Anda di halaman 1dari 14

PENDARAHAN POST PARTUM

DISUSUN OLEH:

• ANDI EMMI
(1422106004)
• HIKMAH ALAMIAH
(14220160043)
• YENI HASRI UTAMI .J
(14220160045)
Definisi
Perdarahan pasca salin didefinisikan kehilangan
darah 500 cc dalam persalinan pervaginam atau
1000 cc dalam persalinan perabdominal.

Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi dua

1.Perdarahan Pasca Persalinan Dini


2. Perdarahan Masa Nifas
Etiologi
Penyebab terjadinya perdarahan pasca persalinan adalah

Atonia Uteri Robekan Jalan Lahir

Sisa Plasenta Retensio Plasenta

Kelainan Pembekuan
Involusi Uteri
Darah
Patofisiologi

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah


didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan
pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-
sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka. Pada
waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka
tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat
oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya
gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat
penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab
perdarahan pasca persalinan. Perlukaan yang luas akan
menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan
perineum.
• Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan
Atonia uteri lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir

• Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar


Robekan jalan lahir mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik,
plasenta baik.

• Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30


Retensio plasenta menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik

Tertinggalnya • Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput


plasenta (sisa (mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap dan
perdarahan segera
plasenta)

• Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina


Inversio uterus terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir),
perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat
Pemeriksaan Penunjang
Golongan darah
• menentukan Rh, ABO dan percocokan silang

Jumlah darah lengkap


• menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah putuih (SDP)

Kultur uterus dan vagina


• : mengesampingkan infeksi pasca partum

Urinalisis
• memastikan kerusakan kandung kemih

Profil koagulasi
• peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP),
penurunan kadar fibrinogen

Sonografi
• menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.
Penatalaksanaan
Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir
dalam 30 menit, lahirkan plasenta dengan
plasenta manual dan lakukan histerektomi. Bila
hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran
plasenta dengan digital/ kuretase, sementara
infuse oksitosin diteruskan. Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi,
perlukaan jalan lahir sebagai penyebab
perdarahan apabila uterus sudah berkontraksi
dengan baik tapi perdarahan terus berlanjut.
Lakukan eksplorasi jalan lahir untuk mencari
perlukaan jalan lahir dengan penerangan yang
cukup. Lakukan reparasi penjahitan setelah
diketahui sumber perdarahan, pastikan
penjahitan dimulai diatas puncak luka dan
berakhir dibawah dasar luka. Lakukan evaluasi
perdarahan setelah penjahitan selesai.
Pada atonia uteri, lakukan masase uterus dan
penyuntikan 0,2 mg ergometrin intavena atau
prostaglandin parenteral. Jika tidak berhasil,
lakukan kompresi bimanual pada uterus dengan
cara memasukkan tangan kiri kedalam vagina dan
dalam posisi mengepal diletakkan di forniks
anterior, tangan kanan diletakkan di dinding
perut memegang fundus uteri

Bila disebabkan gangguan pembekuan darah,


berikan transfuse plasma segar.
Manajemen Perdarahan
H (Ask for HELLP and Hands on the uterus (uterine massage)

A (Assess (vital signs, blood loss) and resuscitate)

E (Establish aetiology, ecbolics, ensure availability of blood)

M (Massaging Uterus)

O (Oksitosin infusion, Prostaglandin)

S (Shift to theatre – exclude retained products and trauma:bimanual compression)

T (Tamponade (balloon) or uterine packing)

A(Applying the compression suture)

S (Systematic pelvic devascularisation)

I (Interventional radiologist and uterine artery embolisation)

S (Subtotal or Total abdominal histerektomy)


Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Identitas klien
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
b. Riwayat kesehatan keluarga
4. Pengkajian Fisik
a. Tanda-tanda vital
b. Inspeksi
c. Palpasi
d. Pola pengkajian keluarga
Diagnosa Keperawatan

Kekurangan volume cairan berhubungan


dengan perdarahan pervaginam

Gangguan perfusi jaringan berhubungan


dengan perdarahan pervaginam

Nyeri berhubungan dengan terputusnya


inkontinuitas jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan


pervaginam

Tujuan: Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairan


Rencana tindakan :
• Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan badannya tetap terlentang
• Monitor tanda vital
• Monitor intake dan output setiap 5-10 menit
• Evaluasi kandung kencing
• Lakukan masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakan diatas simpisis
• Batasi pemeriksaan vagina dan rectum
• Bila tekanan darah semakin turun, denyut nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien
merasa mengantuk, perdarahan semakin hebat, segera kolaborasi. Berikan infus atau
cairan intravena
• Berikan uterotonika (bila perdarahan karena atonia uteri)
• Berikan antibiotic
• Berikan transfusi whole blood (bila perlu)
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
perdarahan pervaginam

• Tujuan : Tanda vital dan gas darah dalam batas normal


• Rencana keperawatan :
• Monitor tanda vital tiap 5-10 menit
• Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan
lidah, suhu kulit
• Kaji ada/tidak adanya produksi ASI
• Tindakan kolaborasi :
a. Monitor kadar gas darah dan PH (perubahan kadar gas
darah dan PH merupakan tanda hipoksia jaringan)
b. Berikan terapi oksigen (Oksigen diperlukan untuk
memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan)
Nyeri berhubungan dengan terputusnya inkontinuitas
jaringan

Tujuan: skala nyeripada pasien berkurang


Rencana Tindakan:
• Pertahankan tirah baring selama fase akut
• Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam atau teknik
distraksi
• Hindar atau minimalkan aktivitas yang berat
• Kolaborasi dengan pemberian analgetik

Anda mungkin juga menyukai