Anda di halaman 1dari 11

UNDANG-UNDANG

• KELOMPOK 1
NARKOTIKA
1. DIANDA APRILIA 1941012001
2. ANNISA NURFIATUL AINI 1941012003
3. ASRI HERMAYATI 1941012005
4. FARADILLA OKTAVIANI 1941012007
5. ANES NADIA QALBI A 1941012009
6. WIRA WAHYUDI NANDAYASA 1941012011
7. NURMAYRA AMRIZA 1941013007

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


LANDASAN HUKUM
• UU RI No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
• PMK No 7 Tahun 2018 Tentang perubahan Penggolongan Narkotika
• Keputusan Kepala BPOM No HK/04.1.35.07.13.3856 Tahun 2013
Tentang Penarikan Izin Edar Obat Yang Mengandung Carisoprodol
KASUS
• JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan lima tersangka dalam kasus peredaran obat jenis PCC (Paracetamol Caffein
Carisoprodol) dan obat keras lainnya di Kendari, Sulawesi Tenggara. Salah satunya yakni seorang apoteker berinisial WYKA
(34) dan asisten apoteker, AM (19). Penangkapan dilakukan setelah polisi membentuk tim gabungan yang terdiri dari
Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara, Direktorat Intelejen Keamanan, Direktorat Narkoba, dan Resimen
Kendari. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, para pelaku ditangkap di
tempat terpisah. "Tersangka berprofesi sebagai apoteker dan asisten apoteker ditangkap di TKP Apotek Qiqa Jalan Sawo 2
Kota Kendari," ujar Rikwanto melalui keterangan tertulis, Jumat (15/9/2017). (Baca juga: Komisi IX DPR Minta Pemerintah
Segera Bertindak Terkait Obat Mirip Flakka) Sementara tiga tersangka lainnya yaitu R (27), FA (33), dan ST (39) merupakan
pihak swasta dan berwiraswasta. Dari penangkapan ketiganya, polisi menemukan 1.643 butir obat yang dibuang di
belakang rumah, 988 butir dalam lemari baju, dan uang sebesar Rp 735.000. Ditemukan juga delapan toples putih tempat
menyimpan obat. "Total keseluruhan obat pil tersebut 2.631 butir," kata Rikwanto. Polisi juga berkoordinasi dengan Balai
Pengawasan Obat dan Makanan setempat serta Dinas Kesehatan. Hingga saat ini, jumlah korban yang telah mengonsumsi
obat bertambah menjadi 50 orang. Hal itu berdasarkan pendataan oleh BNN Kota Kendari. Satu dari mereka meninggal
dunia. Sebanyak 30 orang di antaranya dibawa ke rumah sakit jiwa. Salah satu korban, AN (17) yang merupakan tukang
parkir mengaku dirinya tak sadarkan diri usai mengkonsumsi lima butir obat PCC. Ia membelinya dari salah satu tukang
parkir Mall Rabam di Wisma Hotel, Kendari. Korban lainnya, HN (16) mengaku, telah mengonsumsi tiga jenis obat berbeda,
yakni Tramadol, Somadril, dan PCC. Tiga jenis obat itu dicampur dan diminum secara bersamaan dengan menggunakan air
putih. (Baca: Pengakuan HN usai Konsumsi Obat yang Membuatnya Dibawa ke RSJ) HN mengaku sudah dua kali
mengonsumsi obat-obatan itu. Setelah meminum obat itu, HN mengaku merasa tenang dan selanjutnya hilang kesadaran.
"Enak, tenang kaya terbang. Setelah itu saya tidak sadar lagi, pas sadar, saya sudah ada di sini (RS)," kata HN. HN
mendapatkan obat tersebut dari rekannya yang tinggal di Jalan Segar, Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota
Kendari. Tiga jenis obat itu dibelinya seharga Rp 75.000.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Peredaran Obat PCC, Apoteker dan Asisten Jadi
Tersangka", https://nasional.kompas.com/read/2017/09/15/08220261/kasus-peredaran-obat-pcc-apoteker-dan-asisten-
jadi-tersangka.
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Uraian Kasus
1. PCC
Adalah singkatan dari Paracetamol, Caffein dan Carisoprodol.
Pada kasus diatas permasalahan yang terjadi terletak pada kandungan
dalam PCC yaitu CARISOPRODOL.
Carisoprodol adalah
• Tablet PCC
Berikut ini sejarah dari peredaran dan penggunaan
carisoprodol di Indonesia :
A. Berdasarkan SK Menkes Tahun 1973 No 6171/A/SK/73 Carisoprodol
merupakan golongan obat keras.
(lampiran SS terkait uud diatas)
B. Sejak tahun 2000 Carisoprodol (somadril) banyak disalahgunakan
oleh remaja sebagai obat penenang (https://news.detik.com/berita/d-
3643743/bpom-pastikan-yang-beredar-di-kendari-adalah-obat-pcc)
c. Pada tahun 2013 izin edar carsiprodol dicabut berdasarkann
keputusan kepala BPOM HK/04.1.35.07.13.3856 tahun 2013.
pencabutan ini dikarenakan banyaknya penyalahgunaan yang terjadi.
(lampiran SS terkait sk diatas)
D. Pada tahun 2017 terjadi kasus peredaran obat PCC, salah satunya
kasus yang terjadi diatas. Yang terlibat dalam kasus ini diantaranya
apoteker dan asisten apoteker di Apotek QIQA di jl sawo 2 kota kendari,
Sulawesi Tenggara

Apoteker dan asisten apoteker ini telah melanggar peraturan tentang


izin edar carisoprodol oleh kepala BPOM HK/04.1.35.07.13.3856 tahun
2013 tentang pencabutan izin edar obat tersebut.
- HUKUMAN?
- UU NARKOTIKA YANG DILANGGAR PASAL?
Berdasarkan kasus yang telah terjadi maka pada tahun 2018 mentri
kesehatan memperbaharui peraturan PMK no 58 tahun 2017 tentang
penggolongan obat narkotika menjadi PMK no 7 tahun 2018.
Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa carisoprodol dimasukkan
kedalam narkotika golongan 1.

Anda mungkin juga menyukai