Anda di halaman 1dari 41

PAPARAN DAN PROGRESS REPORT

 Paparan PMKP pada Tim PMKP


 tanggal 7 -8 Januari 2019
 Hasil: Ceklist data EP PMKP
 Survei Lapangan 8 Januari 2019
 Hasil: Daftar temuan terkait mutu dan
keselamatan pasien
SNARS Edisi 1 Tahun 2017 (Cont.)
No Standar Jumlah EP No Standar Jumlah EP
1 PMKP 1 4 13 PMKP 9 5
2 PMKP 2 3 14 PMKP 9.1 3
3 PMKP 2.1 3 15 PMKP 9.2 7
4 PMKP 3 4 16 PMKP 9.3 2
5 PMKP 4 3 17 PMKP 10 2
6 PMKP 5 6 18 PMKP 11 6
7 PMKP 5.1 3 19 PMKP 12 5
8 PMKP 6 4 Jumlah 78
9 PMKP 7 5
10 PMKP 7.1 5
11 PMKP 7.2 4
12 PMKP 8 4
Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Pelayanan rumah sakit yang bermutu dan memperhatikan
keselamatan pasien merupakan hak pasien dan kewajiban
rumah sakit.
Pelayanan yang bermutu dan memperhatikan keselamatan pasien
di rumah sakit merupakan kinerja (hasil kerja) dari pelayanan
kesehatan/klinis (patient care) dan pelayanan manajemen
(hospital manajement) serta implementasi sasaran
keselamatan pasien (International Patient Safety Goals).
Diperlukan manajemen peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit (Quality Improvement dan Patient Safety
Program/Plan)  PMKP dan TKRS.
1 Pemilihan indikator mutu kunci (Selection of key measures)

2 Pengukuran indikator mutu


(Quality Measurement)
a. Pengumpulan data
(Data collection)
b. Validasi data hasil pengukuran
(Data measurement validation)
3 Analisis data pengukuran
(Analysis of Measurement Data)
4 Perbaikan (Improvement)
Perbaikan Dicapai dan Dipertahankan
(Gaining and sustaining Improvement)
PEMILIHAN INDIKATOR MUTU KUNCI
1 (Selection of Key Measures)
Pimpinan rumah sakit memilih/menetapkan indikator kunci (key measures/
indicators) untuk area prioritas pada tingkat rumah sakit (yang berdampak atau
menggambarkan kegiatan-kegiatan pada banyak departemen/pelayanan) .
1. Clinical pathway sebagai panduan proses asuhan termasuk
indikator/kepatuhannya
2. Indikator kunci area klinis
3. Indikator kunci area manajerial
4. Indikator kunci sasaran keselamatan pasien
4. Trend atau variasi yang tidak diinginkan
Kepala SMF/Dept./Instalasi memilih indikator mutu dan keselamatan pasien yang
sesuai dengan cakupan pelayanan di masing-masing SMF/Dept./Instalasi  pada
tingkat KSM/Dept./Inst.
Komite (Staf) mutu dan keselamatan pasien mendukung proses pemilihan indikator
tingkat rumah sakit dan departemen serta menyediakan koordinasi dan integrasi
kegiatan pengukuran di seluruh rumah sakit.
CLINICAL PATHWAY FOR FIVE PRIORITY AREAS
(Designing New Processes or Modifying Existing Processes)

No Medical Staff Priority Areas


Organizations (SMF)
1 Penyakit Dalam : Acute Myocardial Infarction
2 Bedah Umum : Breast Cancer
3 Kebidanan dan Kandungan : Caesarian Section due to Fetal Distress
4 Kesehatan Anak : Pneumonia
5 Penyakit Saraf : Ischemic Stroke

Clinical pathways, and/or clinical protocols:


• are standardized clinical care process.
• are used to guide clinical care
• are useful tools in this effort to ensure effective integration and coordination of care
and efficient use of available resources.
• would impact the quality and safety of patient care and reduce unwanted variation
in outcomes.
INDIKATOR PROSES ASUHAN KLINIS
1. Menetapkan lima area prioritas menggunakan clinical pathway sebagai panduan proses asuhan klinis
2. Menetapkan indikator/data yang akan dikumpulkan untuk mengetahui apakah proses berjalan sesuai yang diharapkan

INDIKATOR AREA KLINIS INDIKATOR AREA MANAJERIAL


Sebelas Area Klinis Sembilan Area Manajerial
1. Asesmen pasien; 1. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting
2. Pelayanan laboratorium; untuk memenuhi kebutuhan pasien;
3. Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging; 2. Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan
4. Prosedur bedah; perundang-undangan;
5. Penggunaan antibiotika dan obat lainnya; TINGKAT 3. Manajemen risiko;
6. Kesalahan medikasi (medication error) dan 4. Manejemen penggunaan sumber daya;
RUMAH 5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga;
kejadian nyaris cedera (KNC)
7. Penggunaan anestesi dan sedasi; SAKIT 6. Harapan dan kepuasan staf;
8. Penggunaan darah dan produk darah; 7. Demografi pasien dan diagnosis klinis;
9. Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis 8. Manajemen keuangan;
pasien; 9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat
10. Pencegahan dan pengendalian infeksi, menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga
surveilans dan pelaporan;. pasien dan staf.
11. Riset klinis;
INDIKATOR
INDIKATOR TREND ATAU VARIASI YANG TIDAK DIINGINKAN
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1. Reaksi transfusi yang terjadi di rumah sakitt
1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Kejadian/reaksi obat yang serius (serious adverse drug events)
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Kesalahan pelayanan obat (medication error) yang signifikan
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert
medications) 4. Ketidakcocokan yang besar (major) antara diagnosis pre-operasi dan pasca-
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi operasi.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 5. Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang tidak diharapkan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh selama pemberian sedasi moderat atau dalam dan anestesi
6. Kejadian yang tidak diharapkan lainnya, seperti infeksi nosokomial dan
wabah penyakit infeksi (infection outbreak)
INDIKATOR AREA KLINIS
Sebelas Area Klinis
No Area Indikator

1 Asesmen pasien : Pengkajian awal medis dan keperawatan dalam satu kali 24 jam
2 Pelayanan laboratorium : Waktu lapor hasil test kritis laboratorium
3 Pelayanan radiologi dan diagnostic : Waktu lapor hasil tes kritis radiologi
imaging;
4 Prosedur bedah; : Emergency respon time 2 (ERT) untuk caesarian section a.i fetal
distress
5 Penggunaan antibiotika dan obat lainnya : Penggunaan antibitok profilaksis dalam waktu 30 menit s.d. 1
jam sebelum insisi bedah.
6 Kesalahan medikasi (medication error) : Kejadian kesalahan obat pada fase penulisan resep obat pasien
dan kejadian nyaris cedera (KNC) rawat inap
7 Penggunaan anestesi dan sedasi; : Angka kejadian nyeri VAS >4 stlh pasien mencapai Aldrette
Score >8
8 Penggunaan darah dan produk darah : Pembatalan labu darah yg sudah diorder
9 Ketersediaan, isi dan penggunaan : Kelengkapan pengisian informed consent pasien rawat inap
rekam medis pasien
10 Pencegahan dan pengendalian infeksi, : Infeksi daerah oparsi (IDO)
surveilans dan pelaporan;.
11 Riset klinis; : Kepatuhan peneliti menggunakan ethical clearance untuk
penelitiannya
INDIKATOR AREA MANAJERIAL
Sembilan Area Manajerial
1 Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat : Persentase temuan ketidaktersediaan obat fornas
penting untuk memenuhi kebutuhan pasien
2 Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh : Pengembalian rekam medik lengkap dalam satu kali 24 jam
peraturan perundang-undangan
3 Manajemen risiko : Jumlah kasus kecelakaan kerja tertusuk benda tajam
infeksius
4 Manejemen penggunaan sumber daya : Kepatuhan pengisian check list (daftar tilik) set instrumen
di Instalasi Bedah sentral
5 Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga : 1. Kecepatan respons terhadap komplain
2. Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ)
3. Waktu Tunggu Operasi Efektif (WTE)
4. Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi (WTPR)
5. Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ)
6 Harapan dan kepuasan staf : Kepuasan pegawai terhadap pelayanan Bagian SDM
7 Demografi pasien dan diagnosis klinis : Sepuluh penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap
8 Manajemen keuangan : Rasio pendapatan operasional terhadap biaya operasional
(POBO)
9 Pencegahan dan pengendalian dari kejadian : Persentase tensimeter (sphygmomanometer) yang telah
yang dapat menimbulkan masalah bagi dikalibrasi internal
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.
INDIKATOR SKP
Enam SKP
1 Ketepatan identifikasi pasien : Kepatuhan petugas rumah sakit melakukan identifikasi
pasien

2 Peningkatan komunikasi yang : Kepatuhan petugas dalam menggunakan teknik TBaK pada
efektif saat menerima laporan hasil test kritis laboratorium

3 Peningkatan keamanan obat : Kepatuhan perawat/bidan/dokter dalam melakukan double


yang perlu diwaspadai (high- check saat memberikan obat high alert (LASA/high
alert medications) concentrate)

4 Kepastian tepat-lokasi, tepat- : Kepatuhan dalam penerapan keselamatan operasi (surgical


prosedur, tepat-pasien operasi safety checklist)

5 Pengurangan risiko infeksi : Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan hand


terkait pelayanan kesehatan hygiene pada 5 saat (moment)

6 Pengurangan risiko pasien jatuh : Persentase kejadian pasien jatuh


INDIKATOR TREND DAN VARIASAI
Trend dan Variasi

1 Reaksi transfusi yang terjadi di rumah sakitt :


2 Kejadian/reaksi obat yang serius (serious :
adverse drug events)
3 Kesalahan pelayanan obat (medication error) :
yang signifikan
4 Ketidakcocokan mayor (major discrepancies) :
antara diagnosis pre-operasi dan pasca-
operasi.
5 Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola :
kejadian yang tidak diharapkan selama
pemberian sedasi moderat atau dalam dan
anestesi
6 Kejadian yang tidak diharapkan lainnya, :
seperti infeksi nosokomial dan wabah
penyakit infeksi (infection outbreak)
PENGUKURAN INDIKATOR MUTU
2 (Quality Measurement)
a. Pengumpulan data
(Data collection)
1) Buat Kamus Indikator (Clinical/Managerial Measures Tool)
1 Performance measure name 9 Frequency of assessment of data
Daily, weekly, monthly, other
2 Operational Definition 10 Target sample and sample size
3 Numerator 11 Areas of monitoring
4 Denominator 12 Measure target and/or threshold
5 Original source of measure 13 Data aggregation and analysis plan
6 Rationale for measure selection 14 How the data results will be disseminated to staff
7 Types of measure 15 Audit tool name or file name (attach the audit
form tool)
8 Anticipated reporting time period

2) Buatkan formulir pengumpulan data (audit form tool)


3) Berdasarkan kamus indikator, data dikumpulkan oleh pengumpul
data (data collector) dengan menggunakan formulir pengumpulan
data (audit form tool).
KAMUS INDIKATOR (MEASURES TOOL)
Kategori Indikator Jenis Indikator (Pilih salah satu):
Perbaikan Prioritas Strategis  Struktur
Perbaikan di tingkat SMF/Instalasi  Proses
Outcome
 Proses dan outcome
Nama Indikator Kinreja: Definisi Operasional: Alasan Pemilihan Indikator

Numerator:

Denominator:

Sumber Data
Periode Waktu Pelaporan: Frekuensi Pengumpulan Data:
□ Harian □ Mingguan □ Bulanan □ Lainnya, sebutkan

Frekuensi Pengumpulan Data


□ Harian □ Mingguan □ Bulanan □ Lainnya, sebutkan
Metodologi Pengumpulan Data Target sampel dan Jumlah Sampel
Pilih salah satu:
 Retrospektif Area Monitoring
 Konkuren
Target Indikator
Rencana Pengumpulan Data dan Analisis Data
Bagaimana Hasil Data Akan Didesiminasikan Kepada Staf
Nama Formulir Pengumpul Data (Audit Tool Name:
b. Validasi Data Hasil Pengukuran
(Data Measurement Validation)
• Program peningkatan mutu dianggap valid jika sesuai dengan data yang
dikumpulkan. Jika data cacat, kualitas upaya perbaikan tidak akan
efektif. Dengan demikian, reliabilitas dan validitas pengukuran menjadi
inti dari semua upaya perbaikan. Untuk memastikan bahwa data yang
benar dan bermanfaat telah dikumpulkan, harus dilakukan validasi data
secara internal.

• Validasi data sangat penting dilakukan bila:


a. diterapkan indikator baru (khususnya, indikator-indikator klinis yang
dimaksudkan untuk membantu rumah sakit mengevaluasi dan
memperbaiki proses klinis atau outcome penting).
b. data akan dipublikasikan di website rumah sakit atau dengan cara lainnya;
c. telah dilakukan perubahan indikator yang ada, seperti perubahan pada alat
pengumpul data, perubahan proses abstraksi data atau abstraktor.
d. telah terjadi perubahan data yang dihasilkan dari indikator yang ada tanpa
penjelasan.
e. sumber data telah diubah, seperti kalau sebagian dari rekam medis pasien
digantikan dengan format elektronik sehingga sumber data sekarang berupa
kertas dan elektronik.
f. subjek pengumpulan data telah berubah, seperti perubahan usia rata-rata
pasien, komorbiditas, perubahan protokol penelitian, diterapkannya pedoman
praktek baru, atau diperkenalkannya teknologi dan metodologi pengobatan
baru.

Validasi data merupakan alat penting untuk memahami mutu data dan untuk
menentukan tingkat konfidensi dari pengambil keputusan terhadap data yang
dimiliki. Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan
prioritas untuk pengukuran, memilih apa yang akan diukur, mengumpulkan
data, menganalisis data, dan menggunakan temuan untuk perbaikan.
Prosedur Validasi Data
(Diadaptasi dari JCI Standards for Hospital Accreditation, 4th Ed)

1. Validator mengumpulkan ulang data yang dikumpulkan oleh pengumpul data


dengan menggunakan sumber data dan kamus indikator yang sama.

2. Apabila jumlah sumber data (mis: rekam medis, kasus, atau data lainnya) yang
diambil pengumpul data > 50, validator menentukan jumlah sampel (sample
size) yang secara statistik valid (diambil dari populasi /sumber data yang telah
diambil oleh pengumpul data) dengan menggunakan Tabel Isaac & Michael.
Penggunaan sampel 100% dilakukan bila jumlah sumber data (rekam medis,
kasus atau data lainnya) ≤ 50.

3. Validator membandingkan data asli (yang dikumpulkan oleh pengumpul data)


dengan data yang dikumpulkan ulang.

4. Validator menghitung keakuratan dengan membagi hasil pengukuran yang


dilakukan oleh pengumpul data dengan hasil pengukuran yang dilakukan oleh
validator, dikalikan 100. Tingkat keakuratan >90 % adalah patokan yang baik
(pengukuran data valid).
SAMPLE SIZE SELECTION TABLE
FOR THREE DIFFERENT PERCISION LEVELS
(Isaac & Michael)
POPULASI SAMPEL
N = 100 n = 78

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 6 7 9 10 11 12 13
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 15 17 18 19 20 21 22 23
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 DILOTRE 24 25 26 28 29 30 31 33
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 34 35 37 38 39 40 41 42
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 45 46 47 48 49 50 51 52
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 53 54 57 58 59 60 61 62 63
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 65 66 67 69 70 71 72 73
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 74 75 76 78 80 81 84 85
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 87 88 89 90 91 92 94 95
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 96 97 99 100

2 3 14 36 55 98 32 79
43 77 64 86 27 56 16 93
44 68 82 83 5 8
Dari Tabel Isaac dan Michel dengan N = 100 dan taraf kesalahan
(significance level ) 5% diperoleh sampel (n) sebesar 78
CONTOH :

JUDUL INDIKATOR Asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien
masuk RI
NUMERATOR Jumlah asesmen awal medis lengkap dalam waktu 24 jam di RI
DENOMINATOR Jumlah pasien masuk di RI
SUMBER DATA Rekam Medis
CAPAIAN INDIKATOR 70% pada bulan Januari 2015
JML PASIEN RI BULAN 1000 pasien
JAN 2015
JUSTIFIKASI PERLU Data baru pertama kali dikumpulkan
VALIDASI
METODE VALIDASI 1. Penetapan besar sampel dengan menggunakan Tabel Isaac dan
Michael. Dengan N= 1000 RM diperoleh jumlah sample 258 RM
dengan tingkat significancy 5%. Sampel diambil secara acak (random)
2. Melakukan telaah RM yang disampling tersebut
3. Analisis kelengkapan pengisian asesmen medis awal
HASIL VALIDASI Kelengkapan asesmen awal medis harus lengkap dalam
waktu 24 jam setelah pasien masuk RI = 35 %
HASIL ANALISA 35/70 X 100 % = 50 %  < 90 %
KESIMPULAN Data kelengkapan asesmen medis bulan Januari 2015:
belum akurat/valid
RENCANA TINDAK 1. Tetapkan bahwa capaian indikator asesmen pasien
LANJUT pada bulan Januari 2015 = 35 %  revisi data capaian
indikator
2. Edukasi untuk pengumpul data
3. Edukasi kepada medis untuk peningkatan kelengkapan
asesmen awal
4. Karena validitas data masih diragukan maka data bulan
Februari 2015 perlu dilakukan validasi lagi
CONTOH :

JUDUL INDIKATOR Asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap
NUMERATOR Jumlah asesmen awal medis lengkap dalam waktu 24 jam di rawat inap
DENOMINATOR Jumlah pasien masuk di rawat inap
SUMBER DATA Rekam Medis
CAPAIAN INDIKATOR Bulan Februari 80%
JML PASIEN RI BULAN 800 pasien
FEBRUARI 2015
JUSTIFIKASI PERLU Validasi ulang karena hasil bulan Januari 2015 belum valid
VALIDASI
METODE VALIDASI 1. Penetapan besar sampel dengan menggunakan Tabel Isaac dan
Michael. Dengan N= 800 RM diperoleh jumlah sample 243 RM
dengan tingkat significancy 5%. Sampel diambil secara acak (random)
2. Melakukan telaah RM yang disampling tersebut
3. Analisis kelengkapan pengisian asesmen medis awal
HASIL VALIDASI Kelengkapan asesmen awal medis harus lengkap dalam
waktu 24 jam setelah pasien masuk RI = 75%
HASIL ANALISA 75/80 X 100% = 93,75 %  > 90 %
KESIMPULAN Data kelengkapan asesmen medis bulan Februari: sudah
akurat
RENCANA TINDAK Validasi akan dilakukan kembali bila ada perubahan PIC
LANJUT pengumpul data, sumber data, numerator, denominator,
sistem RM menjadi E-RM
Melakukan edukasi kepada staf medis untuk meningkatkan
kelengkapan pengisian asesmen awal
ANALISIS DATA PENGUKURAN
3 (Analysis of Measurement Data)

1. Perbandingan dilakukan dari waktu ke waktu di


dalam rumah sakit sendiri
2. Perbandingan dilakukan dengan rumah sakit lain
yang sejenis (with similar organization), bila
memungkinkan
3. Perbandingan dilakukan dengan standar (with
standard) , bila memungkinkan
4. Perbandingan dilakukan dengan praktek yang
baik yang diakui (recognized desirable practices
identified as best or better practices or practice
guidelines)
CONTOH ANALISIS (Grafik & Dideskripsikan)
Kepatuhan Menerapkan Clinical Pathway Kepatuhan Menerapkan Clinical Pathway
Caesarian Section e.c. Fetal Distress, Ischemic Stroke
Jan - Juni 2014 Jan - Juni 2014

100 100
80 80
Persentase

Persentase
60 60
40 40
20 20
0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Capaian 64 82 76 82 84 92 Capaian 43 50 70.5 70 72 80
Target 80 80 80 80 80 80 Target 80 80 80 80 80 80

Bila memungkinkan lakukan juga:


1. Perbandingan dengan rumah sakit lain yang sejenis (with similar organization)
2. Perbandingan dengan standar (with standard)
3. Perbandingan dengan praktek yang baik yang diakui (recognized desirable practices
identified as best or better practices or practice guidelines)
Kelengkapan Pengisian Informed Angka Kejadian
Consent Pasien Rawat Inap (IAK9), Infeksi Ventilator-associated Pneumonia
Jan – Juni 2014 (VAP) di Ruang Intensif (IAK10)
Jan – Juni 2014

100 100
80 80
Persentase

60 60

Permil
40 40
20 20
0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Capaian 71.2 74.2 66.4 60.2 72 80 Capaian 15.8 34.8 8.51 0 32.3 12
Target 100 100 100 100 100 100 Target 10 10 10 10 10 10
PERBAIKAN DICAPAI DAN DIPERTAHANKAN
4 (Gaining anf sustaining Improvement)

Apabila ternyata indikator mutu belum


mencapai target yang ditetapkan, maka harus
dilakukan perbaikan sehingga indikator tersebut
pada akhirnya mencapai target yang ditetapkan.

Perbaikan dilakukan dengan menggunakan


siklus PDSA
SIKLUS PDSA Phase 1: Identifikasi peluang
(Siklus Untuk Melakukan Pebaikan Terus Menerus,
Besterfield D, at.all 2003. TQM) a. Identifikasi masalah
b. Bentuk tim, bila perlu
c. Definisikan masalah
Phase 2: Analisis proses
a. Buat diagram alur
b. Penentuan penyebab masalah
1. Bila uji coba solusi/perbaikan pada proses
berhasil, dilakukan c. Tetapkan target indikator
standarisasi solusi/perbaikan. kinerja
2. Melaksanakan terus
perbaikan yang sudah
distandarisasi Phase 3: Kembangkan solusi yang
optimal
a. Tetapkan apa yang akan dilaku-
kan (solusi) untuk menghilangkan
penyebab masalah
b. Bila terkait dengan proses: mem-
Phase 5: Pelajari hasil buat proses baru, menggabung-
1. Monitoring dan evaluasi efektifitas kan beberapa proses yang berbe-
solusi/perbaikan da, atau memodifikasi proses
2. Pengumpulan data dan analisis data. yang sudah ada.
3. Membandingkan hasil dengan target
yang ditetapkan
4. Pengukuran perubahan proses Phase 4: Implementasikan solusi
dengan: run chart, control chart, a. Laksanakan solusi
Pareto diagram, histogram, check b. Tetapkan informasi apa yang akan dimonitor
sheet, atau kuesioner c. Siapa yang bertanggun jawab untuk pengukuran
5. Bila masih ditemukan masalah, perlu d. Di mana, bagaimana dan kapan pengukuran
mengulang kembali langkah-langkah dilakukan
PDCA
FISHBONE DIAGRAM
(ISHIKAWA OR CAUSE AND EFFECT DIAGRAM)
Untuk mencari penyebab masalah (kepala ikan= masalah, tulang ikan: penyebab masalah)

Causes Problem
Measurement Material Method

Emergency
Response Time 2
300 menit

Environment Manpower Machines


CONTOH: FISHBONE DIAGRAM
UNTUK MASALAH WAKTU TUNGGU KLINIK YANG LAMA (LONG CLINIC WAIT TIMES)
PDSA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP OBAT JADI (WTOJ)
PLAN
1. Kecepatanan pelayanan obat sangat diperlukan untuk kepuasan pelanggan
2. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi di Apotek Instalasi Rawat Jalan pada bulan Januari dan Februari
adalah 50 menit dan 65 menit secara berturut-turut.
3. Dari hasil analisis penyebab masalah (Fishbone Diagram) ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan
lamanya waktu tunggu pelayanan resep obat jadi di Apotik Instalasi Rawat Jalan adalah:
a. Jumlah tenaga asisten apoteker pada peak hours (pukul 10.00-13.00) kurang
b. Belum semua tenaga asisten apoteker memiliki kesigapan dalam bekerja
c. Belum semua tenaga asisten apoteker mengetahui standar waktu tunggu pelayanan resep obat jadi.
d. Supervisi oleh tenaga apoteker terhadap pelayanan resep obat jadi yang dilakukan oleh tenaga
asisten apoteker kurang.
4. Dalam upaya memperpendek waktu tunggu pelayanan resep obat jadi menjadi sesuai dengan standar (≤ 30
menit), maka akan dilakukan:

No Kegiatan Waktu PJ
a. Penambahan tenaga asisten apoteker pada peak hours (10.00-13.00)
dengan memodifikasi pengaturan jadwal kerja tenaga asisten apoteker.
b. Pelatihan service excellence bagi tenaga asisten apoteker.
c. Sosialaisasi kepada tenaga asisten apoteker tentang standar waktu tunggu
pelayanan resep obat jadi.
d. Peningkatan supervisi terhadap tenaga asisten apoteker.
DO

a. Penambahan tenaga asisten apoteker pada peak hours (10.00-13.00)


dengan memodifikasi pengaturan jadwal kerja tenaga asisten apoteker.
b. Pelatihan service excellence bagi tenaga asisten apoteker.
c. Sosialaisasi kepada tenaga asisten apoteker tentang standar waktu
tunggu pelayanan resep obat jadi.
d. Peningkatan supervisi terhadap tenaga asisten apoteker.

STUDY

a. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan solusi perbaikan


b. Lakukan pengukuran efektivitas pelaksanaan solusi perbaikan dengan
mengukur waktu tunggu pelayanan resep obat jadi.
c. Buat grafik waktu tunggu pelayanan resep obat jadi yang
menggambarkan perbandingan dari waktu ke waktu (Januari s.d. Maret)
ACT

1. Dari hasil study ditemukan ada perbaikan waktu tunggu pelayanan resep obat
jadi di Apotik Instalasi Rawat Jalan menjadi 28 menit.
Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi
Di Apotek Instalasi Rawat Jalan
Januari s.d. Maret 2015

100
80
Persentase

60
40
20
0
Jan Feb Mar
Capaian 50 65 28
Target 30 30 30

2. Kegiatan perbaikan dapat dilakukan dengan membuat lagi PDSA yang baru, sampai
target stadar tercapai.
3. Apabila sudah mencapai standar (achieved), perbaikan tersebut dipertahankan
(sustained)
4. Kegiatan perbaikan tersebut dapat distandarisasikan dan diterapkan pada apotek
lainnya di rumah sakit.
IDENTIFIKASI DAN PENGELOLAAN KEJADIAN SENTINEL

Kejadian sentinel adalah kejadian tak terduga yang menyebabkan kematian


atau cedera fisik atau psikologis yang serius, meliputi:.
a. kematian tak terduga, termasuk, namun tidak terbatas pada:
1) kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya (Misalnya, kematian akibat
infeksi pasca operasi atau emboli paru yang didapat di rumah sakit);
2) kematian bayi cukup bulan; dan
3) bunuh diri;
b. kehilangan anggota tubuh atau fungsi secara permanen yang tidak terkait
dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya;
c. tindakan bedah yang dilakukan salah tempat, salah prosedur dan salah
pasien;
d. penularan penyakit kronis atau fatal akibat dari transfusi darah atau produk
darah atau transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi;
e. penculikan bayi atau penyerahan bayi kepada orang tua yang salah
(bukan kepada orang tuanya) pada saat pulang.
f. pemerkosaan, kekerasan di tempat kerja seperti penyerangan yang
menyebabkan kematian atau kehilangan fungsi secara permanen atau
pembunuhan dengan sengaja kepada pasien, pegawai, dokter, mahasiswa
(kedokteran, keperawatan, dll.), trainee, peserta pelatihan, pengunjung,
atau vendor ketika berada di lingkungan rumah sakit.
g. peralatan medis dan non medis yang mencederai pasien yang
menyebabkan kematian atau cedera yang serius pada pasien;
h. tertinggalnya instrumen atau benda lainnya (Mis.: kasa, jarum bedah, dll.)
dalam rongga tubuh pasien setelah operasi dan memerlukan tindakan
operasi ulang;
i. reaksi hemolitik akibat ketidakcocokan golongan darah pada saat transfusi
darah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai