Visi STFI
4
Pemberian obat secara peroral, absorpsi obat
terjadi pada saluran cerna.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan:
Hilangnya obat dari saluran cerna menandakan
adanya absorpsi, hal ini jika diikuti munculnya obat
dalam darah,
Adakalanya hilangnya obat dari saluran cerna karena
degradasi Obat yang terjadi dlm cairan saluran cerna
atau pada dinding usus.
5
Membran saluran cerna merupakan sejumlah membran
uniselular paralel satu sama lainnya
Obat yang berdifusi untuk sampai ke sirkulasi darah perlu
melewati suatu:
mukosa dan “brush border” yang melapisi saluran cerna,
permukaan sel apikal,
cairan dalam “absortive cell”,
membran basalis,
lamina propia,
membran kapiler eksternal,
sitoplasma sel kapiler
dan akhirnya sampai pada bagian dalam sel kapiler.
4 proses pemberian obat per oral untuk
mencapai sirkulasi umum dikatakan berhasil:
1. Pergerakan obat melalui saluran cerna.
2. Pengantaran obat pada tempat absorpsinya
3. Keberadaan obat dalam bentuk larutan.
4. Pergerakan obat dari tempat absorpsi ke
dalam sirkulasi umum.
7
Absorpsi sistemik (laju dan tempat absorpsi)
obat dari tempat ekstravaskular dipengaruhi
oleh:
1. Sifat2 anatomik dan fisiologik tempat absorpsi
a. Sawar membran saluran cerna.
b. pH saluran cerna.
2. Sifat-sifat fisikokimia suatu obat.
a. Ketidakstabilan obat dalam saluran cerna.
b. Interaksi obat dan kompleksasi.
8
Obat berdifusi dari cairan saluran cerna ke permukaan
membran sehingga obat dapat kontak dengan membran
saluran cerna
Obat2 yang kelarutan dlm air kecil, laju disolusi seringkali
merupakan tahap penentu kecepatan terhadap
ketersediaan hayati obat tersebut.
9
Pemberian obat secara peroral akan diabsorpsi secara
cepat dan lengkap ke dalam darah untuk menghasilkan 4
hal:
1. semakin besar konsentrasi obat, maka responnya
semakin besar pula.
2. semakin cepat obat diabsorpsi, konsentrasi terapetik
tercapai, maka respon farmakologi meningkat.
3. semakin cepat dan lengkap absorpsi, maka semakin
cepat pula menimbulkan respon farmakologi.
4. Semakin cepat obat diabsorpsi, maka degradasi obat
dan interaksi dengan material2 yang ada dalam saluran
cerna semakin sedikit.
10
STRUKTUR MEMBRAN SEL
11
Konsep “Stein dan Danielli”
12
Model “Mosaik Cair”
13
MEKANISME LINTAS
MEMBRAN
Mekanisme lintas membran berkaitan dengan
peristiwa absorpsi, meliputi mekanisme pasif dan
aktif.
1. Filtrasi
2. Difusi pasif
3. Transpor aktif
4. Difusi sederhana
5. Pinositosis
6. Transpor oleh pasangan ion
14
FILTRASI ATAU KONVEKTIF
15
Contoh:
membran seluler epitel usus halus mempunyai
ukuran kecil 4-7 Å, dan hanya dapat dilalui oleh
molekul bobot molekul <150 utk senyawa bulat,
atau < 400 jika molekulnya terdiri atas rantai
panjang.
Sel-sel endotelium vaskular mempunyai pori-pori
dgn ukuran > 40 Å, sehingga dapat melewatkan
cairan yang mengandung molekul-molekul lebih
tinggi menuju ruang antar sel (filtrasi glomerulus)
16
DIFUSI PASIF
“pH partisi hipotesis”
Difusi pasif menyangkut senyawa yang larut
dalam komponen penyusun membran.
Penembusan terjadi karena adanya perbedaan
konsentrasi atau elektrokimia tanpa
memerlukan energi sehingga mencapai
keseimbangan di kedua sisi membran.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai
keseimbangan tersebut mengikuti “hukum difusi
FICK”
17
V = P ( Ce – Ci )
P adalah tetapan permeabilitas
Ce dan Ci adalah konsentrasi pada kedua
kompartemen.
Jadi Konsentrasi (C) senyawa di kedua sisi
membran berpengaruh pada proses
penembusan, tetapi hanya fraksi bebas dari
zat aktif yang diperhitungkan dalam perbedaan
konsentrasi.
Kombinasi zat aktif protein yang terbentuk tidak
dapat berdifusi karena bobot molekulnya.
18
Tetapan Permeabilitas P tergantung pada membran dan
molekul obat
Jadi persamaan difusi transmembran:
V = P (Ce – Ci) menjadi: DAK (C e Ci )
V
X
D, adalah koefisien difusi molekul
K, adalah koefisien partisi
A, adalah luas permukaan
ΔX, adalah tebal permukaan molekul.
Molekul yang berukuran kecil akan berdifusi lebih cepat
dibandingkan dengan yang berukuran besar.
19
Koefisien partisi merupakan hal yang penting
dlm tetapan permeabilitas.
Koefisien partisi : konsentrasi dlm fase lemak
dibagi Konsentrasi fase air.
Konsentras i dlm fase Lemak
K
Konsentras i dlm fase Air
Molekul yg kelarutan dlm lemak besar
koefisien partisinya besar, difusi transmembran
terjadi lebih mudah.
20
Gambar 4
PENERAPAN PERSAMAAN HANDERSON - HASSELBACH
21
TRANSPOR AKTIF
23
DIFUSI SEDERHANA
(Dipermudah=Fasilitas)
Perlintasan membran yang memerlukan suatu
pembawa dengan karakteristik tertentu
(kejenuhan, spesifik, dan kompetitif)
Pembawa bertanggung jawab thdp transpor aktif,
perlintasan terjadi akibat gradien konsentrasi dan
tanpa pembebasan energi.
Difusi sederhana: penetrasi glukosa ke bagian
dalam sel darah
24
PINOSITOSIS
Proses perlintasan membran
oleh molekul-molekul besar
terutama oleh molekul yang
tidak larut.
Perlintasan tejadi dgn
pembentukan vesikula (bintil)
yg melewati membran.
Mekanisme ini mirip dgn
fagositosis bakteri oleh
leukosit.
Vitamin A, D, E, dan K
melalui proses ini
25
TRANSFOR OLEH
PASANGAN ION
Transfor oleh pasangan ion : cara perlintasan membran dari
senyawa yg sangat mudah terionkan pada pH fisiologik
(ammonim kuarterner).
Perlintasan terjadi dgn pembentukan kompleks yg netral
(pasangan ion) dgn senyawa endogen seperti musin
terjadinya difusi pasif kompleks tersebut melalui membran.
26
Absorpsi dan Jalur Utama
Pemberian Obat
Absorpsi pada pemberian obat enteral
1. Pemberian obat peroral
a) Rongga mulut
b) Lambung
c) Usus halus
2. Pemberian obat per rektal/vaginal
Absorpsi pada pemberian obat parenteral
1. Pemberian intravena dan intra-arteri
2. Pemberian intramuskuler dan subkutan
3. Pemberian per inhalasi
27
Pemberian obat peroral
Rongga mulut
Kondisi rongga mulut : epitel berbentuk feriseluler tipis,
pH agak asam dan kaya vaskularisasi sehingga
memungkinkan penembusan yang cepat menuju
pembuluh darah konsentrasi zat aktif yang mencapai
darah lebih tinggi
Zat aktif yang diserap di mulut terhindar dari:
1. pH yang berbeda pada daerah saluran cerna,
2. pengaruh enzim dan flora bakteri
3. pembentukan kompleks yang dapat mengubah
aktivitas dan/atau mengubah konsentrasi obat
Lambung
penyerapan di lambung hanya terjadi dalam jumlah
sedikit dibandingkan dengan penyerapan di usus
karena tergantung pada keadaan lambung yang penuh
atau kosong, yaitu:
1. Saat saluran cerna istirahat, spincter pylorus agak
membuka dan ZA dapat melintasi celah tersebut dan
akan diserap di usus
2. lambung yang kosong penyerapan secara
filtrasi/difusi pasif terjadi lebih cepat
3. lambung berisi makanan ZA di lambung berdifusi
lebih lambat
Usus halus
Karakteristik anatomi dan fisiologis usus lebih
menguntungkan untuk penyerapan obat karena:
1. adanya anyaman kapiler darah dan getah bening pada tiap
lipatan memungkinkan terjadinya penyerapan yang kuat
2. Gerakan usus dan gerakan villi (bulu-bulu halus) usus di
sepanjang saluran cerna akan mendorong terjadinya
penembusan menuju pembuluh darah
Keadaan pH serta tebal dinding yang beragam di bagian
usus menyebabkan perbedaan penembusan yang cukup
besar pada molekul zat aktif terutama molekul asam
yang penyerapannya dipengaruhi oleh pH lambung
Pemberian obat per rektal
Aiache,JM.,1993,Farmasetika 2-
BIOFARMASI:edisi kedua.,Airlangga University
Press