Refkas BRBP Dr. Kurnia Dwi Astuti, SpA
Refkas BRBP Dr. Kurnia Dwi Astuti, SpA
BRPN
BRONKOPNEUMONIA
A G U S B U D I WA L U YO
30101206856
L APORAN
K ASUS
IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. M R M
Usia : 1 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Mrico Lebak RT 01/ RW 04
Tanggal Masuk : 19-05-2017
Tanggal Pulang : 22-05-2017
Keluarga Berencana
Tidak menggunakan KB.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 20 Mei 2017, di bangsal
Boegenvil RSUD dr. Soedjati Purwodadi:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TANDA VITAL
- Nadi : 122 x/menit, reguler, isi tegangan cukup
- RR : 42x/menit, reguler, adekuat
- Suhu : 37,8 0C
STATUS GENERALIS
Hidung : DBN
Kepala : DBN • Bentuk hidung normal
• Kesan mesocephal • Tidak ada benjolan
• Tidak ada masa maupun benjolan • Warna normal seperti warna kulit
• UUB datar sekitarnya
• Rambut hitam tidak mudah dicabut • Secret (-)
Mata : DBN • Napas cuping hidung (-)
- Konjungtiva palpebra anemis (-/-) Mulut : DBN
- Sklera ikterik (-/-) • Bibir kering (-)
- Mata cekung (-/-) • Lidah kotor (-)
• Tepi hiperemis (-)
- Reflek pupil (+/+)
• Lidah tremor
- Pupil isokor • Pernapasan mulut (-)
Telinga : DBN • Stomatitis Angularis (-)
- Normotia Kulit : DBN
- Low set ear (-) • Hipopigmentasi (-)
- Discharge (-) • Hiperpigmentasi (-)
- Nyeri tarik tragus (-) Leher : DBN
- Nyeri tarik auricula (-) • Pembesaran KGB (-)
- Nyeri ketok os. Mastoid (-) • Trachea terdorong (-)
PARU-PARU
Inspeksi: DBN
• Kemerahan (-)
• Masa (-)
• Hemithorax dextra dan sinistra simetris saat inspirasi dan ekspirasi
• Retraksi substernal / chest indrawing (-)
• Otot bantu pernapasan (-)
Palpasi : DBN
• Benjolan (-)
• Nyeri tekan (-)
• Fremitus vocal (+/+)
Perkusi : DBN
• Sonor pada lapang paru
Auskultasi :
• Suara dasar vesikuler (+/+)
• Ronki basah halus nyaring (+/+)
• Hantaran (+/+)
JANTUNG
Inspeksi : DBN
- Pulsasi iktus kordis tak tampak
Palpasi : DBN
- Iktus kordis teraba linea midcalvicula sinistra ICS V
Perkusi : DBN
- Batas kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm ke medial
- Batas kiri atas : ICS II linea parasternal sinistra
- Batas kanan atas : ICS II linea parasternal dekstra
- Batas kanan bawah : ICS III-IV linea parasternal sinistra
Auskultasi : DBN
- Bunyi jantung I-II regular (+)
- Murmur (-)
- Gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : DBN
• Datar
• kemerahan (-)
• Masa (-)
• Umbilicus (+)
• Tidak tampak gerakan peristaltic usus
Auskultasi : DBN
• Bising usus (+) normal 13 kali permenit
Palpasi : DBN
• Supel
• Tidak ada nyeri tekan
• Hepar dan lien (DBN)
Perkusi : DBN
• Timpani di seluruh lapang abdomen (+)
• Pekak sisi (-)
• Pekak alih (-)
EKSTREMITAS
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Kesan:
• Nafas Cepat
• Demam
• Ronki basah halus nyaring +/+
• Hantaran +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
TANGGAL 20 MEI 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 9.3 gr/dl L:13,2 – 17,3 gr/dl
Eritrosit 5.07/mm3 3.9 – 5.2 juta
3
Trombosit 409.000 150.000-400.000/mm
Leukosit 7.660 P:3600 – 11.000/mm3
Hitung Jenis
Eusinofil 0 1-5
Basofil 0 0-1
Batang 0 3-6
Segmen 40 25-60
Limfosit 55 25-50
Monosit 7 1-6
Kesan :
• HB rendah
• Trombositosis
• Shift to the right
HASIL FOTO RO AP Supine
Tanggal : 20 Mei 2017
INTERPRETASI
Cor :
- CTR = 43% (N <50%)
Pulmo :
- Tampak bercak kesuraman perihiler para kardia dx dan sn
- Corakan bronkovaskular meningkat
- Tampak penebalan hilus dx
- Diafragma dx dan sn dbn
- Sinus costoprenikus dx dan sn dbn
Kesan :
- Cor tidak membesar
- Infiltrat perihiler para kardia dx dan sn disertai limfadenopati hilus dx
Suspek TB Pulmo
DAFTAR MASALAH
Anamnesis dan TTV
• Sesak napas
• Nafas cepat
• Demam
• Batuk berdahak
Pemeriksaan Fisik
• Rhonki basah halus nyaring
• Hantaran (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
• HB Rendah
• Trombositosis
• Shift to the Right
DIAGNOSIS BANDING
• Bronkiolitis
• TB pulmo
• Bronkopneumonia
DIAGNOSIS SEMENTARA
Bronkopneumonia
INITIAL PLANING
INITIAL PLANING DIAGNOSIS :
• Pemeriksaan lab Darah Rutin
• Pemeriksaan Foto rongten AP Supine
INITIAL PLANING TERAPI :
• Infus Kaen 4A 10 tpm
• Oksigen (Kanul Binasal) 1 liter/menit
• Ceftriakson Injeksi IV 600 mg 1x1 hari
• Nebul Uap Ventolin ½ & Flexotide ½ 2x1 sehari
• Mucos (Ambroxol Hcl) Syr ½ cth 3x1 hari
• Paracetamol Syr ¼ cth 3x1 PRN
• Foto Terapi (jika suhu normal)
INITIAL PLANING MONITORING
• Jelaskan kepada keluarga pasien bahwa anak mengalami peradangan pada jaringan
paru-paru yang merupakan penyebab kematian utama pada anak usia dibawah 5
tahun, sehingga butuh pengawasan dan pengobatan yang tepat.
• Jelaskan kepada keluarga bahwa penyebab paling sering dari penyakit ini adalah
bakteri dan virus, atau kombinasi keduanya, sehingga lingkungan sekitar harus
dijaga kebersihannya dan awasi kontak dengan penderita yang sama
• Jelaskan kepada keluarga bahwa faktor resiko penyakit ini adalah malnutrisi, ASI
tidak eksklusif, berat badan lahir rendah, imunisasi tidak lengkap dan lingkungan
yang sirkulasi udaranya tidak baik. Sehingga untuk meminimalisir kekambuhan dan
mempercepat proses penyembuhan, pasien harus ditunjang untuk mengurangi
faktor resiko yang ada
• Jelaskan kepada keluarga untuk menghindarkan anak dari asap rokok
• Jika anak tidak bisa mengeluarkan dahak sebaiknya anak dimiringkan kekanan atau
kekiri supaya dahak bisa keluar dan perbanyak minum air putih.
KRITERIA PEMULANGAN
• Gejala dan tanda bronkopneumonia hilang
• Tidak ada demam dan sesak
• Ronki menurun
• Masih batuk boleh pulang
• Asupan peroral adekuat
• Pemberian antibiotic dapat diteruskan dirumah (per oral)
• Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana
kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan di rumah
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAK A
DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau
tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara
klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), bahan kimia, radiasi, aspirasi,
obat-obatan dan lain-lain. Pneumonia yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis tidak termasuk. Sedang keradangan paru yang disebabkan
oleh penyebab non infeksi (bahan kimia, radiasi, obat-obatan dan lain- lain)
lazimnya disebut pneumonitis.
Secara anatomis pneumonia dibagi 3, yaitu :
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia intertitialis (bronkiolitis)
3. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Bronkopneumonia merupakan radang dari saluran pernapasan
yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Saluran
pernapasan tersebut tersumbat oleh eksudat yang mukopurulen, yang
membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang berdekatan.
Penyakit ini bersifat sekunder yang biasanya menyertai penyakit ispa
(infeksi salurann pernapasan atas), demam infeksi spesifik dan penyakit
yang melemahkan daya tahan tubuh. Sebagai infeksi primer biasanya
hanya dijumpai pada anak-anak dan orang tua.
ETIOLOGI
Umur Bakteri Patogen
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan
Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit
dan cairan
Sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepa
BERAT
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
RINGAN
• Anak di rawat jalan
• Beri antibiotik :
- Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari Untuk pasien HIV
atau
diberikan selama 5 hari
- Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
• Anjurkan untuk memberi makan
• Kontrol 2 hari atau >cepat jika keadaan memburuk atau tidak mau minum
• Pernapasannya membaik (melambat) RR, Demam Jika ada tanda pneumonia berat
• Demam berkurang nafsu makan
• Nafsu makan membaik tidak ada perubahan
Ditambahkan
Kloramfenikol (25 mg/kgbb/kali IM/IV/ 8 jam)
Bila pasien datang dalam keadaan klinis bera
Oksigen
Kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
Alternatif seftriakson 80-100 mg/kgbb ım atau ıv sekali sehari
Bila memungkinkan
Buat foto dada.
Ganti antibiotik
Gentamisin (7.5 mg/kgbb IM sekali sehari) dan kloksasilin (50 mg/kgbb IM atau IV setiap 6 jam)
Atau
Klindamisin (15 mg/kgbb/hari –3 kali pemberian)
Alat
• Gunakan nasal prongs (paling baik), kateter nasal, atau kateter nasofaringeal
• Masker wajah atau masker kepala tidak direkomendasikan
Monitoring
• Perawat sebaiknya memeriksa sedikitnya setiap 3 jam bahwa kateter atau prong tidak tersumbat
oleh mukus dan berada di tempat yang benar serta memastikan semua sambungan baik.
• Sumber oksigen utama adalah silinder. Penting untuk memastikan bahwa semua alat diperiksa untuk
kompatibilitas dan dipelihara dengan baik, serta staf diberitahu tentang penggunaannya secara benar.
PERAWATAN PENUNJANG
• Bila anak disertai demam (> 390 C) yang tampaknya menyebabkan distres, beri parasetamol.
• Bila ditemukan adanya wheeze, beri bronkhodilator kerja cepat
• Bila terdapat sekret kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan
alat pengisap secara perlahan.
• Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai umur tetapi hati-hati terhadap
kelebihan cairan/overhidrasi.
Anjurkan pemberian ASI dan cairan oral.
Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa nasogastrik dan berikan cairan rumatan dalam jumlah
sedikit tetapi sering.
Jika asupan cairan oral mencukupi, jangan menggunakan pipa nasogastrik untuk meningkat-kan
asupan, karena akan meningkatkan risiko pneumonia aspirasi
Jika oksigen diberikan bersamaan dengan cairan nasogastrik, pasang keduanya pada lubang
hidung yang sama.
• Bujuk anak untuk makan, segera setelah anak bisa menelan makanan. Beri makanan sesuai dengan
kebutuhannya dan sesuai kemampuan anak dalam menerimanya.
GAGAL TERAPI
Jika demam dan gejala lain berlanjut, meskipun drainase dan terapi antibiotik adekuat
L
KDT Jika tidak tersedia KDT
MONITORING
• Anak harus diperiksa oleh perawat paling sedikit setiap 3
jam dan oleh dokter minimal 1 kali per hari.
• Jika tidak ada komplikasi, dalam 2 hari akan tampak
perbaikan klinis (bernapas tidak cepat, tidak adanya tarikan
dinding dada, bebas demam dan anak dapat makan dan
minum)
KOMPLIKASI
1. Pneumonia Stafilokokus
Curiga ke arah ini jika terdapat perburukan klinis secara cepat walaupun sudah diterapi, ditandai
:
• Pneumatokel atau pneumotoraks dengan efusi pleura pada foto dada
• Ditemukannya kokus gram positif yang banyak pada sediaan apusan sputum
• Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung diagnosis.
2. Empiema
Curiga ke arah ini apabila terdapat tanda:
• Demam persisten meskipun sedang diberi antibiotik
• Ditemukan tanda klinis dan gambaran foto dada yang mendukung.
• Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal.
• Pekak pada perkusi thorax
• Gambaran foto dada menunjukkan adanya cairan pada satu atau kedua sisi dada.
• Cairan pleura menjadi keruh atau purulen.
PROGNOSIS
• Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada bayi dan anak kecil
berkisar dari 20% sampai 50% dan pada anak yang lebih tua dari 3% sampai
5%.
• Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan sampai kurang dari 1%
• Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat
menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap pneumonia dapat dicegah dengan pemberian
Imunisasi/vaksinasi. Saat ini sudah tersedia banyak vaksin untuk mencegah
Pneumonia. Setiap vaksin mencegah infeksi bakteri/virus tertentu sesuai jenis
Vaksinnya.
Berikut vaksin yang sudah tersedia di Indonesia dan dapat mencegah Pneumonia :
1. Vaksin PCV (imunisasi IPD) untuk mencegah infeksi pneumokokkus (Invasive
Pneumococcal diseases, IPD). Vaksin PCV yang sudah tersedia Adalah PCV-7 dan
PCV-10. PCV 13 belum tersedia di Indonesia
2. Vaksin Hib untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenzae tipe b
3. Vaksin DPT untuk mencegah infeksi difteria dan pertussis
4. Vaksin campak dan MMR untuk mencegah campak
5. Vaksin influenza untuk mencegah influenza