Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

“Patent Ductus Urachus”


Oleh :
Dina Adlina Mallappa
N 111 14 046

Pembimbing Klinik
dr. I Wayan Suarsana, Sp.U
Pendahuluan
 Urachus merupakan sisa embrionik normal dari
primitive bladder berupa jaringan fibrous yang
memanjang dari bladder ke umbilicus dan merupakan
hasil obliterasi dari allantois
 Kegagalan obliterasi allantois menghasilkan anomali
urachus yang bervariasi,
 Urachus terletak di space of Reitzius, antara fascia
transversalis di anterior dan peritoneum di posterior.
 Patent urachus merupakan kondisi patologis yang relatif
jarang. Insidensi patent urachus sekitar 1 – 2,5 per
100000.
Urachus adalah suatu saluran
Definisi yang menghubungkan lumen
kandung kemih dengan alantois
yang terdapat pada fetus.

Pada keadaan normal urachus


menutup setelah lahir dengan
membentuk sikatrik pada apex
dari kandung kemih,
sedangkan fungsi urachus
digantikan oleh uretra.

Patent urachus merupakan


keadaan dimana penutupan
saluran urachus tidak sempurna.
Embriologi
•Allantois terbentuk pada umur kehamilan 16 hari sebagai
kantong tipis berbentuk jari dari dinding caudal .
•Vesica urinaria terbentuk dari bagian ventral kloaka yang
bersambung dengan allantois di ventral.
• Bagian ujung cranioventral dari vesica urinaria membuka ke
allantois setinggi umbilicus.

• Pada minggu ke 4 sampai ke 6, urorectal septum membagi


endodermal cloaca menjadi ventral urogenital sinus dan dorsal
rectum.
• Bagian cranial dari urogenital sinus bersambung dengan
allantois dan berkembang menjadi vesica urinaria dan pelvic
urethra. Bagian caudal berkembang menjadi phallic urethra
pada pria dan distal vagina pada wanita
• Pada minggu ke-7 – minggu ke-12 jaringan ikat sekitar
memadat dan otot polos mulai tampak
• Pertama pada regio bladder dome dan selanjutnya menuju
bladder base.

 Pada umur 10 minggu embrionik, vesica urinaria meluas dan


apexnya meruncing ke urachus yang bersambung dengan sisa
allantoic stalk.
 pada bulan ketiga kehamilan, setengah bagian bawah buli
bertempat di belakang os pubic sedangkan setengah bagian
atas buli menyempit dan berkerut menjadi struktur tipis
seperti kerucut yang disebut “middle umbilical ligament”.
• Pada bulan ke IV - V kehamilan , allantoic duct dan
ventral cloaca involusi menjadi vesica urinaria.
• Vesica urinaria turun masuk ke dalam pelvis.
Turunnya vesica urinaria ini menyebabkan allantoic
duct memanjang
• Bagian apex vesica urinaria menyempit menjadi
helaian fibromuscular yang dilapisi epitel dan
dinamakan urachus.
pada proses normal akan terjadi apoptosis
dari sel epitelium urachus (obliterasi
urachus) pada minggu ke 5-7 kehamilan

sehingga urachus tersebut akan


mengalami involusi membentuk
ligamentum umbilicalis mediana.

Kelainan urachus akan muncul ketika


proses obliterasi ini tidak sempurna, yang
kemudian akan meninggalkan lumen
persisten. Bisa terjadi pada keseluruhan
saluran membentuk patent urachus
Anatomi
Urachus merupakan suatu korda fibromuskuler
yang berlokasi pada jaringan ekstraperitoneal
anterior dalarn ruang Retzius (antara fasia
transversalis sebelah anterior dan peritoneum
parietalis disebelah posterior).

Urachus berbentuk saluran yang pada orang


dewasa berukuran panjang 1,2-3,9 inci (3-10 cm)
dan diameter 0.3-0.4 inci (8-10 mm),
berkembang dari bagian superior sinus
urogenital dan menghubungkan fundus vesika
urinaria ke umbilicus selarna kehidupan fetal

Dari riwayat embriologisnya, urachus


merupakan struktur ekstraperitoneal.
 Secara histologi urachus merupakan tabung
fibromuskuler yang terdiri atas tiga lapisan
berbeda yaitu :
 Saluran epitelial dengan epitel transisional
(70%) atau epitel kolumner (30%),
 Lapisan jaringan konektif submukosal; dan
 Otot polos pada lapisan terluar yang memiliki
kontinuitas dengan muskulus detrusor.
Epidemiologi
 Kelainan urachus secara kongenital ini ditemukan
kurang dari 1 : 1000 pada bayi lahir hidup.

 Fistula urachus terjadi sekitar 50% dari seluruh kelainan


urachal dengan insiden sekitar 0,25-15/10.000 kelahiran
dan 2:1 predominan pada laki-laki.
Etiologi
 Kelainan urachus diakibatkan oleh kegagalan obliterasi
lumen urachus dengan etiologi yang mendasari baik
secara genetik maupun pada tingkatan molekuler masih
belum diketahui.

 karena kasusnya yang jarang, kelainan sisa urachus


sering didiagnosis dengan gangguan intraabdominal
daerah midline dan gangguan pada rongga pelvis.
 Fistula terjadi bila saluran sisa hubungan menetap
antara vesika urinaria dengan umbilikus akibat
kegagalan total penutupan garis epithelial kanal urachal,
sehingga urin dapat mengalir keluar melalui umbilikus.

 Kausanya masih idiopatik tapi ada beberapa teori yg


muncul, yaitu teori obstruksi vesika urinaria intrauterine,
teori kegagalan proses penurunan vesika urinaria ke
dalam pelvis dan teori re-tubularization.

 Pada kultur bakteri sering didapatkan Staphylococcus


aureus, Escherichia coli, Enterococcus dan Citrobacter.
Klasifikasi
 Persisten (fistula) urachus
 Kista Urachus
 Divertikulum urachus
 Sinus urachus
Manifestasi Klinis
 Drainase cairan dari umbilikus secara terus-menerus atau intermiten
, meningkat alirannya saat peningkatan tekanan intra abdominal
seperti menangis, batuk dan mengedan.
 Gejala tambahan yang biasa muncul, seperti pembesaran atau
edema umbilikus, dan lambatnya penyembuhan tali pusat.
 Gejala klinis dari anomali urachus asimptomatis, nyeri abdomen,
demam, periumbilical mass, infeksi saluran kemih, dan umbilical
discharge.
 Discharge yang bening menyerupai urin, diduga kuat merupakan
discharge dari patent urachus. Sedangkan discharge yang berupa
serous, purulent maupun bloody diduga berasal dari urachal sinus
maupun urachal cyst.
 Diagnosis patent urachal dan urachal sinus sering dibuat dengan
melihat adanya ekskresi urin dari umbilicus.
Diagnosis
 Diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan ureum dan kreatinin
pada cairan urin
 Atau dengan menyuntikkan methylen blue atau dengan indigo
Carmen melalui kateter ke dalam vesika urinaria
 Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk urachus
adalah VCUG, fistulography, ultrasonography, CT scan, dan MRI
 Pada fistulography dan VCUG, tampak bahan kontras mengisi canal
urachal yang menghubungkan dome vesica urinaria dengan
umbilicus
 Pada CT scan dan MRI potongan sagital, tampak sebagai struktur
tubular yang menghubungkan aspek anterior dari vesica urinaria
dengan umbilicus.
Penatalaksanaan
 Indikasi operasi pada kelainan urachus adalah paten
urachus persisten (karena resiko rekuren infeksi,
pembentukan batu, drainase cairan persisten dari
umbilikus, ekskoriasi, dan nyeri),
 Eksisi merupakan penanganan terpilih untuk kelainan
urachus. Sejauh ini pendekatan tradisional dengan eksisi
total urachus
Komplikasi
 Resiko timbulnya keganasan dimasa datang pada sisa
urachus telah diketahui baik timbulnya keganasan pada
sisa urachus kiranya disebabkan oleh inflamasi dan
infeksi kronik keganasan urachal
Progonosis
 jika kelainan kongenital serius ditemukan bersama
dengan sisa urachus, prognosisnya adalah jelek
 Pasien dengan kelainan sisa urachus yang sudah
dioperasi lazimnya sangat baik Pada umumnya anak
mengalami pemulihan dengan cepat
 Komplikasi kelainan sisa urachus berupa
adenokarsinoma memberikan prognosis yang jelek
Laporan kasus
IDENTITAS

 Nama : Nn. G. M
 Umur : 23 Tahun
 Jenis kelamin : perempuan
 Tanggal Masuk : 25 mei 2016
Anamnesis
 Keluhan utama : adanya cairan yang keluar dari pusar
 Anamnesis terpimpin :
Pasien masuk dengan keluhan adanya cairan yang keluar
terus - menerus dari pusar. Hal ini dialami oleh pasien
sejak 3 hari setelah lahir, saat itu tali pusar juga terlepas
dan menurut pasien, tali pusatnya mengalami
penyembuhan yang lambat. Pasien mengaku pusarnya
selalu basah dan berbau pesing, cairan yang keluar dari
pusar seperti air, dan tidak disertai nanah. cairan
bertambah banyak jika pasien batuk dan mengedan.
Riwayat demam (-), mual muntah (-), BAK lancar, BAB
biasa.
PEMERIKSAAN FISIS

 GCS : E4V5M6
 Status Generalisata : Sakit Sedang/ Composmentis/ Gizi
Baik
 Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 96 kali/menit
Suhu aksilla : 36.7 °C
Kepala
 Normocephal
 Mata : Konjungtiva Anemis (-)/(-), Sklera Ikterik
(-)/(-)
 Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

Thorax
 Inspeksi : Normothoraks, pergerakan simetris
 Palpasi : Vocal fremitus kanan=kiri, nyeri tekan (-)
 Perkus : Sonor (+)/(+), batas paru hepar SIC VI
midclavicula dextra
 Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler (+)/(+), Rh (-)/(-),
Wh (-)/(-)
Abdomen
 Inspeksi : Tampak cembung, terdapat cairan
berwarna bening pada pusar dan berbau pesing, edem
daerah pusar(+), push (-), darah (-)
 Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
 Palpasi : Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Timpani

 Genitalia : Tidak ditemukan kelainan


 Ekstremitas
◦ Superior : Akral hangat (+)/(+), deformitas (-)/(-)
◦ Inferior : Akral hangat (+)/(+), deformitas (-)/(-)
Status Lokalis
 Regio : umbilikus
 Inspeksi : Tampak cairan keluar dari umbilikus, edem
pusar (+)
 Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-),
RESUME

Pasien masuk dengan keluhan adanya cairan yang keluar


terus - menerus dari pusar. Hal ini dialami oleh pasien
sejak 3 hari setelah lahir, dan menurut pasien tali
pusatnya mengalami penyembuhan yang lambat. Pasien
mengaku pusarnya selalu basah dan berbau pesing,
cairan yang keluar dari pusar seperti air, berwarna
seperti urin dan tidak disertai nanah. cairan bertambah
banyak jika pasien batuk dan mengedan. Riwayat
demam (-), mual muntah (-), BAK lancar (+), penilaian
pada regio umbilkus, Inspeksi : tampak urin keluar terus
menerus, edem umbilikus (+). Palpasi : Nyeri tekan (-),
massa (-).
Diagnosis Sementara
Patent Ductus Uracus
Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS AKHIR
 Paten Ductus Uracus
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa :
 Pemberian antibiotik
 Tindakan operatif
 Eksisi ductus urachus
 PROGNOSIS
Dubia ad bonam

 DOKUMENTASI PASIEN
Pembahasan
Teori
Kasus
•Tanda klinis yang
 Pasien masuk
ditunjukkan adalah
berupa keluarnya urin dengan keluhan
dari umbilikus secara adanya cairan
terus-menerus atau yang keluar terus -
intermiten yang menerus dari
meningkat alirannya pusar.
saat peningkatan cairan bertambah
tekanan intra banyak jika pasien
abdominal.
batuk dan
mengedan.
Kasus
Teori penilaian pada regio
Pemeriksaan fisik : umbilkus, Inspeksi :
Gejala tambahan pusarnya selalu
yang biasa muncul, tampak basah,
seperti pembesaran tampak cairan
atau edema bening berwarna
umbilikus, dan seperti urin keluar
lambatnya terus menerus, edem
penyembuhan tali umbilikus (+).
pusat. Palpasi : Nyeri
tekan (-), massa (-).
Teori
Kasus
Diagnosis dapat
ditegakkan dengan
memastikan bahwa
Dari anamnesis dan
cairan yang keluar
pemeriksaan fisik
adalah urin dengan
dapat membuat kita
pemeriksaan kadar
menentukan suatu
kreatinin, pencitraan
diagnosis
VCUG, fistulografi, atau
dengan instilasi zat
warna ( metilen biru
melalui buli-buli ).
Teori
Bahwa terapi yang biasa
dilakukan pada kelainan
urachus adalah
pembedahan yang Kasus
umumnya disarankan untuk Untuk memperbaiki
mencegah komplikasi keadaan pasien maka
infeksi dan kerusakan kulit. diperlukan tindakan
Fistula sebaiknya dilakukan pembedahan. Pada
eksisi lengkap dari pasien ini dilakukan
umbilicus, urachus, dan explorasi serta eksisi
vesica urinaria. Selain itu ductus urachus. Eksisi
jahitan sederhana pada ductus urachus yang
kelainan urachus memiliki dilakukan setinggi
tingkat rekurensi yang dome dan umbilikal.
tinggi.

Follow up
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai