Anda di halaman 1dari 94

SISTEM PERIODIK UNSUR

Oleh:
Kelompok 2 Offering A

1. Alawia Chusna 170331614007


2. Dea Ayu Dwicahyaningrum 170331614075
3. Nur Indah 170331614046
4. Widya Rahayu 170331614043
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
• Antoine Lavoisier
• Tahun 1789
• Kimiawan
• Dari Perancis

Membagi unsur-unsur menjadi empat


kelompok, yaitu gas, logam, nonlogam, dan
tanah.

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
• Johann Wolfgang Döbereiner
• Tahun 1817
• Kimiawan
• Dari Jerman

Mengelompokkan unsur yang mempunyai


sifat sama, tiap kelompok terdiri dari tiga
unsur yang disebut triade

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
Jika tiga unsur
diurutkan berdasarkan
kenaikan massa
atomnya, maka massa
unsur yang kedua
sama dengan massa
rata-rata unsur
pertama dan ketiga.

Pernyataan ini dikenal


dengan nama Hukum
Triade Dobereiner.

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
• John Alexander Reina Newlands
• Tahun 1863
• Kimiawan
• Dari Inggris

Ketika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan


berat atom, sifat kimia dan fisika yang sama akan
berulang pada interval delapan sehingga disebut
Hukum Oktaf

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
Newlands memelopori penyusunan unsur-unsur yang sifatnya mirip
pada kolom vertikal.

Kelemahan hukum oktaf yaitu pengulangan setiap 8 unsur hanya cocok


untuk unsur-unsur yang massa atomnya kecil. Selain itu masih ada
unsur-unsur yang berimpitan pada urutan yang sama.
Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
• Julius Lothar Meyer
• Tahun 1870
• Kimiawan
• Dari Jerman

Membuat daftar unsur-unsur dengan


memperhatikan sifat fisika yaitu volume atom dan
membuat grafik volume atom unsur terhadap
massa atomnya yang disebut Lengkung Meyer

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
Unsur Li, Na, K, Rb, dan Cs
menempati kedudukan yang
setara, yaitu di puncak.

Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba berada di


titik kedua dari puncak.

Ternyata unsur-unsur yang


letaknya setara memiliki sifat
yang mirip.

Sumber: Poppy DKK. 2009.


Kimia 1: Kelas X SMA dan MA.
Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen
Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
• Dmitri Mendeleev
• Tahun 1869
• Kimiawan
• Dari kekaisaran Rusia

Membuat beberapa urutan tentang unsur-


unsur zat kimia yang telah diketahui dengan
menyusun seperangkat kartu.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_periodik
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
Tabel periodik Mendeleev versi
1869.

Suatu percobaan pada sistem


unsur. Disusun berdasarkan berat
atom dan kesamaan sifat
kimianya.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_periodik
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH

Tabel periodik Mendeleev 1871 dengan delapan golongan unsur. Garis


putus-putus menandakan unsur yang belum diketahui tahun 1871.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_periodik
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
• Henry Moseley
• Tahun 1915
• Fisikawan
• Dari Inggris

Menemukan nomor atom dan menyusun


unsur-unsur dalam tabel periodik
berdasarkan kenaikan nomor atom.

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH

Ada dua sistem yang digunakan pada penomoran golongan yaitu


1. Sistem Amerika, menggunakan angka Romawi I sampai VIII, masing-
masing terdiri dari golongan A dan B.
2. Sistem IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry)
menggunakan angka Arab 1 sampai dengan 18.

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

SEJARAH
Oleh karena sistem penomoran golongan IUPAC belum memasyarakat di
kalangan ahli kimia, maka penggolongan sistem Amerika lebih banyak
digunakan.

Sumber: Poppy DKK. 2009. Kimia 1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.
NUR INDAH
170331614046

ORGANISASI TABEL PERIODIK UNSUR

Bentuk Pendek Desain Bentuk TPU Bentuk Panjang

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Kelompok Unsur Kelompok Unsur


Kelompok Unsur Inert
Utama Transisi

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Kelompok unsur-unsur Inert

2 He 10 Ne 18 Ar

36 Kr 54 Xe 86 Rn
NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Kelompok unsur-unsur utama

Konfigurasi eletron Notasi Nama Golongan Unsur-unsur


kulit valensi (n=1-7)
……..ns1 M1 Alkali 3Li – 87Fr
……..ns2 M2 Alkali tanah 4Be – 88Ra
……..ns2 np1 M3 Boron 5B – 81Tl
……..ns2 np2 M4 Karbon 6C – 82Pb
………ns2 np3 M5 Nitrogen 7N – 83Bi
……..ns2 np4 M6 Chalcogen 8O – 84Po
……..ns2 np5 M7 Halogen 9F – 85At

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Kelompok unsur-unsur utama

Unsur Konfigurasi Elektronik Titik Leleh Jari-jari E° (V), untuk


(°C) M2+ (Å) M2+(aq) + 2e ↔ M(s)
M2 Be [He] 2s2 1280 0,34 -1,85
Mg [Ne] 3s2 650 0,65 -2,37
Ca [Ar] 4s2 840 0,99 -2,87
Sr [Kr] 5s2 770 1,13 -2,89
Ba [Xe] 6s2 725 1,35 -2,90
Ra [Rn] 7s2 700 1,40 -2,92
M2’ Zn [Ar} 3d10 4s2 420 0,74 -0,76
Cd [Kr] 4d10 5s2 320 0,97 -0,40
Hg [Xe] 4f14 5d10 6s2 -39 1,10 +0,85

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Kelompok unsur transisi

Golongan Transisi, Unsur menurut batasan Unsur menurut batasan kedua


d pertama
I (pertama) Sc – Zn Sc – Cu
II (kedua) Y – Cd Y – Ag
III (ketiga) La dan Hf - Hg La dan Hf – Au

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Kelompok unsur transisi

Unsur Konfigurasi Elektron Menurut


Prinsip Aufbau Data Spektroskopi (eksperimen)
24Cr [18Ar] 3d4 4s2 [18Ar] 3d5 4s1
29Cu [18Ar] 3d9 4s2 [18Ar] 3d10 4s1
41Nb [36Kr] 4d3 5s2 [36Kr] 4d4 5s1
42Mo [36Kr] 4d4 5s2 [36Kr] 4d5 5s1
44Ru [36Kr] 4d6 5s2 [36Kr] 4d7 5s1
45Rh [36Kr] 4d7 5s2 [36Kr] 4d8 5s1
46Pd [36Kr] 4d8 5s2 [36Kr] 4d10
47Ag [36Kr] 4d9 5s2 [36Kr] 4d10 5s1
78Pt [54Xe] 4f14 5d8 6s2 [54Xe] 4f14 5d9 6s1
79Au [54Xe] 4f14 5d9 6s2 [54Xe] 4f14 5d10 6s1

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


NUR INDAH
170331614046

KLASIFIKASI UNSUR-UNSUR DALAM TABEL PERIODIK UNSUR

Perbedaan konfigurasi elektron menurut prinsip aufbau dan data


spektroskopi untuk beberapa unsur transisi pada tabel tersebut
dihubungkan dengan kestabilan bagi sistem orbital penuh dan
orbital setengah penuh

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


SIFAT-SIFAT PERIODISITAS
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

Atomik

Ionik Kovalen

Jari-Jari

Van Der
Metalik
Waals
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI ATOMIK

Jarak dari Inti atom ke


orbital elektron terluar
yang stabil

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI ATOMIK

Kecenderungan menurunya jari-jari atom dalam periode


dapat dijelaskan dengan parameter muatan efektif

Zef = Z - S

Zef : Muatan Inti Efektif


Z : Jumlah proton dalam inti
S : tetapan pemerisaian

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Kecenderungan Jari-Jari Atom

Dalam Periode,
dari kanan ke kiri
maka jari- jari
atom akan
semakin besar

Dalam Golongan,
dari atas ke
bawah maka jari-
jari atom akan
semakin besar

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_periodik_jari-j ari_atom


Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI KOVALEN

Jarak antara dua atom yang


bergabung dengan ikatan
kovalen dalam molekul
diatomik

Terdapat perbandingan dari


𝑟𝑘𝑜𝑣 dengan 𝑟𝑎𝑡𝑜𝑚 yaitu pada
𝑟𝑘𝑜𝑣 akan lebih panjang 2 kali lipat
dari 𝑟𝑎𝑡𝑜𝑚 , hal tersebut disebabkan
pada 𝑟𝑘𝑜𝑣 terjadi tumpang tindih
2rkov (overlap)

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

CONTOH JARI – JARI KOVALEN

Molekul HCl

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI KOVALEN

Persamaan
Schomaker-
Panjang ikatan Stevenson
kovalen
Persamaan
Porterfield

Keterangan :
𝑟𝐴−𝐵 : Panjang Ikatan Kovalen
𝑟𝐴 : Jari-Jari Kovalen Atom A
𝑟𝐵 : Jari-Jari Kovalen Atom B
𝑋𝐴 : Keelektronegatifan Atom A
𝑋𝐵 : Keelektronegatifan Atom B

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang: Indonesia Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

CONTOH PERSAMAAN SCHOMAKER-STEVENSON

Panjang ikatan kovalen Li - F

𝑟𝐴−𝐵 = 𝑟𝐴 + 𝑟𝐵 − 9 𝑋𝐴 − 𝑋𝑏
𝑟𝐿𝑖−𝐹 = 𝑟𝐿𝑖 + 𝑟𝐹 − 9 𝑋𝐿𝑖 − 𝑋𝐹
𝑟𝐿𝑖−𝐹 = (134 + 71 − 9 3,98 − 0,98 ) 𝑝𝑚
𝑟𝐿𝑖−𝐹 = 178,0 𝑝𝑚

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang: Indonesia Academic Publishing.
Jari – jari Kovalen berkurang

Jari – jari Kovalen bertambah

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang:


Indonesia Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI VAN DER WAALS

Atom rvdW (Pm) Atom rvdW (Pm)

H 120 F 160

C 170 Cl 190

N 155 Br 200

O 152 I 212

S 180 Setengah jarak antara dua


inti atom molekul diatomik
Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan yang bersebelahan.
Ionik. Malang: Indonesia Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

CONTOH JARI – JARI VAN DER WAALS

Molekul HCl

𝑟𝑣𝑑𝑤
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI METALIK

Separuh Jarak antara dua


inti atom logam yang
berdekatan pada kristal
logam

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang: Indonesia


Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

CONTOH JARI – JARI METALIK

Logam Na

Na Na

2𝑟𝑀
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI METALIK

Jari – jari atom logam Bilangan Koordinasi atom Jari – jari


cenderung bertambah panjang logam relatif
dengan semakin besarnya 12 1
bilangan koordinasi atom
logam dalam kristalnya 8 0,97
6 0,96
4 0,88

Contoh :

Jari – Jari atom Na (BK 12) = 1/0,97 x Jari – jari atom Na (BK 8)
= 1/0,97 x 180,2 pm
= 186,0 pm

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang:


Indonesia Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

JARI – JARI IONIK

Ukuran atom ion dalam kisi kristal,


yang merupakan setengah jarak
antara dua ion yang hampir
berhimpit satu sama lain

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Back


Malang: Indonesia Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

CONTOH JARI – JARI IONIK

Molekul NaCl

Cl
Na

𝑟𝑖𝑜𝑛
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

Kecenderungan Jari – jari ionik

Jari – jari ionik meningkat


Jari – jari ionik menurun

Sumber: Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang: Indonesia


Academic Publishing.
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

ENERGI IONISASI

Energi yang diperlukan


untuk mengeluarkan
satu elektron dari atom
dalam keadaan atau
fasa gas

Contoh :
Li(g) Li+(g) + e Ei = 520 KJ/mol
Li+(g) Li2+(g) + e Ei = 7293 KJ/mol
Li2+(g) Li3+(g) + e Ei = 11807 KJ/mol
Satuan:
1 Ev = 1,60 x 10-19 J
Ei (1) < Ei (2) < E(n) = 96, 485 KJ/mol

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I.


Yogyakarta: JICA
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

ENERGI IONISASI
• Energi ionisasi bergantung pada kuat muatan inti efektif ( Zef )

• Energi ionisasi bervariasi terhadap gaya


tarik elektrostatik Coulomb.

Keterangan :
𝑍𝑒𝑓 : muatan inti efektif
r 2= jari-jari atom

Catatan :
1. Pengaruh muatan inti efektif terhadap eV
relatif konstan dengan naiknya nomor
atom.
2. EI menurun dengan bertambahnya nomor
atom.
Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta:
JICA
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

ENERGI IONISASI

• Kenaikan Zef tidak selalu di ikuti dengan kenaikan Ei

• Ei Alkali < Ei Gas Mulia

Li = 1s2 2s1

Be = 1s2 2s2
Ei (Li) < Ei (Be) > Ei (B)
B = 1s2 2s2 2p1

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta:


JICA
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

Kecenderungan Energi Ionisasi pada Golongan


dan Periode
Energi Ionisasi Meningkat
Energi Ionisasi Menurun

Sumber : http://www.periodicvideos.com/
Dea Ayu Dwicahyaningrum
170331614075

Daftar Pustaka

• Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


• Effendy. 2016. Perspektif Baru Ikatan Ionik. Malang: Indonesia Academic
Publishing.
• Effendy. 2016. Logam, Aloi, Semikonduktor, dan Superkonduktor. Malang:
Indonesia Academic Publishing.
Alawia Chusna
170331614007

AFINITAS ELEKTRON ATAU ENERGI AFINITAS

Definisi Konvensional

»Menangkap elektron : membebaskan energi Ea= (+)


M (g) + e → M- (g) .…….Ea (1)
M- (g) + e → M2- (g) ……..Ea (2)
• Ea(1) > Ea (2) > Ea (3) dst
• Ea (1) = (+) membebaskan energi bertentangan dengan ΔH = (-) (eksotermik)
• Ea (2) = (-) membutuhkan energi ΔH = (+) (endotermik)
Dilihat dari arah sistem Dilihat dari arah lingkungan

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Alawia Chusna
170331614007

• Penulisan energi dari arah sistem Penulisan energi dari arah lingkungan

Eksoterm

1. Sistem melepaskan energi 1. Lingkungan menerima energi


M (g) + e → M- (g) + Ea Ea (1) = (+) ΔH + M (g) + e → M- (g) ΔH = (-)

Endoterm

1. Sistem menerima energi 1. Lingkungan melepas energi


Ea + M- (g) + e → M2- (g) Ea (2) = (-) M- (g) + e → M2- (g) + ΔH ΔH = (+)
Alawia Chusna
170331614007

Pengertian Afinitas elektron ada 2 :


1. Energi afinitas didefinisikan lawan selisih entalpi
Ea (+), ∆H = (-)
F (g) + e → F- (g) ∆H = -337 kj/mol,
Ea = +337 kj/mol
E a = - ∆H

2. Afinitas elektron sebagai energi ionisasi ion


F- (g) → F (g) + e ∆H =+337 kj/mol
E = ∆H = +337 kj/mol
a

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Alawia Chusna
170331614007

Dua pengertian diekspresikan dalam satu proses

Kesinambungan hubungan harga ∆H dengan elektron ke-n

O2- → O- (g) + e ∆H =Ea (2) = -844 kj mol-1


O- → O (g) + e ∆H =Ea (1) = +141 kj mol-1
O → O+ (g) + e ∆H =Ei (1) = +1313 kj mol-1
O+ → O2+ (g) + e ∆H =Ei (2) = +3388 kj mol-1

Ea menjadi Ei setelah melewati O netral

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Energi afinitas bersifat kumulatif langsung
 energi afinitas dua elektron merupakan jumlah dari energi afinitas pertama dan kedua
Tabel energi afinitas pertama untuk definisi kovensional

O(g) + e → O- (g) Ea (1) = +141 kj mol-1 (sistem melepaskan energi)


O- (g) + e → O2- (g) Ea (2) = -844 kj mol-1 (sistem menerima energi) +

O (g) + 2e → O2- (g) Ea = -703 kj mol-1 (sistem menerima energi)

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Alawia Chusna
170331614007

Definisi
Modern

• Sama, tetapi berlawanan tanda


dengan pengertian konvensional
• Penulisan energi dilihat dari arah Sesuai hukum termodinamika :
lingkungan Membebaskan energi Ea = (-), ∆H (-) eksotermik
Membutuhkan energi Ea = (+), ∆H (+)endotermik

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Alawia Chusna
170331614007

Tabel energi afinitas pertama untuk definisi modern

O(g) + e → O- (g) ∆H= Ea (1) = -141 kj mol-1


O-(g) + e → O2- (g) ∆H = Ea(2) = +844 kj mol-1
+
O(g) + 2e → O2- (g) Ea = ∆H = 703 kj mol-1

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Widya Rahayu
170331614043

Kecenderungan Afinitas
Elektron
Widya Rahayu
170331614043
Bagaimana kecenderungan (perbedaan) harga afinitas
elektron unsur-unsur dalam tabel periodik?

Sumber: IYPT2019. Periodic Table of Chemical Element. Online.


(https://www.acs.org/content/acs/en/education/whatischemistry/periodictable.html)
Widya Rahayu
170331614043

Beberapa Harga Afinitas Elektron

Sumber: Dr.Julia Metzker.2012. Inorganic Chemistry Course.


(http://www.craftychemist.org/inorganic/2012/08/periodic-trends-report)
Effendy. 2016.Perspektif Baru Ikatan Ionik Edisi 3.Malang: Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Widya Rahayu
170331614043
Untuk beberapa unsur dalam tabel periodik dapat
dijelaskan sebagai berikut
(B dan C)> H>He>Li>Be
Hidrogen
₁H = 1s1
H(g) + e- → H-(g) AE 1 : 73 kJ/mol
𝐸𝑎 B dan C > H
₅B = 1s2 2s2 2p1 Boron dan 𝐸𝑎 He<H
Karbon
Helium
₆C = 1s2 2s2 2p2 ₂He = 1s2

B(g) + e-  B-(g) AE 1= -27 kJ/mol • EI tinggi = 2372 kJ/mol


C(g) + e-  C-(g) AE 1= -122 kJ/mol • Bila menangkap 1e
He(g) + e-  He-(g) AE1 = 21kJ/mol

𝐸𝑎 Be < Li 𝐸𝑎 Li <H
Berelium Litium
₄Be = 1s2 2s2 ₃Li = 1s2 2s1
Be(g) + e-  Be-(g) AE₁= 240 kJ/mol Li(g) + e-  Li-(g) AE₁= -60 kJ/mol

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Pengaruh Afinitas Elektron terhadap Jari-jari
rH rH-
37 pm > 37 pm

H(g) + e → H-(g)

₁H = 1s1
₁H- = 1s2
Bila menangkap 1e, tidak mengakibatkan
H(g) → H+(g) + e perubahan r atau menjadi sedikit lebih
rH+ besar karena menurunnya Zef

-24 pm

Widya Rahayu
₁H+ = 1s0 170331614043
Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA
Effendy. 2016.Perspektif Baru Ikatan Ionik Edisi 3.Malang: Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Widya Rahayu
170331614043

Kecenderungan Afinitas Elektron dalam Golongan


Masuknya satu
elektron tambahan
mengakibatkan
naiknya energi
tolakan elektron
dan memberikan
harga Ea yang Nomor atom naik= pengaruh gaya ikatnya
rendah. terhadap elektron tambahan(terluar) semakin
lemah

Zef Zef
terhadap elektron
terhadap elektron valensi unsur-unsur dalam satu
valensi unsur-unsur
golongan naik sangat sedikit dengan naiknya nomor
dalam satu golongan naik sangat sedikit
dengan naiknya nomor atom, sedangkan jari-
atom, sedangkan jari-jari atom naik secara tajam.
jari atom naik secara tajam.

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Widya Rahayu
170331614043

Keelektronegatifan
(Elektronegativity)
Kemampuan relatif atom untuk menarik elektron pada
dirinya sendiri pada waktu aton tersebut berikatan
dengan atom lain.

Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
Widya Rahayu
170331614043
Sejarah

Amedeo Carlo Avogadro

Kebangsaan : Italia Menunjukkan kesamaan antara proses


Ahli Bidang : Fisika netralisasi asam basa dengan netralisasi
Dikenal atas : Hukum Avogadro muatan listrik
Diteliti tahun : 1809

Sumber: Online. https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_avogadro


Widya Rahayu
170331614043

Linus Carl Pauling


Kebangsaan : Oswego, Oregon, AS
Ahli Bidang : Kimia Kuantum, Biokimia
Seorang ilmuwan Amerika Serikat dan satu-satunya orang yang memenangkan 2
penghargaan Nobel yang tidak terbagi, yakni Penghargaan Nobel dalam Kimia
pada 1954 dan Perdamaian pada 1962.

Sumber: Online. https://id.wikipedia.org/wiki/Linus_Carl_Pauling


Widya Rahayu
170331614043
Pauling
• Ikatan antara dua macam atom selalu lebih kuat
daripada harga yang diramalkan menurut kekuatan
ikatan masing-masing atom unsur dalam molekul
diatomiknya
Contoh.
Energi ikatan : Cl₂ = 242 kJ/mol
F₂ = 255 kJ/mol
Energi ikatan senyawa: Cl-F = 255 kJ/mol

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Widya Rahayu
170331614043

Dalam hal ini pauling berasumsi:

Ikatan Cl-F berupa kovalen Pauling mengenalkan


murni tunggal seperti Energi resonansi ionik ↔
halnya Cl-Cl maupun F-F, kovalen sebagai akibat
sehingga energi ikatannya adanya perbedaan
sebesar rata-rata elektronegativitas
keduanya yaitu 197.5 masing-masing atom
kJ/mol penyusun

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Widya Rahayu
170331614043

• Secara umum, pauling menyatakan bahwa


energi ikatan molekul heteropolar A-B
(simbolnya DAB ) > jumlah rata-rata (DA𝐴 +
DBB )
1
DAB = (DA𝐴 + DBB ) + ∆AB
2

Dari banyak data, pauling merumuskan


atau
∆AB = 23,06 (χ𝐴 − χ𝐵 )

χ𝐴 − χ𝐵 = 0,208 ∆AB

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Widya Rahayu
170331614043

Tabel Skala Keelektronegatifan Pauling

Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
Widya Rahayu
170331614043

• Kovalen Polar: Jika perbedaan


keelektronegatifan > 0,5 dalam skala pauling
• Kovalen nonpolar: Jika perbedaan
keelektronegatifan < 0,5 dalam skala pauling

Sumber: Parlan.2014. Kimia Organik I. Malang: FMIPA UM


Widya Rahayu
170331614043

Contoh
• HCl O2

3.44 - 3.44 = 0

X= 2.2 X= 3.16

3.16- 2.2 = 0.96


skala pauling Kovalen Nonpolar
(Kovalen Polar)

Sumber: Parlan.2014. Kimia Organik I. Malang: FMIPA UM


Widya Rahayu
170331614043

3.98 – 2.2 = 1.78 skala pauling 3.44 – 2.2 = 1.24 skala pauling

Kovalen Polar

Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
Widya Rahayu
170331614043
Keelektronegatifan R. Mulliken

Robert Sanderson Mulliken

Lahir : 7 Juni 1896 Terlahir sebagai anak seorang kimiawan


Kebangsaan : Amerika Serikat organik, selama Perang Dunia I ia
Ahli Bidang : Kimia dan Fisika membuat gas beracun di bawah James B.

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_S._Mulliken
Widya Rahayu
R- Mulliken 170331614043

Elektronegatifitas X(M) sebagai rata-rata energi


ionisasi dan afinitas elektron

1
χ(𝑀) = (𝐸𝑖 + 𝐸𝑎 )
2

Hubungan antara keduanya mendekati formula berikut


χ(𝑃) =1,35 χ(𝑀) - 1,37 χ(𝑃) = o,336(χ 𝑀 - 0,615)
atau
Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA
Widya Rahayu
170331614043
Keelektronegatifan A.L Allerd dan Rochow

Eugen George Rochow


Lahir : 4 Oktober 1909 Rochow bekerja pada kimia organosilicon;
Kebangsaan : Amerika Serikat pada tahun 1940-an, ia menggambarkan
Ahli Bidang : Kimia proses langsung, juga dikenal sebagai proses
Penghargaan: Medali Perkin,
Rochow atau proses Müller-Rochow
Beasiswa Guggenheim untuk ilmu
alam AS dan kanada
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Eugene_G._Rochow
Widya Rahayu
A.L. Allerd dan Rochow 170331614043

Elektronegatifitas sebagai gaya yang bekerja pada elektron-


elektron dalam atom pada jarak jejari kovalen(dalam Å)

𝑒 2 .𝑍𝑒𝑓
χ𝐴 = 2
𝑟 𝑘𝑜𝑣

Skala elektronegatif
Alferd Rochow
diperoleh hubungan

𝑍𝑒𝑓
χ(𝐴𝑅) = 0,359 + 0,744
𝑟2

Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA


Widya Rahayu
170331614043

Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan mempunyai harga elektronegatifitas


Yang semakin menurun dengan naiknya nomor atom, sedang dalam satu periode
Umumnya naik dengan naiknya nomor atom.
Sumber: Sugiyarto, K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA
Daftar Rujukan
Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang:
Indonesian Academic Publishing.
Lisdiana, Hayyun. Elektronegativitas. Online.
(https://www.academia.edu/6468494/Elektronegativitas)
Parlan.2014. Kimia Organik I. Malang: FMIPA UM
Sugiyarto,K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA.
Jawaban Pertanyaan

1. Apakah cara menghitung panjang ikatan rangkap atau rangkap tiga


sama dengan menghitung panjang ikatan kovalen tunggal? (Augusto
Daniel /kelompok 6)

Untuk menghitung panjang ikatan rangkap atau rangkap tiga


menggunakan persamaan Peter.
Tabel parameter ikatan rangkap Tabel keelektronegatifan
(C) beberapa atom untuk beberapa unsur

Contoh: Molekul Aseton


1. 𝑟𝐶=𝑂 = 𝑟𝐶 + 𝑟𝑂 − 10 𝑋𝐶 − 𝑋𝑂 − 10 𝐶𝐶 + 𝐶𝑂 − 17 𝑋𝐶 − 𝑋𝑂 log 𝑛
= 77 + 33 − 10 2,66 − 3,94 − 35 + 45 − 17 2,66 − 3,94 log 2
= 119,7 pm

2. 𝑟𝐶−𝑁 = 𝑟𝐶 + 𝑟𝑁 − 10 𝑋𝐶 − 𝑋𝑁 − 10 𝐶𝐶 + 𝐶𝑁 − 17 𝑋𝐶 − 𝑋𝑁 log 𝑛
= 77 + 75 − 10 2,99 − 3,68 − 35 + 38 − 17 2,99 − 3,68 log 3
= 115,9 pm
Jawaban Pertanyaan

2. Pada unsur transisi terdapat batasan satu dan batasan dua, itu
berdasarkan apa? (Anugerah Oktandi Aji/ Kelompok 5)

Batasan ini didasarkan dari perbedaan pandangan para ahli kimia.

Golongan Transisi, Unsur menurut batasan Unsur menurut batasan


d pertama kedua
I (pertama) Sc – Zn Sc – Cu
II (kedua) Y – Cd Y – Ag
III (ketiga) La dan Hf - Hg La dan Hf – Au
Golongan Transisi, Unsur menurut batasan Unsur menurut batasan
d pertama kedua
I (pertama) Sc – Zn Sc – Cu
II (kedua) Y – Cd Y – Ag
III (ketiga) La dan Hf - Hg La dan Hf – Au

Unsur-unsur transisi mencakup seluruh unsur-unsur dengan orbital nd(1-10)


menurut prinsip aufbau.

Secara umum batasan ini memberikan karakteristik konfigurasi elektron:


(n-1)d(1-10) ns(1-2

(n-1)d10ns2 Zn, Cd, dan Hg

Namun pandangan lain, mempertimbangkan bahwa ketiga unsur ini


mempunyai sifat-sifat yang berbeda (dalam hal sifat magnetis dan
warna misalnya) dengan umumnya sifat-sifat kelompok unsur transisi.
Widya Rahayu
Jawaban Pertanyaan 170331614043

3. Pada bagian keelektronegatifan ada contoh HCl disebut kovalen polar


karena memiliki perbedaan keelektronegatifan 0.9. Berapa rentang nilai
perbedaan keelektronegatifan untuk menentukan kovalen polar dan
kovalen non polar ? ( Agus Bimantoro / kelompok 1 )
Jawab:
Rentang nilai perbedaan keelektronegatifan antara dua atom yang berikatan
adalah sebagai berikut.
• Kovalen Polar: Jika perbedaan keelektronegatifan > 0,5 dalam skala
pauling
• Kovalen nonpolar: Jika perbedaan keelektronegatifan < 0,5 dalam skala
pauling
Adapun untuk senyawa yang terdiri dari atom lebih dari dua, bisa
ditentukan sifatnya kovalen polar atau nonpolar dengan momen dipol dan
kesimetrian.
Sumber: Parlan.2014. Kimia Organik I. Malang: FMIPA UM
Contoh Penentuan Berdasarkan Perbedaan
Keelektronegatifan

3.44 - 3.44 = 0

X= 2.2 X= 3.16

3.16- 2.2 = 0.96


skala pauling Kovalen Nonpolar
(Kovalen Polar)

Sumber: Parlan.2014. Kimia Organik I. Malang: FMIPA UM


Berdasarkan Momen Dipol

• Polar : jika momen dipol tidak saling


meniadakan, 𝜇 ≠ 0

Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
• Nonpolar: jika momen dipol saling
meniadakan, 𝜇 = 0

Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
Berdasarkan Kesimetrian
• Suatu molekul bersifat polar bila hanya memiliki sumbu
rotasi sejati (𝐶𝑛 ) dan bidang cermin vertikal (𝜎𝑣 ),
disamping unsur identitas(E).

• Adanya sumbu 𝐶𝑛 dan 𝜎𝑣 tidak menyebabkan momen


ikatan yang ada saling meniadakan , 𝜇 > 0, molekul H2 O
dan NH3 polar
Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
• Suatu molekul bersifat nonpolar apabila memiliki
pusat simetri

• Suatu molekul bersifat nonpolar apabila memiliki


𝜎ℎ (bidang horizontal) , i(pusat simetri), atau 𝑆𝑛
(sumbu semu)
Effendy. 2017. Molekul, Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang: Indonesian Academic Publishing
Jawaban Pertanyaan

4. a. Mengapa Berilium karena dari alkali tanah afinitas elektronnya


berharga positif ? ( Fatma Ustadzah / kelompok 3 )

Jawab:
Karena pada golongan alkali tanah seperti unsur Berilium memiliki
konfigurasi elektron penuh yaitu 1s2 2s2 maka masuknya satu elektron
tambahan menghasilkan ion Be- yang akan menempati orbital 2p dan
konfigurasinya menjadi tidak penuh yaitu 1s2 2s2 2p1 sehingga akan ada
energi tolakan antar elektron dan naiknya tolakan antar elektron valensi
yang menyebabkan suatu unsur tidak melepaskan energi malah justru
membutuhkan energi. Oleh karena itu nilai dari afinitas elektron Berilium
berharga positif. Namun, energi afinitas elektron yang berharga postitif
ini justru energi afinitasnya yang rendah karena adanya tolakan sehingga
membutuhkan energi (+) dan definisi dari afinitas elektron adalah energi
yang dilepaskan untuk menangkap satu elektron yang berharga negatif (-
).
Jawaban Pertanyaan

4. b) Darimana di dapat perhitungan Mulliken X= (1.97x 10-3)(Ei + Ea) +


0.19? ( Fatma Ustadzah / kelompok 3 )

Skala Mulliken Juga disebut Skala Absolute EN yang menggunakan mean dari EI
pertama dan EA untuk mengukur daya tarik ikatan EN energi ionisasi dan afinitas
elektron dalam elektronvolus
X= 0,187 (EI + EA / 2) + 0,17
dan energi dalam kJ/mol
X= (1.97x 10-3)(Ei + Ea) + 0.19
Elektronegativitas Mulliken hanya dapat dihitung untuk sebuah elemen yang
afinitas elektronnya diketahui. Dengan memasukkan definisi energik dari potensi
ionisasi dan afinitas elektron ke dalam elektronegativitas Mulliken,terdapat
perbedaan yang menunjukkan bahwa potensi kimia Mulliken memiliki pendekatan
yang berbeda dari segi elektronik sehubungan dengan jumlah elektron

Sumber: Review of the Periodic Table and its Trends.2017.Online.


(https://slideplayer.com/slide/8936202
Berbeda dari pauling, Mulliken mengusulkan pendekatan alternatif yang
melibatkan parameter atomik secara langsung yaitu energi ionisasi dan
afinitas elektron. Pada dasarnya elektronegatifitas (mutlak) atom didefinisikan
sebagai harga rerata energi ionisasi dan afinias elektron atom yang
𝟏
bersangskutan menurut formula : 𝝌(𝑴) = (𝑬𝒊 + 𝑬𝒂 )
𝟐
Namun demikian energi ionisasi yang dimaksudkan disini berhubungan
dengan tingkat valensi atom yang bersangkutan ,yaitu keadaan dimana atom
di anggap dalam keadaan dari bagian suatu molekul. Jadi, dalam perhitungan
melibatkan tingkat-tingkat spektroskopik atom yang bersangkutan. Hasilnya
berupa numerik yang paralel dengan skala pauling dan hubungan antara
keduanya mendekati formula berikut.

χ(𝑃) =1,35 χ(𝑀) - 1,37 χ(𝑃) = o,336(χ 𝑀 - 0,615)


atau

Sumber: Sugiyarto,K.H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA.


Jawaban Pertanyaan

5. Bagaimana cara membedakan jari-jari metalik dan jari-jari Van der


waals? ( Dany Tri wulandari / kelompok 4)

Jari – jari logam terdapat pada ikatan logam, sedangkan jari – jari van
der waals terdapat pada hampir semua ikatan karena van der waals
merupakan interaksi antar molekul, sedangkan ikatan logam
merupakan interaksi intra molekul.

Jari- jari Jari-jari Van der


Metalik Walls
Jawaban Pertanyaan

6.a. Pada awal perkembangannya, sistem periodik unsur didasarkan pada


nomor massa. Namun, saat ini didasarkan pada nomor atom. Mengapa
ada perubahan? (Ajeng Kusumawati/ Kelompok 3)

Karenakan pada saat itu pengurutan menggunakan kenaikan massa


atom, belum ada penemuan mengenai struktur atom.

Tahun 1913, Henry Moesley menemukan nilai


eksperimental muatan inti atau nomor atom
masing-masing unsur, dan menunjukkan
bahwa pengurutan model Mandeleev
sebenarnya merujuk kepada kenaikan nomor
atom.
Jawaban Pertanyaan

6.b. Berdasarkan ketidakpastian Heisenberg. Hanya dapat menentukan


kebolehjadian menemukan elektron. Bagaimana menemukan jari-jari
atom? ( Ajeng Kusumawati / kelompok 3)

Jawaban

• Werner Heisenberg membuktikan bahwa kedudukan partikel seperti


elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti pada saat yang sama.
Konsep ini dikenal sebagai konsep ketidakpastian Heisenberg.
• Elektron tidak mungkin mempunyai orbit(kulit) yang pasti dalam
mengelilingi inti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron di daerah tertentu dalam atom.
• Daerah atau ruang tempat elektron dapat ditemukan disebut
orbital.
• Orbital merupakan tingkat energi tertentu dalam atom.
• Besar, bentuk, dan kedudukan dalam ruang suatu orbital ditentukan
berdasarkan teori mekanika gelombang atau mekanika kuantum.
• Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom
mekanika kuantum ” Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan dengan pasti yang dapat ditentukan adalah
kemungkinan menemukan elektron sebagai fungsi jarak dari inti
atom”.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai