Anda di halaman 1dari 15

FLUOROSKOPI

Pembimbing:
dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad

Oleh :
Fania Liahsani

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
RS. Islam Jakarta Cempaka Putih
2018
FLUOROSKOPI?

Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang


menggunakan sifat tembus sinar rontgen dan
suatu tabir yang bersifat luminisensi bila
terkena sinar tersebut.
PRINSIP KERJA FLUROSKOPI
Berkas cahaya sinar Berkas menenbus Menuju input screen Berkas cahaya
X primer tubuh pasien (Image Intensifer Tube) ditangkap PMT

Focusing elektroda
Berkas cahaya Berkas ditangkap
memfokuskan electron
Elektron-elektron dirubah menjadi photokatoda
negative menuju dinoda
lain bermunculan elektron
pertama

Elektron-elektron Elektron
Elektron-elektron Elektron berubah
bertumbukan menuju diakselerasi ke
bertambah lagi menjadi sinyal listrik
dinoda kedua anoda

Sinyal listrik
Sinyal listrik Sinyal listrik dirubah Gambaran hasil
diperkuat dan
diteruskan ke amplifer menjadi data digital fluroskopi
diteruskan ke ADC
INDIKASI FLUOROSKOPI KONTRAINDIKASI FLUROSKOPI

- Saluran pernapasan : paru & jantung Wanita hamil


- Tulang
- esophagus, lambung, dan usus kecil
- kolon
- abdomen akut
- Traktus biliaris
- traktus urinarius
- HSG
Radiolusen (hitam) Radioopak sedang
Radioopak (putih)
Gas - tulang
Logam-logam berat
Udara - Garam kalsium

Keputih-putihan
- jaringan ikat
Radiolusen sedang - otot
- jaringan lemak -darah
-kartilago
- epitel
-batu kolesterol
SALURAN PERNAPASAN DAN JANTUNG
FLUOROSKOPI : MENYELIDIKI PERGERAKAN SUATU ORGAN/SYSTEM
TUBUH SEPERTI DINAMIKA; ALAT-ALAT PERDARAN DARAH : JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH BESAR
-Pernapasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru
-Prosedur : periksa thoraks : paru-paru : PA dan posisi oblique kiri dan kanan.
-Percobaan valsava (ekspirasi yang dipaksakan dengan glottis tertutup) dilakukan untuk
mempertinggi tekanan intratorakal yang mengurangi isi dan mempersempit venae, arterie cordis.
-Percobaan Mueller (inspirasi yang dipaksakan dengan glottis tertutup) dilakukan untuk
memperkecil tekanan intratorakal dan memperlebar alat-alat vascular tersebut di atas.

Contoh : bila ada persangkaan pneumotoraks maka pemeriksaan pada ekspirasi akan memperjelas kelainan ini,
karena terlihat kontras antara paru yang relative mengandung sedikit hawa dengan udara dalam ruang pleura.
Kadang-kadang pernderita perlu diperiksa dalam posisi berbaring, baik telentang atau tengkurap, terutama bila
cairan pleura menyelubungi batas-batas diafragma.
Bronkografi (pemeriksaan percabangan bronkus)
- Mengisi saluran bronkial dengan kontras bersifat opaque
- Indikasi: bronkiektasis untuk meneliti letak luas dan sifat bagian-
bagian bronkus yang melebar, dan pada tumor-tumor yang terletak
dalam lumen bronkus

Angiokardiografi
Pemeriksaan untuk melihat ruang-ruang jantung dan pembuluh-
pembuluh darah besar dengan sinar roentgen (fluoroskopi atau
rontgenografi)
-Bahan kontras radioopak dimasukan ke dalam salah satu ruang
jantung melalui kateter secara intravena
- untuk pemeriksaan penyakit-penyakit jantung dan pembuluh
dasar.
TULANG
Pemeriksaan radiologic
Bila diduga ada fraktur : 2 foto tulang yang bersangkutan
Posisi : AP dan Lateral. Bila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan
pasien yang tidak mengizinkan, maka dibuat 2 proyeksi yang tegak lurus satu sama
lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan foto rontgen
- adakah fraktur dimana lokasinya?
- tipe jenis fraktur dan kedudukan fragmen
- bagaimana struktur tulang: biasa atau patologik
- bila dekat /pada persendian : adakah dislokasi.
ESOFAGUS, LAMBUNG, DUODENUM DAN USUS KECIL
Esofagus
Fluoroskopi : pasien diminta minum suspense barium sulfat kental (kontras tunggal), sebelumnya dalam
keadaan puasa.
Prosedur: diikuti menyelusuri esophagus sampai tercapai persambungan esofagogastrik kemudian
dibuat potret isi penuh
Untuk melihat: varises esophagus , tumor di esophagus

Lambung-duodenum
- pasien diminta minum suspense yang agak lebih encer.
Foto harus dibuat dalam berbagai posisi: keadaan tegak (erect), telentang (supine) agak miring,
telungkup (prone) agak miring.

Usus kecil
Lanjutan pemeriksaan lambung
Prosedur : dengan memasukkan selang karet atau plastic sampai lewat pylorus dan baru kemudian
dimasukkan suspense barum-sulfat (Follow through). Dengan kontras tunggal
KOLON
-persiapan penderita : kolon harus bersih sama sekali dari kotoran, untuk memperoleh hal itu harus
diingat prinsip dasar persiapan :
1. mengubah pola makanan penderita
2.Minum sebanyak-banyaknya
3. Pemberian pencahar
Cara pemeriksaan
1. Media kontras : larutan barium.
2. Teknik pemeriksaan
- tahap pengisian : pengisian larutan barium ke dalam lumen kolon.
- Tahap pelapisan : menunggu 1-2 menit
- Tahap pengosongan : perlu dibuag dengan cara memringkan penderita ke kiri (left decubitus)
- Tahap pengembangan : dilakukan pemompaan udara ke dalam lumen kolon.
- Tahap pemotretan : setelah seluruh kolon mengembang sempurna -> eksposur radiografik.
Peranan fluoroksopi : untuk mengetahui posisi akhir larutan kontras pada tahap pengisian dan menilai
cukup-tidaknya pengembangan kolon pada tahap pengembangan.
ABDOMEN AKUT
Abdomen akut : suatu keadaan mendadak didalam rongga abdomen yang memerlukan
tindakan segera.

Keadaan didalam abdomen : Keadaan diluar abdomen :


-perforasi kelainan di rongga toraks
- Perdarahan intra-abdominal yang dpt menimbulkan ileus
- Ileus obstruktif atau paralitik paralitik

Kasus abdomen akut dewasa dilakukan dalam 3 posisi : Dinding abdomen, garis psoas kanan dan kiri,
batu yang radioopak klasifikasi, kontur inhal
1. Tidur telentang, sinar dari arah vertical, proyeksi AP kanan dan kiri, gambaran udara usus.
2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalua memungkinkan dengan sinar horizontal,
proyeksi AP Gambaran udara cairan dalam usus atau di luar usus (abses), gambaran udara
bebas dibawah diafragma, gambaran cairan di rongga pelvis atau abdomen
bawah
3. Tidur miring ke kiri (left lateral decubitus) dengan sinar horizontal proyeksi AP
Hampir sama seperti posisi duduk,
TRAKTUS BILIARIS
Kolesistografi oral
Indikasi : gangguan fungsi kandung empedu, batu, radang, tumor, pascakolesistektomi, kolelitiasis dan kelainan
kongenital.
Teknik :
1. Makanan terakhir yang mengandung lemak adalah makan siang sehari sebelum pemeriksaan dilakukan
2. Setelah makan malam yang tidak mengandung lemak, diberikan 3 gram kontas
3. Foto polos abdomen dibuat sebelum pemberian kontras 12-14 jam setelah pemberian kontras
4. Dibuat foto berdiri (erect) untuk melihat gambaran batu yang berlapis-lapis yang mungkin tersembunyi.
5. Kemudian pasien diberikan makanan yang mengandung lemak. 10 atau 15 menit kemudian dibuat foto
polos abdomen

Kolesistografi intravena
Dikerjakan sebagai pengganti kolesistrografi oral.
Bahan kontras disuntukkan perlahan-lahan 15-30 menit dengan infus.
Pemeriksaan ini dikerjakan pada keadaan pasien puasa.
Foto polos abdomen dibuat 15 menit setelah infus dimulai dan jika ductus telah tampak dibuat tomogram.
TRAKTUS URINARIUS : GINJAL DAN BULI-BULI
- foto polos abdomen : setiap pemeriksaan tr.urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen.
yang harus diperhatikan : bayangan, besar (ukuran), dan posisi kedua ginjal. dapat pula dilihat klasifikasi
dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal.

- pielogravi intravena (PIV)


• Persiapan : pemberian laksans : untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.
Keesokan harinya pasien puasa
• Sebelum kontras disuntikkan pasien diuji kepekaan.
• 7 menit setelah penyuntikkan dibuat film bucky anteroposterior abdomen. Foto berikutnya diulangi pada
15, 30 menit dan 1 jam. Sebaiknya segera setelah pasien disuntuk kontras, kedua ureter dibendung, baru
dibuat foto 7 menit. Kemudian bendungan dibuka, langsung dibuat foto dimana diharapkan kedua ureter
terisi. Dilanjutkan dengan foto 15 dan 30 menit. Pada kasus tertentu dibuat foto1 dan 2jam, 6, 12 dan 24
jam.

Urografi Retrograd
• Indikasi : untuk melihat anatomi traktus urinarius bagian atas dan lesi-lesinya. (hal ini dikerjakan apabila PIV
tidak berhasil menyajikan anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius.
• Teknik: memerlukan prosedur sistoskopi (kateter dimasukan oleh seorang ahli urologi dan radiologi diperlukan
karena waktu memasukkan kontras, posisi pasien dapat dipantau dimonitpr dengan fluoroskopi.
HISTEROSALPINGOGRAFI (HSG)
- waktu yang optimum : hari ke 9-10 sesudah haid.
Indikasi : sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat potensi tuba. Pada tuba
yang paten akan terjadi pelimpahan kontras dari tuba ke dalam rongga peritoneum.
Memberikan gambaran : kelainan-kelainan uterus dan kanalis servisis.

Anda mungkin juga menyukai