Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

”Recognition and Management of Withdrawal Delirium


(Delirium Tremens)”

Tutor: dr. M. Hermansyah, Sp.KJ

OLEH:
RR. HESTIN DIAH PRASANTY
2013730172

STASE KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Pada sebagian besar masyarakat
Barat, terdapat sekitar 20% pria Kondisi ini dapat menurunkan
dan 10% wanita mengalami harapan hidup sampai satu
gangguan penggunaan alkohol, dekade dan berhubungan
yang didefinisikan sebagai dengan gangguan fungsi sosial
masalah terkait konsumsi alkohol berat dan tingginya masalah
yang berulang. medis.

Walaupun masalah terkait alkohol


terjadi pada individu dari seluruh
strata sosial dan mempengaruhi
lebih dari 20% pasien wilayah
manapun, sedikit dokter terlatih
dengan baik dalam
mengidentifikasi dan melakukan
tatalaksana gangguan serius ini.
Sekitar 50% individu dengan gangguan penggunaan alkohol memiliki gejala alkohol withdrawal
ketika mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol;

Penting bagi dokter untuk mengetahui


bagaimana mencegah, mengidentifikasi,
Pada 3-5% individu ini, mengalami kejang
dan melakukan tatalaksana kondisi
grand mal, kebingungan berat (delirium),
withdrawal berat ini untuk meminimalisir
atau keduanya dapat terjadi.
biaya perawatan yang tinggi dan kematian
yang dapat dihindari.

KLASIFIKASI ALCOHOL WITHDRAWAL

WITHDRAWAL RINGAN DAN SEDANG

Seperti benzodiazepin, barbiturat, dan obat dengan mekanisme kerja yang


Alkohol merupakan sama, alkohol dengan cepat meningkatkan pelepasan γ-aminobutyric acid
depresan sistem saraf pusat. (GABA) di otak, dengan efek utama pada reseptor GABA tipe A (GABAA)
yang menghambat aktivitas reseptor pascasinaps N-methyl-D-aspartate.
continued...
Dengan paparan berulang, otak
beradaptasi terhadap efek alkohol
melalui perubahan dalam reseptor dan
protein lainnya.

Adaptasi ini menyebabkan penurunan


efek depresan yang membuat
dibutuhkannya agen dengan dosis lebih
tinggi untuk mencapai hasil yang sama.

Penurunan kadar alkohol dalam darah


menyebabkan gejala yang secara
umum berlawanan dengan efek akut
dari obat.
continued...
Gejala withdrawal yang berhubungan dengan depresan seperti alkohol di antaranya
adalah:

Insomnia

Anxietas Karena efek singkat dari ethanol (minuman


alkohol), gejala withdrawal biasanya dimulai
dalam 8 jam setelah penurunan kadar alkohol
darah, dengan waktu puncak pada 72 jam,
Peningkatan frekuensi nadi dan
dan menurun pernapasan,
signifikan suhu
pada hari ke 5-7. tubuh, tekanan darah

Tremor
Skor CIWA-Ar memiliki rentang dari 0-67;
 skor kurang dari 8 menunjukkan gejala withdrawal ringan yang sangat jarang membutuhkan obat-
obatan
 skor dari8-15 menunjukkan gejala withdrawal sedang yang kemungkinan responsif tehadap
benzodiazepin dosis kecil
 skor lebih tinggi dari 15 menunjukkan sindrom berat yang membutuhkan pemantauan ketat untuk
mencegah kejang dan delirium karena withdrawal.
WITHDRAWAL DELIRIUM (DELIRIUM TREMENS)

Withdrawal delirium biasanya dimulai


sekitar 3 hari setelah gejala muncul
sampai 1-8 hari atau lebih (biasanya 2
atau 3 hari).

Sekitar 1-4% pasien rawat inap yang


mengalami withdrawal delirium
meninggal dunia; angka ini dapat
diturunkan jika diagnosis cepat dan
tepat dibuat dan gejala diterapi
dengan baik.

Kematian biasanya terjadi karena


hipertermia, aritmia jantung,
komplikasi kejang withdrawal, atau
kelainan medis lain yang menyertai
continued...
Delirium selama alcohol
withdrawal diprediksi melalui
cara berikut: skor CIWA-Ar di Penyakit medis yang
atas 15 (biasanya
sehubungan dengan
menyertai di
tekanan darah sistolik >150 antaranya adalah
mmHg atau frekuensi nadi
>100 kali per menit)
abnormalitas elektrolit
(misalnya kadar
kalium, magnesium,
atau keduanya
rendah), kadar
Kejang withdrawal yang trombosit rendah, dan
baru terjadi (diamati Usia tua, penyakit pernapasan,
pada 20% individu penyalahgunaan agen
dengan delirium), depresan lainnya, dan jantung, atau
kejadian withdrawal penyakit medis yang gastrointestinal.
delirium atau kejang menyertai.
withdrawal sebelumnya,
Terapi withdrawal delirium

• Pendekatan terbaik untuk pencegahan withdrawal delirium adalah dengan identifikasi dan penatalaksanaan penyakit
yang sudah ada sebelumnya dan penanganan sindrom withdrawal.
• Tujuan utama terapi withdrawal delirium adalah untuk mengontrol agitasi, menurunkan risiko kejang, dan menurunkan
risiko cedera dan kematian. Dikarenakan tingginya prevalensi agitasi di antara pasien dengan withdrawal delirium dan
potensi outcome yang letal, terapi paling baik dilakukan pada bangsal rawat inap yang dikunci atau di ICU.
• Pendekatan manajemen withdrawal delirium terdiri dari pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan darah untuk
mengidentifikasi dan terapi gangguan medis yang mungkin berkontribusi terhadap kondis withdrawal yang berat.
• Penanganan yang dibutuhkan pasien delirium juga harus dilakukan pada pasien withdrawal delirium, termasuk
membantu orientasi ulang pasien mengenai waktu, tanggal, dan tempat, mengevaluasi dan melakukan tatalaksana
pasien di ruangan dengan pencahayaan baik, menyediakan pemahaman, melakukan pemantauan tanda vital dengan
rutin, dan memastikan hidrasi adekuat.
obat dengan waktu paruh panjang
(diazepam)

obat dengan waktu paruh lebih pendek


(lorazepam)
kesimpulan

• Withdrawal delirium adalah komplikasi serius dari alcohol withdrawal yang jarang
terjadi dan paling baik ditatalaksana dengan benzodiazepine intravena.
• Seluruh dosis yang disebut dalam tinjauan ini adalah perkiraan berdasarkan
penelitian tanpa kontrol.
• Data mengenai penanganan paling efektif dari pasien dengan withdrawal
delirium masih kurang.
• Hal tersebut kemungkinan karena potensi keuntungan yang kecil dari riset ini
sehingga mengurangi ketertarikan perusahaan farmasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai