Pada Hidung
Presentator:
Nur Cholida Harissa
Moderator:
dr. Kartono Sudarman Sp. THTKL(K)
2
MISI Prodi Ilmu
Kesehatan T.H.T.K.L.
1. Meningkatkan kegiatan
‘’
pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat
berlandaskan kearifan lokal
2. Mengembangkan sistem tata
kelola program studi Kesehatan
T.H.T.K.L. yang mandiri dan
berkualitas (Good Governance)
3. Membangun kemitraan dan
kerjasama dengan rumah sakit
yang berkepentingan dalam
rangka mendukung kegiatan
pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat
3
PENDAHULUAN
4
PENDAHULUAN
5
EMBRIOLOGI
6
▣ Neural crest cell bermigrasi menuju posisinya,
mesenkim yang dibawahnya mulai menjadi :
Fonticulus nasofrontalis
Nasal capsule
Prenasal space
Foramen cecum
7
Gambar 1. Pembentukan tabung neural. Gambaran dorsal embrio
dengan perkembangan neural. A. Alur Neural . B. Alur makin dalam.
C. Tabung neural dipisahkan oleh permukaan ektoderm; neural crest
cell diselingi antara permukaan dan tabung neural.
8
Gambar 2. A. Neuropore posterior, B.
Neuropore anterior, C. Permukaan
ektoderm yang menutupi neural groove.
9
Gambar 3. Anatomi embrionik
normal hidung dan dasar
tengkorak anterior.
1, kartilago frontal;
2, fonticulus nasofrontalis;
3, tulang nasal;
4, kartilago nasal;
5, prenasal space;
6, nasal capsule;
7, dura.
10
Dermoid
11
Dermoid
12
Dermoid
13
Gambar 4 . Perkembangan dermoid
nasal kongenital.
A. Penutupan normal fonticulus,
foramen cecum, dengan saluran sinus
meluas hingga permulaan prenasal
space.
14
Gambar 5. B: foramen cecum paten dengan fistula dari dorsum nasal ke
prenasal space. C: fonticulus paten dan saluran sinus ke kulit glabella.
15
Glioma
16
Glioma
17
Glioma
18
Gambar 6. Perkembangan glioma .
B: glioma intranasal dengan koneksi SSP.
C: tulang yang menutup membentuk glioma.
19
Encephalocele
▣ Seperti glioma
▣ Berasal dari kegagalan dari penutupan tulang
tengkorak persisten
▣ Terdapat defek persisten intrakranial dan
ekstrakranial
▣ Teori lain juga diduga karena keterlambatan
migrasi dari kista neural kegagalan
penutupan dasar tulang tengkorak
20
Encephalocele
21
Encephalocele
22
Encephalocele
23
Gambar 7. Perkembangan encephalocele
A: herniasi dura dan jaringan glial
(encephalocele) melalui fonticulus
24
Gambar 8. saluran sinus yang terbuka pada dorsum nasal.
25
Gambar 9. Encephalocele sincipital
E, tulang ethmoid
M, Maksila
N, tulang nasal
NC, kartilago nasal
A: normal
B: encephaloce nasofrontal, dengan
defek tulang superior hingga tulang
nasal,
C: encephalocele nasoethmoidal,
dengan defek tulang inferior hingga
tulang nasal.
26
EVALUASI
27
▣ MRI merupakan modalitas pencitraan
terfavorit untuk kecurigaan anomali
neuropore anterior.
▣ CT scan memberikan detil tulang yang lebih
baik sedangkan MRI paling baik
mengambarkan jaringan lunak .
28
Gambar 10. potongan sagital MRI encephalocele nasofrontal.
29
Gambar 11. Potongan koronal (A) dan aksial (B) MRI menunjukkan kista dermoid lobus frontal.
30
TERAPI PEMBEDAHAN
31
▣ Beberapa variasi pendekatan bedah untuk
kista dermoid nasal termasuk incisi vertikal
atau horisontal midline, rinotomi lateral, incisi
transglabellar, atau pendekatan rinoplasti
eksternal.
32
Gambar 12 . Incisi vertikal midline
33
Gambar 13. A: incisi rinoplasti terbuka dengan retraktor memberikan lapang operasi yang luas.
B: specimen dapat dengan mudah diambil dengan rinoplasti terbuka.
34
Terima kasih
Mohon Asupan
35
▣ Which of the following most predisposes the
anterior neuropore to incomplete closure?
A. Reduced blood supply to anterior neural tube
B. Relatively late neural tube closure and low
concentration of neural crest cells
C. Lack of extracellular stromal support for
neural crest cell migration
D. Early apoptosis of anterior neuropore cells
36
41
38
49
39
84
41
Embriologi – perkembangan
abnormal
42
Dermoid Nasal
▣ Superonasal dermoid
43
Embriologi – perkembangan
abnormal dermoid nasal
44
Terapi pembedahan dermoid nasal
Langkah-langkah:
• Incisi eliptical di sekitar “pit”
• Gunakan lacrimal probe untuk
kanulasi jalur
• Gunakan small diamond burr
untuk mengebor di sekitar
jalur melalui tulang nasal
• Evaluasi dan bebaskan jalur
sari adherent dura dan/atau
crista galli
45
Dermoid nasal
Komplikasi:
▣ Inflamasi intermitten
▣ Abses
▣ Osteomielitis
▣ Broaden nasal root
▣ Meningitis
▣ Abses serebral
46
Abses dermoid nasal
▣ Pembentukan abses
47
Pembentukan kista dermoid
48
▣ Intranasal glioma
49
Pembentukan glioma
50
Glioma nasal
51
Glioma nasal
53
Encephalocele
54
Pembentukan encephalocele
55
Encephalocele nasal
56
Encephalocele nasal
57