Anda di halaman 1dari 8

PUISI LAMA

BIDAL
Disusun oleh:
1.Fikri Cahya Kurniawan (8)
2.Haidar Fadhil Lubis (10)
3.Muchammad Alfi Karom (16)
4.Zahra Jihadia El Fitria Ramadhani (26)
SEJARAH BIDAL
Lahirnya pantun erat hubungannya dengan kebiasaan masyarakat lama, yaitu
mengemukakan maksud tidak secara berterus terang,
melainkan dengan berpikir atau secara teka-teki. Bahkan pada zaman itu orang
yang banyak mengetahui dan pandai memahami bahasa
berkias dianggap sebagai orang yang berilmu atau orang pandai (Hendy,
1990:48).
Pantun tergolong puisi lama, beberapa keistemewaan pantun dibandingkan
dengan bentuk puisi yang lain yaitu pantun relatif lebih mudah ditangkap maknanya.
Dengan demikian pantun merupakan salah satu alat yang paling efektif untuk
mengungkapkan perasaan.
Pantun sebagai puisi lama (sastra lama), sudah dimiliki oleh nenek moyang
bangsa Indonesia sebelum pengaruh kebudayaan Hindu dan Arab masuk ke Indonesia.
Pantun adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang paling unik
(Suseno, 2008:9). Pantun yang merupakan bagian dari bentuk puisi lama, hampir
merata dikenal di seluruh penjuru tanah air (Nusantara), walaupun diucapkan dalam
bahasa daerah.
Pantun pada mulanya merupakan jenis logat bahasa yang hidup di daerah
Sumatera. Di Sumatera selain digunakan dalam pergaulan anak-anak muda, pantun
juga dipakai dalam upacara adat seperti upacara perkawinan dan lain-lain (Zulfahnur
dkk, 1996:90).
Pantun dengan sifat khususnya yang minim kata, dengan lirik-liriknya yang
berirama, membuat pantun tampak luwes dan indah. Disamping itu menurut Sumiati
Budiman (1987), pantun dapat dipakai sebagai wahana untuk mencurahkan perasaan
kepada orang lain dalam segala hal seperti memuji, mengejek atau menyindir,
menasehati atau pun bersenda gurau.
Dengan bentuknya yang sederhana serta fungsinya yang besar dalam dunia
komunikasi, pantun mempunyai daya tarik untuk memikat masyarakat agar
mempergunakannya dalam komunikasi. Dengan keistimewaannya itulah yang
menyebabkan pantun mampu bertahan hidup sampai sekarang.
Pembuatan pantun bagi masyarakat awam seolah-olah bukan hal yang sulit.
Meskipun mereka pada umumnya tidak mengetahui ciri-ciri pantun yang sebenarnya,
mereka mampu membuat pantun dengan cukup baik. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan pantun dengan ciri-cirinya yang relatif mudah dikenal dan dipahami.
Jika dibandingkan dengan jenis puisi lama lainnya, seperti syair, gurindam, bidal
atau mantra, dewasa ini pantun lebih banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh bentuk atau corak pantun yang tidak membutuhkan banyak kata
sehingga banyak orang yang mampu membuatnya dengan mudah.
Pengertian Bidal

adalah jenis puisi lama dalam bentuk peribahasa


dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi
sindiran, peringatan, nasihat, dan sejenisnya. Bidal
merupakan jenis peribahasa yang memiliki arti lugas,
irama, dan rima.
STRUKTUR BIDAL
• Memiliki rima
• Memiliki irama
• Memiliki arti yang lugas
KATEGORI
Ada 2 kategori Bidal,tergantung dari segi tinjauannya.

Berdasarkan Asal kejadiannya, bidal dapat dibedakan menjadi :


• Bidal dari lingkungan petani.
contoh : Pagar makan tanaman (Orang yang dipercaya menjaga sesuatu justeru
merusak yang dijaganya.
• Bidal dari lingkungan Rumah Tangga.
contoh: Besar pasak daripada tiang ,(besar pengeluaran daripada penghasilan).
• Bidal dari lingkungan nelayan.
contoh : Ombak yang kecil jangan diabaikan (Hal-hal yang kecil jangan
disepelekan).
• Bidal di lingkungan guru dan Ulama.
contoh: Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.(kalau kita hanya
setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan,tentu tidak akan dapat
mencapai hasil yang memuaskan.
• Bidal dari lingkangan saudagar atau pedagang.
Contoh : murah dimulut mahal di timbangan (mudah berjanji tapi tidak mau
menepati janjinya.
Sedangkan berdasarkan jenisnya, bidal dapat dibedakan menjadi :
• Ungkapan Ungkapan adalah kiasan pendek yang terdiri atas dua patah kata.
contoh : Panjang tangan : suka mengambil barang orang lain
• Pepatah Pepatah adalah kiasan yang tepat dan langsung untuk mematahkan cakap orang
sehingga lawan berbicara tidak dapat berkilah lagi.
contoh : Besar pasak daripada tiang (besar pengeluaran daripada penghasilan)
• Peribahasa Peribahasa adalah segala bentuk atau cara berbahasa tidak dalam arti
sebenarnya. contoh : masuk tak genap keluar tak ganjil (orang yang tidak dihargai dalam
masyarakat).
• Perumpamaan Perumpamaan adalah kalimat yang membandingkan keadaan yang
sebenarnya dengan keadaan lain yang ada di alam.Biasanya dimulai dengan kata;
seperti,umpama,laksana,bagai, sepantun atau bak.
contoh : bagai air di daun talas ( orang yang tidak tetap pendiriannya)
• Ibarat Ibarat adalah perumpamaan yang lebih tegas daripada perumpamaan biasa karena
diberi penjelasan lebih lanjut.
contoh : Bagai kerakap tumbuh di batu,hidup segan mati tak mau (orang yang hidupnya
sangat merana.
• f.Tamsil Tamsil adalah kiasan yang bersajak dan berirama. contoh : Tua –tua keladi makin
tua makin jadi (orang yang makin tua usianya,makin berbuat seperti anak muda.
• Kata-kata arif
Kata-kata arif adalah ucapan yang berupa kiasan yang mengandung kebijaksanaan.
contoh : sedia payung sebelum hujan (berjaga-jaga dahulu sebelum terjadi sesuatu yang
kurang baik).
• Pemeo
Pemeo adalah kalimat pendek yang pada mulanya hanya diucapkan oleh seseorang
saja.Tapi pada suatu waktu ditiru oleh orang banyak.
contoh : maju terus pantang mundur
sekali merdeka tetap merdeka
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bidal
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1030/bidal
https://puisigold.blogspot.co.id/p/bidal.html
ahmadbastra2.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-
puisi-lama.html

Anda mungkin juga menyukai