Anda di halaman 1dari 18

KIMIA FARMASI I

DIURETIK
KELOMPOK 3 :
1. ANISA NURUL RAHMAWATI (30321009)
2. AINUNNISA ADIF H (30321006)
3. ALFINA EKA H (30321007)
4. EVA CHASANDRA F (30321023)
5. MAGDALENA P (30321039)
PENGERTIAAN DIURETIK

Diuretik adalah suatu sediaan yang dapat


meningkatkan laju urinasi dan volume air
seni.

Obat diuretik dapat pula digunakan untuk


mengatasi hipertensi dan edema. Edema dapat
terjadi pada penyakit gagal jantung kongesif,
sindrom nefrotik dan edema premenstruasi.
PENGGOLONGAN DIURETIK
1. DIURETIK OSMOTIK
Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
 Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air
melalui daya osmotiknya.
 Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh
karena hipertonisitas daerah medula menurun.
 Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air
akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.
2. Diuretik golongan penghambat enzim
karbonik anhydrase
Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara
menghambat reabsorpsi bikarbonat. Yang termasuk golongan
diuretik ini adalah :
 asetazolamid,
 diklorofenamid dan
 meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid
Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal
dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Obat-obat
diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;

-klorotiazid, -siklotiazid,
-hidroklorotiazid, -metiklotiazid,
-hidroflumetiazid, -klortalidon,
-bendroflumetiazid, -kuinetazon, dan
-politiazid, -indapamid.
-benztiazid,
4. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal
dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan
antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung
(triamteren dan amilorida).
5. Diuretik kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian
asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara
menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan
klorida. Yang termasuk diuretik kuat adalah ;
 asam etakrinat,
 furosemid dan
 bumetamid.
CONTOH OBAT DIURETIK
FUROSEMID adalah suatu diuretik dan derivate sulfonamid
Asam -4-kloro-N-Furfuril-5-Sulfamoil antrnilat
Rumus kimia : C12H11ClN2O5S 
Berat molekul : 330,74
Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih, tidak
berbau, hampir tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan kloroform P,
larut dalam 75 bagian etanol 95% P, dan dalam 85 bagian
eter P, larut dalam larutan alkali hidroksida.
Furosemid cepat diabsorpsi setelah pemberian oral
mencpai kadar puncak dan dalam plasma setelah 60
menit, terikat pada protein plasma 99% sehingga bila
terjadi nefrosis atau gagal ginjal kronik, maka diperlukan
dosis furosemid jauh lebih besar dari pada dosis biasa.
Furosemid merupakan derivate sulfonamid yang berdaya
diuretik kuat dengan titik kerjanya di lengkung henle
bagian asendens. Mula kerjanya cepat, secara oral 0,5-1
jam dan bertahan selama 4-6 jam ekskresi melalui urin.
·  Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix.
·  Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
·  Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke
dalam intersitium pada ascending limb of henle.
·  Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti,
sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
·  Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
·  Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
·  Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit
meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama
asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
·  Dosis :       Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
INTERAKSI FUROSEMID
Obat Interaksi Komentar
Alkohol Mungkin memperburuk hipotensi
ortostatik
Antikonvulsan (contoh fenitoin Na, Dapat menurunkan efek diuretic
fenobarbital
Antidiabetik (missal Insulin, Oral Antagonis terhadap efek hipoglikemik Observasi control penurunan diabetic,
antidiabetik) karena sebagai penghasil hipokalemi penurunan potassium (kalium) dan / atau
mengatur dosis antidiabetes

Antihipertensi Penambahan Efek antihipertensi; Kurangi dosis kedua obat; Terapi


Hipotensi ortostatik dapat terjadi bersama digunakan untuk terapi yang
menguntungkan

Barbiturate Memperburuk hipotensi orthostatic.

Glikosisa jantung Gangguan elektrolit, (contoh hipokalemi, Monitoring elekrolit


hipomagnesemia) Meningkatkan resiko
toksisitas digitalis, dan / atau aritmia
jantung fatal,
Kloralhidrat Reaksi diaphoresis, hipertensi, dan Pertimbangkan pengobatan hipnotik
kegelisahan pada pasien denganMI dan alternative (ex benzodiazepim) pada
CHF akut pasien yang menerima furosemide)

LoopDiuretik (ex bumetanide, asam Memiliki mekanisme diuretic yang sama Bukan terapi rasional pada penggunaan
ethacrynic, torsemide) bersama
Diuretic hemat kalium (eg; amiloride, Mengurangi efek penahanan kalium Dapat digunakan bila terapi menguntungkan
spironolactone, triamterene)
Diuretik Thiazid (eg. Hidroklortiazid) Meningkatkan efek Diuretik Gunakan dosis furosemide yang dikurangi
ketika ditambahkan pada regimen diuretic

Obat yang menyebabkan kehilangan Meningkatkan efek hipokalemi Monitor elektrolit hipokalemi
potassium (eg; kortikosteroid,
kortikotropin, amphotericin B

Indometacin Dapat menurunkan efek diuretic dan Monitoring ketat untuk menentukan
natriuuretik kebutuhan diuretic dan atau efek hipotensi
diperlukan
Lithium Menurunkan klirens litium dan Hindari penggunaan bersamaan. Jika
meningkatkan toksisitas litium dibutuhkan kombinasi terapi, lakukan
monitoring toksisitas litium
Narkotik Dapat menperparah hipotensi
orthostatic
Neuromuscular bloker, nondepolarisasi Berpotensi memperpanjang blockade
(eg; atracurium besulate, tubocurarine neuromuscular
chlorid)

Norepinefrine Menurunkan respon arteri terhadap Norepinefrine mungkin masih dapat


noreepinefrin digunakan
Obat Ototoksik (eg; antibiotik Dapat meningkatkan efek ototoksik Hindari penggunaan bersamaan kecuali
aminoglikosida) terutama pada pasien dengan kerusakan untuk pengobatan penyelamat hidup
ginjal

Salisilat (eg; aspirin, NSAID) Dapat menurunkan sementara ClCr(klirens Monitor toksisitas
kreatinin) pada pasien dengan gangguan
ginjal kronik.

succinylcholine Potensiasi aksi succinylcholine

Sucralfat Dapat menurunkan effek natriuretic dan Jangan gunakan secara simultan, gunakan
antihipertensi secara terpisah dengan jarak > 2 jam

Obat Uricosuric (probenesid, Dapat antagonist terhadap efek uricosurik Monitoring konsentrasi serum asam urat
sulfinpyrazone)
FARMAKOKINETIK
FUROSEMID
Absorbsi Furosemid

Distribusi Furosemid

Eliminasi Furosemid
Bioavailabilitas
Bioavailabilitas oral furosemide dari tablet dan larutan oral
yang tersedia secara komersial secara berturut-turut 64% dan
60%, tablet dan larutan oral Komersial telah bioequivalent

Onset
- Setelah pemberian oral, onset diuresis terjadi dalam waktu
30 menit sampai 1 jam; efek maksimal setelah 1-2 jam.
- Setelah pemberian IV, diuresis terjadi dalam waktu 5
menit dan mencapai kadar puncak dalam 20-60 minutes.
- Onset dari diuresis setelah pemberian IM terjadi agak
Abs lambat dari IV
orbsi Durasi
Efek diuretik tetap 6-8 jam setelah pemberian oral dan sekitar 2 jam setelah IV
Pengaruh makanan terhadap Furosemid
Makanan tampaknya tidak mempengaruhi efek diuretik
Populasi Khusus
Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat, respon diuretik dapat diperpanjang
Furosemid
Furosemid

DISTRIBU
Melewati
Plasenta
SI 95 % terikat
dengan Plasma
Binding

ASI
Pasien normal
/ Pasien
Azotemia
Furosemid dimetabolisme di Eliminasi
hati menjadiFurosemid
turunan
defurfurylated, 4-kloro-5-sulfamoylanthranilic acid
Hati

defurfurylated

4-kloro-5-sulfamoylanthranilic acid
Rute Eliminasi / Ekskresi Furosemide
Diekskresikan dengan Cepat dalam urin oleh filtrasi glomerulus dan oleh
sekresi dari tubule proksimal. Sekitar 50% dari dosis oral dan 80% dari
infus atau dosis IM diekskresikan dalam urin dalam waktu 24 jam; 69-
97% dari jumlah ini diekskresikan dalam 4 jam pertama. Sisa obat
tersebut tereliminasi oleh mekanisme nonrenal termasuk degradasi
dalam hati dan ekskresi obat tidak berubah di feces.
DAFTAR PUSTAKA
 http://yermei.blogspot.co.id/2013/05/diuretika_4484.html
 http://www.sehatgroup.web.id/artikel/1089.asp?FNM=1089
 Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nefrialdi.
1995.Farmakologi dan Terapi. Ed ke-4. Jakarta: Fakultas KedokteranUniversitas
Indonesia.
 Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. Ed ke-11. Philadelphia:
Elvesier inc.
 Soekardjo, Bambang dan Siswando. 2008. Kimia Medisinal 2 cetakan kedua.
Surabaya: Airlangga University Press
 Tjay, Tan Hoan dan Kirana Larasati. 2007.  Obat-Obat Penting Edisi Ke
EnamCetakan Pertama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai