Gawat Napas Pada Neonatus
Gawat Napas Pada Neonatus
PADA
NEONATUS
PERNAPASAN
FAKTOR RISIKO
Seksio sesarea
Makrosomia
Partus lama
Laki-laki
Ibu mendapatkan sedasi berlebihan
Skor Apgar rendah ( < 7 dalam 1 menit )
Skor Downe > 4 pada 1 menit
Presentasi Klinis TTN
Neonatus biasanya hampir cukup
bulan/cukup bulan dan segera setelah
kelahiran mengalami takipnea ( RR > 80x per
menit )
Merintih, napas cuping hidung, retraksi dada
dan sianosis
Keadaan ini tidak berlangsung lebih dari 72
jam
Tatalaksana TTN
Umum
Oksigenasi
Pembatasan cairan
Pemberian minum setelah takipnea membaik
Mengkonfirmasi diagnosis dengan menyisihkan
penyebab takipnea yang lain, misalnya pneumonia,
penyakit jantung kongenital, hyaline membrane
disease (HMD) dan hiperventilasi serebral
Hasil Akhir dan Prognosis
Definisi
Penyakit membran hialin juga dikenal sebagai
sindrom gawat napas (RDS). Biasanya terjadi pada
bayi prematur
Faktor Risiko
Faktor yang meningkatkan atau menurunkan risiko
HMD adalah :
PENINGKATAN RISIKO :
Kelahiran kurang bulan
Bayi laki-laki
Redisposisi familial
Seksio sesarea tanpa didahului proses persalinan
Asfiksia perinatal
Korioamnionitis
Neonatus dari ibu diabetes
Hydrops fetalis
MENURUNKAN RISIKO :
Stress intrauterine yang kronis
o Ketuban Pecah Dini (KPD) dalam jangka panjang
o Hipertensi ibu
o Pemakaian narkotik
o Pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau kecil untuk
masa kehamilan (KMK)
Kortikosteroid – Prenatal
Agen tokolitik
Presentasi Klinis :
Biasa ditemui pd saat lahir tetapi mungkin muncul pada waktu
hingga 12 jam setelah kelahiran
Ditemui dengan gawat pernapasan yang semakin parah
Peningkatan upaya pernapasan dan frekuensi napas
Sianosi pada udara kamar yang terus bertahan atau melaju selama
48 jam pertama kehidupan
Peningkatan takipnea ( > 60/menit)
Merintih pd saat ekspirasi dan retraksi dinding dada
Pemeriksaan laboratorium
Gas darah mengungkap adanya hipoksia, hiperkapnia dan asidosis
Gambaran darah lengkap menyisihkan kemungkinan infeksi
Kadar glukosa darah biasanya rendah
Rontgen mengungkap kepadatan retikulogranular bilateral
(penampilan seperti serpihan kaca) dan paru opak (udara-
bronkogram)
Tatalaksana HMD
Umum
o Dukungan dasar yaitu pengaturan suhu dan cairan
parenteral serta obat-obatan (antibiotik).
o Pemberian oksigen, lebih disukai O2 40% yg telah
dipanaskan dan dilembabkan dg menggunakan
head box
o Dukungan pernapasan diperlukan jika pasien terus
melemah dibawah kondisi FiO2 lebih dari 60% dan/
atau jika PaO2 kurang dari 50 mmHg. Continuous
positivo airway pressure (CPAP) kemudian dicoba
o Dibawah tindakan CPAP
PH < 7,2
Atau PO2 < 40 mmHg FiO2 > 60%
Atau PCO2 > 60 mmHg
Defisit basa > - 10
Catatan
Jika dua analisis gas darah berurutan yg terpisah 20 menit
mengungkap adanya nilai seperti tercatat diatas, lanjutkan
tindakan dg intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik
SPESIFIK
Terapi penggantian surfaktan
SINDROME ASPIRASI
MEKONIUM
Definisi
Gawat napas yang bersifat sekunder akibat
aspirasi mekonium oleh fetus dalam uterus
atau oleh neonatus selama proses persalinan
dan kelahiran
PATOGENESIS
Asprasi mekonium dapat menyebabkan :
Sumbatan jalan napas
Inflamasi berat
Hipertensi paru
Aktivasi trombosis
FAKTOR RISIKO
Kehamilan lewat bulan / postmatur
Hipertensi maternal
Denyut jantung janin abnormal
Pre Eklampsia
Diabetes millitus pada Ibu
SGA
Penyakit pernapasan pd Ibu/ penyakit SVP
PRESENTASI KLINIS
Tercampurnya mekonium dalam cairan ketuban
sebelum kelahiran
Kontaminasi mekonium pada neonatus setelah lahir
Jalan napas tersumbat
Gagal napas yg mengarah pada peningkatan diameter
anteroposterior dada
Presentasi Klinis
Bayi tiba-tiba memperlihatkan gawat
pernapasan atau penurunan status dengan
perubahan tanda vital dan kadar gas darah yang
memburuk. Thorak asimetris ditemui pada
kasus unilateral.
Tatalaksana Sindrom Kebocoran Udara
Umum
o Oksigenasi
o Pencegahan : pemakaian dukungan ventilator
secara hati-hati, pengamatan ketat terhadap
tekanan pengembangan (PEEP), waktu inspirasi
dan pelepasan dukungan ventilator pada saat
kondisi klinis meningkat
Spesifik
o Dekompresi kebocoran udara sesuai dengan
jenisnya
APNEA
Definisi
Berhentinya pernapasan yang disertai oleh
bradikardia dan/atau sianosis selama lebih dari 20
detik. Lima puluh sampai enam puluh persen
terbukti adanya apnea (35% dengan apnea pusat, 5-
10% dengan apnea obstruktif dan 15-20% dengan
apnea campuran).
Apnea dalam waktu 24 jam setelah persalinan
biasanya memiliki dasar patologis. Apnea yang
berkembang setelah tiga hari pertama kehidupan
dan tidak terkait dengan patologi lain dapat
diklasifikasikan sebagai apnea kelahiran kurang
bulan. Pada banyak kasus, apnea menghilang tanpa
adanya gejala sisa jangka panjang
FAKTOR RISIKO
Apnea Patologis
Hipotermia
Hipoglikemia
Anemia
Hipovolemia
Aspirasi
NEC/Distensi
Penyakit jantung
Penyakit paru
Aliran balik saluran cerna
Infeksi, meningitis
Kelainan syaraf
PRESENTASI KLINIS
Apnea ditemui sebagai berhentinya napas disertai oleh
bradikardia dan/atau sianosis atau lebih dari 20 detik.
TATALAKSANA APNEA
Memantau neonatus berisiko dengan usia kehamilan
kurang dari 32 minggu.
Mengevaluasi kemungkinan penyebabnya
Pemeriksaan laboratorium mencakup CBC, analisis gas
darah, glukosa serum, elektrolit dan kadar kalsium.
Pemeriksaan radiologis harus mencakup rontgen dada,
rontgen abdomen, sonar kranial dan CT untuk neonatus
dengan tanda penyakit neurologis yang jelas
Terapi umum
o Melakukan rangsangan taktil
o Jika tidak ada respon, gunakan balon dan sungkup
ventilasi pada episode apnea.
o Gunakan CPAP atau IPPV pada apnea berulang dan
berkepanjangan.
o Terapi farmakologis mungkin diperlukan pada apnea
kelahiran kurang bulan
Theophylline : dosis pertama 6mg/Kg/IV diikuti 8
jam kemudian oleh dosis jaga 2/mg/Kg setiap 8 jam.
Lanjutkan dengan dosis jaga setiap 8 jam.
o Memantau kadar theophylline
Terapi spesifik
Mengobati penyebab, jika diidentifikasi, misalnya sepsis,
hipoglikemia, anemia atau abnormalitas elektrolit
PNEUMONIA
Definisi
Pemaparan terhadap dan aspirasi bakteri ke dalam
cairan ketuban mengarah ke pneumonia bawaan
atau infeksi bakteri sistemik dengan manifestasi yang
menjadi jelas sebelum persalinan (gawat janin,
takikardia), pada saat kelahiran (asfiksia
perinatal)atau setelah periode laten selama
beberapa jam (gawat pernapasan,syok).
PRESENTASI KLINIS
Awitan : 1 – 2 hari setelah persalinan
Gawat napas sedang hingga parah dalam adanya
salah satu atau lebih faktor risiko infeksi
Rontgen dada : temuan mungkin identik dengan
penyebab gawat pernapasan lain
Kultur bakteri : sejumlah kasus pneumonia mungkin
memperlihatkan kultur negatif
TATALAKSANA PNEUMONIA
Jika kultur negatif untuk pneumonia, pengobatan
terdiri dari ampicillin dan gentamicin parenteral
selama 10 hari
Jika biakan positif untuk pneumonia, pengobatan
terdiri dari antibiotik yang sesuai dengan hasil
kultur selama 14 hari
TERIMA KASIH