Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PEMBERIAN AIR SISA FERMENTASI

REBUNG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris Schrad) DENGAN MEDIA ARANG SEKAM TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT(Capsicum frustescens L.)

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

SABRINA
NIM: 1410051328

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2017
BAB 1 . A Latar belakang penelitian
 Sebagai salah satu bahan makanan, tunas bambu atau rebung sudah lama dikenal dan cukup populer di
masyarakat. Rebung biasanya dibuang kelopaknya, diiris-iris, kemudian diolah dengan cara direbus atau
dikukus dan supaya tahan lama difermentasi.
 Cabai rawit (Capsicum frustescens L.) merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
disebabkan karena rasa pedas dan kandungan karotenoidnya. Di Indonesia tingkat konsumsi masyarakat
perkapita terhadap cabai cukup tinggi,demikian pula cabaipun dibutuhkan pada beberapa industri.
 Arang sekam banyak digunakan sebagai pengganti tanah karena bisa menahan zat kimia yang bermanfaat
bagi tanaman, sehinggga tanaman akan tetap subur walaupun tanpa tanah sekalipun. Arang sekam juga
bisa sebagai kompos dicampur dengan tanah agar tanah bisa menjadi gembur untuk memudahkan
tanaman mendapatkan unsur hara yang ada.

B. Rumusan Masalah Penelitian


1. Berapakah konsentrasi mikroorganisme lokal (MOL) yang terdapat pada air sisa fermentasi rebung
bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad)?
2. Bagaimanakan hasil pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) yang diberi perlakuan
dengan menggunakan air sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) dengan
ditambahkan media Arang sekam?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) yang
di perlakuan dengan menggunakan air sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad)
dengan ditabamhkan media Arang sekam?
1. Untuk mengetahui berapakah konsentrasi mikroorganisme lokal (MOL) yang terdapat pada air
sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad).
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.)
yang diberi perlakuan dengan air sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris
Schrad) dengan ditambahkan media Arang sekam dan yang tidak diberi perlakuan.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari tanaman cabai rawit
(Capsicum frustescens L.) yang diberi perlakuan dari air sisa fermentasi rebung bambtu kuning
(Bambusa vulgaris Schrad) dengan ditambahkan media Arang sekam.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan masyarakat dan petani yang dulunya tidak tahu manfaat yang sangat besar
dari air sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) menjadi tahu, dan tidak
membuang air sisa fermentasi rebung bambu kuning sembarangan lagi.
2. Manfaat Praktis
• Bagi Masyarakat: Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengolahan limbah khususnya air sisa
fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad)
• Bagi petani: Dapat menjadi alternatif pilihan dalam usaha meningkatkan produksi tanaman cabai rawit
(Capsicum frustescens L.) dengan biaya yang relatif lebih murah
• Bagi Peneliti: Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan masukan dalam
penulisan karya ilmiah atau penelitian selanjutnya
• Bagi Lembaga STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: Untuk menambah referensi bacaan di
perpustakaan bagi mahasiswa-mahasiswi STKIP di masa yang akan datang.
E. Definisi Operasional
Air sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) : Fermentasi adalah proses
produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) cara memfermentasi rebung
bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) yaitu masukan rebung yang sudah diiris tipis-tipis
dalam toples kemudian campurkan nasi dan air gula secukupnya kemudian tutup rapat toples
tersebut dan diamkan beberapa hari sampai keluar bau yang menyegat artinya fermentasi
tersebut berhasil.
Pertumbuhan : Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan ukuran, baik panjang, jumlah maupun
berat tanaman.
Tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) : Cabai rawit (Capsicum frustescens L.)
merupakan salah satu jenis rempah yang seringkali ditambahkan sebagai bumbu masakan
karena rasanya yang pedas memberikan kesegaran.
Media tanam dari arang sekam : Arang sekam banyak digunakan sebagai pengganti tanah karena
bisa menahan zat kimia yang bermanfaat bagi tanaman, sehinggga tanaman akan tetap subur
walaupun tanpa tanah sekalipun.

BAB 2. A Kajian Teoritik


Rebung Bambu Kuning (Bambusa vulgaris Schrad): Rebung bambu kuning diperoleh dari jenis bambu kuning
(bambusa vulgaris). Bambu kuning biasanya ditanam sebagai tanaman hias di rumah, taman yang luas atau
perkantoran. Pada pengobatan tradisional rebung bambu kuning sering digunakan sebagai obat penyakit
kuning.Dibandingkan rebung dari jenis bambu lain, rebung bambu kuning memiliki beberapa keistimewaan.
Rebung bambu kuning bisa tumbuh sepanjang tahun sehingga pemanenan rebung bambu kuning tidak
mengenal musim.
Pengertian MOL (Mikroorganisme Lokal): Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang
dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL
terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk
fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga.
Lanjutan..
Pengertian fermentasi: Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen) cara memfermentasi rebung bambu kuning (Bambusa
vulgaris Schrad) yaitu masukan rebung yang sudah diiris tipis-tipis dalam toples kemudian
campurkan nasi dan air gula secukupnya kemudian tutup rapat toples tersebut dan diamkan
beberapa hari sampai keluar bau yang menyegat artinya fermentasi tersebut berhasil.
Pengertian dan Pengaruh Media Tanam Arang Sekam: Arang sekam berasal dari sekam padi
yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu.
Proses sangrai ini, sekam menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang
tinggi benih penyakit yang tersisa akan mati.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.)
Tinjauan Umum Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frustescens): Buah cabe rawit berubah warnanya dari
hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia
dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Buah muda
berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya
banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Syarat Tumbuh
Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, serta
menyukai daerah kering, dan ditemukan pula pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Cabe dapat beradaptasi
dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat
dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai
10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi, pH tanah yang optimal antara
5,5 sampai 7.
Lanjutan..
Manfaat dari Cabai Rawit (Capsicum frustescens)
Mempercepat metabolisme tubuh, Membantu jantung, Membantu Pertumbuhan Rambut,
Membantu Meringankan rasa nyeri, Membantu menurunkan Berat Badan, Meredakan sakit
tenggorokan , Mencegah Tekanan Darah Tinggi, Membantu menyembuhkan Infeksi ,
Membantu menyembuhkan Luka usus, Mencegah Kanker .

C. Kerangka Berpikir
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.)
Tanaman Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk
dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap
rasa masakan. Cabai rawit (Capsicum frustescens L.) merupakan salah satu jenis rempah
yang seringkali ditambahkan sebagai bumbu masakan karena rasanya yang pedas
memberikan kesegaran, serta mengandung Vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan.
Karena kekhasan rasanya sehingga hamper semua orang menggunakan cabe. Selain sebagai
bumbu juga dapat memberikan warna yanga membuat orang yang melihat berselerah.
Kebutuhan sebagai bumbu memiliki indicator bahwa cabe diperlukan dalam jumlah yang
besar.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dikemukakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0=Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian air sisa fermentasi rebung
bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit
(Capsicum frustescens L.).
Lanjutan..
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian air sisa fermentasi rebung bambu (Bambusa
vulgaris Schrad) terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.).

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 121), Pendekatan penelitian dapat dibedakan
atas beberapa jenis, tergantug dari sudut pandangnya, walaupun
sebenarnya antara satu jenis dengan jenis yang lain saling berlawanan.
Salah satu contohnya adalah jenis pendekatan menurut timbulnya
variabel. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabeldibedakan
menjadi dua yaitu pendekatan non-eksperimen dan pendekatan
ekperimen (Arikunto, 2010: 121). Pendekat penelitian yang digunakan
dalam Proposal Skripsi ini adalah Eksperiment. Menurut Sugiyono
(2013: 11) Pendekat penelitian eksperimen merupakan pendekat
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment(perlakuan) tertentu. Penelitian -penelitian dapat
menggunakan desain ekperimen karena variabel -variabel dapat dipilih
dan variabel-variabel lain dapat mempengaruhi proses eksperimen itu
dapat dikontrol secara ketat.
B. Metode dan Bentuk Penelitian
Metode Penelitian: Metode penelitian yang biasa kita kenal ialah metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific
karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013: 13).
Bentuk Penelitian: Bentuk penelitian ini dilaksanakan dengan True experiment. “Dikatakan True
eksperiment (eksperimen yang betul-betul), karena dalam penelitian ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen” (Sugiyono, 2013: 112).Ciri utama true
eksperiment “adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random dari populasi tertentu (Sugiyono, 2013: 112). Jadi cirinya adalah
adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random (acak).

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi: Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173) Populasi
adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama
dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu
penelitian (Sukardi, 2003:53).Jadi, populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang
menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tanaman cabai
rawit yang akan diteliti.
Sampel:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2013:118).Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:
174).Jadi, sampel adalah sebagian populasi yang diteliti, yang dianggap mampu dijadikan sebagai
wakil dari subjek yang lainnya.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian inia dalah random
sampling atau secara acak.Sehingga, sampel dapat berupa tanaman control atau pun tanaman
eksperimen.
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas (Independent): Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain.Variabel bebas (Independent)dalam penelitian ini adalah air sisa fermentasi
rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad).
Variabel terikat (Dependent): Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
variabel bebas.Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman cabai
rawit(Capsicum frustescens L.)

E. Rancangan Penelitian
Rancangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan melakukan
pengujian menggunakan Air Sisa Fermentasi Rebung Bambu Kuning dengan perlakuan 0 gram, 10 gram, 20
gram, 30 gram, 40 gram, dan di ulang sebanyak 5 kali.

F. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Air Sisa Fermentasi Rebung Bambu Kuning dengan di
tambahkan Arang Sekam yang berada di daerah Desa Sumber Sari Nanga Beloh. Air Sisa
Fermentasi dari Rebung Bambu Kuning ini di buat dalam 5 konsentrasi yaitu : 0 ppm, 10 ppm, 20
ppm, 30 ppm, dan 40 ppm, dengan pengulangan masing-masing sebanyak 5 kali sehingga di
dapatkan 2 sampel konsentrasi air sisa fermentasi rebung bambu kuning.

G. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu pertumbuhan tinggi
batang lebar daun dan jumlah daun cabai rawit. Pengumpulan data kuantitatif tersebut
menggunakan teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data.

H. Prosedur Kerja Penelitian


Pembuatan air sisa fermentasi rebung bambu kuning dan pada tahap ini, penulis melaksanakan
analisis terhadap seperangkat data yang kita peroleh dari lembar observasi. Data tersebut
dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.
I. Pengumpulan Data
Pengumpulan data meliputi: pengukuran tinggi batang, pengamatan jumlah daun,
pengukuran lebar daun.

J. Teknik Analisis Data


Analisis Lembar Observasi: Pada tahap ini, penulis melaksanakan analisis
terhadap seperangkat data yang kita peroleh dari lembar observasi. Data
tersebut dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian. Data -data yang
diperoleh tersebut dianalisis melalui langkah menentukan kalkulasi derajat
ketidakpastian menggunakan RancanganAcakLengkap(RAL).

K. Implikasi Produk
Tujuan: Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengeruh air
sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit. Tujuan khusus pembuatan Air Sisa
Fermentasi Rebung Bambu Kuning yaitu sebagai panduan khususnya bagi
petani yang ingin mengembangkannya.
Sasaran: Air sisa fermentasi rebung bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad)
dapat digunakan bagi para petani khususnya petani cabai rawit untuk
mengembangkan pupuk yang ramah lingkugan juga mampu memberikan hasil
yang memuaskan bagi para petani.
Lanjutan..

Bentuk Luaran: Bentuk luaran dari penelitian pembuatan Air sisa fermentasi rebung bambu
kuning (Bambusa vulgaris Schrad) ini berupa Diktat yang di gunakan untuk menunjang
proses belajar mengajar dalam bidang pendidikan khususnya bagi mahasiswa, mahasiswi dan
Kampus.
Sistematika Luaran: Diktat; Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi
yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran / bidang
studi yang disampaikannya dalam proses pembelajaran. Biasanya diktat hanya diedarkan
dalam lingkup terbatas. Penyusunan diktat / buku teks hendaknya relevan dan menunjang
pelaksanaan kurikulum yang berlaku, serta mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu,
penyusunan diktat / buku teks hendaknya memenuhi criteria tertentu. Menurut Tarigan
(1989).

Anda mungkin juga menyukai