• Bangunannya berbentuk solu (perahu) yang merupakan ciri khas rumah adat
Batak Toba. Arsitektural mengadopsi vernakular tradisional Batak Toba,
dengan ruang dalamnya berbentuk empat persegi panjang. Elemen interior
mengadopsi filosofi Batak mulai dari dinding, tangga altar, beberapa perabot,
profil dinding dan sebagainya.
• Peta Lokasi Kompleks
• Skema Kompleks Paroki
Paroki Santo Mikael
Pangururan Santo Mikael Pangururan
Sejarah Gereja Katolik
Inkulturatif Pangururan (GKIP)
• GKIP dibangun antara tahun 1994-1997, dan diresmikan pada tanggal
27 Juni 1997 oleh Uskup Agung Medan Mgr. AGP Batubara, OFM Cap
dan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tapanuli Utara Drs TMH Sinaga.
• GKIP dibangun dengan dana sekitar 800 juta rupiah yang diperoleh
dari swadaya jemaat, instansi gereja (baik dalam dan luar negeri),
serta sumbangan pribadi dari para donatur
• Semua dana ini ditangani oleh Pastor Leo Joosten, OFM Cap (seorang
pastor asal Belanda). Beliau memimpin secara langsung
pembangunan gedung GKIP ini dan dibantu oleh dua arsitek
perencana yaitu:
• Bruder Anianus Snik, OFM Cap, seorang Belanda yang
bertanggung jawab untuk konstruksi bangunannya
• Toga Nainggolan, seorang Batak Toba yang bertanggung jawab
sebagai arsitek tradisional Batak Toba-nya
Museum Kapusin Bona
Pasogit Nauli
• Bangunan GKIP merupakan bangunan tiga lantai. Lantai dasar
digunakan sebagai museum, sedangkan lantai 1 dan 2
digunakan sebagai ruang ibadah.
• Gereja inkulturatif yang dirancang mengadopsi konsep arsitektural tradisional Batak Toba
dianggap sebagai situs budaya
INTEPRETASI Lanjutan