Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“SISTEM BISNIS PERUSAHAAN”

Dosen Pengampu: ST Haryono

Disusun Oleh:
Putri Najla Afifah A. 141200083
Abim Fattahul Ridho 141200140

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL” VETERAN”


YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sistem
Bisnis Perusahaan” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah etika bisnis profesi. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kita mengenai
CRM, ERP, dan SCM.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah
ini tidaklah mudah dan terdapat beberapa tantangan, hambatan yang harus dilalui. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih bagi penyusun
sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan bagi kami untuk makalah
selanjutnya.

Yogyakarta, 5 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
ISI....................................................................................................................................................2
A. Manajemen Hubungan Pelanggan....................................................................................2
B. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan............................................................................9
C. Manajemen Rantai Pasokan............................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan
yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Business system
atau sistem bisnis adalah prosedur atau proses yang membantu bisnis untuk mencapai
tujuan mereka. Sistem ini terdiri dari kombinasi dari kebijakan, personel, peralatan, dan
fasilitas komputer untuk mengkoordinasikan kegiatan bisnis.
Dalam sistem bisnis perusahaan yang memuat tentang CRM, ERP,dan SCM.
CRM (customer relationship management) atau manajemen hubungan pelanggan. ERP
adalah kekuatan teknologis dari bisnis elektronik, sebuah kerangka kerja transaksi di
seluruh perusahaan berkaitan dalam pengolahan pesanan penjualan, manajemen dan
pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, dan keuangan. SCM
adalah manajemen rantai pasokan. Dimana semua itu terdapat dalam sistem bisnis
perusahaan dan akan dijelaskan lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen hubungan pelanggan?


2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan sumber daya perusahaan?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen rantai pasokan?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami apa itu manajemen hubugan pelanggan.


2. Mengetahui dan memahami apa itu perencanaan sumber daya perusahaan.
3. Mengetahui dan memahami apa itu manajemen rantai pasokan.

1
BAB II

ISI
A. Manajemen Hubungan Pelanggan
Definisi dari CRM (Customer Relationship Management) dalam bahasa
Indonesia memiki pengertian dasar, yakni suatu Management Hubungan Pelanggan atau
merupakan suatu strategi pemasaran yang saat ini sangat banyak dilakukan oleh
perusahaan-perusaan yang menginginkan pelanggan atau konsumen mereka tetap
membeli produk atau memakai jasa mereka, dalam artian umum yakni adalah suatu
proses dari beberapa tahapan yang terdiri dari Indentifikasi, akuisisi, retensi dan
pengembangan customer yang memberikan kontribusi yang besar kepada perusahaan
dengan cara memfokuskan strateginya yaitu dengan cara menjaga hubungan dengan
customer secara efektif dan efisien sehingga hubungan tersebut menjadi hubungan
seumur hidup (“lifetime”) yang menguntungkan.
CRM sendiri bukanlah sebuah konsep, melainkan sebuah perubahan paradigma
untuk perusahaan-perusahan – dimana CRM itu adalah pola hidup yang bertujuan untuk
mengajak customernya menjadi partner dalam perusahaan tersebut dan berkembang
untuk mendapatkan keuntungan bersama. CRM adalah strategi bisnis yang terdiri dari
software dan layanan yang didesain untuk meningkatkan keuntungan (profit), pendapatan
(revenue) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Caranya adalah dengan
membantu berbagai bentuk perusahaan untuk mengidentifikasi pelanggannya dengan
tepat, memperoleh lebih banyak pelanggan dengan lebih cepat, dan mempertahankan
kesetiaan pelanggannya.
·        
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
2. Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
3. Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
4. Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
5. Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
6. Menangani keluhan/komplain pelanggan
7. Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
8. Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari
pelanggan.

Oleh karena itu agar sebuah sistem CRM dapat menjalankan fungsinya,maka diperlukan :
1. Perencanaan bisnis yang matang
2. Mendefinisikan tujuan dan sasaran dari penerapan CRM
3. Menentukan batasan-batasan dari CRM menurut strategi yang ditetapkan
4. Menentukan parameter dan standar pengukuran keberhasilan penerapan CRM

2
5. Menentukan standar aturan penanganan strategi berdasarkan informasi dari
system

Namun, dalam penerapan CRM juga selalu akan mengalami kendala, seperti:
1. Pada aplikasi TI, terbuangnya feature atau kelebihan-kelebihan yang ditawarkan
TI dengan percuma.
2. Pelanggan tetap mengeluh.
3. Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional.
4. Tidak ada peningkatan efisiensi.
5. Staf sales dan marketing masih saling menyembunyikan data.
6. Keuntungan perusahaan masih stagnan/ jalan ditempat.

 Tujuan CRM
Tujuan CRM pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali
pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara
umum, beberapa aktivitas dari konsep CRM adalah sebagai berikut:

1. Membangun database pelanggan yang kuat


Database pelanggan yang kuat merupakan kunci utama pelaksanaan
CRM. Ada banyak alasan mengapa perusahaan perlu membangun database
pelanggan yang kuat. Pertama, database pelanggan adalah salah satu asset
utama perusahaan, yang juga dapat dihitung performanya sebagaimana
performa finansial yang lain. Kedua, database pelanggan dapat dijaadikan
ukuran tentang “nilai perusahaan sekarang”, dan kemungkinan performanya di
masa mendatang. Untuk membangun database pelanggan, pada perusahaan
yang menangani pelanggan cooperate, mungkin akan lebih mudah karena
jumlah pelanggannya yang lebih terbatas. Tetapi bagi perusahaan yang
menangani pelanggan retail tentu saja akan membutuhkan sistem dan prosedur
pengumpulan database yang lebih kompleks.
Banyak cara yang dilakukan dalam mengumpulkan database
pelanggan. Misalnya, dengan melalui pengembalian kartu garansi yang harus
diisi data lengkap pelanggan, melalui form aplikasi untuk pengajuan kredit
ataupun permintaan suatu layanan, dan yang paling popular tentu saja dengan
mengeluarkan kartu keanggotaan. Beberapa perusahaan retail besar di
Indonesia juga menerbitkan kartu keanggotaan untuk kepentingan pemasaran
mereka. Seperti Matahari yang menerbitkan Matahari Club Card, Makro
menerbitkan kartu anggota Makro, Alfa yang menerbitkan Alfa Family Club,
dan belakangan Carrefour menerbitkan kartu belanja sekaligus berfungsi
sebagai kartu kredit bekerja sama dengan GE Finance.
Beberapa contoh lain di antaranya adalah Telkomsel yang
mengeluarkan layanan SimpatiZone untuk pelanggan pra bayarnya. Ini
3
dilakukan karena yang terdaftar di Telkomsel tentu saja adalah pelanggan
pasca bayar, sementara pelanggan pra bayar tidak terdaftar profilnya. Salah
satu faktor penting agar pelanggan memberikan data-datanya kepada
perusahaan adalah penawaran benefit untuk pelanggan. Kebanyakan ritel
memberikan reward point dan juga diskon jika mereka menjadi anggota.
Telkomsel memberikan keuntungan kepada pelanggan Simpati jika kartu
mereka hilang dan pelanggan masih dapat memakai nomor yang sama dengan
hanya membayar 50% dari harga kartu. Selain itu, benefit yang dikeluarkan
tentu saja perlu memiliki nilai yang sesuai dengan pelanggan.

2. Membuat profil dari setiap pelanggan


Langkah tersebut merupakan pengembangan dari proses segmentasi
konsumen yang sudah dilakukan pelanggan. Profil pelanggan menyangkut
segala aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk
ataupun layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan gambaran
tentang kebutuhan, keinginan, dan juga onsentrasi mereka tentang produk dan
layanan perusahaan.
Terdapat 2 hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam
menentukan profiling pelanggan: pertama adalah usage, dan kedua adalah
uses. Usage disini menyangkut seberapa banyak mereka menggunakan produk
atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya, dan produk atau layanan
apa saja yang digunakan. Sedangkan Uses menyangkut bagaimana pelanggan
memakai produk atau jasa perusahaan. Dengan menggabungkan data-data dan
dengan berbagai data pendukung lainnya, profiling semacam ini memberikan
gambaran yang lebih komprehensif tentang kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh perusahaan untuk
menentukan aktifitas marketing seperti apa yang cocok diaplikasikan kepada
pelanggan.

3. Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan


Dalam analisis profitabilitas, ada 2 hal yang akan dinilai dari masing-
masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan (revenue) yang dihasilkan dari
masing-msain pelanggan, dan kedua adalah biaya (cost) yang harus
dikeluarkan untuk melayani masing-masing pelanggan.
Aspek revenue dapat dilihat dari beberapa hal: 1. Dari penggunaan
produk atau layanan perusahaan yang mereka konsumsi sekarang. 2.
Menghitung seberapa banyak kemungkinan penggunaan produk atau layanan
tersebut pada tahun-tahun mendatang. 3. Kemungkinan penggunaan produk
atau layanan lain yang disediakan perusahaan. Sedangkan dari aspek biaya
yang dihitung adalah mulai dari biaya akusisi hingga biaya untuk
mempertahankan mereka. Satu lagi biaya yang perlu diperhitungkan adalah
4
opportunity cost, biaya dari kesempatan yang hilang karena  melayani
pelanggan tersebut.
Dengan menghitung dan membandingan antara aspek penerimaan dan
biaya yang harus dikeluarkan, perusahaan dapat mulai memilah pelanggan
mana yang memberikan keuntungan yang lebih banyak dan mana yang tidak
terlalu memberikan keuntungan yang besar. Pemilahan ini akan menjadi alat
yang penting agar perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengan
tingkat profitabiltas dari setiap pelanggan.

4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized


Dengan profil yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untuk
melihat kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi ini
tentu saja akan memudahkan perusahaan untuk memberikan penawaran
tentang produk dan layanan yang disesuaikan kebutuhan mereka. Dengan
tingkat kebutuhan yang dipetakan, perusahaan juga dapat memberikan
komunikasi pemasaran terpadu yang lebih personal dan customized.
Pelanggan akan lebih merasa diperlakukan secara individual yang tentu saja
akan memberikan pengalaman yang lebih menarik dan mendukung proses
kepuasan pelanggan. Dan tentu saja untuk jangka panjang adalah bagaimana
hal tersebut dapat menciptakan loyalitas pelanggan untuk terus memakai
produk atau layanan perusahaan.
Selain aktifitas komunikasi yang lebih targeted, perusahaan juga dapat
memberikan penawaran produk ataupun layanan yang secara khusus didesain
berbeda untuk setiap pelanggan. Dengan demikian karena perusahaan sudah
dapat mengenali kebutuhan pelanggan, tentunya akan lebih mudah bagi
mereka untuk melakukan respon dan transaksi.
Berhubungan dengan hal tersebut, maka perusahaan dapat mendesain
program loyalitas yang sesuai untuk pelanggannya. Program loyalitas ini akan
sangat membantu perusahaan di dalam mempertahankan pelanggan,
meningkatkan kepuasan, dan menjaga agar pelanggan tidak tergiur oleh
berbagai tawaran yang diberikan kompetitor lain. Program customer
rentention inilah yang menjadi salah satu inti utama dari aktifitas Customer
Relathionship Management (CRM). Paradigma dan cara berpikir perusahaan
tidak lagi didomonasi pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapi
lebih bagaimana mempertahankan pelanggan lama jauh lebih murah dari
biaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Apalagi, pelanggan lama
mempunyai potensi yang besar bukan hanya dalampenggunaan produk atau
layanan perusahaan yang mereka pakai sekarang, tetapi juga produk dan
layanan perusahaan yang lain. Asal pelanggan puas, perusahaan punya potensi
untuk melakukan penjualan produk atau layanan yang berbeda melalui cross
selling ataupun up selling.
5
 Manfaat CRM
Adapun manfaat dalam penggunaan CRM yaitu:
 Jumlah konsumen yang akan bertambah, karena tujuan utama dari CRM selain
mencari konsumen baru disamping tetap memelihara tingkat kepuasan
konsumen yang sudah ada.
 Mengetahui tingkat kepemilikan perusahaan pada konsumen, yaitu dengan
mengetahui kebutuhan konsumen.
 Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang, yaitu melalui
hasil transaksi yang sudah dilakukan dan dari hasil analisa data-data transaksi
yang sudah terkumpul.
 Mengetahui ketidaknormalan pada setiap aktivitas transaksi, yaitu mengetahui
tindak kriminal seperti penipuan dan lain sebagainya
 Mengetahui perbaikan yang harus dilakukan pada service yang diberikan kepada
konsuman.
 Mampu menganalisa pola data transaksi, sebagai contoh mampu mengetahui
kombinasi produk yang akan dijual pada waktu-waktu tertentu.
 Mengurangi resiko operasional, yaitu dengan mengetahui prediksi yang akan
terjadi dan kesalahan yang pernah dilakukan melalui customer history.

 Teknologi pendukung CRM


1. Costumer Database
Sebuah sistem tak akan pernah berjalan dengan baik tanpa adanya database.
Begitu pula dengan CRM ini. Yang menjadi tulang punggung dari sistem ini tak lain
dan tak bukan adalah database dari kostumer. Informasi yang diperoleh dari
konsumen baik berupa interaksi dengan perusahaan dan prospek kedepannya akan
sangat berharga, termasuk juga informasi yang diperoleh dari order kostumer,
informasi tentang support yang diberikan, request kostumer, complain, interview dan
survey yang telah diberikan. Bagi sistem CRM kesemua hal itu adalah input yang
sangat berharga bagi perusahaan.

2. Costumer Intelligence
Costumer intelligence adalah sebuah upaya untuk mengkotak-kotakkan
kostumer sesuai dengan needs dan kebutuhannya masing-masing. Tentu saja hal ini
bisa dilakukan dengan bantuan software atau manual manusia. Setelah ia dikotak-
kotakkan kita akan dengan mudah memasukkan kostumer itu kedalam permainan
strategi bisnis perusahaan. Contohnya adalah pembagian kostumer potensial,
kostumer biasa, dan kostumer tak potensial. Ini akan memudahkan kita untuk
mengetahui apakah kostumer itu cukup puas atau tidak.

6
3. Costumer Capacity and Competency Development
Tujuan utama dari teknologi pendukung ini adalah continous improvement
yang memungkinkan perusahaan berada sedikit lebih dekat dengan apa yang dimaui
oleh kostumer. Sistem yang kompleks memang dibutuhkan untuk mencapai hal ini,
tapi bukan hanya itu saja, praktek langsung jauh lebih powerful untuk mencapai level
kepuasan pelanggan yang diinginkan, kombinasi sempurna dari manusia dan
teknologi akan menghasilkan salah satu core competencies yang memungkinkan
perusahaan terus berada di depan dalam kompetisi CRM. Kesuksesan dalam memilih
tools, teknologi, dan praktek langsung akan kemudian ditiru oleh perusahaan yang
lain ketika kombinasi itu terbukti sukses. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kita
menjadi market leader dalam CRM. Tentu saja market leader tak kan dapat
dipertahankan lama bila tak ada perubahan dinamis didalam perusahaan yang
disesuaikan dengan pergerakan keinginan kostumer.
Karena kekuatan utama dari CRM adalah database dari kostumer, maka
yang paling bertanggung jawab dalam penyediaan data ini tak lain adalah front
office, yaitu tak lain adalah sales, marketing, dan juga tak ketinggalan service. Setiap
interkasi dengan kostumer akan dicatat dan masuk dalam sistem kontak history
kostumer. Jika memang dibutuhkan data ini akan bisa diolah kembali untuk
kepentingan perusahaan. Salah satu kelebihan yang diperoleh dari kontak history
kostumer adalah kostumer dapat berinteraksi dengan berbagai macam contact
channel di dalam perusahaan dari waktu ke waktu tanpa harus menjelaskan pada para
officer komplain apa saja yang telah mereka hadapi terdahulu.
Database kostumer didalam CRM dapat digunakan untuk berbagai macam
kegunaan, diantaranya adalah:
1. Mendesain dan melaksanakan marketing campaign untuk mengoptimalkan
eketifitas marketing
2. Mendesain dan melaksanakan costumer campaign yang spesifik seperti cross
selling, up-selling, dan retensi.
3. Menilai respon kostumer terhadap produk dan level service, misalnya seperti
kenaikan harga, new product development, dan lainnya
4. Mengambil keputusan manajemen seperti forecasting financial dan costumer
profitability analysis
5. Prediksi terhadap level defect yang tak diinginkan kostumer (churn analysis)

CRM adalah sebuah sistem yang berbasis akan database kostumer,


informasi dari kostumer akan dengan segera diekstrak demi kepentingan perusahaan.
Dalam proses pengumpulan data sebagai bagian dari solusi CRM, sebuah perusahaan
harus mengingat bahwa privasi costumer dan kemanan data harus menjadi prioritas
utama. Beberapa penerap CRM yang baik malah tidak memperbolehkan data

7
kostumernya di-share atau diakses oleh pihak ketiga. Dalam hal ini mereka telah
melakukan hal yang benar. Yaitu perlindungan terhadap data dan privasi kostumer.

 Pendekatan CRM
Ada beberapa perbedaan pendekatan CRM dengan paket piranti lunak dalam
memfokuskan aspek yang berbeda. Beberapa diantara piranti lunak CRM yang dikenal
adalah seperti berikut.
1. Operasional. Operational CRM memberikan dukungan untuk proses bisnis di front
office, seperti untuk penjualan, pemasaran, dan staf pelayanan. Interaksi dengan
pelanggan biasanya disimban dalam sejarak kontak pelanggan, dan staf dapat
melihat kembali informasi pelanggan ketika dibutuhkan. Dengan sejarah kontak
pelanggan ini, staf dapat dengan cepat memperoleh informasi penting. Dapat
meraih pelanggan dalam waktu dan tempat yang tepat merupakan sesuatu yang
sangat diinginkan.
2. Penjualan. Untuk penjualan biasa digunakan Sales Force Automation (SFA). SFA
membantu untuk otomatisasi aktivitas yang terkait dengan staf penjualan, seperti
untuk penjadwalan menghubungi pelanggan, pengiriman surat kertas maupun
elektronik ke pelanggarn, menelusuri respon pelanggan, membuat laporan, menilai
tingkat penjualan, proses order penjualan otomatis.
3. Analitik. Analytical CRM menganalisis data pelanggan untuk berbagai tujuan
seperti merancang dan menjalankan kampanye target pemasaran, termasuk
melakukan cross-selling, up-selling, aiatem informasi manajemen untuk forecasting
keuangan dan analisis profitabilitas pelanggan.
4. Intelijen Penjualan. Intelijen Penjualan atau Sales Intelligence dalam CRM adalah
sejenis dengan Analytical CRM, tetapi ditekankan lebih jauh untuk piranti
penjualan langsung dengan fitur untuk mencari peluang Cross-selling/ Up-selling/
Switch-selling, kinerja penjualan, kecenderungan pelanggan, margin pelanggan
5. Manajemen Kampanye. Campaign management mengkombinasikan elemen
antara CRM operasional dan analitik agar dapat menjalankan fungsi pembentukan
kelompok target dengan kriteria tertentu menggungakan data pelanggan,
mengirimkan materi yang terkait dengan kampanye produk untuk calon tertentu
menggunakan berbagai saluran seperti e-mail, telephone, SMS, dan surat,
menelusuri, menyimpan dan menganalisis statistik kampanye.
6. Kolaboratif. Collaborative CRM mencakup aspek-aspek yang ditangani korporasi
yang terkait dengan pelanggan pada berbagai departemen seperti pada bagian
penjualan, dukungan teknis, dan pemasaran. Staf dari berbagai departemen pada
korporasi yang sama dapat saling bertukar dan berbagi informasi yang dikumpulkan
ketika berinteraksi dengan pelanggan. CRM jenis ini bertujuan untuk menggunakan
informasi yang dikumpulkan secara bersama di semua departemen untuk
peningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. 

8
B. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem perangkat lunak
yang dirancang untuk menyambungkan beberapa kegiatan fungsional dan teknis dalam
sebuah perusahaan. Dalam ERP terdapat sebuah sistem terpadu yang berisi sumber daya
manusia. Tugasnya untuk memberikan standarisasi, menyederhanakan, dan
mengintegrasi proses bisnis dengan beragam sumber daya manusia, sumber keuangan,
hingga distribusinya.
 Pengertian dan Sejarah Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP pada awalnya diciptakan oleh Gartner pada tahun 1990 bertujuan untuk
mendeskripsikan perencanaan kebutuhan material dan perencanaan sumber daya
manufaktur. Keberadaan fungsi ERP memang dikhususkan agar bisa memonitor
perkembangan bagian lainnya dalam perusahaan. Perkembangan Enterprise Resource
Planning ini semakin meningkat ketika mendapatkan response yang cukup menggugah
dalam peristiwa Y2K dan pengenalan Euro. Umumnya, perusahaan skala internasional
membutuhkan langkah perbaikan dengan ERP untuk menggantikan sistem lama.
 Beberapa Tingkatan dalam ERP (Enterprise Resource Planning)
Dalam prosesnya, terdapat beberapa tingkatan ERP berdasarkan ukuran dan
kompleksitas sebuah perusahaan. Hal ini akan membuat kebutuhan dalam bisnis Anda
pun berbeda dengan kebutuhan ERP pada perusahaan lainnya.
Di bawah ini adalah beberapa tingkatan Enterprise Resource Planning (ERP) yang perlu
Anda ketahui.
1. Tier I
ERP Tier I akan berupaya untuk mendukung perusahaan global yang bisa mengatasi
seluruh permasalahan yang terjadi dalam skala nasional. Di dalamnya termasuk
permasalahan mata uang, bahasa, kode pos, alfabet, dan lainnya.
2. Government Tier I
Pada level Government Tier, sistemnya lebih banyak mendukung agensi
pemerintahan yang besar. Maka, vendor ERP pada level ini juga ditingkatkan agar bisa
mendukung segala teknis tentang asuransi, SDM, hingga pengadaan di pemerintahan.
3. Government Level (Tier) II
Jika sudah berada di level government, maka pengembangan software Enterprise
Resource Planning juga akan dikhususkan bagi kebutuhan pemerintah. Mulai dari
instansi daerah, instansi negara bagian, atau instansi federal.

9
4. Software ERP Tier (Level) III
Pada tingkatan satu ini, software ERP yang dikembangkan memang ditujukan untuk
mendukung perusahaan pada skala menengah ke atas. Sebagian besar materi ERP pada
level ini menangani beberapa bahasa dan mata uang hanya dengan satu alfabet saja.
5. ERP Software Tier IV
Pada tingkat IV ERP berbeda dengan tingkat ke III karena software ini dirancang
untuk bisnis dengan skala kecil. Sistem Enterprise Resource Planning untuk usaha mikro
satu ini, secara umum lebih difokuskan pada akuntansi dan IT saja, sehingga kerap
dianggap sebagai sistem yang tidak lengkap.
 Manfaat Menggunakan ERP untuk Perusahaan
1. Untuk Mengintegrasi Informasi Keuangan
Keberadaan ERP akan menjadi pembantu digital yang ampuh untuk dapatkan
informasi keuangan dari berbagai departemen. Anda akan dimudahkan karena sistem
yang tersambung pada semua divisi juga akan mempersingkat waktu dan tenaga
dalam rekonsiliasi dan evaluasi.

2. Dapat Mengelola Pesanan dan Produksi


Keberadaan lain dari sistem ERP akan mempermudah perusahaan dalam
mengelola segala input dan output yang terjadi selama proses berbisnis terjadi.
Dengan adanya laporan digital dari ERP, maka semua aspek dapat dikendalikan dan
dipantau secara lebih mudah.

3. Dapat Mengelola HR
Keberadaan sistem Enterprise Resource Planning, Anda akan lebih mudah
mengelola kebutuhan karyawan dalam berbagai unit bisnis. Sistem ini
memungkinkan perusahaan dapat menyimpan informasi karyawan secara detail agar
lebih mudah mengatur gaji, memantau kehadiran, melacak pengeluaran, dan lainnya.

4. Menjadi Jembatan Manajemen Hubungan Pelanggan


Manfaat menggunakan Enterprise Resource Planning selanjutnya yakni bisa
menjadi jembatan manajemen hubungan dengan pelanggan. Anda dapat memusatkan
informasi pelanggan, sehingga bisa dapatkan akses yang lebih cepat. Keberadaan
ERP untuk CRM juga bisa jadi perpanjangan tangan untuk pemasaran kreatif. Selain
itu, aktivitas jalur penjualan dan manajemen produk juga akan terpantau secara
otomatis ketika melihat sistem yang ada.

10
 Contoh Fitur Wajib dalam Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut ini adalah beberapa perangkat lunak yang wajib ada dalam sebuah software
Enterprise Resource Planning (ERP) untuk perusahaan baik skala mikro maupun makro.
1. Fitur Integrasi
Karena tujuan utama keberadaan sistem ini adalah sebagai penyambung data,
maka harus ada fitur integrasi di dalamnya. ERP akan menganalisis, memantau, dan
melakukan tugas berbasis data utama yang diberikan. Melalui data tunggal, sistem ini
akan mengolah hasilnya kemudian dibagikan ke platform yang ada dalam semua
departemen kerja. Hal ini akan memungkinkan tiap divisi bisa berkomunikasi lebih
lancar di dalam perusahaan Anda.

2. Fitur Otomatisasi
Kemampuan Enterprise Resource Planning atau ERP seharusnya bisa
mengotomatiskan tugas umum yang bisa dilakukan manusia seperti mengatur
pesanan dan keuangan, menjadi solusi utama. Hal ini akan memungkinkan Anda
untuk menjalankan hal lainnya yang lebih penting, sehingga waktu bekerja juga akan
lebih produktif. Fitur otomatisasi juga akan mengurangi kesalahan teknis dari
manusia. Data yang sudah paten dan terstruktur akan memperkecil peluang kesalahan
yang bisa merugikan bisnis Anda dalam jangka panjang.

3. Fitur Pelaporan
Dalam sistem Enterprise Resource Planning, wajib memiliki sistem pelaporan
yang baik agar bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhannya. Umumnya, hal ini akan
dibarengi dengan beragam alat dalam dasbor yang mencakup bagan-bagan laporan
hasil performa dalam divisi di perusahaan. Sistem dalam ERP juga akan
menyediakan laporan yang lebih rinci, sehingga memudahkan dalam evaluasi. Selain
itu, Anda dapat melihat berbagai kesalahan, inkonsistensi, dan hal-hal lainnya yang
perlu diperbaiki untuk setiap divisi yang bekerja di bawah naungan Anda.

4. Fitur Analisis Data


Dikarenakan tugas ERP sebagai salah satu pemroses data dari divisi yang ada,
maka fitur analisis data wajib ada di dalamnya. Keberadaan sistem ini akan
menemukan tren dan pola yang sudah terstruktur dalam sistem di perusahaan Anda.
Hal ini akan membuat sistemnya lebih mudah memberikan hasil laporan yang
merefleksikan efektivitas kerja untuk semua bidang. Selain itu, hal ini bisa dijadikan
rujukan dalam memberikan perkiraan tindak lapangan untuk pemasaran di masa
mendatang.

5. Fitur Akuntansi
11
Dalam sebuah perusahaan, akuntansi dan bagian keuangan menjadi salah satu
bagian penting yang harus terus diperhatikan. Hal ini membuat ERP wajib memiliki
fitur satu ini untuk dapat memantau lalu lintas keuangan yang terjadi. Sistem dalam
ERP dapat membantu dalam pengelolaan proses utang piutang, manajemen aset
tetap, manajemen risiko, hingga pengelolaan pajak. Dengan demikian, Anda bisa
memantau seluruh pergerakannya hanya dengan satu software yang memiliki
manfaat yang beragam ini.
Salah satu sistem enterprise resource planning yang memiliki fitur akuntansi
adalah Jurnal by Mekari. Jurnal adalah salah satu software akuntansi online yang
dapat membantu Anda mengelola keuangan hingga membuat laporan keuangan
secara instan di mana pun dan kapan pun. Dengan memiliki laporan keuangan, Anda
dapat lebih mudah melihat kondisi sekaligus menganalisa keuangan perusahaan.

6. Fitur Pelacakan dan Visibilitas


Salah satu aspek paling penting yang wajib ada dalam ERP adalah
kemampuannya dalam memberikan visibilitas yang akurat. Dengan integrasi tingkat
tinggi, Anda bisa mengetahui semua informasi produk datang dan keluar secara lebih
rinci. Tingkat visibilitas pada ERP juga akan membuat pengguna lebih cepat
memahami masalah yang ada. Hal ini akan membuat mereka bisa melakukan langkah
lain untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Pentingnya ERP atau Enterprise
Resource Planning untuk pertumbuhan bisnis harus Anda utamakan. Keberadaannya
bisa menjadi salah satu indikasi kesuksesan produk yang dikembangkan melalui jalur
online.
C. Manajemen Rantai Pasokan
SCM merupakan pengelolaan dan juga pengawasan rantai siklus mulai dari bahan
material atau barang mentah, pembayaran, informasi dari pemasok ke produsen, pedagang
grosir pengecek sampai dengan konsumen, dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya.
Rantai pasokan adalah jaringan fisiknya sehingga semua perusahaan akan berperan dalam
memasok bahan baku, melakukan produksi barang sampai dengan mengirimkannya ke
pengguna akhir atau konsumen. Untuk supply chain management sendiri menjadi alat,
metode atau pengelolaannya.
Tujuan utama dari supply chain management adalah mengelola, dan mengkoordinasi supply
& demand secara efektif.
 Fungsi Supply Chain Management
Fungsi yang pertama adalah SCM secara fisik dimana fungsi dari SCM ini adalah
mengonversi bahan baku menjadi produk jadi yang bisa disampaikan ke konsumen akhir.
Fungsi utama dari supply chain management ini adalah berhubungan dengan berbagai

12
macam biaya-biaya fisik berupa biaya material, biaya penyimpanan, biaya khusus produksi,
biaya untuk transportasi, dan lain sebagainya.
Fungsi selanjutnya adalah SCM sebagai mediasi pasar dan memastikan jika telah di
suplai oleh supply chain. Fungsi terakhir adalah berhubungan dengan biaya survei pasar,
perencanaan produk, dan berbagai macam biaya yang bisa muncul akibat tidak terpenuhi
aspirasi konsumen oleh produk yang mana disediakan oleh supply chain.
 Strategi dalam Supply Chain Management
Ada dua strategi yang bisa dilakukan untuk membangun SCM yang baik.
1. Membangun hubungan dengan pemasok. Hal ini sangat penting dimana membangun
kemitraan yang baik dengan pemasok ini untuk mewujudkan kesuksesan rantai
pasokan. Perusahaan yang baik akan membatasi jumlah pemasok dimana hanya
pemasok yang memiliki keunggulan saja yang bisa diajak bekerja sama. 
2. Meningkatkan respons pelanggan agar tetap kompetitif, kemudian fokus pada rantai
pasokan agar meningkatkan layanan pelanggan. Untuk bisa meningkatkan layanan
pelanggan salah satunya adalah dengan meningkatkan frekuensi pengiriman produk
yang lebih cepat dimana pelanggan akan puas dengan ketepatan waktu tersebut.

 Proses Supply Chain Management


1. Customer (Konsumen). Konsumen merupakan mata rantai pertama yang memberi
order. Konsumen memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh
perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen sales perusahaan
tersebut. Dapat juga konsumen atau customer yang memesan barang kepada
produsen. Disaat melakukan pemesanan, customer juga memberikan informasi yang
berhubungan dengan produk yang dipesan tersebut.  Informasi penting yang terdapat
dalam pesanan tersebut, di antaranya: tanggal pengiriman produk dan jumlah yang
diinginkan untuk produk yang dipesan.

2. Planning (Perencanaan). Setelah konsumen membuat pesanan yang diinginkan,


Departemen Perencanaan akan mempersiapkan perencanaan produksi untuk
memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, Departemen
Perencanaan juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan
– bahan pendukungnya.

Ada beberapa kegiatan yang dilibatkan dalam tahap perencanaan. Mulai dari
prakiraan permintaan konsumen (demand forecasting), perencanaan pembelian, dan
perencanaan produksi, hingga persiapan tenaga kerja dan transportasi.

13
Prakiraan permintaan konsumen dilakukan agar penjual dapat mengetahui jenis dan
jumlah produk yang harus dipersiapkan selama kurun waktu tertentu. Ini penting
dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan diproduksi dan dijual telah
sesuai dengan permintaan konsumen.
Dalam melakukan prakiraan, penjual harus melihat laporan penjualan dan inventaris,
serta memerhatikan tren pasar. Untuk melakukan prediksi permintaan secara
otomatis, penjual sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan sistem
manajemen inventaris. Sistem ini menyediakan laporan inventaris yang akurat dan
alat forecasting yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan hasil prediksi
hanya dalam hitungan detik.
3. Purchasing & Procurement (Pembelian dan Pengadaan). Setelah mengetahui jenis
dan jumlah barang yang harus dibeli melalui demand forecasting, kini saatnya untuk
memperoleh barang tersebut. Procurement adalah perolehan barang dengan harga
terbaik, dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Proses pengadaan biasanya melibatkan beberapa tahap, yakni pengajuan pembelian,
penilaian pengajuan, persetujuan pembelian, dan pemesanan ke pemasok. Admin
bertanggung jawab untuk memeriksa dan mencatat apa saja yang harus dibeli dan
kemudian mengajukannya kepada manajer pembelian.
4. Inventory (Pengelolaan Gudang). Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah
diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya, kemudian
disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi. Pengelolaan gudang terdiri
dari proses memasukkan (inbound) dan mengeluarkan (outbound) barang,
pengambilan dan pengepakan, cross-docking, dan stock opname.

5. Production (Produksi). Proses produksi merupakan proses di mana seluruh bahan


baku akan diolah menjadi produk jadi. Bagian produksi akan menggunakan bahan
mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh supplier untuk melakukan proses
produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh konsumen. Barang
yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirim ke
konsumen sesuai dengan jadwal yang di tentukan.

6. Transportation (Pengiriman Pesanan). Setelah barang pesanan diambil dari gudang


dan dikemas, maka langkah selanjutnya adalah mengirimnya ke pelanggan. Kurir dan
transportasi harus dipersiapkan terlebih dahulu agar barang dapat segera dikirim.
Dengan aplikasi inventori, perusahaan dapat melacak keberadaan kurir
melalui smartphone. Sistem ini juga memungkinkan kurir untuk mengonfirmasi
ketika pesanan sudah diantar ke pelanggan.

14
7. Pengembalian Pesanan. Pengembalian pesanan biasanya terjadi ketika konsumen
mengajukan pengembalian karena kerusakan, kekeliruan, atau keterlambatan. Proses
ini melibatkan beberapa aktivitas seperti pemeriksaan kondisi produk, otorisasi
pengembalian, penggantian produk, dan penjadwalan pengiriman, pengembalian
uang.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem bisnis adalah prosedur atau proses yang membantu bisnis untuk mencapai
tujuan mereka. Sistem ini terdiri dari kombinasi dari kebijakan, personel, peralatan, dan
fasilitas komputer untuk mengkoordinasikan kegiatan bisnis. Dalam sistem bisnis
perusahaan yang memuat tentang CRM, ERP,dan SCM.
CRM adalah suatu proses dari beberapa tahapan yang terdiri dari Indentifikasi,
akuisisi, retensi dan pengembangan customer yang memberikan kontribusi yang besar
kepada perusahaan dengan cara memfokuskan strateginya yaitu dengan cara menjaga
hubungan dengan customer secara efektif dan efisien sehingga hubungan tersebut
menjadi hubungan seumur hidup yang menguntungkan. Enterprise Resource Planning
(ERP) adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk menyambungkan beberapa
kegiatan fungsional dan teknis dalam sebuah perusahaan. Dalam ERP terdapat sebuah
sistem terpadu yang berisi sumber daya manusia. Tugasnya untuk memberikan
standarisasi, menyederhanakan, dan mengintegrasi proses bisnis dengan beragam sumber
daya manusia, sumber keuangan, hingga distribusinya.
SCM merupakan pengelolaan dan juga pengawasan rantai siklus mulai dari bahan
material atau barang mentah, pembayaran, informasi dari pemasok ke produsen,
pedagang grosir pengecek sampai dengan konsumen, dengan cara yang paling efisien dan
hemat biaya. Tujuan SCM adalah menyeimbangkan antara permintaan dan juga
penawaran agar lebih efektif dan juga efisien.

16
DAFTAR PUSTAKA

O’Brien, James dan Marakas, George. 2014. Sistem Informasi Bisnis Edisi 9. Salemba Empat.
Jakarta
Supply Chain Management: Tujuan, Fungsi, Proses dan Strateginya.
https://www.soltius.co.id/id/blog/supply-chain-management-tujuan-fungsi-proses-dan-
strateginya
Memahami Proses Supply Chain Management. https://nagitec.com/memahami-proses-supply-chain-
management/
Pambudi, Dedi Ervan. 2014. MAKALAH CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)
Enterprise Resource Planning (ERP): Pengertian dan Fungsi. https://www.jurnal.id/id/blog/apa-
itu-pengertian-dan-contoh-sistem-enterprise-resource-planning-erp/

17

Anda mungkin juga menyukai