Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 5

GAGAL GINJAL KRONIK PADA ANAK


ANATOMI GINJAL
DEFINISI

Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic kidney disease (CKD)


adalah terjadinya penurunan fungsi ginjal sehingga kadar
kreatinin serum lebih dari 2 atau 3 kali nilai normal untuk anak
dengan jenis kelamin dan usia yang sama atau bila laju filtrasi
glomerulus (LFG) <30 ml/menit/1,75m² sekurang-kurangnya
selama 3 bulan.
Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab CKD paling umum pada anak-anak adalah kelainan urologis dan
glomerulopati, penyebab lainnya adalah nefropati herediter serta displasia
dan hipoplasia ginjal.
Beberapa faktor risiko terjadinya CKD pada anak antara lain adalah: riwayat
keluarga dengan penyakit ginjal genetic atau polikistik, BBLR, anak dengan
riwayat gagal ginjal akut, hipoplasia atau displasia ginjal, obstruktif uropaty,
vesicoureteral reflux (VUR), riwayat Systemic Lupus Erythematosus (SLE),
riwayat Henoch Schloen Purpura (HSP), sindroma nefrotik, nefritis akut,
hipertensi dan riwayat Hemolytic Uremic Syndrome (HUS).
PATOFISIOLOGI
Respon ginjal pada GGK pada umumnya sama walaupun etiologi
berbeda. Pada awal penyakit, ginjal beradaptasi terhadap kerusakan
dengan meningkatkan LFG oleh nefron normal yang tersisa, namun
makin lama menyebabkan kerusakan glomerulus progresif akibat
peningkatan tekanan hidrostatik pada dinding kapiler dan efek toksik
protein yang melintasi dinding kapiler. Seiring berjalannya waktu,
jumlah nefron yang sklerosis akan semakin banyak, sehingga terjadi
peningkatan beban ekskresi pada nefron yang masih bertahan.
EPIDEMIOLOGI
Tingkat prevalensi CKD pada anak yang berusia kurang dari 16 tahun
dilaporkan sebesar 1,5 sampai 3,0 per satu juta. Data dari United
States Renal Data System (USRD) menunjukkan tingkat insidensi
sebesar 28 per per tahun per sejuta populasi yang tergantung umur
(million of the age-related population/MARP) untuk rentang usia
15-19 tahun, 14 per MARP (10-14 tahun) dan 9 per MARP (0-4
tahun) dengan tingkat prevalensi sebesar 82 per sejuta populasi pada
tahun 2002-2003. Data dari the European Dialysis and Transplant
Association (EDTA) menunjukkan hasil yang mirip sedangkan data
berbasis populasi dari Italia (proyek ItalKid) melaporkan tingkat
insidensi rata-rata CKD preterminal sebesar 12,1 kasus per MARP,
dengan tingkat prevalensi sebesar 74,7 per MARP pada anak yang
berusia kurang dari 20 tahun
PATWAY
KLASIFIKSI

Sistem klasifikasi CKD yang sekarang dipakai diperkenalkan oleh


NKFK/DOQI berdasarkan tingkat LFG, bersama berbagai parameter
klinis, laboratorium dan pencitraan. Tujuan adanya sistem klasifikasi
adalah untuk pencegahan, identifikasi awal gangguan ginjal, dan
penatalaksanaan yang dapat mengubah perjalanan penyakit. Namun
demikian sistem klasifikasi ini hanya dapat diterapkan pada pasien
dengan usia 2 tahun ke atas, karena adanya proses pematangan fungsi
ginjal pada anak dengan usia di bawah 2 tahun.
MANIFESTASI
Glomerulonefritis bermanifestasi edema, hipertensi, hematuria, dan
proteinuria. Sedangkan pasien dengan kelainan kongenital seperti
displasia ginjal dan uropati obstruktif datang berobat dengan keluhan
gagal tumbuh, dehidrasi karena poliuria, infeksi saluran kemih,
maupun insufisiensi ginjal. Pada stadium lanjut pasien tampak pucat,
perawakan pendek, dan menderita kelainan tulang. Pada pemeriksaan
urinalisis didapatkan hematuria, proteinuria, atau berat jenis urin
rendah. Pemeriksaan memperlihatkan anemia normositik,
peningkatan ureum dan kreatinin, asidosis metabolik, hiperkalemia,
hiponatremia, hipokalsemia, hiperfosfatemia, hiperurikemia,
hipoalbuminemia, serta peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol
serum.
KOMPLIKASI
Komplikasi GGK antara lain :
1. Kekurangan nutrisi
2. Anemia
3. Syncope (kehilangan kesadaran)
4. Gangguan elektrolit
5. Gangguan pertukaran gas
PENATALAKSANAAN
1. Perawatan: Asuhan keperawatan diarahkan untuk mengkaji
status cairan dan mengidentifikasi sumber potensial yang
mengakibatkan ketidak seimbangan, mengimplementasikan
program diet untuk menjamin masukan nutrisi yangs esuai
dalam batas-batas program penanganan dan meningkatkan
rasa positif dengan mendorong peningkatan perawatan diri
dan kemandirian
2. Pengobatan yaitu dengan terapi konservatif dan teori
pengganti ginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes darah
2. Tes urine
3. EKG
4. Foto torax dan abdomen
5. Osmolaritas serum
6. Pelogram retrogad
7. Ultrasonografi ginjal
8. Endoskopi ginjal
9. Arteriogram ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GGK
1. Pengkajian
a. Pengkajian awal:
 kesehatan, khusunya mengenai disfungsi ginjal, perilaku makan,
frekuensi infeksi, tingkat energy. Lakukan pengkajian fisik rutin
dengan perhatian khusus pada pengukuran parameter
pertumbuhan.
 Dapatkan riwayat
 Observasi adanya bukti-bukti manifestasi gagal ginjal kronik.
b. Pengkajian terus-menerus
 Dapatkan riwayat untuk gejala-gejala baru atau peningkatan gejala.
 Lakukan pengkajian fisik dengan sering, dengan perhatian khusus
pada tekanan darah, tanda edema, atau disfungsi neurologis
 Kaki respons psikologis pada penyakit dan terapinya
 Bantu pada prosedur diagnostic dan pengujian (urinalisis, hitung
darah lengkap, kimia darah, biopsy ginjal)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
o Gangguan pertukaran gas ybd edema paru
o Kelebihan volume cairan ybd retensi natrium dan cairan
o Intoleransi aktivitas ybd ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
o Keletihan ybd fisiologis (anemia) status penyakit
o Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan ybd
nausea, vomitus, mual dan muntah
o Gangguan perfusi jaringan ybd hipoksia jaringan
o Nyeri akut ybd fatigue nyeri sendi
DAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
Intoleransi aktifitas Energy conservation Self Energy Management
· Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
berhubungan dengan Care : ADLs · Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap
penurunan HB dan Kriteria Hasil : keterbatasan
oksihemoglobin 1. Berpartisipasi dalam · Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
aktivitas fisik tanpa · Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
· Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
disertai peningkatan berlebihan
tekanan darah, nadi · Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
dan RR · Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
2. Mampu melakukan Activity Therapy
aktivitas sehari hari · Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
(ADLs) secara dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
mandiri · Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
· Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan social
· Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
· Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
· Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
· Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
· Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
· Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
· Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
· Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan Electrolit and acid base balance Fluid management
berhubungan kongesti paru, Fluid balance · Timbang popok/pembalut jika diperlukan
penurunan curah jantung dan · Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
retensi cairan serta natrium. Kriteria Hasil: · Pasang urin kateter jika diperlukan
1. Terbebas dari edema, efusi, · Monitor hasil Lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN ,Hmt
anaskara , osmolalitas urin )
2. Bunyi nafas bersih, tidak · Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan
ada dyspneu/ortopneu PCWP
3. Terbebas dari distensi vena · Monitor vital sign
jugularis, reflek · Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP ,
hepatojugular (+) edema, distensi vena leher, asites)
4. Memelihara tekanan vena · Kaji lokasi dan luas edema
sentral, tekanan kapiler · Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
paru, output jantung dan harian
vital sign dalam batas · Monitor status nutrisi
normal · Berikan diuretik sesuai interuksi
5. Terbebas dari kelelahan, · Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan
kecemasan atau serum Na < 130 mEq/l
kebingungan · Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
6. Menjelaskan indikator
kelebihan cairan Fluid Monitoring
· Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
· Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll )
· Monitor berat badan
· Monitor serum dan elektrolit urine
· Monitor serum dan osmilalitas urine
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN

Gangguan pertukaran gas Respiratory Status : Gas Airway Management


b/dedema pada paru exchange · Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
Respiratory Status : ventilation
lift atau jaw thrust bila perlu
Vital Sign Status · Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
Kriteria Hasil : · Identifikasi pasien perlunya
· Mendemonstrasikan pemasangan alat jalan nafas buatan
peningkatan ventilasi dan · Pasang mayo bila perlu
oksigenasi yang adekuat · Lakukan fisioterapi dada jika perlu
· Memelihara kebersihan · Keluarkan sekret dengan batuk atau
paru paru dan bebas dari tanda suction
tanda distress pernafasan · Auskultasi suara nafas, catat adanya
· Mendemonstrasikan batuk suara tambahan
efektif dan suara nafas yang · Lakukan suction pada mayo
bersih, tidak ada sianosis dan · Berikan bronkodilator bila perlu
dyspneu (mampu · Berikan pelembab udara
mengeluarkan sputum, · Atur intake untuk cairan
mampu bernafas dengan mengoptimalkan keseimbangan.
mudah, tidak ada pursed lips)- · Monitor respirasi dan status O2
Tanda tanda vital dalam
rentang normal

Anda mungkin juga menyukai