Anda di halaman 1dari 39

Ni Putu Rada Kurniawati (1431010067)

Enik Eliyawati (1431010068)


Reno Sanada (1431010073)
Aqshatul Rizki (1431010091)
 Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk
diubah menjadi steam.
 Sistem air umpan adalah sistem penyediaan air
secara otomatis untuk boiler sesuai dengan
kebutuhan steam.
 Ada dua sumber air umpan, yaitu:
 Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi
air (mengembun)
 Air make up : air baku yang sudah diolah
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas
pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas
atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Air adalah media yang berguna dan murah
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan
meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga boiler merupakan peralatan yang harus
dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Tujuan water treatment adalah :
1. Untuk meminimisasi akumulasi produk korosi
seperti metal oxides (iron, copper, atau nickel
dari pre‐boiler piping system)
2. Mengontrol impurities seperti calcium,
magnesium dan silica yang terkandung di
feedwater atau make up water yang bisa
menyebabkan scale,
3. Mencegah carryover dari partikel solid ke
superheater atau downstream equipment
seperti turbine atau process, untuk mencegah
korosi.
Karakteristik Air Umpan Boiler :
 pH : Derajat ke-ASAM-an air (Skala : 0 – 14) pH = 7
(netral), pH < 7 (asam => korosif) pH > 7 (basa =>
scale/kerak)
 Conductivity : Jumlah DS (mineral yg larut di
dalam air), tidak tergantung jenis DS tsb. Semakin
banyak DS, maka conductivity semakin besar.
Conductivity >>, maka air semakin KOROSIF
Satuan : mS/cm, atau mmhos/cm => Berdasarkan
kemampuan daya hantar listrik
 Calcium Hardness (CaH) : Konsentrasi >>, maka
kecenderungan terbentuk SCALE – yaitu CaCO3 .
HARDNESS = KESADAHAN
 Total Hardness (TH), terdiri dari Ca + Magnesium
(Mg). Bila TH >>, maka kecenderungan terbentuk
SCALE – CaCO3 , Mg(OH)2 & MgSiO3
 Alkalinity : CO2 , HCO3 - , CO3 2- & OH- (P, M,
O Alkalinity) KESETIMBANGAN – Tergantung pH
air a. pH < 4.3 => CO2 b. pH : 4.3 – 8.3 =>
HCO3 - & sedikit CO3 2- c. pH : 8.3 – 10.3 =>
CO3 2- & sedikit OHd. pH > 10.3 => OHpH >>,
maka ALKALINITY juga >> & cenderung
membentuk SCALE, spt CaCO3 , Mg(OH)2
 Chloride : Semakin >>, maka air cenderung
semakin KOROSIF
 Silica : Semakin >>, maka cenderung
membentuk SCALE (MgSiO3 )
 Iron : Sebagai bentuk produk korosi, bila
trend naik terus maka menunjukkan
kecenderungan korosi di dalam sistem.
 Sistem boiler terdiri dari :
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan
air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk
keperluan perawatan dan perbaikan.
2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan
bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan
pada sistem.
Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti
pada saat kita sedang mendidihkan air menggunakan panci.
Proses pendidihan air tersebut akan selalu diiringi proses
perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara,
material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan
panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang sudah
sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada
boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan
dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Energi panas
ini sebagian akan terpancar secara radiasi ke pipa-pipa
evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas
yang terserap oleh permukaan pipa akan secara konduksi
berpindah ke sisi permukaan dalam pipa. Di dalam pipa,
mengalir air yang terus-menerus menyerap panas tersebut.
Proses penyebaran panas antar molekul air di dalam aliran ini
terjadi secara konveksi. Perpindahan panas konveksi antar
molekul air, seakan-akan menciptakan aliran fluida tersendiri
terlepas dengan aliran air di dalam pipa-pipa boiler.
Gas hasil pembakaran yang mengandung energi
panas akan terus mengalir mengikuti bentuk
boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang
perjalanan, panas yang terkandung di dalam
gas buang akan diserap oleh permukaan tubing
boiler dan diteruskan secara konduksi ke air di
dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah
fase menjadi uap basah (saturated steam) dan
dapat berlanjut hingga menjadi uap kering
(superheated steam).
Pengolahan Air Umpan Boiler : NEXT

1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang
padatan tersuspensi, padatan terlarut (terutama ion
kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama
pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan
karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
De-aerasi (mekanis
Pertukaran ion Osmosis balik
dan kimia)

Penghilangan
mineral atau
demineralisasi
BACK

a. Proses Pertukaran Ion (Plant Pelunakan)


Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan
dengan melewatkan air pada bed zeolit alam atau resin
sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling
sederhana adalah pertukaran basa dimana ion kalsium
dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida.
Garam sodium mudah larut, tidak membentuk kerak
dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya
menggantikan kalsium dan magnesium dengan
sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan
besarnya blowdown. Penukar basa ini juga tidak
menurunkan alkalinitasnya.
BACK NEXT

b. De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon
dioksida, dibuang dengan pemanasan air umpan sbelum
masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas
terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon
dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila
dipanaskan dalam sistem boiler, karbon dioksida (CO2)
dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung
dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3).
NEXT

De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan.


De-aerator berjenis vakum beroperasi dibawah tekanan
atmosfer, pada suhu sekitar 820C, dan dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02
mg/liter. Pompa vakum atau steam ejector diperlukan
untuk mencapai kondisi vakum.
NEXT
De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan
membiarkan steam menuju air umpan melalui klep
pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang
dikehendaki, dan dengan suhu minimum 1050C. Steam
menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas O2 dan
CO2 yang dikeluarkan dari sistem. Jenis ini dapat
mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.
BACK

Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan


operasi dapat dipilih untuk menggunakan steam ini
sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar.
Dalam sistem boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi
sebab:
Steam pada dasarnya bebas dari O2 dan CO2
Steam tersedian dengan mudah
Steam menambah panas yang diperlukan untuk
melengkapi reaksi
BACK

c. Osmosis Balik
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika
larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda
dipisahkan dengan sebuah membran semi-
permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih
kecil akan melewati membran untuk mengencerkan
cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang
berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan,
prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan yang lebih
lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
BACK

d. Demineralisasi
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh
garam. Hal ini dicapai dengan menggunakan resin kation,
yang menukar kation dalam air baku dengan air hidrogen
menghasilkan asam hidroklorida, asam sulfat dan asam
karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam menara
degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam.
Berikutnya, air melewati resin anion, yang menukar anion
dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan
membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu
dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan
menggunakan asam mineral dan soda kaustik, supaya
kemampuan pertukaran ion pulih kembali.
2. Pengolahan Internal
Pengoahan Internal (Internal Treatment) adalah
pengkondisian Air boiler dengan bahan kimia treatment &
pengaturan lainnya dengan tujuan agar korosi,
pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga
baik. Pengolahan ini
dengan cara pemberian bahan kimia langsung kedalam
boiler bersama-sama dengan air pengisi boiler. Reaksi
yang terjadi menyebabkan naiknya kandungan zat padat
/ endapan yang dapat menyebabkan pembusaan /
primming dan carry over. Jumlah zat padat dapat ditekan
dengan pengaturan blowdown, sehingga permasalahn
yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini : untuk mengatur atau mengontrol
zat-zat padat, alkalinitas, kelebihan fosfat, gas-gas korosif,
menghindarkan timbulnya endapan- endapan yang dapat
melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler
dan membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap korosi.
 Beberapa mekanisme yang terjadi dalam Internal
Treatment, antara lain:
1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak
calcium carbonate yang keras berubah
menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa
dibuang melalui blow-down.
2. Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk
menghindarkan pengerakan silica.
3. Penggunaan anti-busa
(anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan
yang akan mengakibatkan terjadinya carry-over dan
menurunkan kemurnian uap.
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergu
nakan dalam Internal treatment adalah sbb:
 Fosfat
 Natural and synthetic dispersants (Dispersant)
 Sequestering agents (anti scale)
 Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen)
 Anti-foaming or anti-priming agents
Proses foaming, Priming, dan Carry over

Saat proses produksi uap berlangsung, dapat pula


timbul pembusaan (foaming) yang berlebihan.
Jika foaming ini disertai dengan loncatan air
boiler bersama-sama dengan uap maka
terjadilah priming dan jika proses ini
dilanjutkan dengan loncatan kecil air boiler
dengan uap yang sifatnya tetap maka proses
carry over terjadi.
Sebenarnya ketiga proses tersebut terjadi secara
berurutan dan akibatnya adalah kualitas uap
yang dihasilkan tidak sesuai dengan diharapkan
dan berdampak pada letupan tekanan yang
tidak merata sehingga berbahaya bagi kondisi
alat dan manusia.
Jenis-jenis kerak yang dapat timbul adalah:
•kerak karbonat CaCO3 •kerak gipsa CaSO4
•kerak silikat CaSiO3 •endapan/kerak lumpur
•kerak analciet Na2O, Al2O3 2H2O, dsb

Diantara kerak diatas yang paling berbahaya


dan harus dihindari adalah kerak analciet
dikarenakan mudah sekali melekat menjadi
satu dengan dinding pipa/boiler sehingga
sukar dibersihkan.
Korosi adalah perusakan logam akibat peristiwa oksidasi atau
perusakan logam akibat unsur-unsuk perusak lainnya. Air yang
dapat menimbulkan percepatan korosi adalah air yang bersifat
asam, mengandung O2 dan CO2 serta Cl2. Oksigen yang terlarut
didalam air merupakan faktor utama dalam pembentukan
korosi. Kandungan oksigen yang terlarut di didalam air boiler
tidak boleh melebihi 0,03 mg/ltr. Reaksi korosi karena
keberadaan oksigen dalam air adalah sebagai berikut:
Katoda: 1,5O2 + 3H2O + 6e  6(OH)-
Anoda: 2Fe  2Fe2+ + 4e
2Fe2+  2Fe3+ + 2e
Korosi: 2Fe2+ + 6(OH)-  Fe2O3.3H2O
Sehingga reaksi secara keseluruhan adalah
1,5O2 + 3H2O + 2Fe  Fe2O3.3H2O
NaOH biasanya ditambahkan kedalam air umpan boiler untuk
menjaga atau mengatur pH air didalam boiler sehingga tidak
bersifat asam (yg cenderung mempercepat terjadinya korosi)
terutama untuk boiler bertekanan tinggi.
Namun, korosi juga bisa saja terjadi dengan
diawali oleh adanya penumpukan NaOH pada
tempat-tempat tertentu akibat sirkulasi air
yang tidak merata sehingga bagianbagian
tertentu pada pipa akan menjadi rapuh. Korosi
semacam ini biasa dikenal dengan istilah
caustic embrittlement (perapuhan metal
karena kaustik soda).
Korosi terutama disebabkan oleh:
1. pH air yang rendah
2. gas yang larut dalam air seperti O2 dan CO2
3. garam-garam MgCl2 dan FeSO4 yang kadarnya
terlalu tinggi
Kesadahan

Kesadahan disebabkan karena air mengandung


garam-garam dari kation logam bervalensi dua
dalam jumlah berlebihan. Kesadahan dalam air
terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ , Mg2+
, Mn2+ , Fe2+ , dan semua kation yang
bermuatan dua yang terlarut dalam air.
Proses perlakuan air dilakukan dengan cara :
•a. Penjernihan air
•b. Pelunakan air dengan cara pertukaran ion
•c. Boiler internal treatment.
Pengolahan air baku (mentah) bertujuan untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang ada di air. Metode pengolahan air ada tiga jenis yaitu :
•a. Penjernihan (Clarification)
Proses penjernihan merupakan proses pengendapan kotoran/lumpur
yang tersuspensi/melayang didalam air dengan bantuan penambahan
bahan kimia. Proses penjernihan air dapat dibagi atas tiga langkah
proses :
• i. Koagulasi
• Flokulasi
• Sedimentasi
•b. Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan merupakan tahap akhir dari proses penjernihan air, alat
yang digunakan berupa pressure sand filter.
•c. Chlorinasi (Disinfeksi)
Disinfeksi adalah proses pemusnahan bakteri dan virus yang ada di
dalam air. Prosesnya dengan menambahkan chlorin atau kaporit pada
air yang akan di kirim ke water tank.
Pelunakan air merupakan proses yang bertujuan menghilangkan atau menurunkan
kesadahan air, silica TDS dan kandungan oksigen dalam air sehingga air
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air umpan Boiler. Bila garam
kesadahan dalam air tidak dihilangkan atau dikurangkan akan menyebabkan kerak
pada pipa Boiler. Pelunakan air yang sering dilakukan dengan peralatan :
•a. Softener
Merupakan resin penukar ion yang berfungsi menurunkan kesadahan air atau total
hardness.
•b. Demineralizer plant
Merupakan resin penukar Kation dan Anion berfungsi untuk menurunkan
kesadahan, silica dan Total dissolved solid (TDS).
•c. Dearator
Merupakan alat pemanas air umpan Boiler dengan tujuan untuk menghilangkan
gas terlarut seperi oksigen, Carbon dioksida dan ammonia yang dapat
menyebabkan korosi.
Proses pengolahan air umpan Boiler apabila tidak dilaksanakan
dengan baik akan menimbulkan kerak didalam dinding pipa-pipa
pemanas maupun dinding drum. Adanya kerak ini akan
mengakibatkan beberapa hal yaitu :
•a. Proses pemanasan air di dalam pipa-pipa membutuhkan
waktu pemanas lebih lama.
•b. Bahan bakar untuk menaikan steam diperlukan banyak.
•c. Uap yang dihasilkan kurang, bermutu jelek dan
kapasitasnya berkurang.
•d. Kemungkinan terjadinya pemanasan lokal pada pipa yang
akan berakibat over heating dan dapat menjadikan
ledakan/pecahnya pipa.
•e. Efisiensi kerja Boiler rendah.
Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada proses pengolahan air yaitu:
•a. Pompa raw water
Fungsinya untuk memompakan air dari waduk/sungai sampai ke water Clarifier Tank.
•b. Water Clarifier Tank.
Fungsinya sebagai tempat proses koagulasi dengan tahapan pencampuran, penggumpalan dan
pengendapan bahan tidak larut dalam air. Alat ini juga dilengkapi Kerangan drain untuk membuang endapan
lumpur ynag terbentuk.
•c. Chemical Dosing Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan larutan bahan kimia dengan cara injeksi dari tanki larutan kimia ke dalam
Clarifier Tank.
•d. Chemical Solution Tank.
Fungsinya untuk pencampuran bahan kimia dengan air pada konsentrasi tertentu sebelum diinjeksi ke dalam
Clarifier Tank.
•e. Water Basin (Bak pengendap).
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, lumpur dan gumpalan-gumpalan partikel yang terbawa dalam air.
•f. Water Basin Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air yang telah diendapkan di dalam bak pengendap masuk ke dalam Pressure
Sand Filter.
•g. Pressure Sand Filter
Fungsinya untuk menyaring padatan-padatan yang terdapat dalam air melalui media berpori atau pasir.
•h. Water Tower Tank.
Fungsinya sebagai tempat penimbunan air yang sudah bersih hasil dari pengolahan dan sebagai tempat
pengaturan distribusi air untuk domestik maupun untuk keperluan pabrik.
Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada
proses pelunakan air yaitu:
•a. Regenerasi Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan air yang telah ditreatment ke dalam
unit penukar kation.
•b. Tanki Kation dan anion.
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya pertukaran ion.
Peralatan ini terdiri dari dua bagian, satu bejana kation dan satu lagi
bejana anion serta dilengkapi dengan tanki / bak pengenceran
larutan asam dan kaustik.
•c. Degasifer
Fungsinya untuk melepaskan gas/ion yang terkandung di dalam air
baku.
•d. Deaerator Water Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air dari Feed Water Tank ke
Deaerator.
•e. Deaerator
Fungsinya untuk menaikkan temperatur air umpan mendekati titik
didihnya sehingga dapat mengurangi kandungan gas O2 dan CO2.
•f. Tanki penampung air umpan
Fungsinya untuk menampung air umpan sebelum di alirkan ke
dalam Deaerator.
Beberapa kritikal point yang harus dipenuhi didalam pengolahan air yaitu:
•a. Penjernihan air :
Suspended solid : 0 - 3 mg/l
•b. Air umpan Boiler
• i. pH : 7,0-8,5
• ii. Total Hardness : < 5 ppm
• iii. Silica : < 5 ppm
•c. Air Boiler
• i. PH : 10,5-11,5
• ii. Total Alkalinity : 500 – 800 ppm
• iii. Coustic Alkalinity : 300 - 500 ppm
• iv. Sulphit : 20 –80 ppm
• v. Total Dissolve Solid : < 2500 ppm
• vi. Silica : 0.5 x Caustic
alkalinity
• vii. Sodium Chloride : < 300 ppm

• viii. Total Hardness : < 5 ppm


Perlakuan terhadap kondensat mencakup pengendalian korosi di sistem kondensat dan perbaikan

mutu kondensat (condensate polishing). Sekalipun kondensat yang diumpankan kembali relatif

murni, tetapi mungkin masih mengandung impurities dari hasil proses korosi, dan erosi, baik yang

larut maupun yang tidak larut. Impurities tersebut dapat berupa mineral-mineral, kesadahan dan

minyak. Condensate polishing dimaksudkan untuk meminimumkan jumlah impurities tersebut

agar dapat mencegah pembentukan kerak pada ketel dan turbin, dan meminimumkan pengaruh

korosif. Tahap perbaikan kondensat merupakan kombinasi dari tahap filtrasi dan pertukaran ion.

Sistem pertama yang dipakai adalah sistem filtrasi dan pertukaran ion secara terpisah. Filtrasi

digunakan untuk menyaring pengotor tersuspensi dan minyak. Tahap filtrasi saja sudah cukup

memadai jika dipakai untuk menyaring impurities pada saat start-up dan operasi normal, tetapi jika

terjadi kebocoran pada pipa kondensat sehingga padatan terlarut banyak memasuki kondensat,

tahap filtrasi saja tidak cukup dan dibutuhkan sistem demineralisasi (mix-bed demineralizer) untuk

operasi perbaikan. Alternatif lain yang dapat dipakai adalah penggunaan tahap filtrasi dan

demineralisasi dalam satu alat.


Air pendingin (cooling water) adalah air yang dilewatkan melalui
alat penukar panas dengan maksud untuk menyerap dan
memindahkan panasnya. Sistem yang dilalui oleh aliran air
pendingin disebut sebagai sistem air pendingin (cooling water
system). Sistem air pendingin dibagi dalam dua jenis, yaitu jenis
resirkulasi dan jenis sekalilewat (once-through). Pada jenis
resirkulasi, air pendingin yang telah digunakan, digunakan kembali
untuk keperluan yang sama, sedangkan pada sistem sekali-lewat air
yang telah digunakan langsung dibuang. Jenis resirkulasi dibagi lagi
dalam dua jenis, yaitu resirkulasi terbuka dan resirkulasi tertutup.
Persyaratan Air Pendingin
Air pendingin adalah air yang dilewatkan melalui alat penukar
panas (heat exchanger) dengan maksud untuk menyerap dan
memindahkan panasnya. Masalah yang sering timbul dalam sistem air
pendingin adalah :
l. terjadinya korosi
2 pembentukan kerak dan deposit
3. terjadinya fouling akibat aktivitas mikroba
Pengolahan air pada umpan boiler adalah :
1.Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang
padatan tersuspensi, padatan terlarut (terutama ion
kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab
utama pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut
(oksigen dan karbon dioksida).
2.Pengolahan Internal (Internal Treatment) adalah
pengkondisian Air boiler dengan bahan kimia
treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar
Korosi.
Pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap ter
jaga baik.

Anda mungkin juga menyukai