Anda di halaman 1dari 53

Kelompok 1

Rani fauziah (1301075)


Kurnia ulfa hardiyanti ( 1301044)
Nur Apni (1301059)
Hessy Gusfiyarni (1501077)
Indri Nopriyani (1501078)

Dosen Pengampu : Dra. Syilfia Hasti, M.Farm.,Apt


Hipertensi Adalah.......

• Tekanan darah tinggi merupakan gangguan di mana tekanan di


arteri terlalu tinggi. Istilah medis untuk tekanan darah yang tetap
tinggi dari waktu ke waktu adalah "hipertensi".

• Tekanan darah adalah kekuatan darah mendorong terhadap


dinding pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan semakin keras
jantung harus memompa.
• Tekanan darah yang normal adalah120/80 mmHg.

• Dikatakan hipertensi bila ada kenaikan tekanan darah baik sistol


maupun diastol
Epidemiologi

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan


tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua
umur di Indonesia.
Penyebab

Rokok

Kopi

Makanan Asin (garam)


Rokok
• Mengandung Nikotin
• Nikotin sebagai penyebab ketagihan yang akan
merangsang jantung, saraf, otak dan bagian
tubuh lainnya sehingga bekerja tidak normal,
nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin
sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut
nadi dan tekanan kontraksi jantung
Kopi

• Mengandung kafein
• Meningkatkan aktivitas otot termasuk otot
jantung menyebabkan jantung memompa
darah lebih cepat dan darah yang keluar dari
jantung menuju ke seluruh tubuh akan
mempunyai tekanan yang tinggi. Tetapi apa
bila kafein dalam tubuh telah habis kadarnya
dalam tubuh jantung akan kembali normal.
• Secara sederhana tekanan darah dihasilkan dari curah
jantung (jumlah darah yang dipompakan jantung setiap
menit atau volume sekuncup dikalikan dengan denyut
jantung tiap menit) dikalikan dengan tahan pembuluh
darah perifer.

Garam
1. Diuretik
Klasifikasi Hipertensi
• Semakin tinggi tekanan darah semakin tinggi resiko
penyakit kardiovaskular

• Untuk mencapai tekanan darah yang normal,diperlukan


modifikasi gaya hidup danpenggunaan obat antihipertensi
OBAT ANTI-HIPERTENSI
• Adalah obat yang digunakan Untuk menurunkan tekanan
darah tinggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih
tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan
mempengaruhi mekanisme normal regulasi
Golongan obat Anti-
Hipertensi
Diuretik

Angiotensin Converting Enzyme


Inhibitor (ACEInhibitor)

Antagonis Receptor Beta

Antagonis reseptor alfa

Chalcium Channel Blocker


(CCB)
Pemilihan Obat Anti Hipertensi Pada
Keadaan Khusus
1. DIURETIK
• Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara
mengurangi simpanan natrium dalam tubuh. Awalnya,
diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer.
Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya
diuresis. Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan
stroke volume yang akan menurunkan curah jantung dan
akhirnya menurunkan tekanan darah.

• Obat diuretik dibagi menjadi 4, yaitu :


1. Diuretik Tiazid
2. Loop Diuretic
3. Diuretik Hemat Kalium, dan
4. Diuretik Osmotik
1) Diuretik Tiazid
• Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghancurkan garam yang
tersimpan di alam tubuh.
• Contoh obat :
HYDROCLHOROTHIAZIDE (HCT)

Mekanisme: disekresikan secara aktif ke dalam lumen tubulus melaui sistem


transpor anion yang terlokalisir di tubulus proksimal. Dari sebelah luminal
terjadi penghambatan absorpsi Na+ dan Cl – di sel-sel epitel tubuli distal hulu
menjadi efek saluretik. Selain itu, ion Mg2+ dan K+ juga diekskresikan lebih
banyak.
Indikasi : mengurangi edema akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal
kronis, hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi, edema kronik,
hiperkalsuria idiopatik. Digunakan untuk menurunkan pengeluaran urin pada
diabetes inspidus (GFR rendah menyebabkan peningkatan reabsorpsi dalam
nefron proksimal, hanya berefek pada diet rendah garam)
Interaksi obat
Hydrochlorothiazide -Dofetilide Hidroclorothiazid meningkatkan
(hct) -digoxin kadar dofetilide dengan penurunan
klirens ginjal
Hydrochlorothiazide Amiodarone Amiodarone akan meningkatkan efek
(hct) dari hidrochlorothiazide dengan
adanya kompetisi obat (kationik) pada
CL di tubular ginjal
Hydrochlorothiazide -Aspirin Aspirin,atenolol,bisoprolol,celecoxib
(hct) -atenolol ,diklofenak, meloxicam meningkat
-bisoprolol hidrochlorothiazide menurunkan kadar
-celecoxib potasium
-diklofenak
-meloxicam
Hydrochlorothiazide acyclovir Hydrochlorothiazide meningkatkan
(hct) efek acyclovir dengan kompetisi obat
asam pada tubular ginjal
Interaksi dari Hydrochlorothiazide (hct)
Serious – use alternative
* Hydrochlorothiazide – Carbamazepine
Baik meningkatkan efek yang lain oleh sinergi farmakodinamik.
Hindari atau gunakan obat alternatif. Peningkatan risiko hiponatremia
sistemik

* Hydrochlorothiazide - Cyclosporine
Meningkatkan toksisitas yang lain dengan sinergi farmakodinamik.
Hindari atau gunakan obat alternatif. Peningkatan risiko hiponatremia
sistemik

* Hydrochlorothiazide – Amisulpride
Sfarmakodinamik. Hindari atau gunakan obat alternatif. Resiko dari
hypokalemia.
Monitor Closely
* Hydrochlorothiazide - Amoxicillin
Baik meningkatkan tingkat yang lainnya dengan mengurangi
pembersihan ginjal. Gunakan hati-hati

* Hydrochlorothiazide - aspirin
aspirin meningkat dan Hydrochlorothiazide menurunkan serum
pottasium. Efek dari interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati.

* Hydrochlorothiazide – captopril
Baik meningkatkan efek yang lain oleh sinergi farmakodinamik.
Gunakan hati-hati. kedua obat tersebut menurunkan tekanan darah.
Meningkatkan resiko dari nefrotoksisitas. Memantau tekanan darah
dan fungsi ginjal
2) Loop Diuretik
• Lebih potensial dibandingkan tiazid dan harus digunakan dengan hati-
hati untuk menghindari dehidrasi.

• Contoh obat :

FUROSEMIDE
• Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR (Gromerular
Filtration Rate) rendah dan kedaruratan hipertensi. Edema, edema paru
dan untuk mengeluarkan banyak cairan. Kadangkala digunakan untuk
menurunkan kadar kalium serum, hipertensi.
• Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
• Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hiperglikemia, hiperurisemia,
hipokalsemia, ototoksisitas,
Furosemid Gentamisin,amikasin,kanamisin Peningkatan resiko
,tobramisin ototoxicity dan
nefrotoksisitas
Furosemid Acemetacin,aspirin, diklofenak, Acemetacin,aspirin,
propanolol diklofenak, propanolol
meningkat,furosemid
menurunkan kadar
potasium
Furosemid Phenobarbital, phenytoin Phenobarbital
menurunkan kadar dari
furosemid dengan
menghambat absorpsi GI.
Berlaku hanya untuk
pemberian oral
Furosemid piroxicam Piroxicam menurunkan
efek darifurosemid
dengan antagonis
pharmacodinamik.NSAID
s menurunkan sintesis
prostaglandin

Interaksi Obat
Interaksi Dari Furosemid
Serious – Use Alternative

* Furosemid – Gentamicin
Meningkatkan toksisitas yang lain dengan mekanisme : sinergi
farmakodinamik. Hindari atau gunakan obat alternatif.

* Furosemid – Amisulpride
Sinergi farmakodinamik. Hindari atau gunakan obat alternatif.
Resiko dari hypokalemia.

* Furosemid – streptomycin
Meningkatkan Toksisitas Yang Lain Dengan Mekanisme :
Sinergi Farmakodinamik. Hindari Atau Gunakan Obat Alternatif.
Monitor Closely

* Furosemid – Albuterol
Keduanya mengalami penurunan serum potassium.
Gunakan dengan hati-hati.

* Furosemid – Aspirin
Aspirin meningkatkan dan furosemid menurunkan
serum pottasium. Efek dari interaksi tidak jelas.
Gunakan dengan hati-hati.

* Furosemid – Captopril
Mekanisme : sinergi farmakodinamik. Gunakan
dengan hati-hati. Resiko dari hipotensi akut
3) Diuretik Hemat Kalium
• Meningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium.
Obat-obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros
kalium untuk memperkecil ketidakseimbangan kalium.

• Contoh obat :
AMILORIDE (MIDAMOR)

• Mekanisme Kerja : secara langsung meningkatkan ekskresi Na+


menurunkan sekresi K+ dalam tubulus kontortus distal.
• Indikasi : Edema, hipertensi. Digunakan bersama diuretik lain
karena efek hemat K+ mengurangi efek hipokalemik. Dapat
mengoreksi alkalosis metabolik.
• Kontraindikasi : Gangguan ginjal, hiperkalemia. Efek tak
diinginkan : Hiperkalemia, kekurangan natrium atau air. Pasien
dengan diabetes militus dapat mengalami intoleransi glukosa.
Con’t
• SPIRONOLACTONE (ALDACTONE)

Mekanisme Kerja : antagonis aldosteron (aldosteron


menyebabkan retensi Na+). Juga memiliki jerja serupa dengan
amilorid.
Indikasi : hipertensi, edema pada gagal jantung kongestif
(digunakan dengan tiazid), sirosis, dan sindrom nefrotik. Juga
untuk mengobati atau mendiagnosis hiperaldo-steronisme.
Kontraindikasi : Gangguan ginjal, hiperkalemia, hipernatremia,
kehamilan dan menyusui, penyakit adison.
Efek samping : Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang
reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala, bingung,
hiponatremia, hiperkalemia.
Amiloride Norepinephrine Amiloride meningkat
dan norepinephrine
menurunkan kadar
postasium
Amiloride Iodine Menurunkan Cl ginjal

Spironolactone dexamethasone Spironolactone akan


meningkatkan kadar dan
efek dari dexametahason
oleh p-
glycoprotein(MDR1)
transporter
Interaksi dari Amiloride

Serious – Use Alternative

* Amiloride – cyclosporine
keduanya meningkatkan serum potassium. Hindari
atau gunakan obat alternatif.

* Amiloride – drospirenone
keduanya meningkatkan serum potassium. Hindari
atau gunakan obat alternatif.

* Amiloride – pottasium chloride


keduanya meningkatkan serum potassium. Hindari
atau gunakan obat alternatif.
Monitor closely

* Amiloride - Aspirin
keduanya meningkatkan serum pottasium.

* Amiloride – captopril
meningkatkan toksisitas yang lain dengan mekanisme : sinergi
farmakodinamik. Resiko dari hyperkalemia.

* Amiloride – ephedrine
Amiloride meningkatkan dan ephedrine menurunkan serum
pottasium. Efek dari interaksi tidak jelas, penggunaan hati-hati.
4) Diuretik Osmotik
• Menarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi ion dalam
ginjal.

• Contoh obat :
MANITOL (MIS. RESECTISOL)

Mekanisme kerja : secara osmotic menghambat reabsorpsi natrium dan air.


Awalnya menaikkan volume plasma dan tekanan darah.

Indikasi : gagal ginjal akut, edema otak, untuk menghilangkan kelebihan


dosis beberapa obat, intrakranial hipertensi.

Efek samping: sakit kepala, mual, muntah, menggigil,pusing, polidipsia,


letargi, kebingungan, dan nyeri dada.
2. Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACEInhibitor)
• Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim
yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II.
• contoh obat:

- CAPTOPRIL

• Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga


menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin
dan aldosterone.dan menghambat ACE pada paru- paru, yang
mengurangi sintesis vasokonstriktor, angiotensin II. Menekan aldosteron,
mengakibatkan natriuesis. Dapat merangsang produksi vasodilator
(bradikinin, prostaglandin).

• Indikasi : hipertensi, gagal jantung. hipertensi, terutama berguna untuk


hipertensi dengan rennin tinggi
con’t
• RAMIPRIL

• Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin


sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
• Indikasi : hipertensi
• Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema,
hipersensivitas. Hati – hati pemberian pada wanita hamil dan
menyusui.
• Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
• Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya.
Captopril Aspirin Dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal
yang signifikan .NSAID
dapat mengurangi efek
antihiprtensi ACE Inhibitor
.mekanisme interaksi terkait
dengan kemampuan NSAID
untuk mengurangi sintesis
prostaglandin vasodilatsi
ginjal.
Captopril Abiraterone Abiraterone meningkatkan

Io
kadar dari captopril dengan
mempengaruhi metabolisme
enzim CYP2D6 di hati.
Captopril Metformin Captopril meningkatkan
toksisitas dari metformin
mekanisme interaksi tidak
diketahui
Interaksi Dari Captopril

kontraindikasi

* Captopril – aliskiren
Captopril menurunkan efek dari aliskiren dari yang lain. Aliskiren
gunakan kontraindikasi dengan ACE- inhibitor pada pasien dengan
diabetes.

* captopril – valsartan
keduanya meningkatkan toksistas yang lain oleh lainnya.
Coadministration dari penghambat neprylisin dengan ACE
inhibitor mungkin meningkatkan resiko angiodema, Jangan berikan
inhibitor ACE dengan 36 jam beralih ke atau dari valsartan.
Serious – Use Alternative

* Captopril – Allopurinol
Captopril Meningkatkan Toksisitas Dari Allopurinol Dengan
Mekanisme : Tidak Ada Mekanisme Interaksi Yang Spesifik. Hindari
Atau Gunakan Obat Alternatif. Mungkin Meningkatkan Resiko Dari
Alergi Atau Reaksi Hipersensitiv Untuk Memantau Allopurinol Untuk
Gejala Interaksi Hipersinsitiv Jika Kedua Obat Tersebut Harus
Digunakan Bersamaan.

* captopril – ibuprofen
antagonis farmakodinamik. Hindari atau gunakan obat alternatif.
Monitor closely

* captopril – amiloride
keduanya meningkatkan toksisitas dari yang lain. Mekanisme :
sinergi farmakodinamik. Resiko dari hyperkalemia.

* Captopril – ciprofloxacin
captopril meningkatkan toksisitas dari ciproloxacin dengan
mekanisme : mekanisme interaksi tidak spesifik.

* captopril – phenobarbital
keduanya meningkatkan efek dari yang lain oleh sinergi
farmakodinamik.
3. Antagonis Receptor Beta
• Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut
dan curah jantung.

• Contoh obat :
ATENOLOL (BETA BLOKER)
Golongan ini merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan
tekanan darah bekerja dengan melalui proses memperlambat kerja jantung
dan memperlebar pembuluh darah

• Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi


perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi
renin akibat aktivasi adrenoseptor di ginjal.
• Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
• Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi,
bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
• METOPROLOL (BETA BLOKER)

Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti


vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP,
penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1
di ginjal.

Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris


Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan
III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi
buruk, diare
• PROPRANOLOL (BETA BLOKER)

• Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren,


stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
• Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial,
brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung
kongestif. Hati – hati pemberian pada penderita biabetes
mellitus, wanita haminl dan menyusui.
• Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah,
bronkospasme, agranulositosis, depresi
atenolol Acebutolol Acebutolol dan atenolol
kedunya meningkatkan
antihipertensi chanel
bloker.hidari penggunaan
obat
Atenolol acemetacin Meningkatkan kadar
potsium
Metoprolol Paroxetine Paroxetin akan
meningkatkan kadar atau
efek dari metoprolol
dengan mempengaruhi
enzim metabolisme hati
CYP2D6
Metoprolol Epinephrin Metoprolol dan
epinephrin mengurangi

io
Propanolol
kadar postasium
Interaksi Dari Atenolol

Serious – use alternativ

* atenolo – digoxin
keduanya menurunkan toksisitas yang lain dari
mekanisme interaksi yang tidak spesifik.

* atenolol –verapamil
keduanya meningkatkan toksisitasbyang lain daro
mekanisme interaksi yang tidah spesifik. Dapat
meningkatkan resiko dari bradycardia.
Monitor closely

* atenolol – aspirin
keduanya meningkatkan serum pottasium.

* Atenolol – ephedrine
atenolo meningkatkan dan ephedrine menurunkan
serum pottasium. Efek atau interaksi tidak jelas.

* Atenolol –valsartan
sinergi farmakodinamik.
4. Antagonis Reseptor Alfa
• Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal
berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.

contoh obat
METILDOPA

Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika


tidak diperlukan efek segera.
Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria,
dan hipersensitifitas Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi,
mengantuk, diare, retensi cairan, kerusakan hati,

Contoh obat :
RESERPIN (MIS. SERPASIL)

Mekanisme kerja : sebagian mengosongkan simpanan katekolamin pada


system saraf perifer dan mungkin pada SSP. Menurunkan resistensi
perifel total, frekuensi jantung, dan curah jantung.

Indikasi : jarang digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang.


GUANETIDIN (MIS. ESIMEL)

• Mekanisme kerja : ditempatkan ke dalam ujung saraf adrenergic. Awalnya


melepaskan norepinefrin (meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung). Lalu
mengosongkan norepinefrin dari terminal dan mengganggu pelepasannya. Kemudian
tidak terjadi refleks takikardi karena kosongnya norepinefrin.
• Indikasi : hipertensi berat jika obat lain gagal. Jarang digunakan.
• Efek samping: peningkatan awal frekuensi jantung dan tekanan darah (disebabkan
pelepasan norepinefrin). Hipotensi ortostatik dan saat istirahat. Brakikardi,
menurunnya curah jantung, dispnea pada pasien PPOM, kongesti hidung berat.

GUANEDREL (HYLOREL)
• Mekanisme kerja : seperti guanetidin, tapi bekerja lebih cepat, melepaskan
norepinefrin pada awalnya (peningkatan sementara tekanan darah), dan mempunyai
aktivitas sedikit.
• Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang

PARGILIN (EUTONYL)
• Mekanisme kerja : menghambat monoamine oksidase dalam saraf adrenergik.
Menghambat pelepasan norepinefrin.
• Indikasi : karena efek berbahaya, obat ini merupakan obat antihipertensi pilihan
terakhir.
Interaksi Dari Reserpine

Kontraindikasi

* Reserpine – deutetrabenazine
keduanya meningkatkan efek dari yang lain oleh
sinergi farmakodinamik. Kontraindikasi. Oleh
reseroine mengikat secara irreversibel untuk
VMAT2 dan durasi pengaruhnya adalah beberapa
hari.
Serious – use Alternative

* reserpine – everolimus
reserpine dapat menurunkan tingkat atau efek daro
everolimus oleh P- glycoprotein (MDR1) pengangkut
efflux.

* reserpine – linezolid
jika reserpin diberikan setelah MAOI Tx, risiko
episode hipersensitif akut.
Monitor closely

* reserpine –acebutolo
reserpine meningkatkan efek dari Acebutolol oleh
sinergi farmakodinamik.

* Reserpine – digoxin
reserpine dapat menurunkan tingkat atau efek dari
dogoxin oleh P- glycoprotein (MDR1) mengangkut
efflux.

* Reserpine –Ritonavir
Reserpine dapat menurunkan tingkat atau efek dari
Ritonavir oleh P- glycoprotein (MDR1) mengangkut
efflux.
5. Antagonis Kalsium
• Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri
dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk
kontraksi.

Contoh obat :
- DILTIAZEM (KALSIUM ANTAGONIS)

Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja


kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer. Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila
diberikan bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung
dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin.
Simotidin meningkatkan efeknya.
AMLODIPINE

• Indikasi : Hipertensi, iskemia mikardia, angina pektoris,


vasokonstriksi pembuluh darah koroner,
• Kontraindikasi : Penderita yang memiliki riwayat
hipersensitif atau riwayat alergi terhadap amlodipine atau
calcium channel blockers lain, syok kardiogenik,
• Efek Samping : Merasa lelah, pusing, jantung berdegup
kencang, merasa mual, tidak nyaman di bagian perut,
pergelangan kaki membengkak
NIFEDIPIN (ANTAGONIS KALSIUM)

• Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler


perifer, menurunkan spasme arteri coroner.
• Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme
coroner, gagal jantung refrakter.
• Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat,
wanita hamil dan menyusui
• Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker
menimbulkan hipotensi berat atau eksaserbasi angina.
Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan
waktu protombin bila diberikan bersama antikoagulan.
Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma.
VERAPAMIL (ANTAGONIS KALSIUM)

• Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot


jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri
coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan
penggunaan oksigen.
• Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.

• Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan


efek negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung.
Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian bersama
antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan
kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan
efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi bersama
flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi
bersama kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini.
Interaksi dari amlodipine

kontraindikasi

* amlodipine – dantrolene
keduanya meningkatkan toksisitas yang lainnya, sinergi
farmakodinamik. Kontraindikasi. Kejadian kolaps kardiovaskular
yang jarang terjadi dan hiperkalemia yang ditandai diamati saat
koinfeksi, berisiko lebih tinggi dengan penghambat saluran kalsium
non dihidropiridin.
Serious – use alternative

* amlodipine – diltiazem
diltiazem dapat meningkatkan tingkat atau efek dari amlodipine
oleh mempengaruhi hati/ enzim pencernaan cyp3a4 metabolisme.
Hindari atau gunakan obat alternatif. Diltiazem meningkatkan
paparan amlodipen sebesar 60%, hindari penggunaan jika
memungkinkan

* amlodipine –simvastatin
amlodipine meingkatkan tingkat dari simvastatin oleh yang lain.
Manfaat terapi kombinasi harus dipertimbangkan dengan hati-hati
terhadap potensi risiko kombinasi. Berpotensi meningkatkan
risiko miopati.
Monitor closely

*amlodipine – atenolol
atenolol dan amlodipine keduanya meningkatkan anti-
hopersensitiv channel blocking.

* Amlodipine – carbamazepine
carbamazepin dapat menurunkan tingkat atau efek dari amlodipine
yang mempengaruhi hati/metabolisme enzim usus cyp3a4 .

* amlodipine –metformin
amlodipine menurunkan efek dari metformin oleh antagonis
farmakodinamik. Gunakan hati-hati / monitor pasien harus diamati
dengan seksama karena kehilangan kontrol glukosa darah, bila obat
diambil dengan pasien yang mendapat metformin, pasien harus
diobservasi secara ketat untuk hipoglikemia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai