Anda di halaman 1dari 9

KEMU’JIZATAN AL –

QUR’AN
Di susun oleh :
- Azmi Zaipa Zamzami
- Fazlul Mursalin
- Ibnu Siena
- Muhammad Rafi
PENGERTIAN AL – QUR’AN
• Pengertian Al Qur’an Secara Etimologi (Bahasa)
• Dari segi bahasa, Al Qur’an berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk jamak dari kata
benda atau masdar dari kata kerja qara’a – yaqra’u – qur’anan yang artinya
adalah “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”.

Pengertian Al Qur’an Secara Terminologi (Istilah Islam)
• Al Qur’an secara istilah berarti kitab suci umat Islam yang di dalamnya berisi firman-
firman Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai mukjizat.
• Al Qur’an disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT dengan perantara
malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya bernilai ibadah.
• Pengertian Al Qur’an Menurut Para Ahli
• Dibawah ini adalah beberapa pengertian Al Qur’an menurut beberapa ahli, antara lain Dr. Subhi as-Salih,
Muhammad Ali ash-Shabumi, dan Syekh Muhammad Khudari Beik.
• a. Menurut Dr. Subhi as-Salih
• Menurut Dr. Subhi as-Salih, Al Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan sebuah mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, di tulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir,
serta membacanya adalah termasuk ibadah.
• b. Menurut Muhammad Ali ash-Shabumi
• Menurut Muhammad Ali ash-Shabumi, Al Qur’an ialah firman Allah SWT yang tidak ada tandingannya,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup oara nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril
as, ditulis kepada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita dengan cara mutawatir.
• Membaca dan mempelajari Al Qur’an adalah ibadah dan Al Qur’an dimulai dari surat Al Fatihah serta
ditutup dengan surat An Nas.
• c. Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik
• Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik, Al Qur’an merupakan firman Allah SWT yang bernahasa Arab,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita dengan cara
mutawatir, ditulis dalam mushaf yang dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas.

ASPEK – ASPEK KEMU’JIZATAN AL –
QUR’AN
Para ulama berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan al-
Qur’an. Akan tetapi, secara umum setidaknya terdapat empat aspek
kemukjizatan al-Qur’an. Yaitu :
- Aspek Ash-Sharfah (pemalingan)
- Aspek Balaghah (Keindahan Bahasa)
- Aspek Kandungan Isinya
- Aspek Kesempurnaan Syari’atnya
ASPEK AS - SHARFIAH
Abu Ishak Ibrahim An-Nazzam, ulama ahli kalam berpendapat bahwa
kemukjizatan al-Qur’an terjadi dengan cara ash-Sharfah (pemalingan).
Menurut An-Nazzam maksud dari ash-Sharfah adalah Allah memalingkan
perhatian orang-orang Arab dari menandingi Al-Qur’an. Padahal,
sebenarnya mereka mampu untuk menandinginya. Di sinilah letak
kemukjizatan Al-Qur’an menurut an-Nazzam. Senada dengan hal itu, Al-
Murtadha (dari aliran Syi’ah) berpendapat bahwa Allah telah mencabut dari
mereka ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menghadapi al-Qur’an agar mereka
tidak mampu membuat yang seperti al-Qur’an.
ASPEK BALAGHAH
Qadi Abu Bakar Muhammad Ibnu Tayyib Al-Baqalani, dalam kitabnya Ijazul
Qur’an dan at- Taqrib wal Irsyad, berpandangan bahwa bahasa Arab yang
digunakan dalam Al-Qur’an dipandang sebagai bahasa yang istimewa, baik
dari segi gaya bahasanya, susunan kata-katanya, maupun ketelitian redaksi
yang digunakannya. Keindahan bahasa al-Qur’an jauh melebihi keindahan
bahasa yang disusun oleh para sastrawan Arab.
ASPEK KANDUNGAN ISINYA
• Perihal aspek kandungan isi al-Qur’an secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu berita tentang hal-hal yang ghaib dan isyarat-isyarat ilmiah.
• Perihal berita ghaib, isi kandungan al-Qur’an banyak mnginformasikan tentang berita
ghaib yang terjadi sebelumnya, yaitu berita tentang orang-orang terdahulu. Juga berita
ghaib yang akan terjadi (sesudah turunnya wahyu), seperti kemenangan yang akan
diperoleh tentara Romawi dalam menghadapi bangsa Persia dalam QS. Ar-Rum : 1-6,
kemurnian Al-Qur’an yang akan tetap terpelihara dalam QS. Al-Hijr: 9, serta berbagai
masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Al-Quran, baik secara eksplisit maupun
implisit. Selain itu, berita ghaib yang sedang terjadi di tempat lain, seperti maksud jahat
orang-orang munafik dengan membangun masjid Dhirar dalam QS. At-Taubah: 107.
• Adapun perihal isyarat-isyarat ilmiah, isi kandungan Al-Qur’an banyak menginformasikan
tentang permasalahan ilmiah yang mungkin hanya diketahui oleh para ilmuwan. Ayat-
ayat al-Qur’an yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui penemuan di bidang ilmu
pengetahuan alam. Hukum Toricelly yang ditemukan pada abad XVII M misalnya,
menyatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah tekanan udara
yang ada di tempat itu. Sebagaimana dalam QS. Al-An’am: 125. Selain itu, hukum siang
dan malam yang tidak selalu sama lama waktunya. Terkadang malam lebih panjang
daripada siang, dan terkadang terjadi sebaliknya. Sebagaimana dalam QS. Yunus: 6.
ASPEK KESEMPURNAAN
SYARI’ATNYA
Syari’at Islam menunjukkan bentuk yang paling sempurna jika dibandingkan
dengan bentuk perundang-undangan manapun yang pernah ada di dunia
ini. Selain itu, syari’at Islam juga diakui sebagai syari’at yang sesuai dengan
kebutuhan manusia, karena berasal dari pencipta manusia itu sendiri.
Sedangkan tujuan utamanya untuk membebaskan manusia dari dunia gelap
gulita menuju dunia yang terang-benderang, sebagaimana dalam QS. Al-
Baqarah: 257.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Pemberi Pertanyaan

-Agung Ramadhan Sadikin


- Nawwar Syauqi Yansa

Anda mungkin juga menyukai