Anda di halaman 1dari 4

• Secara global WHO telah menetapkan dipakainya

pengobatan malaria ringan dengan memakai obat


ACT ( Artemisinin base Combination Therapy ).
Golongan artemisinin (ART) telah dipilih sebagai
obat utama karena efektif dalam mengatasi
plasmodium yang resisten dengan pengobatan. 34
Selain itu artemisinin juga bekerja membunuh
plasmodium dalam semua stadium termasuk
gametosit. Juga efektif terhadap semua spesies, P .
falciparum, P.vivax maupun lainnya
2015 WHO telah merekomendasikan 5 jenis ACT
yaitu :
• Artemether + Lumefantrine ( FDC)
• Artesunate + Mefloquine
• Artesunate + Amodiaqine
• Artesunate + sulfadoksin-pirimetamine
• Dihidroartemisinin+ Piperakuine ( FDC )
Tersedia di Indonesia saat ini
• Obat ACT yang ke-2 ialah, kombinasi
artesunate + amodiakuin
• ACT yang ke-3 ialah kombinasi dosis tetap
(FDC) dimana tiap tablet terdiri dari artemeter
20mg dan lumefantrine 120mg
PENGOBATAN MALARIA RINGAN MENURUT PEDOMAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI :

Departemen Kesehatan RI , melalui komisi ahli malaria telah


merekomendasikan pedoman pengobatan malaria di Indonesia sebagai
berikut :
• Pengobatan Malaria di Indonesia sebagai line pertama baik untuk
malaria falsiparum dan malaria vivax telah menggunakan obat ACT
dengan primakuin sesuai dengan jenis plasmodiumnya.
• Untuk penggunaan ACT harus dipastikan bahwa infeksi malaria
memang terbukti dengan pemeriksaan mikroskopik malaria atau
dengan tes cepat ( RDT=Rapid Diagnosis Test )
• Pemberian ACT disertai dengan pemberian primakuin , yaitu :
– Malaria falsiparum : primakuin 45 mg/ dosis tunggal hari I
– Malaria vivaks : primakuin 15 mg ( 1 tab)/ hari selama 14 hari
• Para dokter diminta untuk tidak menggunakan pengobatan monoterapi
untuk mencegah timbulnya resitensi/ kegagalan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai