Anda di halaman 1dari 15

PNEUMONIA PADA ANAK

Muhamad Fikri
102016166
D6
Skenario 8
Seorang anak perempuan Hipotesis :
Anak perempuan dengan
berusia 2 tahun dibawa
KU sesak nafas sejak 2
ibunya ke puskesmas karena hari yang lalu diduga
sesak nafas sejak 2 hari yang mengalami pneumonia
lalu.

Pemeriksaa Pemeriksaa
Anamnesis
n Fisik n Penunjang

Working Differential
Pengobatan Pencegahan Diagnosis Diagnosis

Komplikasi Prognosis Etiologi Epidemiologi

Gejala Klinik Patogenesis


Keluhan didahului oleh demam dan batuk-pilek sejak 1 minggu yang lalu.
Batuk berdahak berwarna kuning. Pasien rewel dan nafsu makan berkurang.

Keadaan Umum tampak sakit berat. Kesadaran compos mentis. BB 12 kg,


Nadi 110 x/menit, napas 55 x/menit, suhu 39 C, tidak ada sianosis
Pernafasan cuping hidung (+), retraksi interkostal dan subkostal (+), terdapat
ronkhi basah halus pada kedua lapang paru.

- Darah rutin : Leukosit 20.000/uL


- Rontgen Thorax : Gambaran konsolidasi menunjukkan adanya infiltrat
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Bronkhitis akut Bronkiolitis TB pada anak Pneumonia

•Flu •Batuk •Batuk lama •Batuk


•Batuk kering •Wheezing •Dahak ( - ) •Sesak nafas
•Batuk (bunyi atas •Anoreksia •Takipnea
berdahak mengi) •BB tidak naik •Nafas cuping
•Badan •Sesak nafas – naik hidung ( + )
menjadi atau •Gangguan gizi •Retraksi
lemah gangguan interkostal ( +
•Multi L (letih,
•Relatif pernafasan )
lemah, lesu,
bertahap •Sianosis loyo, lambat) •Sianosis
•Nafas •Takipneu •Diare •Muntah
terengah – •Retraksi berulang •Kehilangan
engah interkostal •Demam tidak nafsu makan
•Nafsu makan •Pernafasan terlalu tinggi •Demam
menurun cuping hidung
•Demam •Demam
WORKING DIAGNOSIS
Pneumonia
 infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang.
 Alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga
kemampuan menyerap oksigen menjadi
berkurang.
ETIOLOGI
 Pada neonatus : Streptokokus grup B, Respiratory Sincytial Virus (RSV).
 Pada bayi
 Virus : Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV, Cytomegalovirus.
 Organisme atipikal : Chlamidia trachomatis, Pneumocytis.
 Bakteri : Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza, Mycobacterium
tuberculosa, B. pertusis.
 Pada anak-anak :
 Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSP
 Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia
 Bakteri : Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosa.
 Pada anak besar – dewasa muda :
 Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia, C. Trachomatis
 Bakteri : Pneumokokus, B. Pertusis, M. tuberculosis.
EPIDEMIOLOGI
 Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir
30 % pada anak – anak di bawah umur 5 tahun
dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13 % dari
seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2
tahun.
PATOFISIOLOGI
1. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti) Hiperemia
 respon peradangan permulaan → peningkatan aliran darah
dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. (hiperemia)
 perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang intestisium →
pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.

2. Stadium II (48 jam berikutnya)


Hepatisasi merah
 Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru
menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar
 Udara alveoli sangat minimal → anak akan bertambah sesak,
stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.
PATOFISIOLOGI
3. Stadium III (3 – 8 hari) hepatisasi kelabu
 Sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang
terinfeksi.
 Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi
fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat
kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami
kongesti.
4. Stadium IV (7 – 11 hari) stadium resolusi
 Disebut juga yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan
eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga
jaringan kembali ke strukturnya semula.
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala Prodormal
 Gejala ISNB: batuk, takipneu, sputum, napas
cuping hidung, sesak nafas, sianosis
 Tanda Pneumonia:
retraksi interkostal&subkostal, takipneu,
perkusi pekak, fremitus, suara nafas, ronkhi (+)
 Pneumonia sangat berat :
 sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
 Pneumonia berat.
 Bila adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotika.
 Pneumonia
 Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang
cepat :
 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun
 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun
 Bukan penumonia :
 Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti
diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi
antibiotika.
MEDIKAMENTOSA NON-MEDIKAMENTOSA

- Pemberian oksigen (O2) bila  Terapi diet


saturasi oksigen <92% - Kebutuhan kalori
(terutama pneumonia - Kebutuhan protein
berat/sangat berat)
Untuk meningkatkan status gizi
- Antipiretik dan berat badan
- Antibiotik
- Pemberian cairan yang cukup
untuk mencegah dehidrasi.

TATALAKSANA
KOMPLIKASI PENCEGAHAN

 Empiema
 Meningitis  Menghindarkan bayi (anak) dari
 Pneumothorak paparan asap rokok, polusi udara
dan tempat keramaian yang
berpotensi penularan.
 Menghindarkan bayi (anak) dari
kontak dengan penderita ISPA.
 Vaksin H.influenza (Imunisasi Hib)
 Vaksin influenza
PROGNOSIS

Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan


adekuat, mortalitas dapat di turunkan sampai
kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi
energi protein dan yang datang terlambat
menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
KESIMPULAN

Pneumonia adalah suatu proses peradangan di


mana terdapat konsolidasi yang disebabkan
pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, ataupun benda asing lain yang masuk ke
saluran nafas

Anda mungkin juga menyukai