Anda di halaman 1dari 72

GLIKOSIDA

Endra Pujiastuti, M.Farm., Apt

CJS GLIKOSIDA 1
Pendahuluan
Takrif : Glikosida adalah senyawa yang
menghasilkan satu atau lebih gula (glikon) diantara
produk hidrolisisnya dan sisanya
berupa senyawa bukan gula (aglikon).
hidrolisis
GLIKOSIDA AGLIKON + GLIKON
Aglikon : bukan gula
Glikon : gula
Ikatan aglikon dengan gula disebut ikatan glikosidik
Hidrolisis dng asam encer atau enzim β-glikosidase

2
 Bila gula yang terbentuk adalah glukosa maka
golongan senyawa itu disebut glukosida, sedangkan
bila terbentuk gula lainnya disebut glikosida.
 Di alam, berdasarkan ikatan glikosidik terdapat O-
glikosida, C-glikosida, N-glikosida, dan S-
glikosida.

 Contoh:
O-glikosida: rutin = ramnosil-glukosil-kuersetin (Manihot esculenta)
C-glikosida: vitexin, isovitexin (Vitex trifoliata)
S-glikosida: sinigrin (alilglukosinolat) (Sinapis alba)
N-glikosida: solanina (glikoalkaloid) (Solanum mammosum)

3
Secara kimia, senyawa ini merupakan
asetal , yaitu hasil kondensasi gugus
hidroksil gula dengan gugus hidroksil
dari komponen aglikon, serta gugus
hidroksil sekunder di dalam molekul gula
itu sendiri juga mengalami kondensasi
membentuk cincin oksida.
Secara sederhana glikosida merupakan gula eter
(antara aglikon dan glikon ada jembatan O).
Bentuk  dan β mungkin saja ada, namun
demikian di alam atau di dalam tetumbuhan
hanya ditemukan bentuk beta (ß) saja.

CJS GLIKOSIDA 4
CJS GLIKOSIDA 5
Dari segi pandang biologi, glikosida berperan dalam tumbuhan
terlibat dalam fungsi pengaturan-pengaturan, perlindungan, dan
kesehatan, sedangkan untuk manusia ada yang digunakan dalam
pengobatan dan flavouring agents.
Dalam segi pengobatan, glikosida menyumbang hampir
setiap kelas pengobatan, misalnya sebagai obat
jantung (kardiotonika) contohmya: glikosida digitalis,
strophantus, squill, convallaria, apocynum, dll.;
sebagai obat pencahar (laxantia), misalnya antrakinon
dalam sena, aloe, kelembak, kaskara sagrada, frangula,
dll.; sebagai penyedap atau lokal iritan, misalnya
alilisotiosianat; sebagai analgesika, misalnya gaulterin
dari gondopuro menghasilkan metilsalisilat, antitumor,
misalnya flavonoid termetilasi, antiviral, misalnya
flavonoid, antihepatotoksik, misalnya iridoid, dsb.

CJS GLIKOSIDA 6
Biosintesis glikosida

• UTP + gula-1-fosfat --(1)-- UDP-gula + PPi

• UDP-gula + -septor -(2)- -septor – gula + UDP


(glikosida)

(1) enzim uridil tranferase


(2) enzim glikosil transferase

Dengan reaksi sejalan akan terbentuk di-, tri-,


bahkan tetra - sakarida.
CJS GLIKOSIDA 7
• Apabila glikosida telah terbentuk,
maka suatu enzim lain akan bekerja
untuk memindahkan gula lain kepada
bagian monosakarida sehingga
terbentuk bagian disakarida. Enzim
serupa terdapat pula dalam tanaman
yang mengandung glikosida lainnya
yang dapat membentuk bagian di-,
tri- dan tetrasakarida dari
glikosidanya dengan reaksi yang sama

CJS GLIKOSIDA 8
Bila bagian aglikon digunakan sebagai dasar
klasifikasi maka akan didapatkan penggolongan
glikosida sebagai berikut (menurut Claus dalam
Tyler et al.,1988).
1) Golongan kardioaktif,
2) golongan antrakinon,
3) golongan saponin,
4) golongan sianopora,
5) golongan isotiosianat,
6) golongan flavonoid,
7) golongan alkohol,
8) golongan aldehida,
9) golongan lakton,
10) golongan fenolat,
11) golongan tanin, dan
12) golongan iridoid.

CJS GLIKOSIDA 9
Glikosida antrakinon
Golongan ini aglikonnya adalah
sekera-bat dengan antrasena yang
memiliki gugus karbonil pada kedua atom
C yang berseberangan (atom C9 dan C10)
atau hanya C9 (antron) dan C9 ada gugus
hidroksil (antranol).
Adapun struktur antrakinon dan
turunannya serta naftokinon adalah
sebagai berikut.

CJS GLIKOSIDA 10
ANTRAKINON & NAFTOKINON
O O

8 1 8 1
7 2 7 2

6 3 6 3
5 4 5 4

O O

ANTRAKINON NAFTOKINON

CJS GLIKOSIDA 11
INTERELASI SENYAWA ANTRAKINON

O O

Ox

OH +ANTRON
O ANTRON
ANTRAKINON
DIANTRON

ANTRANOL
CJS GLIKOSIDA 12
SENYAWA ANTRAKINON
OH O OH ANTRAKINON R1
RHEUM EMODIN CH3
PHYSCION CH3
CHRYSOPHANOL CH3
ALOE-EMODIN CH2OH
RHEIN COOH
R2 R1

R2
OH = RHEUM EMODIN
OCH3 = PHYSCION
H = CHRYSOPHANOL
H = ALOE-EMODIN
H = RHEIN

CJS GLIKOSIDA 13
Sifat fisika
Senyawa antrakinon dan turunannya seringkali
bewarna kuning sampai merah sindur
(oranye), larut dalam air panas atau alkohol
encer. Antrakinon yang mengandung gugus
karboksilat (rein) dapat diekstraksi dengan
penambahan basa, yaitu dng natrium
bikarbonat.

Untuk identifikasi dng reaksi Borntraeger


(lihat MMI).

CJS GLIKOSIDA 14
Efek farmakologi (bioaktivitas)
Glikosida antrakinon adalah stimulan
katartika dengan meningkatkan
tekanan otot polos pada dinding usus
besar, aksinya akan terasa sekitar 6
jam kemudian atau lebih lama.
diduga antrakinon dan antranol dan
turunannya berpengaruh terhadap
tranpor ion dalam sel colon dengan
menghambat kanal ion Cl-.

CJS GLIKOSIDA 15
Kegunaan
• Ada beberapa senyawa antrakinon bersifat
antibakteri, antifungi, dan antitusif, namun
bioaktivitas utamanya adalah sebagai
laksansia.

• Dalam pengobatan sebagai katartika,


antifungi, antitusif, dan antibakteri.

• Juga digunakan sebagai pewarna pakaian


atau kulit.

CJS GLIKOSIDA 16
Cassia fistula L. (Trengguli)
Leguminosae (Fabaceae)

CJS GLIKOSIDA 17
Buah trengguli

CJS GLIKOSIDA 18
Rheum rhaponticum L.

CJS GLIKOSIDA 19
Aloe vera L.

20
Glikosida saponin
Golongan senyawa mrpk glikosida triterpenoid
dan steroid. Saponin, seperti sabun,
membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa atau buih bila digojog;
berasa pahit menggigit; simplisia yang
mengandung saponin menyebabkan bersin dan
mengiritasi selaput lendir. Dapat
menghemolisis butir darah merah dan toksik
terhadap hewan berdarah dingin (racun ikan).

Bila dihidrolisis menghasilkan aglikon yang disebut


sapogenin. Sapogenin dapat diisolasi dalam bentuk
kristal bila dilakukan asetilasi. Proses ini dapat
digunakan untuk memurnikan sapogenin. Saponin yang
beracun disebut “sapotoksin”.
CJS GLIKOSIDA 21
Banyak penelitian yang dilakukan oleh lembaga
pemerintah, industri, dan perguruan tinggi untuk mencari
sumber saponin steroid guna prazat (precursor) pembuatan
pil KB, untuk prazat kortison dipilih yang memiliki gugus
hidroksil pada posisi 3- dan 11- karena akan lebih mudah
diubah menjadi kortison.

Nampaknya yang digunakan sebagai sumber


prazat kortison dan turunannya adalah
(1) diosgenin dan botogenin dari marga Dioscorea ,
(2) hekogenin, manogenin, dan gitogenin dari marga
Agave,
(3) sitosterol dari minyak nabati, dan
(4) sarsapogenin dan smilagenin dari jenis Smilax.

CJS GLIKOSIDA 22
Anggota suku Liliaceae, Amaryllidaceae, dan
Dioscoreaceae yang semua kelas merupakan
Monocotyledonae, sedangkan pada kelas Dicotyledonae
nampaknya hanya suku Apocynaceae yang manjanjikan,
utamanya jenis Strophanthus.
Akhir-akhir ditemukan sumber lain untuk steroid, yaitu pada
rimpang dan biji Costus speciosus (pacing) suku Zingiberaceae
mengandung diosgenin dan buah beberapa jenis Solanum (suku
Solanaceae), misalnya Solanum khasianum mengandung solasodina.
Solasonina adalah senyawa golongan steroid glikosida (juga disebut
glikoalkaloida) dan digunakan sebagai prazat dalam sintesis parsial
hormone kortikosteroid untuk pil KB.
Centella asiatica (L.) Urban mengandung saponin
triterpenoid glikosida, yaitu asiatikosida, madekosida, asam
asiatikat, dan asam madekasat. Glikosida triterpenoid sangat
tersebar di alam dan beraneka-ragam, mulai dari
monoterpena, seskuiterpena, diterpena, serta triterpena.

CJS GLIKOSIDA 23
Centella asiatica (L.) Urban.

CJS GLIKOSIDA 24
Centella asiatica (L.) Urban.

CJS GLIKOSIDA 25
Biosintesis glikosida saponin

Glikosida saponin dibagi dua golongan tergantung


pada aglikon (sapogenin), yaitu saponin netral atau
saponin steroid dan saponin asam yang berupa
triterpenoid. Untuk steroid dan triterpenoid
biosintesis lewat jalur asetat dan mevalonat,
sebelum terjadi siklisasi terbentuk skualena.
Untuk steroid, misalnya hasil akhir berupa
kolesterol atau inti steroid spiroketal (mis. diosgenin)
atau triterpenoid pentasiklik (mis. ß-amyrin).

CJS GLIKOSIDA 26
 Kandungan kimia. Glikosida saponin, yaitu glycyrrhizin (glycyrrhizic acid)
yang berasa manis. Hasil hidrolisis menjadi asam glisirisat dan 2 molekul
asam glukuronat yang tidak berasa manis lagi. Asam glisirisat adalah
triterpen pentasiklik merupakan turunan tipe ß-amyrin. Kandungan lainnya
glikosida flavonoid (antara lain likuiritin, isolikuiritin, likuiritosida,
isolikuiritosida, ramnolikuiritin, dan ramnoisolikuiritin), turunan kumarin
(herniarin dan umbeliferon), asparagina, 22,23-dihidrostigmasterol, glukosa,
manitol, dan amilum 20%.

 Kegunaan. Bersifat demulsen (pelunak) dan ekspektoran (peluruh dahak).


Sering digunakan untuk menutupi rasa tak enak atau sebagai flavoring agent ,
misalnya dalam minuman yang mengandung amonium klorida, aloe, atau
kinina. Dalam perdagangan sering merupakan komponen tablet kunyah,
permen, pastiles, campuran rokok, tembakau kunyah, juga ditambahkan dalam
minuman bir untuk meningkatkan pembuihan dan meningkatkan rasa pahit.
Dalam penelitian asam glisirisat bersifat anti-inflamasi, akar kayu manis untuk
tukak lambung dan penyakit Addison (chronic adrecortical insufficiency).

 Glisirisin meningkatkan retensi cairan tubuh dan natrium dan meningkatkan


pengeluaran kalium. Seseorang yang mempunyai problem jantung dan
hipertensi seyogyanya menghindari konsumsi ekstrak ini.

CJS GLIKOSIDA 27
Glikosida flavonoid
Glikosida flavonoid tersebar luas di alam nabati.

Memiliki struktur dengan kerangka dasar C6-C3-C6,


yaitu dua cincin aromatik dihubungkan dng tiga atom
C, yang merpk cincin heterosiklik.

Flavonoid memiliki berbagai bioaktivitas, a.l. antioksidan,


antibakteri, antiviral, antikanker, antispermatogenesis,
antihepatotoksik, imunomodulator, litotriptik,
hipoglikemik, spasmolitik, antiinflamasi, dsb.

CJS GLIKOSIDA 28
Ageratum conysoides L.
(bandotan)
CJS GLIKOSIDA 29
Sonchus arvensis L. (tempuyung)
CJS GLIKOSIDA 30
Bidens pilosa L. Cosmos caudatus L.
(Ketul)
CJS GLIKOSIDA (Kenikir) 31
Elephantophus scaber L. (tapak liman)
CJS GLIKOSIDA 32
Elephanthopus scaber L.
CJS GLIKOSIDA Peperomia pellucida L. 33
(Tapakliman)
Biophytum sensitivum L. Phyllanthus niruri L.
CJS GLIKOSIDA 34
(Krambilan = Rumput kebar) (Meniran)
Sida retusa L. (sidaguri)
CJS GLIKOSIDA 35
Leucas lavandulifolia Smith. (lenglengan)
Lamiaceae = Labiatae
CJS GLIKOSIDA 36
Ruta graveolens L. (inggu)
CJS GLIKOSIDA 37
Rutaceae
Manihot esculenta L. M. esculenta var. variegata
(singkong) (singkong blirik)

CJS GLIKOSIDA Euphorbiaceae 38


FLAVON 3'
2' 4'
1
8 O 1' 5'
7 2 6'
6 3
5 4

FLAVON
CJS GLIKOSIDA 39
FLAVONOL, DIHIDROFLAVANONOL,
DIHIDROFLAVANON
3'
2' 4'
1
8 O 1' 5'
7 2 6'
6 3
5 4

FLAVON
C3 = OH: FLAVONOL
C2-C3 = ikatan tunggal: FLANANONOL
C2-C3 = ikatan tunggal; C3=H: FLAVANON
CJS GLIKOSIDA 40
ISOFLAVON
1
8 O
7 2
2'
6 3 1'
4 3'
5

O 6' 4'
5'
ISOFLAVON
CJS GLIKOSIDA 41
Contoh isolasi glikosida flavonoid

Bahan tumbuhan (sebelumnya dibuat herbariumnya dan


disimpan), dikeringkan pada suhu 40-60°C, kemudian dibuat
serbuk.
Diekstraksi dengan campuran methanol-air 80%,
dimaserasi,perkolasi, digerasi, atau disari dengan alat Soxhlet.
Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan.
Ekstrak kasar ini dilarutkan kembali dengan metanol-air
(60:40) dan dipartisi berturut-turut dengan heksana atau
petroleum eter, kloroform, etil asetat, dan n-butanol. Masing-
masing fraksi diuapkan sampai kental dengan rotaevaporasi.
Sekitar 4 g fraksi kloroform dilakukan kromatografi cair vakum dengan
menggunakan silica sebanyak 60,0 g. Elusi dilakukan berturut-turut dengan
kloroform, etil asetat-kloroform (20, 40, 60, 80%), etil asetat, metanol-etil
asetat (20, 40, 60, 80) dan metanol, setiap 100 ml eluen dipisahkan. Fraksi-
fraksi dimonitor dengan KLT, yang memiliki profil kromatogram yang sama
dicampur dan diuapkan lalu difraksionasi kembali dengan flash coulomn
chromatography . Untuk memperoleh isolat elusi dilakukan dengan
kloroform-etil asetat (85:15).
CJS GLIKOSIDA 42
Ekstraksi flavonoid cara lain
Misalnya 640 g serbuk daun dimaserasi dengan etanol
80% pada suhu kamar beberapa kali. Ekstrak etanol dan
dicampur dan dirotaevaporasi.
Ekstrak kasar dilarutkan kembali dalam air dan selanjutnya
dipartisi dengan kloroform dan etil asetat saja.
Ekstrak etil asetat (7,70 g) dikolom kromatografi pada
silikagel (0,2-0,5 mm, E. Merck) dan dielusi dengan campuran
kloroform-metanol-air secara gradient elution (8:2:0,1; 8:2:0,2;
6,5:2:0,2; 6,5:2,5:0,4; 6,1:3,2:0,7). Langkah selanjutnya sama
dengan yang diuraikan di muka.
Profil KLT dibuat dengan sistem fase diam silikagel dan
fase gerak etil asetat-asam formiat-asam asetat-air
(100:11:11:27). Pemurnian isolat dilakukan dengan cartridge
SEP-PAK C18 (Millipore) dengan metanol.

CJS GLIKOSIDA 43
CJS GLIKOSIDA 44
Physalis angulata L.

CJS GLIKOSIDA 45
GLIKOSIDA LAKTON
 Contoh glik. Lakton yg memiliki bioaktivitas
adalah kumarin (coumarin), suatu molekul
sederhana, dengan banyak turunannya, yang
memiliki gugus lakton dan sekarang digunakan
dalam pengobatan.
 Kumarin juga terdapat dlm ekstrak vanili yg digunakan
dalam makanan maupun minuman, kadang-kadang
digunakan dlm kosmetik dan dupa sbg parfum; juga
dimanfaatkan sbg antikoagulan (mis. Warfarin).

CJS GLIKOSIDA 46
KUMARIN
5 4
R1
6 3

2
7
8 O O
1 R2 O O

R3
R1 = R3 =H, R2 = OH : Umbeliferon
R1 = R3 =H, R2 = OCH3: Herniarin
R1 = R2 = OH, R3 = H: Aesculetin
R1 = OCH3, R2 = OH, R3 = H: Scopoletin
R1 = OCH3, R1 = R2 = OH: Fraxetin
CJS GLIKOSIDA 47
AESKULIN, IMPERATORIN, ANGELISIN

-
O-G

O
HO O O O O

Aesculin
O

Imperatorin

O O
O

Angelicin

CJS GLIKOSIDA 48
BIOSINTESIS
A. Biosintesis kumarin sederhana
Seperti fenilpropanoid lainnya, kumarin terbentuk
dari fenilalanin via asam sinamat, asam p-kumarat.

Kekhususan dr proses ini adalah terjadinya 2-


hidroksilasi (mis dlm posisi orto lebih cenderung dari
pada terbentuknya cincin 3-karbon); kemudian diikuti
dng isomerisasi fotokatalis dr ikatan rangkap
(cis trans), yg diikuti dng laktonisasi scr
spontan.

Pembentukan di- dan trihidroksi-kumarin dan


bentuk eternya melibatkan hidroksilasi umbeliferon
dari pada laktonisasi turunan asam sinamat (mis
asam kafeat dan asam sinapat).

CJS GLIKOSIDA 49
SENYAWA FURANOKUMARIN

R1

O
8 O O

R2
R1 = R2 = H: Psoralen
R1 = OCH3, R2 = H: Bergapten
R1 = H, R2 = OCH3: Xanthotoxin

CJS GLIKOSIDA 50
A. Jenis tanaman yang mengandung kumarin

Senyawa kumarin tersebar dlm suku


Apiaceae, Rutaceae, dan Moraceae (Ficus
carica L.).
Apiaceae: Apium graveolens L. (celery),
Petroselinum crispum L. (peterselai),
Daucus carota L. (carot), Coriandrum
sativum L. (caraway), Angelica
archangelica L., dan Pimpinella spp.
Rutaceae: Citrus aurantium var.
bergamea L. dan Ruta graveolens L.
Rubiacea: Morinda citrifolia L.

CJS GLIKOSIDA 51
B. Kumarin yang toksik
Beberapa senyawa kumarin dibiosintesis
dlm fungi atau kapang, yaitu mikotoksin
yg dlm dosis kecil sangat toksik dan juga
bersifat karsinogenik, utamanya
aflatoksin yang dihasilkan oleh
Aspergillus flavus.
Kapang ini mencemari kacang tanah
dan produknya (minyak, susu, dan
mentega), sehingga produk kacang tanah
ini perlu diperiksa kadar aflatoksin-
nya.Toksin ini juga mencemari produk
jamu (herbal), bila penyimpanannya
tidak benar (kelembaban tinggi) akan
tumbuh kapang penghasil mikotoksin.

CJS GLIKOSIDA 52
Carum carvi L.
CJS GLIKOSIDA (jinten) 53
Cynara scolymus L. (Asteraceae)

CJS GLIKOSIDA 54
Cichorium intybus L. (Asteraceae)

CJS GLIKOSIDA 55
Eclipta prostrata L. (Asteraceae)

CJS GLIKOSIDA 56
Eclipta alba L. (urang-aring)

CJS GLIKOSIDA 57
GLIKOSIDA JANTUNG
• SIFAT
• PENYEBARAN
• Yang terkenal adalah digitoxin dan digoxin dari
Digitalis purpurea (foxglove) – 30 glikosida
• Tumbuhan yang mengandung glikosida jantung
– Oleander - Nerium oleander - oleandrin
– Milkweed - Asclepias spp - asclepiadin
– Lily of the Valley - Convallaria sp. – convallotoxin dan
convallarin
• AKSI FISIOLOGI

CJS GLIKOSIDA 58
Foxglove

Digitalis purpurea

CJS GLIKOSIDA 59
Digitoxin

CJS GLIKOSIDA 60
Gula dalam digitoksin

 2 molekul digitosa
 1 molekul 1-asetil digitosa
 1 molekul glukosa

Digitosa

CJS GLIKOSIDA 61
Tanaman penghasil digitoksin adalah Digitalis
purpurea dan D. lanata, (suku/familia
Scrophulariaceae) yang terkandung dalam daun.

Kandungan glikosida jantung untuk D. purpurea


berkisar 0,15 -0,40 % (terdapat sekitar 30
senyawa yang berbeda strukturnya). Senyawa
mayor adalah aglikon digitoxigenin, gitoxigenin, dan
gitaloxigenin.

Sederetan glikosida mengikat satu glukosil dan tiga


digitoksosa (tetrasakarida) atau hanya tiga
digitoksosa (trisakarida).

Kegunaan: Untuk mengobati congestive heart failure,


cardiac arrhythmia, utamanya pada atrial fibrilation.
CJS GLIKOSIDA 62
Untuk Digitalis lanata kandungan kardenolida
total 1% atau 2-3 kali D.purpurea.

Kandungan mirip dng D. purpurea, namun


mengandung ester asetil pada bagian
digitoksosa ujung, sehingga mudah diisolasi
dan dikristalkan.

Perlu diperhatikan bahwa pengeringan daun,


segera setelah panenan dikeringkan pd
suhu 60° C, karena adanya enzim akan
mengakibatkan hidrolisis glikosida dan hasil
hidrolisis bersifat inaktif.

CJS GLIKOSIDA 63
GLIKOSIDA SIANOGENIK
 Penyebaran
 Kebanyakan berasal dari 4 asam amino
(phenylalanine, tyrosine, valine, atau
isoleucine) atau dari asam nikotinat
 Glikosida sianogenik tidak toksis terhadap
tumbuhan sendiri.
 Dua enzim terlibat dalam ketoksikan
– β-glikosidase pembebas gula
– Hidroksinitril liase membebaskan HCN
 Pengaruh HCN
CJS GLIKOSIDA 64
Glikosida sianofora
 Keanekaragaman
 Cassava = singkong (Manihot esculenta
var. variegata) merupakan bahan
makanan yang sering mengandung
glikosida sianogenik.

 Rosaceae (Amygdala amara)


mengandung - amygdalin
– Amygdalin dari biji apricot mengandung
Laetrile
CJS GLIKOSIDA 65
Amygdalin

CJS GLIKOSIDA 66
Glucosinolates

CJS GLIKOSIDA 67
GLIKOSIDA STEROID
Glikosida steroid, utamanya yang terdapat
dalam akar ginseng (ginsenosida), memiliki
bioaktivitas unik, yaitu bersifat ADAPTOGEN.

Tanaman asal: Panax ginseng (ginseng Cina)


dan Panax quinquefolium (ginseng
Amerika), P. notoginseng (ginseng Sanchi),
suku Araliaceae; sedangkan ginseng
Siberia/Rusia dari Eleutherococcus
senticosus (fam. Araliaceae), kandungannya
eleuterosida (senyawa lignan).

CJS GLIKOSIDA 68
Komoditi ini sudah mengglobal dan harganya
tidak murah, sangat sesuai dengan keadaan
masyarakat masa kini yang serba sibuk.
Indonesia memiliki tanaman yang mirip
ginseng, yaitu kolesom Jawa atau som
Jawa, berasal dari tnm Talinum paniculatum
dan Talinum triangulare.
Dalam penelitian , ternyata bioaktivitas som
Jawa dlm segi ketahanan mencit tetap
bertahan di rotarod setara dengan ginseng
Cina.
Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk
surrogat ginseng Cina.

CJS GLIKOSIDA 69
CJS GLIKOSIDA 70
Talinum paniculatum L. (Portulacaceae)
Kolesom Jawa
CJS GLIKOSIDA 71
SELAMAT BELAJAR SEMOGA SUKSES

Selamat belajar dan sukses slalu

72

Anda mungkin juga menyukai