LAPORAN KASUS Dyspepsia Syndrome
LAPORAN KASUS Dyspepsia Syndrome
Pembimbing:
dr. Enita Rakhmawati K., M. Sc, Sp.PD
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko tersering pada pasien
tuberkulosis (TB) paru. Saat ini, prevalensi terjadinya TB paru meningkat seiring
dengan peningkatan prevalensi pasien DM. Patofisiologi yang terjadi pada pasien
DM turut mempengaruhi patogenesis terjadinya TB paru di mana pada pasien DM
terjadi defek pada fungsi sel-sel imun.
Laporan Kasus
Identitas pasien
Nama : Ny. N
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Belitung darat gg. Simpang
rahmat
MRS : 7 Juli 2016
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri perut sejak 10 hari SMRS, nyeri perut perlahan-lahan muncul
dan sifatnya hilang timbul, nyeri perut terasa seperti tertusuk tusuk terletak pada perut
bagian atas dari kanan hingga kekiri. Nyeri biasanya muncul dipagi hari.pasien juga
mengeluh mual dan muntah dalam 10 hari terakhir pada bulan puasa dipagi hari.
Muntah berisi makanan. Saat makan , nyeri perut semakin bertambah. Pasien juga
mengeluhkan batuk yang sudah dirasakan sejak 2 minggu SMRS. Menurut pasien
batuknya jarang-jarang namun memberat sejak 3 hari SMRS. Batuk disertai dahak
berwarna hijau kekuningan dan menurut pasien dahal sulit dikeluarkan sehingga ia
sesak. Pasien mengaku badan terasa tidak nyaman dan sedikit demam terutama jika
malam. Karena keluhannya ini pasien menjadi tidak nafsu makan dan berat badan
pasien menurun. Batuk tidak sembuh dengan minum obat dari warung. Di sekitar
lingkungan pasien tidak ada yang sakit serupa atau keluarga maupun tetangga yang
minum obat 6 bulan.
Pasien sudah lama menderita kencing manis dengan rutin mengkonsumsi
methformine 3 kali sehari dan pernah memakai obat suntikan. Menurut pasien ia tidak
ada mengeluhkan gejala seperti mudah haus, mudah lapar atau sering BAK. Hanya
semenjak pasien didiagnosis menderita kencing manis pasien menjadi mudah lelah
dan sering sakit-sakitan. Penglihatan pasien sedikit kabur. Tidak ada luka di kaki
pasien. Pasien mengeluh sering pusing dan kepala serta tengkuk terasa sering tegang,
Untuk mengurangi keluhan pasien meminum paracetamole atau obat warung lainnya.
Anamnesis
- - -
T T T
T T T
Atas :
Ekstremitas Akral hangat, gerak sendi normal, atrofi otot (-/-),
pembengkakan (-/-), deformitas (-/-), edema (+/+), palmar
eritem (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), varises(-/-), nyeri (-/-),
denyut nadi perifer kuat – reguler
Bawah :
Akral hangat, gerak sendi normal, atrofi otot (-/-),
pembengkakan (-/-), deformitas (-/-), edema (+/+), pucat (-/-),
sianosis (-/-), varises(-/-), nyeri(-/-).
Pemeriksaan Penunjang Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan Darah Rutin dan Kimia Darah Laboratorium
Tanggal 7 Juli
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI 2016
Hemoglobin 8,0 12,5 – 16,7 g/dL
Leukosit 17,5 4.650 – 10.300 /uL
Eritrosit 2,61 4,10 – 6,00 juta/uL
Hematokrit 25,1 42,00 – 52,00 vol%
Trombosit 730 150.000 – 356.000 /uL
RDW-CV 16,7 12,1 – 14,0 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 96,3 75,0 – 96,0 Fl
MCH 30,6 28,0 – 32,0 Pg
MCHC 31,8 33,0 – 37,0 %
HITUNG JENIS
Gran% 63,2 50,0 – 70,0 %
Limfosit% 14,7 25,0 – 40,0 %
MID% 22,1 3,0 – 9,0 %
Gran# 11,20 2,50-7,00 ribu/ul
Limfosit# 2,6 1,25-4,0 ribu/ul
MID# 3,9 0,30-1,00 ribu/ul
KIMIA
HATI
SGOT 33 0 – 46 U/I
SGPT 20 0 – 45 U/I
GINJAL
Ureum 116 10 – 50 mg/dL
Kreatinin 4,1 0,7 – 1,4 mg/dL
Gula darah
GDS 89 <200 Mg/dl
Hasil pemeriksaan USG Abdomen pada tanggal 9 juli 2016 (RSUD
Ulin Banjarmasin)
Kesimpulan :
■ Kesimpulan :
■ Chronic kidney disease
■ USG hepar, kandung empedu, pankreas, spleen, vesika
urinaria tak tampak kelainan.
Hasil pemeriksaan foto thorax pada tanggal 9 juli 2016 (RSUD Ulin
Banjarmasin)
• TB paru, pneumonic type
2. DM type II
3. TB paru
3.1 pneumonia
4. Gagal Ginjal
1. syndrome dyspepsia
Planning :
Diagnostik : Endoskopi, urea breath test, EKG.
Terapeutik : IVFD NS 20 tpm, inj. Omeprazole 3x40mg, dan inj. Metoclopramide 3x10mg,
Monitoring: keadaan umum,ttv, subjektif
Edukasi : Pola makan teratur, Tirah baring
2. DM type II
Planning :
Diagnostik : Cek GDS, GDP, G2JPP, Hba1c
Terapeutik : inj. Levemir 0-0-8 unit Rencana
Monitoring : ttv, Gula darah awal
Edukasi : pola makan
3. TB paru
Planning
Diagnostik : LED, kultur sputum, sputum BTA SPS, Gen expert.
Terapeutik : Rifastar 0-0-3
Monitoring : TTV, KU,
Edukasi : KIE, menggunakan masker
4.Gagal Ginjal
Planning :
Diagnostik : USG, albumin urin
Terapeutik : Haemodialisa
Monitoring : KU, TTV , Albumin urin, Ureum, Creatinin
Edukasi : tirah baring, diet
Pembahasan
TEORI
Dispepsia Syndrome KASUS
Individu dengan karakteristik berikut ini pasien mengaku sering konsumsi obat
lebih berisiko mengalami dispepsia: warung untuk mengatasi keluhan nyeri
- konsumsi kafein berlebihan, perut seperti paracetamol. Mengingat
- minum minuman beralkohol, usia pasien 62 tahun serta kebiasaan
merokok, konsumsi OAINS, hal ini menjadi factor
- konsumsi steroid dan OAINS, resiko dyspepsia pada pasien.
- serta berdomisili di daerah dengan
prevalensi H. pylori tinggi.
TEORI KASUS
TEORI KASUS
TEORI KASUS