ATOPIK
SARAH MELISSA
112017048
DEFINISI
2. Dermatitis Atopik
3. Dermatitis Numularis
4. Neurodermatitis
5. Dermatitis Statis
6. Dermatitis seboroik
DERMATITIS ATOPIK
Peradangan kulit kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak.
Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi dalam keluarga atau penderita. (rinitis alergik dan asma bronkial)
Sistem Imun
Faktor Psikologis
Hygine
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Disfungsi sawar kulit
Dermatitis atopik erat kaitannya dengan gangguan fungsi sawar kulit akibat
menurunnya fungsi gen yang meregulasi amplop keratin (filagrin dan
lorikrin), berkurangnya volume seramid serta meningkatnya enzim
proteolitik dan trans-epidermal-water-loss (TEWL).
Sawar kulit dapat juga menurun akibat terpajan protease eksogen yang
berasal dari tungau debu rumah (house dust mite) dan superantigan
Staphylococcus aureus serta kelembaban udara.
Perubahan sawar kulit mengakibatkan peningkatan absorpsi dan
hipersensitivitas terhadap alergen. Peningkatan TEWL dan penurunan
kapasitas kemampuan menyimpan air serta perubahan komposisi lipid
esensial kulit, menyebabkan kulit DA lebih kering dan sensitivitas gatal
terhadap berbagai rangsangan bertambah.
CONT…
Predisposisi genetik
Lebih dari seperempat anak dari seorang ibu yang menderita atopi
keluarga akan mengalami DA pada masa 3 bulan pertama
kehidupan, bila salah satu orang tua menderita atopi, lebih dari
separuh jumlah anak akan mengalami gejala alergi sampai usia 2
tahun, dan meningkat sampai 79% bila kedua orangtua menderita
atopi. Risiko mewarisi DA lebih tinggi bila ibu yang menderita DA
dibandingkan dengan ayah.
CONT…
Perubahan sistem imun (imunopatologi)
Pada kulit pasien DA terjadi perubahan sistem imun yang erat
hubungannya dengan faktor genetik. Pada pasien DA diketahui IgE
berjumlah lebih banyak dan menunjukkan daya afinitas yang tinggi
pada reseptor di keratinosit dan sel Langerhans, sehingga
patogenesis DA lebih diperankan oleh reaksi tipe I yang
merangsang sel mast bergranulasi dan melepaskan berbagai
mediator. Mediator tersebut menimbulkan vasodilatasi, reaksi
inflamasi, rasa gatal, dan manifestasi inflamasi di kulit.
CONT…
Alergen dan superantigen
Alergen
Faktor eksogen, terutama alergen hirup (debu rumah, tungau debu rumah)
berperan penting pada terjadinya DA dan kadar IgE spesifik meningkat
terhadap debu rumah, bulu anjing, bulu kucing, bulu kuda, dan jamur.
Superantigen
Faktor psikologis
Pada psikoanalisis didapatkan tingkat gangguan psikis pada DA
tergolong tinggi, antara lain berupa cemas, stres, dan depresi.
Pasien DA mempunyai kecenderungan bersifat temperamental,
mudah marah, agresif, frustasi, dan sulit tidur.
GEJALA KLINIS
• Pruritus dapat hilang
timbul sepanjang
hari.
• Akibat garukan
dapat timbul
bermacam-macam
kelainan kulit
berupa:
• papul,
• likenifikasi,
• eritema,
• erosi,
• eksoriasi,
• eksudasi dan
• krusta
DA DAPAT DIBAGI MENJADI 3 FASE:
Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan
kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 142
Dermatitis Atopik Infantil
Dermatitis Atopik
Anak
Dermatitis Atopik
Dewasa
KRITERIA DIAGNOSIS DA
Kriteria Hanifin-Rajka
Kriteria Hanifin-Rajka untuk bayi
SISTEM SKORING DERAJAT
SAKIT HANIFIN-RAJKA
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis seboroik, psoriasis (fase bayi)
Dermatitis numularis, dermatitis kontak (fase anak)
Neurodermatitis (fase dewasa)
KOMPLIKASI
DA yang mengalami perluasan eritroderma
akibat pemberian kortikosteroid jangka panjang Atrofi kulit
PENGOBATAN
Hidrasi kulit, krim hidrofilik urea 10% dapat pula ditambahkan krim
hidrokortison 1% didalamnya
Kortikosteroid topikal; Hidrokortison 1%-2,5% sebagai anti inflamasi
dioleskan 2x sehari
Antihistamin (CTM) dengan dosis