vertikal, horizontal, dan eksternal- dan bagaimana membangun hubungan tersebut untuk melipatgandakan value bagi customer. Pergeseran terjadi dari organisasi independen, organisasi yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan customer, menjadi organisasi interdependent, organisasi yang saling terkait satu dengan lainnya melalui kernitraan usaha dalam memenuhi kebutuhan customer. Kemitraan usaha menjadi komponen struktur SPPM, yang berfungsi sebagai perekat jejaring organisasi. Kemitraan usaha adalah hubungan erat antara dua pihak atau lebih yang dilandasi oleh kompetensi dan kepercayaan (trust) di antara pihak-pihak yang terkait tersebut untuk menyediakan produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer. Bab 13 ini membahas bagaimana membangun kemitraan usaha untuk jangka waktu panjang antara manajer dAan karyawan, dan antarfungsi dalam organisasi perusahaan, serta antarorganisasi perusahaan. Pendekatan Keluarga Segi positif pendekatan keluarga. • Pendekatan keluarga dilandasi kepercayaan, • menjadikan pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis mampu mencurahkan energi mereka untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Segi negatif pendekatan keluarga • Tidak jarang rasa kekeluargaan menimbulkan rasa sungkan, tidak sampai hati, tidak enak hati yang dapat mengganggu hubungan bisnis. Pendekatan Bisnis Melalui pendekatan bisnis, perusahaan mencari mitra bisnis di luar hubungan keluarga, sehingga dapat dibangun hubungan bisnis dengan pihak yang memang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Pendekatan Bisnis menghasilkan arm'slength transaction - transaksi antarpihak yang menjaga jarak, independen, tidak ada ikatan lain (misalnya ikatan keluarga), kecuali hanya ikatan bisnis semata Arm's-lengthtransaction pada dasarnya dilandasi oleh keyakinan dasar ketidakpercayaan (distrust) terhadap partner bisnis, mula-mula partner bisnis luar, kemudian partner bisnis dalam-fungsi lain dalam organisasi. Pendekatan kemitraan usaha menitikberatkan pada trust building dan core competency dalam membangun hubungan kernitraan, baik dalam organisasi perusahaan (antara manajer dengan karyawan dan antarfungsi dalam organisasi) maupun di antara perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya. Tujuan hubungan antarfungsi dalam organisasi, antara manajer dengan karyawan, dan di antara perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya perlu dilandasi dengan: (l) fokus untuk memuaskan kebutuhan customer, dan (2) berjangka panjang. Hubungan transaksi antara perusahaan dengan pemasok dan customer berlandaskan pada kepercayaan (trust-based relationship), sehingga mampu membentuk jejaring kerja (network) terpadu yang meningkatkan secara luar biasa kualitas, kecepatan, dan penurunan biaya. 1. Menghadapi persaingan bisnis global: • Pembangunan jejaring organisasi, sebagai basis untuk bersaing di pasar global. • Optimalisasi smart technology dalam membangun quality relationship 2. Menyediakan value terbaik bagi customer melalui focus strategy: • Pengerahan secara optimal berbagai core competencies perusahaan yang berada dalam jejaring untuk memuasi kebutuhan customer. • Pengerahan secara optimal kemampuan dan kemauan seluruh personel perusahaan untuk memuaskan kebutuhan customer. Customer adalah alasan utama perusahaan berada dalam bisnis, baik bagi perusahaan secara individual maupun secara jejaring • Produk pada dasarnya merupakan satu ikat jasa yang berkemampuan untuk menghasilkan value bagi customer. • Produsen produk dan jasa perlu mengubah logikanya sesuai dengan logika customer agar mempunyai kesempatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi perusahaan mereka. • Konsep kualitas mencakup semua aspek organisasi perusahaan dan bahkan melampaui batas-batas organisasi perusahaan, meluas ke organisasi pemasok, mitra bisnis, dan customer. • Smart Technology merupakan enabler untuk mewujudkan kernitraan antar perusahaan, kemitraan antarfungsi, dan antara manajer dengan karyawan d alam organisasi perusahaan. Suatu produk hanya dapat menghasilkan value bagi customer setelah melalui the entire use process (yang secara keseluruhan melalui tahap-tahap lengkap: find, acquire, transport, store, use, dispose of, stop). Dengan demikian, dipandang dari sudut customer, suatu produk merupakan "a bundle of services" yang berfungsi untuk memuaskan kebutuhan, keinginan, dan harapan customer. Salahsatu logika yang relevan dengan kernitraan usaha antara perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnis adalah: "Produser menginginkan..... tobe continue Produk dan jasa berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui kemitraan usaha jangka panjang antara manajer dengan karyawan, antara produsen dengan pemasoknya, antara produsen dengan mitra bisnisnya. dan antara produsen dengan customernya. Shared database memungkinkan pemasok dan mitra bisnis melakukan akses terhadap inventory system dan sistem lain perusahaan. Electronic data interchange (EDI) memungkinkan perusahaan melaksanakan transaksi bisnis dengan pemasok dan mitra bisnis dengan kecepatan dan kecermatan tinggi tanpa cacat. Electronic fund transfer memungkinkan perusahaan melakukan pembayaran dan penerimaan kas dengan cepat dan cermat. Mindset merupakan sikap mental 1napan yang dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Kemitraan usaha dilandasi oleh mindset yang terdiri atas tiga komponen: (1) paradigma "kermitraan usaha melipatgandakan customer value," (2) core beliefs "customer adalah tujuan pekerjaan," dan (3) core values kejujuran dan integritas. Hubungan antara perusahaan dengan pemasoknya, hubungan antara manajer dengan karyawannya, hubungan antar karyawan , dan hubungan antarfungsi yang didasarkan atas landasan ketidakpercayaan (distrust) hanya akan mengakibatkan hambatan dalam mencapai tujuan kepuasan customer karena menurunnya kualitas layanan yang disediakan perusahaan bagi customer. Jika customer bukan merupakan tujuan pekerjaan, berarti tujuan pekerjaan hanya untuk memuaskan kebutuhan diri sendiri. Jika semangat untuk memenuhi kebutuhan sendiri ini yang menonjol, maka perusahaan cenderung melaksanakan sendiri semua pekerjaan penyediaan value bagi customer, meskipun pekerjaan tersebut bukan merupakan core competencynya. Sebagai akibatnya, customer tidak mendapatkan value terbaik dari produk dan jasa yang dikonsumsinya. Kondisi ini dengan cepat memicu customer untuk mencari dengan mudah alternatif lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kejujuran. Pembangunan kemitraan usaha harus dilandasi nilai dasar kejujuran, Integritas. Kemitraan usaha merupakan perwujudan komitmen setiap pihak dalam melaksanakan transaksi bisnis sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Kemitraan usaha dalam bisnis dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk: (1) employee Empowerment, (2) cross- Functional team, (3) partnered relationship, dan (4) strategic alliance Partneredrelationship adalah kernitraan usaha yang dibangun perusahaan dengan pemasoknya. Di samping itu, partnered relationship juga menunjukkan kemitraan usaha yang dibangun perusahaan dengan customer-nya. Strategicalliance adalah kemitraan usaha yang dibangun perusahaan dengan mitra bisnisnya untuk menyediakan value terbaik bagi customer. Untuk menghasilkan value terbaik bagi customer, perusahaan perlu membangun strategic alliance dengan mitra bisnisnya. Pada dasarnya cross-functional team merupakan perwujudan focus strategy melalui perbangunan kemitraan usaha antarfungsi dalam organisasi untuk memberikan layanan terbaik bagi customer. Batas-batas antarfungsi dirobohkan melalui kemitraan usaha antarfungsi, yang sangat dimudahkan dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui information sharing. Dalampemberdayaan karyawan, manajer memampukan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan atau tanggung jawab kelompoknya. Penjajakan • Dalam tahap penjajakan ini, pihak-pihak yang terkait melakukan penjajakan keandalan setiap pihak untuk dijadikan mitra bisnis. Peningkatan • Pada tahap ini setiap pihak meningkatkan keeratan kemitraan usaha dengan melakukan perluasan hubungan dan/atau kedalaman hubungan. Perikatan • Pada tahap ini setiap pihak sudah sepakat untuk membangun kemitraan usaha jangka panjang yang bersifat permanen. VirtualOrganization Kecenderungan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan customer-nya melalui pembangunan partnered relationship dengan pemasoknya mengakibatkan timbulnya virtual organization-organisasi yang menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan customer-nya melalui kontrak bisnis dengan perusahaan lain. Cross-Functional Approach Cross-functional approach merupakan pendekatan untuk memadukan usaha setiap fungsi yang terkait dalam proses layanan kepada customer. Kemitraan usaha yang terjalin melalui cross- functional team menjamin terfokusnya perhatian semua fungsi yang terkait dan peningkatan kecepatan layanan bagi customer. Leadership from Everybody Kemitraan usaha yang dibangun antara manajer dengan karyawan menjadikan semua karyawan berdaya untuk merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya. Kemitraan usaha yang dibangun perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya akan menjadikan perusahaan responsif terhadap setiap perubahan kebutuhan customer. Continuous improvement mindset yang menjadi paradigma setiap perusahaan yang tergabung dalam network akan menjadikan proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa semakin cepat, dengan usaha pengurangan dan penghilangan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi customer.