Alkaloid
Alkaloid
Sejarah
• Derosne (Apt Perancis) mengisolasi senyawa yg
sekarang dikenal sebagai narcotine th 1803
• Sertürner (Apt Hanoveria) mengisolasi morphine
dari opium th 1806 & 1816
• Pelletier & Caventou : strychnine (1817),
emetine (1817), brucine, piperine, caffeine
(1819), quinine, colchicine (1820) & coniine
(1826)
• Coniine alkaloid pertama yg ditentukan
strukturnya (Schiff, 1870) & disintesis
(Ladenburg, 1889)
• “Minor” alkaloid diisolasi oleh khemis pd awal ¼
abad yg lalu
• Pd pertengahan th 1940 telah diisolasi 800 alkaloid
• Pd th 90’an meningkat hingga 10.000
• Pd pertengahan akhir abad XX pencarian obat
antikanker alkaloid puncaknya : penggunaan
vincristine, vinblastine & paclitaxel dlm dunia medis
PENAMAAN akhiran -ine (Inggris)
1. Nama genus tumbuhan penghasil
ex : hydrastine, atropine
2. Nama spesies tumbuhan penghasil
ex : cocaine, belladonine
3. Nama umum tumbuhan penghasil
ex : ergotamine
4. Aktivitas fisiologi yg ditimbulkan
ex : emetine, morphine
5. Nama penemunya
ex : pelletierine
Penamaan
Adakalanya di + awalan / akhiran untuk
membedakan alkaloid utama dgn alkaloid
lain dlm satu tumbuhan
ex : quinine, quinidine, hydroquinine
• ALKALOID
MeO O OH
N
H
CH3
N
nicotine
Sifat umum alkaloid:
Dari segi kimia, biokimia, fisiologi senyawa ini
tidak homogen, tetapi mempunyai ciri dan sifat
umum khas :
1. Senyawa kompleks umum pada tumbuhan, jarang di
hewan. Banyak yg telah disintesis.
2. Mengandung atom N, satu atau lebih : imidazol (2),
turunan purin (4), ergotamin (5). Dapat bentuk amina
primer, sekunder, tersier, kuaterner.
3. Biosintesisnya kebanyakan berasal dari asam amino.
4. Bereaksi basa : atom N memberikan pasangan
elektron bebas. Kebasaan tergantung dari jenis dan
lokasi gugus fungsinya (alkohol, ester, fenol dsb).
5. Umumnya mengendap dengan pereaksi yg
mengandung logam, seperti garam air raksa, platina,
emas, perak dll
6. Dapat memberi warna dengan beberapa pereaksi,
mis. HNO3, H2SO4 dll.
Sifat umum alkaloid (lanjutan)
7. Alkaloid yang tidak mengandung atom O umumnya berupa
cairan, mudah menguap, dapat diuapkan dengan uap air, berbau
kuat (koniin, nikotin, spartein).
8. Alkaloid yang mengandung atom oksigen (O) umumnya padat,
dapat dikristalkan, kecuali pilokarpin, arekolin, cair pada suhu
kamar.
9. Banyak alkaloid berasa pahit (kuinina, morfina, efedrina dll),
kadang-kadang berwarna (sanguinarin, berberin dll).
10. Banyak alkaloid mempunyai aktivitas biologi, kebanyakan
alkaloid dapat memutar bidang polarisasi, shg dpt digunakan
untuk penentuan kemurnian. Bentuk mempunyai aktivitas
biologi lebih kuat.
11. Dengan asam membentuk garam (mis. asam sulfat, klorida,
fosfat dll), dapat terkristal, umumnya larut dalam air, tidak larut
dalam pelarut organik.
12. Umumnya alkaloid basa, kurang larut dalam air, larut dalam
pelarut organik.
13. Karakterisasi struktur : spektrum UV, IM, RMI, Massa dan analis
lain.
Extraction
Bahan tumbuhan
eter minyak bumi
• Uji Dragendorf
• Uji Meyer
• Uji Wagner
• Reaksi Dragendorf
Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan
merkuri klorida dalam nitrit berair. Ketika suatu alkaloid
ditambahkan pereaksi dragendorf maka akan
menghasilkan endapan jingga.
• Reaksi Meyer
Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri
klorida. Ketika sampel ditambah pereaksi meyer maka
akan timbul endapan kuning atau larutan kuning bening
lalu ditambah alkohol endapannya larut.
Sebagian besar alkaloid dalam larutan netral
atau sedikit asam diendapkan oleh :
• Reagen Mayer (potassium mercuric iodide
Sol.)
• Reagen Wagner (sol. of iodine in
potassium iodide) merah kecoklatan
• Sol.Tannic acid
• Reagen Hages (saturated sol of picric
acid) kuning
• Reagen Dragendorff (sol of potassium
bismuth iodide) merah kecoklatan
Endapan dlm bentuk amorf atau kristal
• Reagen2 diatas juga mengendapkan protein,
dlm proses ekstraksi & penguapan , beberapa
protein tidak terekstraksi, lainnya terdenaturasi
pada proses penguapan atau penyaringan
• Jika ekstrak dipekatkan hingga volumenya
berkurang dan alkaloid diekstraksi dengan
pelarut organik suasana basa dan dicuci dg
asam encer (ex: as.tatrat) maka larutan terakhir
bebas protein dan siap dilakukan uji alkaloid
• Kafein dan Alkaloid lain tidak memberikan
endapan dg reagen Dragendorff
TEST MUREXIDE
• Ditambah sedikit potassium chlorate + 1 tts
HCl uapkan ad kering, residu dialiri dg
uap amonia ungu
Reaksi juga berlaku untuk turunan basa
purin lainnya (Theophylline, Theobromine)
• Colchicine + As.mineral kuning
• Alkaloid Indole + H2SO4 ungu kebiruan-
merah
ISOLASI ALKALOID
ISOLASI: skema umum
Pelarutan
dengan cara
EKSTRAKSI perendaman
Partisi asam-basa
Pengambilan
semua FRAKSI ALKALOID
komponen
yang terlarut
•• Partisi
Partisi
Pengambilan • Kromatografi
• Kromatografi
hanya FRAKSINASI
komponen
alkaloid
• Kromatografi
Penyederhana • Kristalisasi
an jumlah PEMURNIAN
komponen
Mendapatkan masing-
masing komponen murni
ISOLASI: alkaloid dari Litsea tomentosa Blume
Tahap pertama: pembuatan fraksi alkaloid total
Serbuk kering kayu batang (2 kg)
• ekstraksi dengan MeOH
• Gymnospermae
• Paku-pakuan tidak atau jarang
ditemukan alkaloid
• Lumut
• Tumbuhan rendah
Penyebaran
• Tersebar luas dalam tumbuhan tinggi
• Sedikit dalam jenis jamur (Claviceps purpurea =
ergot),
• Dalam Pteridophyta hanya beberapa jenis
Lycopodium
• Dalam Gymnospermae hanya marga Ephedra
• Dari bahan bahari : mikroorganisme pada pasang
merah (“red tide”) alkaloid neurotoksik, mis.
saksitoksin.
• Beberapa serangga memberikan feromon seks
yang bersifat alkaloid.
• Pada Monokotil, beberapa suku : Liliaceae
(paling banyak) dan Amaryllidaceae.
• Pada Dikotil paling banyak, terutama suku
Papaveraceae, Rutaceae, Leguminosae,
Rubiaceae. Terutama dalam tumbuhan daerah
iklim panas
• Papaveraceae (istimewa) : semua jenis dari
semua marga yang diteliti mengandung alkaloid.
• Labiatae dan Rosaceae hampir bebas dari
alkaloid.
Fungsi alkaloid bagi tumbuhan
MeO N
O
N lycorine
MeO
H
The other three
are biochemically OH
derived from MeO galanthamine
H
belladine.
H
N CH3 O N CH3
OH
O
MeO
O
tazettine
O daffodils
narcissus
These alkaloids are found in Amaryllidaceae lillies
etc
Some Examples of Classification
BY PLANT OF ORIGIN
“Cinchona” Alkaloids
HO N
MeO quinine
“Opium” Alkaloids
N CH3
MeO O OH
morphine
Penggolongan alkaloid
Menurut Cordell N N N N
H H H
• Alkaloid sejati pyrrolidine pyrrole piperidine pyridine
Alkaloid sejati
• Protoalkaloid
• Pseudoalkaloid N N N
N
H H
quinoline isoquinoline indole dihydroindole
Pseudo-alkaloid
C6 H5 CH3 H3CO NH2
O
Solasodin C C H H3CO
H3C
N
N H
OH HNCH3 OCH3
O N N
CH3 CH3 Proto-alkaloid
Efedrin Meskalin
caffeine
Alkaloid sejati
• Umumnya toksik
• Mempunyai berbagai aktivitas fisiologi
• Semua bersifat basa,
• Memiliki atom N dalam cincin heterosiklik,
• Berasal dari asam amino yang dikondensasi
dengan satuan struktur non nitrogen,
• Terdapat dalam suku tertentu, pada
tumbuhan, umumnya sebagai garam dengan
asam organik.
Alkaloid sejati
N N N N
H H H
N N N
N
H H
quinoline isoquinoline indole dihydroindole
Protoalkaloid
• Bersifat basa.
• Amina relatif sederhana, sering disebut sbg amina
biologi (“biological amines”).
• Hasil dekarboksilasi asam amino
• Atom N dari asam aminonya tidak terletak pada cincin
heterosiklik.
Contoh :
C C H H3CO
H
OH HNCH3 OCH3
Efedrin Meskalin
Pseudoalkaloid
Tidak berasal dari prazat
asam amino,
umumnya bersifat
basa.
Terdiri dari 2 golongan :
Solasodin
1. Alkaloid steroid
(tomatidin, solasodin
O
dll) H3C N
N
2. Alkaloid purin O N N
CH3 CH3
(kafein, teobromin,
teofilin). caffeine
Berdasarkan asal asam amino
CO2H
6. Berasal dari histidin
N NH2
H
CO2H
7. Berasal dari asam antranilat
NH2
8. Berasal dari poliasetat
N N N N
H H H
N N N
N
H H
quinoline isoquinoline indole dihydroindole
HETEROCYCLIC RING SYSTEMS (cont)
LEARN THESE ALSO
H
N
N N
N N
N
C C N
N N
H
MeO O
OMe -O P OH H3C CH3
NH OMe N
MeO O + CH3
N psilocybin
N
emetine H
O
H3C N
N
N N
O N
H
CH3 CH3
N CH3
nicotine caffeine
1. Tropan
Alkaloid tropan merupakan kelompok besar.
Hiosiamin dan hioscin adalah termasuk
alkaloid alami yang paling penting digunakan
untuk pengobatan
Mechanism of Action
– Blocks reuptake of NE, Serotonin, Dopamine
– Blocks fast sodium channels – anesthetic effect
$40-50 per ¼ gram (1 use);
$80-100/ 1g
2. Kuinolin
• Alkaloid kina Cinchona sp (Rubiaceae),
C. succirubra, C. ledgeriana, dan C. calisaya.
dipanen setelah 8-12 thn.
• Alkaloid kina utama : kinin, kinidin, sinkonin dan
sinkonidin.
• Kinin untuk pengobatan malaria Plasmodium
falciparum dengan dosis 600 mg 3x sehari.
• Kinin untuk tonikum pada dosis 80 mg/L
sekaligus untuk mencegah malaria.
• Kinin juga untuk relaksan otot, &mengobati kram.
• Kinidin selain untuk malaria, juga untuk
aritmia jantung
C. ledgeriana 5 -14 3 - 13
C. succirubra 6 - 16 4 - 14
Alkaloid Kina Manfaat
Kinin (Quinine) obat malaria dan obat antikejang otot
Kinidin (Quinidine) obat pengatur ritme jantung
Sinkonin (Chinconine) pestisida ramah lingkungan
Sinkonidin (Chinconidine) katalis yang paling efektif
Quinic Acid pembuatan tamiflu obat flu burung
3. Indol
1. Reserpin dan deserpidin adalah kandungan
aktif dari Rauwolfia serpentina, R. canescens,
R. vomitoria (Apocynaceae).
• Secara klinis terbukti sbg antihipertensi dan
sedatif.
• Rauwolfia sudah 3000 th sbg obat tradisional
untuk anti bisa ular, mengobati sakit perut,
demam, muntah dan sakit kepala.
• Kandungan total alkaloid Rauwolfia 0,7-2,4%
tetapi yang aktif hanya 0,15-0,2% yaitu
reserpin, deserpidin dan resinamin.
• Reserpin dan deserpidin sbg obat
antihipertensi dan transquiliser dengan
mengintervensi penyimpanan katekolamin.
Pemakaian dalam waktu lama
menyebabkan depresi berat.
• Reserpin juga untuk obat kanker
payudara.
• Ajmalisin secara klinis untuk antihipertensi
• Ajmalin untuk aritmia jantung.
• Pemisahan sesama alkaloid Rauwolfia
berdasarkan kebasaannya :
Rauwolfia serpentina
3. Indol (lanjutan)
2. Alkaloid indol dari tanaman Chataranthus roseus
(=Vinca rosea) menghasilkan beberapa indol alkaloid
seperti vinblastin (VBL), vinkristin (VCR), vindolin (V),
vinleurosin, vinrosidin dan leurokristin (LC).
• Vinblastin dan vinkristin adalah obat anti kanker yang
penting.
• Vinblastin terutama untuk mengobati penyakit Hodgkin’s
yaitu kanker akibat kelenjar limfa, pankreas dan hati.
• Vinkristin lebih aktif dibanding vinblastin tetapi lebih
neurotoksik dan terutama digunakan untuk leukemia
pada anak, juga untuk limfoma, kanker paru-paru,
serviks dan payudara.
• Masalah utama pada penggunaan VBL
dan VCR adalah kadar dalam tanaman
yang sangat kecil (0,0002%) dari 500
kg tanaman diperoleh 1 g VCR.