallop (-)

EKSTREMITAS
Akral hangat (+), palmar pucat (-), edema (-), CRT < 3”
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN SPESIFIK

PEMERIKSAAN LUAR PEMERIKSAAN DALAM


(LEOPOLD) (VAGINAL TOUCHER)

Tinggi Fundus Uteri 3 jari di Portio lunak


bawah proc. Xip. (30 cm) Posterior
Memanjang Effacement 75%
Puki  3 cm
Kepala H I-II
U 4/5 Ketuban (+)
His 2x/10’/20” Penunjuk UUK
DJJ: 132 x/menit
TBJ 2635 gram
INDEKS GESTOSIS
POST STABILISASI

0 1 2 3
Edema sesudah
Tidak ada Pretibia Umum
istirahat baring
Proteinuria Kuan- + ++ +++ ++++
titatif Esbach 0,5 0,5 – 2 2–5 >5
TD Sistolik <140 140-160 160-180 >180
TD Diastolik <90 90-100 100-110 >110
Total 2  partus pervaginam
BISHOP’S SCORE

0 1 2 3
Dilatasi 0 cm 1 - 2 cm 3 - 4 cm 5 - 6 cm
Pendataran 0 - 30 % 40 - 59 % 60 - 70 % 80 %
Konsistensi Kaku Kenyal Lunak
Posisi Posterior Medial Anterior
Turunnya
-3 cm -2 cm -1 sd 0 cm +1 sd 2 cm
Kepala
Total 6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


HEMATOLOGI
Hb 8,6 g/dl 12-160 mg/dl
RBC 4,0 juta/m3 3,80-5,0 juta/m3
WBC 9,3 x 103/m3 3,2-10,0 x 103/m3
HT 33 % 35-45 %
Trombosit 232 x 103/m3 150-400 x 103/m3
SERO-IMUNOLOGi
HBsAg Nonreaktif Nonreaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


URINALISA
Makroskopis
Warna Kuning Kekuningan
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia Urin
pH 6,0 5,0 – 7,5
Leukosit - Negatif
Nitrit - Negatif
Protein (+1) Negatif
Glukosa - Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Keton - Negatif
Urobilinogen - Negatif
Bilirubin - Negatif
Eritrosit - Negatif
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa sewaktu 96 mg/dL <200 mg/dL
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA

G2P1A0 hamil 36-37 minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan


PEB JTH Preskep

PROGNOSIS
Ibu:
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sansationam : dubia ad bonam
Janin:
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sansationam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN

IGD VK

• Stabilisasi 1-3 jam • Observasi TVI, DJJ, His


• IVFD RL gtt xx/menit • Drip definitif  Oksitosin
• Inj. MgS04 40% 8 gram  5 IU on RL 500 cc mulai
boka+boki (IM) gtt x/menit
• TD saat datang keIGD: 170 • Kateter menetap (I/O)
/110 mmHg  Nifedipin 10 • Inj. MgSO4 40% 4g/6jam
mg/6jam PO boka/boki (IM)
• Pemasangan kateter urin • Nifedipin 10 mg/6jam PO
• Cek laboratorium (DR, UR, • R/ persalinan pervaginam
KD, Cross-match)
LAPORAN PERSALINAN

PUKUL 17.40 WIB


Parturien tampak ingin mengedan kuat
St. Present
KU : Sedang | Sens : CM | TD : 160/100 mmHg | N : 86 x/menit |
RR : 20 x/menit | Temp: 36,4 C
St. Obstetri (VT)
Portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-), jernih, bau (-),
kepala, Hodge III +, UUK kanan depan

Dx: G2P1A0 hamil 36-37 minggu Inpartu Kala II dengan PEB


JTH Preskep

Th/ Pimpin persalinan | Episiotomi mediolateral


LAPORAN PERSALINAN

PUKUL 17.55 WIB


Lahir neonatus hidup, perempuan, BB 2500 gram, PB 46 cm, A/S 8/9,
Dilakukan Manajemen Aktif Kala III
• Inj. Oksitosin 10 IU (IM, 1/3 paha luar)
• Masase fundus uteri
• Peregangan tali pusat terkendali

PUKUL 18.05 WIB


• Plasenta lahir lengkap
• Kemudian dilakukan eksplorasi jalan lahir didapatkan luka perluasan e
pisiotomi.
• Luka dijahit satu per satu secara jelujur dengan chromic catgut 2.0
• KU ibu post partum baik, perdarahan aktif (-)
LAPORAN PERSALINAN
INSTRUKSI POST-PARTUM

• Observasi TVI, kontraksi, dan perdarahan


• Diet tinggi protein
• Drip oksitosin 20 IU dalam RL 500 cc gtt xx/m
• Kateter menetap, catat input dan output urin
• Mobilisasi penuh
• ASI sesuai kebutuhan
• Vulva hygiene
• Cek lab post partum (DR, KD, Fungsi hati)
• Obat-obatan:
 Cefadroxil 500mg/12 jam (PO)
 Paracetamol 500mg/8 jam (PO)
 Vitamin B Komplex tab/12 jam (PO)
 Inj. MgSO4 40% 4g Boka/Boki per 6 jam (IM)
 Metyldopa tab 500mg/8 jam (PO)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM POST PARTUM

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


HEMATOLOGI
Hb 8 g/dl 12-160 mg/dl
RBC 3,7 juta/m3 3,80-5,0 juta/m3
WBC 8,5 x 103/m3 3,2-10,0 x 103/m3
HT 33 % 35-45 %
Trombosit 250 x 103/m3 150-400 x 103/m3
FOLLOWUP
TANGGAL 20 JUNI 2018

S Habis melahirkan dengan darah tinggi


St. Present: KU: Sedang | S: CM | TD: 150/90 mmHg | N: 80 x/mnt | RR: 2
0 x/mnt | T: 36,5 C
O
St. Obstetri: PL : Tinggi Fundus Uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik,
perdarahan aktif (-), vulva tenang, lokhia rubra (+)
A P2A0 post partum spontan dengan PEB
• Observasi TVI, kontraksi, dan perdarahan
• Diet tinggi protein | Mobilisasi penuh | ASI sesuai kebutuhan
• Vulva hygiene
• Aff infus jam 19.00 WIB
• Aff kateter jam 19.00 WIB
P • Obat-obatan:
 Cefadroxil 500mg/12 jam (PO)
 Paracetamol 500mg/8 jam (PO)
 Vitamin B Komplex tab/12 jam (PO)
 Inj. MgSO4 40% 4g Boka/Boki per 6 jam (IM)
 Metyldopa tab 500mg/8 jam (PO)
FOLLOWUP
TANGGAL 21 JUNI 2018

S Habis melahirkan dengan darah tinggi


St. Present: KU: Sedang | S: CM | TD: 140/90 mmHg | N: 80 x/mnt | RR: 2
0 x/mnt | T: 36,5 C
O
St. Obstetri: PL : Tinggi Fundus Uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik,
perdarahan aktif (-), vulva tenang, lokhia rubra (+)
A P2A0 post partum spontan dengan PEB
• Observasi TVI, kontraksi, dan perdarahan
• Diet tinggi protein | Mobilisasi penuh | ASI sesuai kebutuhan
• Vulva hygiene
• Obat-obatan:
P  Cefadroxil 500mg/12 jam (PO)
 Paracetamol 500mg/8 jam (PO)
 Vitamin B Komplex tab/12 jam (PO)
 Metyldopa tab 500mg/8 jam (PO)
• R/ Rawat Jalan
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

PREEKLAMPSIA

Kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai disfungsi plasenta


dan respon maternal terhadap inflamasi sistemik dengan aktivasi
endotel dan koagulasi.

 sistolik  140 mmHg atau diastolik  90 mmHg dengan usia


gestasi >20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Dengan atau tanpa adanya proteinuria, disertai temuan sistemik:

Trombostiopenia | Gangguan fungsi hati | Gangguan ginjal |


Edema pulmonal | Gangguan serebral dan penglihatan
EPIDEMIOLOGI

50.000 -
10% 1 60.000 24 %
pertahun

Kematian akibat Penyebab Kematian


Penyulit kehamilan
Preeklampsia di Indonesia

Hipertensi dalam kehamilan Salah satu penyebab Kematian berhubungan BKKBN 2010
termasuk preeklampsia mortalitas & morbiditas dengan preeklampsia di 24% kematian ibu di
merupakan 10% penyulit terbesar maternal dan perkirakan sebanyak Indonesia disebabkan
kehamilan di seluruh dunia perinatal 50.000- 60.000 pertahun oleh preeklampsia
di seluruh dunia
ETIOPATOGENESIS
Patogenesis preeklampsia masih menjadi hal yang diperdebatkan sampai saat ini

TEORI KELAINAN TEORI ISKEMIA TEORI INTOLERANSI TEORI ADAPTASI


VASKULARISASI PLASENTA, RADIKAL IMUNOLOGIK ANTARA KARDIOVASKULAR
BEBAS, & DISFUNGSI
PLASENTA IBU DAN JANIN
ENDOTEL
FAKTOR RESIKO

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


FAKTOR RESIKO

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


KLASIFIKASI

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

01 02 03 04 00

PREEKLAMPSIA - HIPERTENSI HIPERTENSI HIPERTENSI HIPERTENSI


EKLAMPSIA KRONIK KRONIK DENGAN GESTASIONAL POST PARTUM
SUPERIMPOSED
PREEKLAMPSIA

Sumber: American College of Obstetrician and Gyneceologists. 2013. Hypertension in Pregnancy.


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
HIPERTENSI PREEKLAMPSI – SUPERIMPOSED HIPERTENSI
KRONIK EKLAMPSI PREEKLAMPSI GESTASIONAL

Hipertensi pada; Hipertensi pada; Hipertensi kronik: Hipertensi pada;


• Gestasi <20 minggu, • Gestasi ≥ 20 minggu • Disertai tanda pre- • Gestasi ≥ 20 minggu
• Menetap sampai 12 • Keterlibatan sistem eklampsia, atau tanpa proteinuria
minggu post partum lain (hati, ginjal, paru- • Hipertensi kronik • Hipertensi menghilang
paru, otak, mata dll) disertai proteinuria setelah 3 bulan post p
artum
Eklampsia yaitu: • Kehamilan dengan
• Preeklampsia berat tanda preeklampsia,
• Kejang &/ koma yang tanpa proteinuria
didahului oleh sakit
kepala hebat & hiper-
refleksia atau tanpa
tanda dan gejala
MANIFESTASI KLINIS

HIPERTENSI
TD Sistolik ≥140 mmHg atau Diastolik ≥140 mmHg
PROTEINURIA TD Sistolik ≥160 mmHg atau Diastolik ≥110 mmHg
Proteinuria >300mg/24 jam
Dipstik urin > +1

GANGGUAN NEUROLOGIS
Nyeri kepala, stroke
TROMBOSITOPENIA
Gangguan visus
Trombosit <100.000/uL

EDEMA PULMONUM
GANGGUAN FUNGSI GINJAL
Serum Kreatinin > 1,1 g/dL GANGGUAN FUNGSI HEPAR
Konsentrasi transaminase >2x Normal
Nyeri epigastrik
MANIFESTASI KLINIS

Sumber: American College of Obstetrician and Gyneceologists. 2013. Hypertension in Pregnancy.


PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Sumber: American College of Obstetrician and Gyneceologists. 2013. Hypertension in Pregnancy.


PENCEGAHAN

PRIMER
Menghindari terjadinya penyakit

SEKUNDER
Memutus proses terjadinya penya
kit yang sedang berlangsung sebe
lum timbul gejala atau kedaruratan
klinis karena penyakit tersebut.

TERSIER
Pencegahan dari komplikasi yang
disebabkan oleh proses penyakit,
Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia. juga merupakan tatalaksana
PENCEGAHAN

PENCEGAHAN PRIMER

Perjalanan penyakit preeklampsia pada awalnya tidak memberi gejala


dan tanda, namun pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat.

Pencegahan primer merupakan yang terbaik namun hanya dapat di-


lakukan bila penyebabnya telah diketahui dengan jelas sehingga
memungkinkan untuk menghindari atau mengkontrol penyebab-
penyebab tersebut, namun hingga saat ini penyebab pasti terjadinya
preeklampsia masih belum diketahui.

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


PENCEGAHAN

PENCEGAHAN SEKUNDER

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


PENCEGAHAN

PENCEGAHAN SEKUNDER

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


PENCEGAHAN
PENCEGAHAN SEKUNDER

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


TATALAKSANA
MANAJEMEN EKSPEKTATIF

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


Sumber: POGI. 2013.
PNPK Diagnosis dan
Tatalaksana Preeklamsia
TATALAKSANA
MANAJEMEN EKSPEKTATIF PADA PEB

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


Sumber: POGI. 2013.
PNPK Diagnosis dan
Tatalaksana Preeklamsia
Sumber: POGI. 2013.
PNPK Diagnosis dan
Tatalaksana Preeklamsia
TATALAKSANA
PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


TATALAKSANA
PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


TATALAKSANA
PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


TATALAKSANA
PEMBERIAN KORTIKOSTEROID

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


KOMPLIKASI

Sumber: POGI. 2013. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia.


PROGNOSIS

Dubia (tergantung indeks gestosis)


Semakin tinggi indeks gestosis, semakin jelek prognosis
0 1 2 3
Edema sesudah istirahat
Tidak ada Pretibia Umum
baring
Proteinuria Kuantitatif + ++ +++ ++++
Esbach 0,5 0,5 – 2 2–5 >5
TD Sistolik <140 140-160 160-180 >180
TD Diastolik <90 90-100 100-110 >110
SKDI

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

TINGKAT KEMAMPUAN 3B
Mendiagnosis, Melakukan Penatalaksanaan Awal, dan Merujuk
pada Keadaan Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi


pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa
atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien.

Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi


penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Sumber: Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia Edisi ke-2. Jakarta.
ANALISIS
KASUS
ANALISIS KASUS

Pada kasus yang dialami oleh Ny. MST ditegakkan


diagnosis G2P1A0 hamil 36-37 minggu inpartu dengan
preeklampsia berat JTH preskep. Diagnosis
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
ANALISIS KASUS
HASIL ANAMNESIS

Dari anamnesa awal, didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Usia 40 tahun

2. Sudah ada tanda inpartu yaitu nyeri menjalar ke pinggang


yang makin sering dan kuat serta keluar darah dan lendir.

3. Riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), darah tinggi hamil ini
(+), darah tinggi hamil sebelumnya (-), darah tinggi dalam
keluarga (-)

4. Gerakan janin masih bisa dirasakan


ANALISIS KASUS
ANAMNESIS FAKTOR RESIKO

Anamnesis:
• Umur > 40 tahun
• Nulipara
• Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
• Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
• Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
• Kehamilan multiple
• IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
• Hipertensi kronik
• Penyakit Ginjal
• Sindrom antifosfolipid (APS)
• Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio
• Obesitas sebelum hamil
ANALISIS KASUS
KRITERIA DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK KRITERIA


PREEKLAMPSIA BERAT
KU : Tampak sakit sedang
Sens : CM
Tekanan darah: 170/110 mmHg Pada kasus ini didapatkan salah
Nadi: 102x/menit satu kondisi yaitu tekanan darah
Frekuensi nafas: 20xmenit > 160 mmHg sistolik atau >110
Suhu: 36,40 C mmHg diastolik.
Status gizi dalam batas normal
Edema (-) Pada pemeriksaan laboratorium
Urinalisis didapatkan proteinuria +
1 dan didukung dengan usia ibu >
PEMERIKSAAN PENUNJANG 35 tahun,
maka pasien ini didiagnosis dengan
Proteinuria +1
Preeklampsia berat
ANALISIS KASUS

IMPENDING EKLAMPSIA EKLAMPSIA


1. Nyeri kepala 1. Kejang
2. Pandangan kabur 2. Penurunan kesadaran
3. Nyeri ulu hati
4. Mual dan muntah
PEMERIKSAAN DALAM
Portio lunak, posterior, eff 75 %, ø 3 cm, ketuban (+), dan
penunjuk UUK. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sudah
inpartu dengan skor bishop 6.

Adanya darah tinggi, proteinuria, usia > 35 tahun dan


adanya tanda-tanda inpartu pada pemeriksaan luar dan dalam
tersebut ditegakkan diagnosis pasien ini yaitu G2P1A0 hamil
36-37 minggu inpartu kala I fase Laten dengan PEB JTH
Preskep.
TATALAKSANA
1. Drip definitif yaitu oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc dari
gtt X/menit
2. Pantau DJJ tiap jam
3. Anti hipertensi (Nifedipin) 10 mg/8 jam P.O.
4. Injeksi MgSO4 40% 8 gr boka+boki IM dilanjutkan dengan
injeksi MgSO4 40% 4 gr boka/boki/6 jam (siapkan kalsium
glukonas)
5. IVFD RL gtt XX/menit
6. Kateter urin dan monitoring input dan output
7. Terminasi pada kasus ini direncanakan melalui pervaginam
PROGNOSIS

IBU
dubia ad bonam

JANIN
dubia ad bonam
TERIMA
KASIH
SESI DISKUSI DAN TANYA JAWAB
UMMI
Kapan obat antihipertensi diberikan?
Kapan mengganti Nifedipine dengan Metildopa?
SARAS
Perbedaan klasifikasi preeklampsia yang dulu dan sekarang
?
AULIA
Kapan kita melakukan tatalaksana ekspektatif, aktif,
konservatif?
Kalau kasus seperti ini, tatalaksana apa yang bisa
dilakukan?

Konservatif --- diikuti kehamilannya


Ekspektatif ---- dilakukan tindakan yang perlu

Anda mungkin juga menyukai