Anda di halaman 1dari 12

CSS Jurnal Konservasi

Eka Pottimau
12014103002
*
*Pendahuluan: Diastema gigi merupakan temuan umum
di klinik gigi. Silicon guide terbuat dari model waxed
cast, telah digunakan untuk membantu stratifikasi
resin komposit pada kasus diastema gigi
*Tujuan: Untuk menunjukkan teknik stratifikasi
tanpa menggunakan silicon guide
*Laporan kasus: penelitian ini melaporkan kasus
teknik stratifikasi untuk penutupan diastema
anterior tanpa menggunakan silicon guide
*Kesimpulan: Penutupan diastema dapat dengan cepat
dan mudah dilakukan menggunakan resin komposit
tanpa membutuhkan silicon guide buatan pabrik.

*Kata kunci: diastema; estetik gigi; resin komposit


*
* Diastema gigi merupakan celah atau ruang di antara dua gigi
yang berdekatan dalam satu lengkung rahang.
* penggunaan silicon guide telah banyak disarankan, Salah
satu dasar penggunaannya yaitu membantu teknik
stratifikasi resin komposit pada gigi anterior.
* Resin komposit menunjukkan sifat optikal yang baik,
menghasilkan tidak hanya warna, tapi translusensi, tekstur,
dan kecerahan gigi asli.
* sistem restorasi adesif direct dengan menggunakan resin
komposit telah menjadi alternatif pilihan yang konservatif,
cepat, harga lebih murah dan tahan lama.
* Karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk menunjukkan
teknik free-hand stratification resin komposit nanopartikel
dalam perawatan restoratif penutupan diastema anterior
melalui kasus klinis.
*
*Pasien perempuan berusia 21 tahun mencari perawatan
setelah selesainya perawatan ortodontiknya
*Pemerikasaan klinis, terdapat diastema antara gigi
insisivus sentral maksila yaitu kurang dari 2 mm

*Dipilih merestorasi gigi dengan menggunakan sistem


restorasi adesif direct.
*Dilakukan profilaksis dengan pumis dan air
*Pemilihan warna dentin dan enamel dilakukan
*Isolasi lapangan kerja dilakukan dengan
pemasangan rubber dam, dengan bantuan
orthodontik elastic rubber band untuk memperoleh
pergeseran gingiva gigi insisivus
*Polytetrafluoroethylene strip awalnya dipasangkan
pada gigi insisivus sentral kanan untuk mencegah
etsa pada gigi ini
*Permukaan enamel dietsa menggunakan asam
fosfat 35% sampai setengah gigi untuk mencegah
aplikasi resin pada permukaan gigi yang tidak
dietsa
Permukaan gigi dikeringkan dengan
absorbent paper, kemudian bonding
diaplikasikan menggunaan
microbrush dan dilakukan light
curing berdasarkan petunjuk pabrik

Permukaan palatal diaplikasikan


free-hand tanpa menggunakan
silicon guide, serta dengan bantuan
CompoRoller spatula, dengan
menggunakan warna resin translusen

Spatula dimiringkan dengan akhiran


restorasi pada sudut 0 derajat
permukaan enamel, sehingga
menghindari terbentuknya step
antara gigi dan bahan restorasi
* Inkremen warna A2D diaplikasikan,
meninggalkan ruang pada permukaan
insisal untuk mengkarakteristikkan area
gigi ini

* Warna yang lebih translusen diletakkan


pada area ini, menunjukkan perbedaan
sedikit dan translusensi tepi insisal.
Satu lapisan warna A2E diaplikasikan ke
permukaan labial dan disebarkan dengan
bantuan polyester strip, sebelum
dilakukan light curing akhir

* Setiap bagian resin komposit di-light


cured menggunakan alat LED sesuai
waktu yang disarankan oleh pabrik,
dengan posisi paling dekat dengan area
yang disinar. Prosedur yang sama
dilakukan pada gigi insisivus sentral
kanan
* Segera setelah mengeluarkan
rubber dam, finishing restorasi
dilakukan dengan bantuan blade
scalpel ukuran 12. Pada tahap ini,
penyesuaian insisal juga dilakukan.

* Setelah 24 jam, finishing dan


polishing akhir dilakukan. Sanding
strip digunakan pada permukaan
interproksimal, sementara kontur
restorasi dikurangi dengan abrasive
disc. Selanjutnya, rubber cup dan
felt disc dengan pasta polishing
digunakan untuk memperoleh
kecerahan akhir. Aspek akhir
restorasi dapat dilihat pada
*
* Diagnosis dan perencanaan perawatan yang adekuat harus menjadi
prioritas utama.
* evaluasi ukuran diastema merupakan dasar penentuan
menggunakan perawatan direct dan indirect, dengan menggunakan
keramik dan bahkan indikasi perawatan ortodontik.
* Diastema yang ditunjukkan pada kasus ini dapat diklasifikasikan
sebagai kecil, yaitu sekitar 0,5 sampai 2 mm.
* Prosedur restoratif adesif memiliki beberapa kelebihan yaitu:
keausan struktur gigi minimal, menunjukkan ketahanan klinis baik,
dan prosedur dapat dilakukan dengan cepat karena tidak
membutuhkan tahap laboratorium.
* Selain itu, ini merupakan prosedur reversibel dengan harga murah.
* Saat perencanaan perawatan, pengambilan keputusan antara
restorasi direct dan indirect harus mempertimbangkan usia
pasien, kebutuhan estetik serta adanya restorasi besar pada gigi
yang akan direstorasi.
* Teknik yang menggunakan silicon guide membutuhkan
kunjungan tambahan untuk memperoleh cetakan, dan harga
yang lebih mahal. Ini dapat diindikasikan pada kasus yang
lebih besar, dimana melibatkan beberapa gigi
* Bahan restorasi yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan bahan nanopartikel. Bahan dengan jenis partikel
ini memberikan permukaan yang lebih halus sehingga juga
memberikan hasil yang menguntungkan setelah prosedur
polishing dan brushing.
* Resin komposit nanopartikel cenderung menunjukkan sedikit
kehilangan kecerahan, serta peningkatan rugosity
superfisial lebih rendah seiring waktu
* komposit ini juga menunjukkan nilai kelarutan yang lebih
rendah, sehingga mempengaruhi ketahanan restorasi.
* prosedur finishing dan polishing permukaan restorasi
tergantung pada sistem restorasi yang digunakan, serta
jenis bahan restorasi yang digunakan
* dokter gigi harus memilih dengan teliti tidak hanya sistem
restorasi, tapi juga bahan finishing dan polishing yang
memiliki lebih banyak dan sering digunakan
* Kunjungan follow-up periodik harus dijadwalkan karena
walaupun digunakan resin komposit nanopartikel, terdapat
kecenderungan adanya noda superfisial dan kehilangan
kecerahan
* Karena itu, pemolesan kembali restorasi harus dilakukan jika
diperlukan, seiring berjalannya waktu
DANKJE

Anda mungkin juga menyukai