Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI

PADA LANSIA

PROGRAM STDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
TEAHUN AKADEMIK 2017/2018
Hipertensi adalah tekanan darah persisten
DEFINISI dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
dan diastolik di atas 90 mmHg.

Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan


sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.

Hipertensi atau darah tinggi adalah


penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah.
PENYEBAB
HIPERTENSI PADA
LANSIA
Elastisitas dinding Katub jantung menebal
aorta menurun dan menjadi kaku

Kehilangan elastisitas
Kemampuan jantung pembuluh darah. Hal ini
memompa darah terjadi karenakurangnya
menurun efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi

Meningkatnya
resistensi pembuluh
darah perifer
Jenis hipertensi
HIPERTENSI PRIMER :
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, stress BISA sebagai MASALAH
utama.
Faktor- faktor lain yang dapat dimasukkan dalam daftar penyebab hipertensi
jenis ini adalah lingkungan, dan faktor yang meningkatkan resikonya seperti
obesitas, konsumsi alkohol, dan merokok.

HIPERTENSI SEKUNDER :
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit
jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan
dengan kehamilan. Garam dapur akan memperburuk hipertensi, tapi bukan
faktor penyebab.
KLASIFIKASI
Tekanan sistolik:
< 119 mmHg : Normal
120-139 mmHg : Pra hipertensi
140-159 mmHg : Hipertensi derajat 1
> 160 mmHg : hipertensi derajat 2

Tekanan diastolic
< 79 mmHg : Normal
Stadium 1: Hipertensi ringan (140-
80-89 mmHg : pra hipertensi
159 mmHg 90-99 mmHg)
90-99 mmHg : hipertensi derajat 1
Stadium 2: Hipertensi sedang (160-
>100mmHg : hipertensi derajat 2
179 mmHg 100-109 mmHg)
Stadium 3: Hipertensi berat (180-209
mmHg 110-119 mmHg)
GEJALA

a. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala


b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur
h. Sesak napas
i. Rasa berat ditengkuk
j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang
l. Mimisan ( keluar darah dari hidung).
FAKTOR RESIKO

YANG TIDAK DAPAT DIKONTROL :

GENETIK /
KETURUNAN
YANG DAPAT DI KONTROL :
KONSUMSI GARAM
BERLEBIH

MEROKOK
KOMPLIKASI
1. Penyakit jantung koroner dan arteri
2. Payah jantung
kondisi dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah yang
dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau
system listrik jantung.
3. Stroke
4. Kerusakan ginjal
5. Kerusakan penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,
sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.
Pencegahan Hipertensi

1.Mengurangi konsumsi garam


2.Menghindari kegemukan (obesitas)
3.Membatasi konsumsi lemak
4.Tidak minum alkohol
5.Latihan relaksasi atau meditasi
Makanan yang diperbolehkan

1.Bayam
2.Kacang-kacangan
3.Pisang
4.Kedelai
5.Kentang
6.Coklat panas
Makanan yang tidak diperbolehkan
1. Roti, kue yang dimasak dengan garam dapur atau soda.
2. Ginjal, hati, lidah, sardin, keju, otak, semua makanan yang
diawetkan dengan menggunakan garam dapur; seperti daging
asap, ham, ikan kaleng, kornet, dan ebi.
3. Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur;
seperti sawi asin, asinan, acar.
4. Garam dapur, soda kue, baking powder , MSG (penyedap
rasa).
5. Margarin dan mentega biasa.
6. Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap,
saus tomat, petis, tauco.

Anda mungkin juga menyukai